Anda di halaman 1dari 19

VOL. 2, NO.

2,
ISSN: 2476-9703
APRIL 2017

Journal homepage: http://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/muallimuna

Pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-Qur’an 30 Hari


untuk Siswa Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Banjarmasin

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

Penulis: Indonesia
Muhammad Iqbal Ansari
Pendahuluan: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
Dosen Prodi Penddikan Guru deskripsi mengenai pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-
Madrasah Ibtidaiyah Qur’an 30 Hari untuk anak usia SD/MI di Banjarmasin,
Universitas Islam Kalimantan capaian hafalan mereka, serta untuk mengetahui kendala
MAB Banjarmasin, Indonesia yang dihadapi penyelenggara Karantina maupun kendala
yang dihadapi oleh peserta. Metode: Metode yang
Email: digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
iqbal.barni@yahoo.com kualitatif. Hasil: Karantina Tahfidzh Al-Qur’an 30 Hari
untuk anak usia SD/MI di Banjarmasin dilaksanakan
dengan penerapan beberapa program, yaitu program inti,
Kata Kunci: program pendamping serta program layanan khusus.
Karantina; Capaian hafalan anak usia SD/MI yang mengikuti karantina
Tahfizh; ialah 2-3 juz. Kendala yang dihadapi penyelenggara
Sekolah Dasar; karantina dalam menangani peserta didik usia SD/MI
Madrasah Ibtidaiyah selama 30 hari ialah mengenai perilaku peserta usia SD/MI
yang suka bermain-main mengikuti program, sehingga
mereka kelelahan ketika mengikuti program seperti
Halaman: 1-18 persiapan hafalan. Adapun kendala yang dihadapi peserta
didik SD/MI ketika karantina ialah jadwal yang sangat
padat dan terdapatnya ayat-ayat Al-Qur’an yang sulit
untuk mereka hafal.

English
Introduction: The purpose of the research is to get
description about the implementation of 30 days quarantine
of the Al-Quran tahfizh for elementary school students in
Banjarmasin and their recitation achievement, and to
determine the problems which faced by the quarantine
organizer and the participants. Method: The method used
in this research is descriptive qualitative method. Result:
The 30 days quarantine of Al-Qur’an tahfizh for elementary
school students in Banjarmasin implemented by applying
some programs, namely prime program,
secondary/companion program, and special case program.
The recitation achievement of elementary school students is
2-3 juz. The problem which faced by the quarantine
organizer in handling the participants for the 30 days is
about the participants’ behavior; as children, in this age
they mostly like playing and having fun with their friends.
Pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-Qur’an 30 Hari.., Oleh: Muhammad Iqbal Ansari : 1-18........2

As a result, they can easily get tired when joining the


program like the preparation for the recitation. On the other
hand, the problem which faced by the participants is about
the tight schedule and there are some verses which quite
difficult for them to recite and remember.

1. PENDAHULUAN yang didengar serta dibaca oleh para

sahabat Nabi saw (Shihab, 2007).


Al-Qur’an memperkenalkan dirinya
Dalam Tafsir al-Mawardi disebutkan
dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di
bahwa ada beberapa perkataan tentang
antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab
maksud dari “Pemeliharaan” atau al-Hifzh,
yang keotentikannya dijamin oleh Allah,
salah satunya ialah dijaganya Al-Qur’an
dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara.
dalam hati orang yang menginginkan
Sebagaimana firman Allah swt.:
)9:‫حنوُظفاِحلَح هحل نَّاِإوح رحكْذالِِّ احْنلزاحن نُْنَح نَّاِإ‬
ْ ( ‫رجاَل‬ kebaikan dan menghilangkannya dari orang

yang menginginkan kejelekan. Dalam Tafsir


Artinya: “Sesungguhnya Kami yang
al-Ajibah disebutkan juga bahwa makna
menurunkan Al-Quran dan
Kamilah Pemelihara-pemelihara- “Pemeliharaan” atau al-Hifz yaitu bahwa
Nya”. (Q.S Al-Hijr:9).
Allah akan menjaga al-Quran melalui

para Qurra’. Dan yang dimaksud dengan


Demikianlah Allah menjamin
para Qurra’ ini adalah para penghafal Al-
keotentikan Al-Quran, jaminan yang
Qur’an.
diberikan atas dasar Kemahakuasaan dan
Berdasarkan beberapa penafsiran di
Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-
upaya yang dilakukan oleh makhluk- atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

makhluk-Nya, terutama oleh manusia. terdapat andil umat manusia dalam

Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim menjaga keotentikan Al-Qur’an, yaitu
dengan menghafalnya. Oleh karena itu
percaya bahwa apa yang dibaca dan
beberapa tokoh mengatakan bahwa orang-
didengarnya sebagai Al-Quran tidak
berbeda sedikit pun dengan apa yang orang yang menghafal Al-Qur’an termasuk

pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan dari ahlullah, keluarga Allah, karena

keterlibatan mereka dalam menjaga Al-

Qur’an. Dengan begitu tidak mudah bagi


3 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, No. 2, April 2017

para musuh-musuh Islam untuk sebagai sekolah tingkat dasar yang telah
menyelipkan pemikiran mereka melalui menjadikan kegiatan menghafal Juz Amma
penambahan atau pengurangan huruf, kata, sebagai ciri khas lembaga. Bahkan saat ini

atau kalimat Al Qur’an, serta bahkan capaian hafalan siswanya sudah melebihi

mengubah isinya untuk menyesatkan umat Juz Amma ketika lulus.

Islam. Guna mendorong minat menghafal Al-

Berdasarkan hal tersebut di atas, para Qur’an ini, berbagai upaya dilakukan. salah

ulama menekankan betapa pentingnya satunya dengan memberikan beasiswa bagi

menghafal Al-Qur’an dengan membuat para penghafal Al-Qur’an, baik itu beasiswa

kesepakatan bahwa hukum menghafal Al- di SLTP, SLTA, maupun di Perguruan

Qur’an adalah fardhu kifayah. Prinsip dari Tinggi, bahkan terdapat sebuah perguruan

fardhu kifayah ini dimaksudkan bahwa tinggi di Jawa Tengah yang memberikan

harus ada minimal satu orang yang hafal beasiswa penuh bagi calon mahasiswa

Al-Qur’an dari suatu masyarakat, jika tidak kedokteran yang telah hafal Al-Qur’an 30

maka masyarakat tersebut dianggap Juz. Atau juga seperti sebuah perguruan

berdosa. Imam Sayuti dalam al-Itqan tinggi agama Islam di Banjarmasin yang

mengatakan “Ketahuilah, sesungguhnya juga memberikan beasiswa penuh bagi

menghafal Al-Qur’an itu adalah fardhu calon mahasiswa yang hafal 15 juz dari Al-

kifayah bagi umat” (Putra, 2013). Qur’an.

Dewasa ini, menghafal Al-Qur’an atau Terdapat keutamaan atau keunggulan

yang dikenal dengan tahfidzh mulai menjadi dari menghafal Al-Qur’an, baik itu

tren, terutama di Indonesia sejak keutamaan di akhirat sebagaimana yang

diadakannya acara Hafizh Indonesia yang diterangkan dari berbagai hadits nabi

diadakan oleh sebuah stasiun televisi Muhammad saw., atau keutamaan di dunia

swasta. Bukan hanya sampai di situ, sebagaimana diutarakan oleh ahli


bermunculan lembaga-lembaga pendidikan pendidikan anak di Kalimantan Selatan,
yang menjadikan kegiatan menghafal Al- Karyono Ibnu Ahmad, bahwa anak yang
Qur’an sebagai program unggulannya. menghafal Al-Qur’an niscaya prestasinya

Misalnya seperti SDIT Ukhuwah akan meningkat. Hasil Penelitian Ilmiah


Banjarmasin dan SDIT Rabbani Banjarbaru oleh Shalih bin Ibrahim, seorang guru besar
Pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-Qur’an 30 Hari.., Oleh: Muhammad Iqbal Ansari : 1-18........4

dari Universitas al-Imam Muhammad bin pondok tahfizh di Kalimantan Selatan, rata-
Sa’ud al-Islamiyyah juga membuktikan rata para peserta didik mampu menghafal
bahwa ketika kadar hafalan al-Qur’an Al-Qur’an 30 Juz paling cepat selama 2
peserta didik meningkat maka akan tahun, dengan rata-rata menghafal 1 hari
meningkat pula kesehatan jiwanya (VOA satu halaman dan ditambah dengan
Islam, 2009). kegiatan murojaah atau pengulangan

Menghafal Al-Qur’an atau tahfidzh hafalan.

adalah kegiatan yang dikira sulit bagi Jangka waktu tersebut menjadi kendala
sebagian orang. Sebagian yang lain merasa bagi orang yang ingin menghafal Al-Qur’an,
pesimis bisa menghafalnya, terlebih untuk karena dengan waktu selama itu calon
orang non-Arab yang bahasa bawaan peserta didik harus rela menghabiskan
lahirnya bukan bahasa Arab. Membacanya sebagian besar waktunya hanya untuk
saja kesulitan, apalagi menghafalnya. menghafal dan mengorbankan sekolah atau

Namun seiring dengan berjalannya kuliahnya. Hal ini disebabkan sekolah dan

waktu, berbagai cara telah ditemukan untuk kuliah menurut sebagian kalangan

mempermudah seseorang dalam menghafal mengganggu proses menghafal. Kenapa?

Al-Qur’an, seperti ditemukannya metode Karena energi dan waktu peserta didik

Tikrar, metode Yadain, atau metode dianggap terkuras ketika sekolah atau

lainnya. Penggunaan metode diselaraskan kuliah, juga terbebani dengan materi dan

dengan gaya belajar seseorang, karena tugas, ditambah lagi dengan kegiatan-

berbeda orang maka berbeda pula kegiatan sekolah atau kuliah lainnya.

kemampuan dan gaya belajarnya. Terdapat beberapa lembaga yang

Masing-masing metode yang menawarkan program menghafal Al-Qur’an

ditemukan tersebut mempunyai kelebihan sambil sekolah atau kuliah, misalnya

dan kekurangan, namun memiliki satu diadakannya asrama tahfidzh khusus


persamaan, yaitu harus ditempuh dalam mahasiswa di sekitar UIN Antasari
jangka waktu yang panjang. Banjarmasin, asrama tahfidzh bagi siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan sekolah di Kota Amuntai, atau asrama

pengasuh dan peserta didik dari beberapa tahfizdh untuk siswa dan mahasiswa di Kota
5 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, No. 2, April 2017

Malang. Namun lembaga tahfizdh seperti ini Karantina Tahfidzh Al-Qur’an


biasanya baru bisa menghasilkan penghafal merupakan kegiatan di mana para peserta
Al-Qur’an yang lebih dari 2 tahun. Hal ini didik akan dikarantina atau ditempatkan
dikarenakan target hafalan harian tidak pada suatu asrama selama 30 hari untuk
terlalu tinggi agar para peserta didik fokus menghafal Al-Qur’an setiap hari
mampu membagi waktu dan tenaganya dengan diselingi istirahat tidur siang dan
antara belajar dengan menghafal. shalat bersama. Para siswa juga diberikan

Oleh karena itu, penting kiranya untuk pengawasan kesehatan intensif dengan

mencari alternatif lain guna memberikan pemberian asupan makanan yang bergizi

kesempatan dan kemudahan bagi orang- serta suplemen tambahan.

orang yang ingin menjadi penghafal Al- Dalam dunia pendidikan, anak pada
Qur’an. Salah satu dari alternatif tersebut usia sekolah dasar merupakan masa-masa
adalah diadakannya program Karantina emas untuk menghafal. Hal ini dibuktikan
Tahfidzh Al-Qur’an. bahwa para tokoh-tokoh Islam pada zaman
Karantina Tahfidzh Al-Qur’an pertama dahulu seperti Imam Syafi’i dan Ibnu Sina

kali diterapkan di Bandung pada tanggal 10 sudah hafal Al-Qur’an pada usia sekolah

Juni hingga 10 Juli 2014 dengan target dasar yaitu antara 6-12 tahun. Menurut

selama 30 hari mampu menyelesaikan Syekih Khalid Abdul Mun’im Ar Rifa’i,

hafalan sebanyak 30 juz. Dan kegiatan ini beliau menyatakan bahwa usia yang afdhal

menghasilkan para hafidzh yang mampu untuk menghafal Al-Qur’an adalah sejak

menghafal ribuan ayat Al-Qur’an dalam usia 3 tahun. Dan tradisi menghafal Al-

kurun waktu 30 hari bahkan beberapa Qur’an pada usia emas ini masih diterapkan

diantaranya mampu menyelesaikan dalam di Negara-negara di wilayah Timur Tengah

waktu kurang dari 30 hari. para peserta dan Afrika Utara.

berasal dari berbagai usia mulai dari di Pada tanggal 29 Mei 2016– 29 Juni 2016
bawah 10 tahun hingga di atas 40 tahun. diadakan Karantina Tahfidzh Al-Qur’an
Juga dari profesi yang beragam, mulai dari pertama kali di pulau Kalimantan, yaitu di
pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, guru Kota Banjarmasin selama 30 hari dengan
hingga pengusaha (Yayasan Hamasah, batasan umur paling muda adalah 10 tahun.

2016).
Pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-Qur’an 30 Hari.., Oleh: Muhammad Iqbal Ansari : 1-18........6

Oleh sebab itu, penulis tertarik melakukan berupa program, kegiatan, peristiwa, atau
penelitian pada kegiatan tersebut. sekelompok individu yang terkait oleh
tempat, waktu, dan ikatan tertentu. Studi
2. METODE
Kasus adalah penelitian yang diarahkan

Penelitian ini berjudul “Pelaksanaan untuk menghimpun data, mengambil

Karantina Tahfidzh Al-Qur’an 30 Hari makna, dan memperoleh pemahaman dari

untuk Anak Usia SD/MI di Banjarmasin”. kasus tersebut.

Berdasarkan judul tersebut, maka penelitian Penelitian ini bertempat di Ma’had


ini bersifat mencari gambaran atau deskripsi Umar bin Khatthab Jl. Mahat Kasan,
mengenai pelaksanaan kegiatan karantina Komplek Permata Elok RT. 35 No. 1
tahfidzh untuk anak usia SD/MI di Simpang Gatot Subroto, Banjarmasin,
Banjarmasin. Kalimantan Selatan.

Menurut Bogdan dan Taylor dalam


3. HASIL
J. Moleong bahwa metodologi kualitatif
diartikan sebagai prosedur penelitian yang Adapun gambaran umum penelitian ini
menghasilkan data deskriptif berupa kata- di antaranya memuat tentang sejarah
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan singkat berdirinya Ma’had Tahfizul Qur’an
perilaku yang dapat diamati dan diarahkan Umar bin Khattab Banjarmasin serta
pada latar dan individu secara utuh. Tujuan kerjasama pihak Ma’had dengan Yayasan
penelitian kualitatif adalah mencari dan Karantina Tahfidz Al-Qur’an Nasional

memperoleh informasi mendalam dalam melaksanakan Karantina Tahfidzh

dibandingkan dengan luas atau banyaknya pada bulan Ramadhan pada tahun 2016

informasi (Moleong, 2011). serta.

Adapun jenis penelitian yang Berdasarkan hasil wawancara dengan

digunakan dalam penelitian ini adalah studi ketua Ma’had Tahfizul Qur’an umar bin
kasus (case studies). Menurut Djunaidi khattab diperoleh informasi bahwa Ma’had
Ghony & Fauzan, Studi Kasus (case study) Tahfizul Qur’an umar bin khattab berdiri

merupakan penelitian tentang sesuatu pada tahun 2011. Dengan latar belakang

“kesatuan sistem.” Kesatuan ini dapat sebelum berdirinya Ma’had terlebih dahulu
7 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, No. 2, April 2017

berdiri sebuah musholla yang diberi nama sejumlah rumah tahfiz di Banjarmasin, yaitu

musholla Ukhuwwah, selain digunakan Al-Haromain, Qoryah Toyyibah, Ma'had

untuk kegiatan sholat rawatib, musholla ini Ummul Quro, dan Al-Firdaus, di mana para

juga digunakan sebagai tempat para muhafidzh yang membimbing peserta

mahasiswa IAIN Program Khusus untuk karantina merupakan kumpulan muhafidzh

menyetorkan hafalannya kepada imam dari ma’had-ma’had tersebut dengan

musholla yakni ustadz Zainal Hakim. program dan manajemen dari Yayasan

Bermula hanya dengan beberapa orang saja Karantina Tahfidz Al-Qur’an Nasional.

sampai pada akhirnya mahasiswa semakin Pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-Qur’an

banyak bertambah. Maka dirasa perlu untuk 30 Hari

mendirikan sebuah lembaga tahfizh, atas Pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-


inisiatif seorang donator yang sejak awal Qur’an 30 Hari dimulai dengan menjaring
sudah melihat kegiatan ini sebagai kegiatan peserta melalui spanduk, brosur, dan media
penuh manfaat, hingga akhirnya publikasi lainnya. Syarat-syarat yang harus
didirikanlah sebuah gedung tiga lantai dipenuhi untuk menjadi peserta Karantina
untuk digunakan sebagai wadah untuk Tahfidzh 30 Hari secara administrative ialah
menimba ilmu Alquran khususnya tahfiz mendaftar melalui pesan singkat atau
Alquran. Ma’had Tahfizul Qur’an Umar bin langsung mendatangi sekretariat Karantina
Khattab sudah berdiri kurang lebih lima Tahfidz. Selain itu calon peserta juga harus
tahun dan sekarang lembaga ini telah resmi memenuhi beberapa syarat khusus yaitu:1)
terdaftar di Kantor Kementerian Agama muslim atau muslimah, 2) memiliki niat
Kota Banjarmasin pada tahun 2013. yang lurus hanya karena Allah, 3) sehat

Selanjutnya pada tahun 2016, pihak jasmani dan rohani. 4) mempunyai tekad

Ma’had Tahfizul Qur’an Umar bin Khattab yang kuat untuk menhafal, 5) mampu

bekerjasama dengan Yayasan Karantina membaca Al-Qur’an sesuai tajwid, 6)

Tahfidz Al-Qur’an Nasional yang berpusat berusia minimal 10 tahun, dan 7) siap

di Kuningan, Jawa Barat, untuk mematuhi tata tertib.


mengadakan program Karantina Tahfidzh Setelah mendaftarkan diri, peserta akan
selama 1 bulan dengan target 10 juz. diseleksi oleh pihak pengelola Karantina.
Program ini juga merupakan hasil bersama Adapun materi seleksinya ialah Tes Tahsin
Pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-Qur’an 30 Hari.., Oleh: Muhammad Iqbal Ansari : 1-18........8

dan Tahfidzh. Tes Tahsin ialah suatu tes di Pengumuman kelulusan akan
mana peserta diminta untuk membaca diinformasikan oleh pihak pengelola

beberapa ayat Al-Qur’an dengan melihat melalui pesan singkat kepada kontak

mushaf. Sedangkan pada meteri Tes masing-masing peserta.

Tahfidzh, peserta akan diberi waktu 10 Setelah dinyatakan lulus, peserta


menit untuk menghafal ayat yang belum diminta untuk bersiap-siap tinggal di
dihafal sebelumnya, dan setelah 10 menit asrama dari tanggal 29 Mei– 29 Juni 2016.
tim seleksi akan menghubungi kembali dan Dan berikut adalah aktifitas harian yang

meminta peserta tersebut untuk harus dilaksanakan peserta Karantina


menyetorkan hafalannya. Tahfidz Al-Qur’an 30 Hari:

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Karantina Tahfidzh 30 Hari

No Waktu Kegiatan
1 02.45 – 03.00 Bangun dan Qiyamullail:
WITA
Pada pukul 02.45 – 03.00 WITA, para peserta akan dibangunkan
oleh pengelola untuk mengikuti program yang pertama, yaitu

shalat tahajjud atau Qiyamullail. Para peserta diwajibkan untuk

melaksanakan shalat tahajjud secara berjamaah. Shalat tahajjud

dilaksanakan sebanyak dua rakaat. Adapun yang dibaca pada

surah tahajjud adalah Al-Qur’an sebanyak setengah juz dari Al-

Qur’an. Waktu yang dihabiskan biasanya ± 30 menit.

2 03.00 – 04.00 Persiapan Setoran Pagi:


WITA
Para peserta setelah shalat tahajjud akan dikondisikan untuk
menghafal hafalan baru yang akan disetorkan pada kegiatan

berikutnya. Diberikan keleluasaan bagi peserta untuk

menggunakan metode seperti apa yang baginya mudah untuk

menghafal, misalnya terdapat peserta yang menghafal sambil

berjalan atau berdiri, ada yang bersandar di dinding, ada yang

menghadapa dinding, bahkan ada yang sambil shalat sunnah


9 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, No. 2, April 2017

untuk memastikan hafalan yang akan disetorkan sudah matang.

Selama 60 menit, peserta usia SD/MI dimaksimalkan agar hafal

paling minimal setengah halaman.


3 04.00 – 05.00 Sahur:
WITA
Pada saat peserta mempersiapkan hafalan, hidangan untuk sahur
sudah mulai dipersiapkan, sehingga pada pukul 04.00 WITA,

makanan sudah terhidang dan peserta tinggal mencuci tangan dan

menyantap hidangan sahur hingga waktu imsak tiba. Menu yang

disajikan ditangani oleh tim khusus dengan memperhatikan

asupan gizi yang baik dan cukup bagi peserta karantina tahfidzh.
4 05.00 – 06.00 Shalat Shubuh Berjamaah, kultum (muhafizh):
WITA
Shalat shubuh dilaksanakan secara berjamaah di mushalla,
dipimpin salah seorang muhafidzh (Guru yang menerima setoran

hafalan), kemudian dilanjutkan dengan Kuliah Tujuh Menit untuk

memberikan motivasi serta siraman rohani bagi para peserta

karantina.
5 06.00 – 06.30 Olahraga dan Relaksasi:
WITA
Olahraga yang dilakukan adalah senam ringan. Salah seorang
pengelola akan memimpin senam ringan ini untuk membuat

kondisi fisik dan pikiran peserta lebih rileks dan siap untuk

kembali menghafal.
6 06.30 – 08.00 Setoran Hafalan 1:
WITA
Para peserta maju ke depan, duduk menghadap kiblat untuk
menyetorkan atau memperdengarkan hafalannya kepada

muhafidzh (guru) secara bergantian. Muhafidzh menyimak bacaan

santri sampai selesai, jika ada kesalahan pengasuh langsung

memberikanarahandanperbaikan.Muhafidzhakan

menandatangani dan memberikan nilai terhadap kualitas setoran

hafalan peserta dalam buku laporan setoran. Nilai di bawah 70,


Pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-Qur’an 30 Hari , Oleh: Muhammad Iqbal Ansari : 1-18 10

artinya peserta harus mengulang kembali hafalannya untuk

disetorkan.

Adapun setoran untuk peserta karantina usia SD/MI

menggunakan metode Fardi, dengan langkah-langkah berikut:

a. Guru menentukan batasan ayat yang akan dihafal

b. Guru meminta peserta didik membacakan ayat-ayat yang akan

dihafal dihadapannya dan membenarkan jika ada yang salah

dengan cara mendiktekannya

c. Peserta didik membaca dan menghafal sendiri ayat-ayat yang

ditentukan dengan suara yang keras agar melibatkan indra

penglihatan dan pendengaran sekaligus ketika menghafal

d. Peserta didik menghafal ayat yang ditentukan dengan metode

Tikrar dengan Mushaf Al-Qur’an metode Tikrar, yaitu di mana

peserta didik akan mengulang-ulang ayat selama lebih dari 20

kali lebih hingga dia hafal ayat tersebut.

e. Jika sudah hafal, peserta didik menyetorkan hafalan kepada

guru. Dan jika masih banyak kesalahan atau terbata-bata dalam

menghafal, maka peserta didik harus mengulang hafalannya

lagi hingga lancar.


08.00 – 09.00
7 Mandi dan Istirahat:
WITA
Setelah setoran, para peserta diberikan waktu untuk istirahat dan
mandi pagi selama 60 menit. Peserta tidak perlu mencuci

memikirkan pakaiannya yang belum dicuci, karena pengelola

sudah memberikan layanan laundry kepada peserta, sehingga bisa

focus untuk menghafal.


09.00 – 11.00
8 Persiapan Hafalan dan Setoran Hafalan 2:
WITA
Peserta kembali menuju ruang tengah asrama untuk menghafal
hafalan baru dan kemudian menyetorkannya kepada muhafidzh.
11 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, No. 2, April 2017

Para peserta menyetorkan atau memperdengarkan hafalannya

kepada muhafidzh (guru) secara bergantian. Guru akan

menandatangani dan memberikan nilai terhadap kualitas setoran

hafalan peserta dalam buku laporan setoran. Setelah peserta

menyetorkan hafalan, dia akan kembali lagi ke barisan pada

bagian belakang untuk menunggu giliran murojaah (mengulang)

hafalannya kepada muhafidzh.


9 11.00 – 12.00 Tidur Siang:
WITA
Peserta karantina diwajibkan untuk tidur siang selama 1 jam. Hal
ini dilakukan untuk menjaga kondisi fisik peserta agar tidak

mengantuk dan lelahdalam melaksanakan program berikutnya

yaitu persiapan setoran sore.


10 12.00 – 13.00 Shalat Dhuhur Berjamaah:
WITA
Shalat dhuhur dilaksanakan secara berjamaah di mushala.
11 13.00 – 15.30 Persiapan Setoran dan Setoran Hafalan 3:
WITA
Setelah shalat dhuhur, peserta kembali menuju ruang tengah
asrama untuk menghafal hafalan baru dan kemudian

menyetorkannya kepada muhafidzh.

Para peserta menyetorkan atau memperdengarkan hafalannya

kepada muhafidzh (guru) secara bergantian. Guru akan

menandatangani dan memberikan nilai terhadap kualitas setoran

hafalan peserta dalam buku laporan setoran. Setelah peserta

menyetorkan hafalan, dia akan kembali lagi ke barisan pada

bagian belakang untuk menunggu giliran murojaah (mengulang)

hafalannya kepada muhafidzh.


12 15.30 – 16.30 Shalat Ashar Berjamaah dan Kultum (peserta):
WITA
Shalat ashar berjamaah dilaksanakan di mushalla. Setelah shalat
ashar, pengelola akan memimnta salah seorang peserta karantina

yang telah ditunjuk sebelumnya untuk memberikan Kultum atau


Pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-Qur’an 30 Hari..., Oleh: Muhammad Iqbal Ansari : 1-18 12

tausiyah selama ±10 menit.


13 16.30 – 17.30 Murajaah (Mengulang Hafalan):
WITA
Peserta didik mengulang hafalan yang telah disetorkan. Selama
kurang lebih 30 menit peserta mengulang hafalannya secara

sendiri-sendiri, selanjutnya disetorkan kepada salah seorang

temannya secara bergantian. Kegiatan ini disebut dengan sima’an.


14 17.30 – 18.30 Mandi dan Murajaah:
WITA
Para Peserta Diberikan Waktu Untuk Mandi Sekaligus Istirahat.
Namun tidak juga larangan bagi peserta yang masih ingin

mengulang hafalannya hingga waktu berbuka puasa tiba.


15 18.30 – 19.00 Buka Puasa – Shalat Magrib Berjamaah:
WITA
Peserta berkumpul di ruang tengah untuk berbuka puasa dengan
posisi duduk saling berhadapan. Salah seorang peserta diminta

untuk memimpin membaca doa-doa sebelum berbuka puasa.

Setelah berbuka, peserta menuju mushalla untuk melaksanakan

shalat maghrib berjamaah.


16 19.00 – 19.30 Persiapan Setoran Malam:
WITA
Peserta tetap bertahan di mushalla sambil menunggu waktu shalat
isya dengan mempersiapkan setoran hafaannya setelah shalat

taraweh.
17 19.30 – 21.00 Shalat Isya dan Taraweh Berjamaah:
WITA
Shalat isya dilaksanakan secara berjamaah dan kemudian
dilanjutkan dengan shalat taraweh berjamaah. Shalat taraweh

dilaksanakan sebanyak 20 rakaat. Setiap 1 rakaat, setelah surah al-

fatihah, imam akan membaca 1 halaman dari Al-Qur’an, 10

halaman dalam 20 rakaat yang artinya imam membaca ½ juz dari

Al-Qur’an selama shalat taraweh berlangsung.


18 21.00 – 23.00 Setoran Hafalan 4:
WITA
13 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, No. 2, April 2017

Peserta kembali menuju ruang tengah asrama untuk menghafal

hafalan baru dan kemudian menyetorkannya kepada muhafidzh.

Para peserta menyetorkan atau memperdengarkan hafalannya

kepada muhafidzh (guru) secara bergantian. Guru akan

menandatangani dan memberikan nilai terhadap kualitas setoran

hafalan peserta dalam buku laporan setoran. Setelah peserta

menyetorkan hafalan, dia akan kembali lagi ke barisan pada

bagian belakang untuk menunggu giliran murojaah (mengulang)

hafalannya kepada muhafidzh.


19 23.00 – 02.45 Tidur Malam:
WITA Pada pukul 23.00 WITA, pengelola mewajibkan setiap peserta
untuk kembali ke kamar masing-masing. Pengelola akan

mengawasi agar tidak ada peserta yang melaksanakan aktifitas

selain istirahat, karena waktu yang disediakan untuk tidur malam

tidak lebih dari 4 jam. Sehingga harus benar-benar dimanfaatkan

dengan efektif.

Peserta yang mengikuti kegiatan setelah itu peserta istirahat, dan setelah

Karantina Tahfidzh 30 Hari ini shalat jum’at, kegiatan dilaksanakan

mendapatkan akomodasi penuh selama sebagaimana biasanya. Olahraga memanah

karantian seperti penginapan, catering, ini selain untuk melaksanakan anjuran

laundry, seragam wisuda, toolkits, Al- Rasulullah Saw. juga untuk melatih

Qur’an (Mushaf Al-Qur’an biasa 1 buah dan konsentrasi dan fokus peserta karantina.

Al-Qur’an terjamah 1 buah), pelayanan Capaian Hafalan Anak Usia SD/MI yang

kesehatan setiap minggu, dan kegiatan Mengikuti Karantina Tahfidzh Al-Qur’an


Selama 30 Hari
olahraga panahan.
Pengelola Karantina Tahfizh 30 Hari
Adapun kegiatan rutin mingguan yang
membedakan target hafalan antara peserta
dilaksanakan pada Karantina Tahfidz 30
yang berusia SD/MI. Peserta dari usia SLTA
Hari ialah olahraga panahan yang
ke atas ditargetkan untuk hafal 1 juz Al-
dilaksanakan pada hari jumat pagi pukul
Qur’an selama 3 hari, sehingga target dalam
07.00 WITA hingga pukul 10.00 WITA,
Pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-Qur’an 30 Hari.., Oleh: Muhammad Iqbal Ansari : 1-18........14

1 bulan tercapai hafalan minimal 10 juz.


Peserta usia SLTP ditargetkan hafalan Kendala yang Dihadapi Penyelenggara
minimal 2 lembar perhari, atau 1 juz dalam Karantina Tahfidzh Al-Qur’an dalam
Menangani Peserta Didik Usia SD/MI
jangka waktu 5 hari, artinya minimal 6 juz Selama 30 Hari
dalam waktu 1 bulan. Sedangkan anak usia
SD/MI diberikan target 1 lembar perhari, Berdasarkan wawancara dengan Ustadz

artinya 1 juz dalam waktu 10 hari, sehingga Zainuddin, selaku Ketua Pelaksana

dalam waktu 1 bulan tercapai hafalan Karantina Tahfidzh 30 Hari di Banjarmasin,

minimal 3 juz. didapati data bahwa kendala yang dihadapi


oleh pihak pengelola adalah mengenai
Berdasarkan hasil wawancara dengan
tingkah laku peserta usia SD/MI yang masih
Ustadz Syarif, salah seorang pengelola
sering bermain-main dan kurangnya
Karantina, didapati data bahwa rata-rata
kesadaran dalam mengikuti program yang
hafalan baru peserta karantina usia SD/MI
diterapkan dengan disiplin. Peserta usia
selama 30 hari adalah 2-3 juz. Data ini juga
SD/MI biasanya pada saat jam untuk
sesuai dengan hasil wawancara peneliti
istirahat atau persiapan setoran, mereka
dengan 6 orang peserta usia SD/MI, di mana
justru bercanda. Akhirnya ketika mengikuti
3 orang mampu mencapai hafalan 2 ½ juz, 2
persiapan setoran atau setoran hafalan,
orang mampu mencapai hafalan 3 juz, dan 1
mereka akan mengantuk dan tertidur,
orang mampu mencapai hafalan 4 ½ juz.
sehingga target hafalan tidak tercapai.
Berikut daftar capaian hafalan peserta
karantian usia SD/MI: Masalah lain yang dihadapi adalah
kesulitan ketika membangunkan peserta
Tabel 2. Daftar Capaian Hafalan Peserta
Karantina Tahfidz Usia SD/MI usia SD/MI untuk melaksanakan Qiyamullail
pada pukul 02.45 WITA. Hal ini
No Nama Capaian Hafalan
1 Zaid 2 ½ juz dikarenakan fisik anak-anak yang kelelahan.
2 M.Mumtaza Rifqi 4 ½ juz Menurut Ustadz Zainuddin hal ini
3 Abdullah Azzam 2 ½ juz
dikarenakan mereka tidak beristirahat di
4 Yogie Hifni 2 ½ juz
5 M. Daffa 3 juz saat seharusnya istirahat, mereka justru
6 M. Arsyi Firza 3 juz
bermain dan bercanda di waktu istirahat.
15 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, No. 2, April 2017

Padahal pihak pengelola sudah peneliti terhadap 6 orang peserta usia


mengantisipasi kelelahan fisik peserta SD/MI, kendala yang paling sering mereka
dengan memberikan asupan gizi tambahan hadapi adalah terlalu padatnya aktifitas
dengan memberikan madu, habbatussauda, harian yang harus mereka lalui, sehingga
buah-buahan dan melalui asupan gizi menimbulkan kebosanan dan berakibat
seimbang yang dberikan sehari-hari. pada kelelahan fisik.

Kendala berikutnya adalah bahwa Padatnya jadwal program karantina

terdapat peserta usia SD/MI yang kurang yang mereka ikuti membuat tenaga mereka

nyaman tinggal di asrama, karena terkuras. Hal ini dikarenakan tidak adanya

berbedanya suasana di rumah dengan di perbedaan program sehari-hari antara

asrama. Jadi terdapat peserta peserta usia peserta yang berusia dewasa dengan peserta

SD/MI yang kelihatan murung atau tidak yang berusia SD/MI. Semua disamaratakan.

bersemangat, bahkan menangis dalam Yang berbeda hanya target hafalan yang

mengikuti karantina tahfidzh. Ustadz Syarif lebih sedikit. Zaid, salah seorang peserta

selaku salah satu pengelola mengatakan karantina usia SD/MI, mengatakan bahwa

bahwa hal ini dikarenakan peserta seperti jadwal setoran yang diprogramkan terlalu

itu adalah anak-anak yang masuk ke lama, sehingga dia sering mengantuk ketika

karantina bukan atas kemauannya sendiri, mengikuti setoran.

melainkan kemauan orang tuanya yang Hasil dari wawancara dengan salah
menginginkan anaknya bisa ikut menghafal seorang peserta karantina usia SD/MI
Al-Qur’an. Sehingga ada beberapa peserta bernama Daffa, dia mengatakan bahwa
yang akhirnya berhenti di tengah proses terkadang rasa rindu dengan keluarga dan
karantina. rumah membuat konsentrasinya untuk
Kendala yang Dihadapi Peserta Didik Usia menghafal berkurang. Padatnya program
SD/MI dalam Mengikuti Karantina karantina yang harus dilaluinya setiap hari,
Tahfidzh Al-Qur’an Selama 30 Hari
berulang-ulang selama 30 hari,

Peserta karantina usia SD/MI membuatnya merindukan suasana rumah

mempunyai kendala tersendiri dalam yang nyaman dan tidak terikat dengan

mengikuti Karantina Tahfidzh 30 Hari kegiatan apapun.

tersebut. Berdasarkan hasil wawancara


Pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-Qur’an 30 Hari.., Oleh: Muhammad Iqbal Ansari : 1-18........16

Kendala berikutnya yang dihadapi oleh hafalannya pada hari itu tidak mencapai
peserta usia SD/MI ialah kendala pada dari target hafalan yang dicanangkan.

menghafal Al-Qur’an. Mumtaz, salah


4. PENUTUP
seorang peserta karantina usia SD/MI,

memaparkan bahwa ada beberapa ayat Berdasarkan hasil wawancara,

yang susah untuk dihafal, seperti ayat yang observasi dan analisis data yang peneliti

hampir mirip bacaannya dengan hafalan dapatkan dan kemudian disajikan

yang dihafal sebelumnya, kata yang sebelumnya, maka diperoleh beberapa

terkandung dalam ayat jarang ditemui misal simpulan sebagai berikut:

pada ayat at-thalaq pada surah Al-Baqarah,


a. Karantina Tahfidzh Al-Qur’an 30 Hari
kata ganti (dhamir) yang bisa tertukar-misal untuk anak usia SD/MI di Banjarmasin
antara lahum dengan lakum, dan kata-kata
dilaksanakan dengan penerapan
penutup ayat berupa Asma Al-Husna yang beberapa program, yaitu program inti,
hampir mirip –misal antara ghafurur rahim program pendamping serta program
dengan ghafurun halim. Ayat-ayat seperti ini layanan khusus.
yang membuatnya beberapa kali ditegur
1) Program inti. Kegiatan inti yang
oleh muhafidzh ketika setoran hafalan,
dijalankan ialah persiapan hafalan dan
sehingga dia harus mengulang lagi setoran hafalan. Setoran hafalan
setorannya terhadap ayat yang sama sampai dilaksanakan sebanyak 4 kali, yaitu
tidak ada lagi ada kata yang lupa atau
setelah shalat shubuh, pagi
kesalahan pengucapan lafaz-lafaz pada ayat
menjelang siang, setelah shalat
yang disetorkan. Azwar Anas, salah seorang
dhuhur, dan setelah shalat isya.
peserta karantina, mengatakan bahwa
Metode setoran untuk peserta
pernah terjadi seorang peserta karantina
karantina usia SD/MI menggunakan
usia SD/MI menangis karena tidak mampu
metode fardi. Adapun waktu
menyetorkan hafalannnya dengan benar,
persiapan hafalan dilaksanakan
dan disuruh beberapa kali mengulang
sebanyak 4 kali, yaitu setelah shalat
hafalannya oleh muhafidzh, sehingga
tahajjud, pagi menjelang siang,
17 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, No. 2, April 2017

setelah shalat dhuhur, dan setelah b. Capaian hafalan anak usia SD/MI yang
shalat isya. Sedangakan waktu untuk mengikuti Karantina Tahfidzh Al-

muroja’ah ialah setelah shalat ashar. Qur’an selama 30 hari ialah 2-3 juz,

2) Program pendamping. Merupakan dengan rincian 6 orang peserta usia

kegiatan tambahan berupa olahraga ringan SD/MI, di mana 3 orang mampu

seperti senam setiap selesai shalat shubuh mencapai hafalan 2 ½ juz, 2 orang

untuk menghilangkan kebosanan para mampu mencapai hafalan 3 juz, dan 1

peserta. Selain itu juga diadakan pelatihan orang mampu mencapai hafalan 4 ½

olahraga panahan pada setiap hari jum’at juz.

pagi. Pengelola juga mengadakan kegiatan c. Kendala yang dihadapi penyelenggara


kultum setiap pagi dan sore untuk Karantina Tahfidzh Al-Qur’an dalam
memotivasi peserta. menangani peserta didik usia SD/MI selama

3) Program layanan khusus. Pelayanan 30 hari ialah mengenai perilaku peserta usia
ini diberikan untuk memberikan SD/MI yang suka bermain-main mengikuti

kemudahan dan kenyamanan program, sehingga waktu istirahat mereka

peserta ketika menjalani proses kurang dan

karantina. Pelayanan khusus yang berimbas pada kelelahan dan

diberikan untuk mendukung mengantuk ketika mengikuti program

stabilitas fisik peserta berupa seperti tahajjud, persiapan hafalan, dan

pemberian menu makanan bergizi setoran hafalan baru. Kendala lain yang

seimbang, asupan gizi tambahan pengelola hadapi dalam menangani

seperti madu atau habbatussauda, peserta usia SD/MI ialah lemahnya

serta pelayanan kesehatan dengan mental peserta ketika diasramakan,

mendatangkan tenaga kesehatan kurang bersemangat dalam mengikuti

setiap minggu untuk mengecek program karantina.

kesehatan para peserta. Dan guna d. Kendala yang dihadapi peserta didik
menambah fokus peserta karantina usia SD/MI dalam mengikuti kegiatan

untuk menghafal, pengelola Karantina Tahfidzh Al-Qur’an selama 30

memberikan layanan laundry. hari ialah jadwal yang harus mereka jalani
sangat padat, sehingga mereka
Pelaksanaan Karantina Tahfidzh Al-Qur’an 30 Hari.., Oleh: Muhammad Iqbal Ansari : 1-18........18

lelah, mengantuk, dan cenderung bosan Boston: Allyn and BaconInc.

ketika mengikuti program harian. [10] Tim Yayasan Muntada Islami. 2012
Panduan Mengelola Sekolah Tahfizh. Surakarta:
Selain itu kendala yang lain ialah Al-Qowam.
terdapat ayat-ayat Al-Qur’an yang
[11] VOA Islam. 2009. Penelitian Ilmiah:
dirasa susah untuk dihafal, sehingga Menghafal Al-Qur'an Melindungi dari
Stress,http://www.voaislam.com/read/se
menghabiskan banyak waktu untuk
hatnabawi/2009/09/07/1018/penelitian-
menghafal ayat tersebut. ilmiah-menghafal-alquran-melindungi-dari-
stress. Diakses pada tanggal 26 April 2016.
[12] Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik
RUJUKAN Penyusunan Intrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[1] Hadi, Sutrisno. 2007. Metodologi Reseach [13] Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran.
Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. Jakarta: PT. Gramedia Persada.
[2] Hamasah Yayasan Desa Wisata Qur’an.
2015. Karantina Tahfidz Nasional 30 Hari
Menghafal Al-Qur’an,
http://30harihafalquran.com/hamasah/.
Diakses pada tanggal 26 April 2016.

[3] Kementerian Agama RI. 2012 Mushaf


Al-Firdaus, Al-Qur’an Hafalan, Terjemah,
Penjelasan Tematik Ayat. Jakarta: Pustaka
Al-Fadhilah.
[4] Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rosdakarya.

[5] Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian


Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi.
[6] Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi.
2005. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Bumi Aksara.

[7] Putra, Muhammad Syah. 2013. Mudah


dan Praktis Menghafal Juz Amma. Surabaya:
Quantum Media.

[8] Shihab, Quraish. 2007. Membumikan Al-


Qur’an. Bandung: Penerbit Mizan.
[9] Solso. 1988. Cognitive Psychology.

Anda mungkin juga menyukai