Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesalahan yang sangat fatal, apabila dalam suatu karya tulis ilmiah
salah dalam memakai tanda baca. Masalah tersebut muncul akibat kurangnya
memahami tanda baca dengan baik dan benar. Bahasa tulisan sebagai sebagai
salah satu bentuk wacana yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya
mensyaratkan seorang penulis untuk menguasai kaidah-kaidah bahasa,
khususnya penggunaan EYD. Karena dengan pengusaaan terhadap kaidah EYD,
dapat dipastikan pesan informasi yang disampaikan dalam tulisannya dapat
dengan mudah dipahami oleh pembacanya. Pemakaian tanda baca menjadi
bahasan yang sangat penting, karena setiap karya tulis ilmiah membutuhkan
tanda baca.
Manusia dapat berkomunikasi dengan siapa saja mengginakan bahasa,baik
secara langsung maupun tidak langsungnl.Tanpa adanya bahasa,interaksi secara
langsung maupun tidak langsung,Tanpa adanya bahasa interaksi akan lumpuh.
Jadi penggunaan tanda baca juga penting diperlukan sebagai pelengkap bahasa
tulis. Diharapkan dengan makalah ini dapat memberikan pemahaman tentang
penulisan huruf dan kata yang benar.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam suatu karangan ilmiah haruslah disusun secara sistematis dan runtut
sesuai dengan ketentuan yang ada. Maka dari itu perlu untuk menyusun suatu
rumusan masalah yang menjadi batu pijakan untuk pembahasan pada makalah
ini. Adapun rumusan masalah tersebut ialah sebagai berikut:
1. Apa saja macam-macam tanda baca Bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan
Adanya suatu diskusi dalam kelas yang kita lakukan sudah barang tentu
semuanya mempunyai tujuan masing-masing dan boleh jadi tujuan tersebut

1
berbada ataupun sama. Sedang pembelajaran pada saat ini yaitu dengan judul “
Penulisan Tanda Baca” mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah :
1. Dapat mengetahui makna dari Tanda Baca secara terperinci
2. Dapat mengetahui macam-macam tanda baca yaitu tanda titik, tanda koma,
tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda seru,
tanda ellipsis, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung
siku, tanda garis miring, tanda penyingkat.
3. Dapat mengetahui tujuan dari pembelajaran tersebut yaitu :
 untuk mengatur jeda ketika seseorang membaca suatu kalimat.
 Untuk mengatur intonasi dalam pembacaan suatu kalimat.
 Untuk memberi penegasan kalimat(seperti kalimat Tanya, kalimat
perintah, dan lain sebagainya).
 Untuk menunjukkan tata kata yang ada di dalam suatu lisan.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Tanda Titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya :
Saya belum mandi.

b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Misalnya :
I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
A. Bahasa Indonesia
1) Kedudukan
2) Fungsi
B. Bahasa Daerah
1) Kedudukan
2) Fungsi
C. Bahasa Asing
1) Kedudukan
2) Fungsi

c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Misalnya :

01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

d. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul
tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat
terbit.

3
Misalnya :

Junus, Kevin. 2020. Menanti Jawaban. Jakarta: Gramedia.

e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya


yang menunjukkan jumlah.

Misalnya :

Universitas Ma Chung memiliki 153.210 anak tangga.

Catatan :

a. Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung
dalam suatu perincian.
Misalnya :
1) Bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,
a) lambang kebanggaan nasional,
b) identitas nasional, dan
c) alat pemersatu bangsa;

b. Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam
penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan,
grafik, atau gambar.
Misalnya :

Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia

Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia

Bagan 2 Struktur Organisasi

Bagan 2.1 Bagian Umum

Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa Indonesia

Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia

Gambar 1 Gedung Cakrawala

Gambar 1.1 Ruang Rapat

4
c. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya :
Saya lahir pada tahun 2001 di Bandung.
Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678

d. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,
ilustrasi, atau tabel.
Misalnya :
Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Gambar 3 Alat Ucap Manusia
Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan

e. Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat
serta (b) tanggal surat.
Misalnya :
 Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Jalan Runtuh Barat IV
Rawabuaya
Tasikmalaya Barat
 Indrawati, M.Hum.
Jalan Ketek II No. 9
Malang Timur
 8 April 2019
 Surabaya, 26 Oktober 2019 (tanpa kop surat)

2.2 Tanda Koma (,)


a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Contoh : Aku, kamu, dan dia.

5
b. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan,
dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Contoh : Saya bukan kekasihnya, melainkan adiknya.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului


induk kalimatnya.
Contoh : Agar bisa mendapatkan hatinya, saya harus bekerja keras.

d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung


antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan
dengan itu, dan meskipun demikian.
Contoh : Dia anak yang menyenangkan. Oleh karena itu, aku mulai
menyukai.

e. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru,


seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan,
seperti Bu, Dik, atau Nak.
Contoh : Wah, betapa tampan dan memukau dirinya.

f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Contoh : Kata Kevin, “Saya harus mandi sehari 2x.”

g. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian
alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Contoh :
 Kevin Junus, Jalan Mawar 3, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan
Durianruntuh, Magelang 56122
 Malang, 26 Oktober 2019

6
h. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh : Junus, Kevin. 2019. 1001 cara mencuri perhatiannya. Malang:
Togamas.

i. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir.
Contoh : Kevin Junus, 1001 cara mencuri perhatiannya (Malang: Togamas,
2019), hlm. 26.

j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
Contoh :
 Callista Jijin, S.H., M.H.
 Jijin Callista, S.E.

k. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka.
Contoh :
 12,5 m
 43,5 kg
 Rp. 500,00

l. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan


aposisi.
Contoh : Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti
latihan paduan suara.

m. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Contoh : Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

7
Catatan :
a. Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Contoh : Saya harus bekerja keras agar bisa mendapatkan hatinya.

b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa
kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang
mengikutinya.
Contoh : “Dimana kamu tinggal?” tanya Kevin.

c. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
Contoh : Bandingkan Jijin Callista, S.E. dengan Jijin Callista S.E. (Jijin
Callista Sungjae Estes)

d. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan


aposisi.
Contoh : Bandingkan, Semua siswa baik laki-laki maupun perempuan harus
mengikuti latihan paduan suara. Dengan, Semua siswa, baik laki-laki maupun
perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara.

e. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Contoh : Bandingkan, Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Dengan,
Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih

2.3 Tanda Titik Koma (;)


a. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara.
Misalnya :
Hari semakin malam; ibu masih asyik dengan sulamannya.

8
Ayah mengurus tanaman di kebun; Ibu menulis makalah di ruang kerjanya;
Adik membaca di teras depan; Saya sendiri asyik memetik gitar
menyanyikan puisi-puisi penyair kesayanganku.

b. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam


kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu,
sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan.
Misalnya :
Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini :
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S1 sekurang-kurangnya;
(3) berbadan sehat;
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

c. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau
lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisahkan oleh tanda baca dan
kata hubung.
Misalnya :
Ibu membeli buku, pensil, tinta; baju, celana, dan kaos; pisang, apel, dan
jeruk.
Agenda rapat ini meliputi ketua, sekretaris, dan bendahara; penyusunan
anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; pendataan
anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.

2.4 Tanda Titik Dua (:)


a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu persetujuan lengkap yang diambil
pemeriksaan atau penjelasan.
Misalnya :
Mereka membeli perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

9
Catatan :
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya :
Anak-anak korban banjir memerlukan buku paket, buku tulis, pulpen, dan
pensil.

b. Tanda titik dua dipakai setelah kata yang dikeluarkan yang dibutuhkan
pemerian.
Misalnya :
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi

c. Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya :
Ibu : "Bawa koper ini, Nak!"
Amir : "Baik, Bu."
Ibu : "Jangan lupa, letakkan baik-baik!"

d. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b)
surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan,
serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
Surah Albaqarah: 2-5
Matius 2: 1-3
Dari Pemburuh ke Terapetik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Ketentuan. Jakarta: Pusat Bahasa.

10
2.5 Tanda Hubung (—)
a. Tanda hubung menyamping suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.
Misalnya :
Di samping cara-cara lama itu ada juga cara yang baru

b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya


atau akhiran dengan bagian kata didepannya pada pergantian baris.
Misalnya :
Kami ada cara yang baru untuk mengukur panas
Ukuran baru ini memudahkan kita memudahkan kita mengukur kelapa
Senjata ini merupakan alat pertahanan yang canggih

c. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.


Misalnya :
Motor-motor
Berlari-lari

d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan


unsur bahasa asing.
Misalnya :
di-smash
pen-tackle-an

2.6 Tanda Pisah (-)


a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bagian kalimat.
Misalnya :
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh
bangsa itu sendiri.

11
b. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya :
Rangkaian temuan ini—evolusi , teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan otonom-telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tunggal dengan arti
‘sampai ke’ atau ‘sampai ‘dengan’.
Misalnya :
1910—1945
Tanggal 5—10 April 1970
Jakarta-Bandung
Catatan :
(1) Tanda pisah tunggal dapat digunakan untuk memisahkan keterangan
tambahan pada akhir kalimat.
Misalnya :
Kita memerlukan alat tulis—pena, pensil, dan kertas.
(2) Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda
hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.

2.7 Tanda Tanya (?)


a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat ?
Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menanyakan bagian
kalimat yang diasingkan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1994(?)
Uangnya sebanyak sepuluh juta rupiah(?)hilang.

12
2.8 Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang emnggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa
emosi yang kuat.
Misalnya:
Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Merdeka!

2.9 Tanda Elipsis (…)


a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu ..., ya, marilah kita bergerak.
"Menurut saya ... seperti ... bagaimana, Bu?"

b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Sebab-sebab kemerosotan...akan diteliti lebih lanjut.
Catatan :
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kaliat,perlu dipakai empat
buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk
menandai akhir kalimat.
Misalnya:
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ... .

2.10 Tanda Petik (“ ”)


a. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh :
"Kerjakan halaman 12-51 sekarang!" perintah Bu Fita.

13
Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, "Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan."
b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel,
naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh :
Marilah kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"!

c. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh :
"Tetikus" komputer ini sudah tidak berfungsi.

2.11 Tanda Petik Tunggal (‘ ‘)


a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam
petikan lain.
Misalnya :
Tanya dia, “kau dengar ‘kring-kring’ tadi?”
“waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’,
dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.

b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Misalnya :
Termegah ‘paling’ megah
Saliva ‘air ludah’
Pantat kuning ‘kikir’
Mengambil langkah seribu ‘lari terpontang-pontang’

c. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata, atau ungkapan
bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya :
Feed-back ‘balikan’
Dress rehearsal ‘geladi bersih’

14
Progress ‘perkembangan’
Tadulako ‘panglima’

2.12 Tanda Kurung (( ))


a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya :
Bagian perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan)
kantor itu.

b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian


integral pokok pembicaraan.
Misalnya :
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di
Bali) ditulis pada tahun 1962.

c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadiran-nya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Misalnya :
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia men-jadi kokain(a).

d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan
keterangan.
Misalnya :
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c)
modal.

2.13 Tanda Kurung Siku ([ ])


a. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu
memang terdapat didalam naskah asli.
Misalnya :

15
Ia mengembalikan buku [ke] perpustakaan
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik
Ulang tahun [hari kemerdekaan] Republik Indonesia jatuh pada hari Selasa.

b. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat


penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya :
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II
[lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.

2.14 Tanda Garis Miring (/)


a. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.
Misalnya :
Nomor: 7 / PK / II / 2013
Tahun ajaran 2012/2013

b. Tanda garis miring dipakai sebgai pengganti kata dan, atau, juga setiap.
Misalnya ;
Mahasiswa / mahasiswi = 'mahasiswa dan mahasiswi.
Harga Rp1.500,00 / lembar = 'harga Rp1.500,00 setiaplembar'

c. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
untuk memperbaiki atau atas kesalahan atau menambah di dalam naskah asli
yang ditulis orang lain.
Misalnya :
Buku Pengantar Ling / g / uistik karya Verhaar yang dicetak beberapa kali.
Asmara / n / dana merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa.
Dia sedang menyelesaikan / h / utangnya di bank.

16
2.15 Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat atau puncak digunakan untuk melanunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Misalnya :
Dia 'kan kusurati. ('kan = akan)
Mereka sudah datang, kan? ('kan = bukan)
Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
5-2-'13 ('13 = 2013)

17
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan, yaitu tanda baca
adalah simbol yang tidak berhubungan dnegan suara atau kata dan frasa pada
suaru bahasa, melainkan berfungsi untuk menunjukkan struktur dan organisasi
suatu tulisan, dan juga intinasi serta jeda yang terdapat sewaktu seseorang
membaca. Tanda baca dalam penggunaannya dapat dilihat dari pembahasan
diatas, buka soal tahu saja tapi harus lebih dipahami lebih dalam tentang
permasalahan yang sering muncul. Salah penggunaan tanda baca akan
menyebabkan kesalahan yang sangat fatal yang tanpa disadari walaupun
sebelumnya belum mengetahui hal tersebut.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa, pelajar, atau pendidik harus memahami penggunaan
tanda baca secara baik dan benar. Kesalhan-kesalahan yang terjadi dalam
penggunaan tanda baca dapat dicegah sedini mungkin.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alek, A. (2011). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Prenada Media

Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. (2016). Pedoman Umum Ejaan


Bahasa Indonesia. November 26, 2016. Jakarta: Badan Pengembang dan
Pembinaan Bahasa.
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PUEB
I.pdf
Sekawan, Lima. (2017). EYD Plus. Jakarta: Limas

Warida, E. (2008). EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Bandung: Kawan


Pustaka

19

Anda mungkin juga menyukai