BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi DM
Diabetes Mellitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolic yang ditandai dengan
karakteristik hiperglikemia dan terjadi akibat defek sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya keduanya, disebut diabetes tipe 1 (DMT 1) apabila terjadi defesiensi absolut
yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang umumnya terjadi pada dewasa
yang membutuhkan supervise medis berkelanjutan dan edukasi perawatan mandiri pada
pasien. Namun, bergantung pada tipe diabetes mellitus dan usia pasien, kebutuhan dan
2.1.2 Etiologi DM
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta pancreas
1) Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi
3) Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
1) Obesitas obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target diseluruh
tubuh insulin yang tersedia menjadi kurang efektif dalam meningkatkan efek
metabolic
3) Riwayat keluarga
3) Obat-obatan
Menurut Restyana (2015), Gejala DM dibedakan menjadi akut dan kronik antara lain :
Rasa lapar yang semakin besar timbul pada penderita diabetes mellitus karena
pasien mengalami keseimbangan kalori negative, sehingga timbul rasa lapar yang
sangat besar. Untuk menghilangkan rasa lapar itu penderita banyak makan.
Rasa haus sangat sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang keluar
melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalah tafsirkan. Dikiranya sebab rasa
haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam meningkat
melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala diabetes mellitus dikarenakan
kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak sanggup untuk
urin ini lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang dikeluarkan mengandung
glukosa
12
Penyusutan berat badan pada pasien diabetes mellitus disebabkan karena tubuh
5) mudah lelah
1) Kesemutan
4) kram
5) kelelahan
6) mudah mengantuk
10) pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau
DM tipe 1 seringkali terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja, bahkan pada usia
80-an tahun dan 90-an tahun. Penyakit ini ditandai dengan hiperglikemi ( kenaikan
kadar glukosa darah), pemecahan lemak dan protein dalam tubuh,dan pembentukan
ketosis ( penumpukan badan keton yang diproduksi selama oksidasi asam lemak).
Diabtes mellitus tipe I terjadi akibat kerusakan sel beta Islet Langerhans di pancreas.
13
Ketika sel beta rusak insulin tidak dapat lagi di produksi, laju kerusakan sel beta
berbeda-beda, biasanya lebih cepat pada bayi atau anak-anak dan lebih lambat pada
dewasa. Kerusakan sel beta memiliki predisposisi genetika dan juga dikaitkan dengan
faktor lingkungan yang belum jelas (Swann marton dan Englan B.s, 2013)
Diabetes tipe ini adalah jenis yang paling sering dijumpai. Biasanya terjadi pada usia
diatas 40 tahun, tetapi bisa pula timbul pada usia diatas 20 tahun. Sekitar 90-95%
Pada diabetes tipe 2 pankreas masih bisa membuat insulin, tetapi kualitas insulinnya
buruk, tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai kunci untuk masuknya gula kedalam
sel. Akibatnya gula dalam darah meningkat. Pasien biasanya tidak perlu tambahan
Diabetes yang hanya muncul pada saat disebut diabetes tipe gestasi atau gestational
diabetes. Keadaan ini terjadi karena pembentukan beberapa hormone pada ibu hamil
Catatan IDF tahun 2015 ada 20,9 juta orang yang terkena diabetes gestasi, atau 16,2
% dari ibu hamil dengan persalinan hidup, diabetes semcam ini biasanya baru diketahui
setelah kehamilan bulan keempat keatas, kebanyakan pada trimester ke tiga ( tiga bulan
terakhir kehamilan ). Setelah persalinan, pada umumnya gula darah akan kembali
Diabetes melitus tipe khusus merupakan diabetes yang terjadi karena adanya
kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen serta mengganggu
secara teratur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sindrom hormonal yang dapat
mengganggu sekresi dan menghambat kerja insulin yaitu sindrom chusing, akromegali
2.1.5 Patofisiologi DM
Pada diabetes tipe I terdapat ketidak mampuan untuk menghasilkan insulin karena
sel-sel beta pakrean telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiprglikemia puasa terjadi
akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati, disamping itu glukosa yang
berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalm
darah dan menimbulkan hiperglikemia post prandial ( sesudah makan ). Jika konsentrasi
glukosa dalam darah cukup tinggi ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa
yang tersaring keluar, akibatnya semua glukosa tersebut muncul dalam urine
(glukosuria), ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan dalam urin ekskresi ini
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan
diurisis osmotic. Sebagai akibat dari kehilangan aciran yang berlebihan, pasien akan
kelelahan dan kelemahan. Proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjutturut
yangproduksi badan keton yang merupakan produk samping pemecah lemak. Badan
keton merupakan asam yang mengganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila
tanda dan gejala seperti nyeri abdominal, mual, munta, hiperventilasi, nafas berbau
aseton dan bila tidak segera ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran(Swann
pada diabetes tipe II terdapat dua masalah yang berhubungan dengan insulin, yaitu
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin, normalnya insulin akan terikat dengan
reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor
tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolism glukosa didalam sel.
Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini.
glukosa oleh jaringan. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan
progresif maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya
dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat mencangkup kelelahan,
iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka yang lama sembuh, pandangan yang kabur (jika
kadar glukosanya sangat tinggi ) (Swann morton & Enlan BS, 2013)
16
Gestational diabetes terjadi ketika ada hormon antagonis insulin yang berlebihan saat
kehamilan. Hal ini menyebabkan keadaan resistensi insulin dan glukosa tinggi pada ibu
yang terkait dengan kemungkinan adanya reseptor insulin yang rusak (NIDDK, 2014 )
2.1.6 Komplikasi DM
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan berbagai
Kompikasi metabolik akut pada penyakit diabetes melitus terdapat tiga macam
yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka pendek,
diantaranya:
1) Hipoglikemi
Hipoglikemia ( kadar gula darah rendah ) umum terjadi pada penyandang diabetes
mellitus tipen I dan terkadang terjadi pada penyandang diabetes nellitus tipe II
yang diobati dengan agens hipoglikemik oral tertentu. Kondisi ini sering kali
disebut syok insulin reaksi insulin attau penurunan pada pasien diabetes mellitus
insulin, aktifitas fisik dan kurang tersedianya karbohidrat. ( Pricilla LeMone dkk
2016)
2) Ketosidosis diabetic
akibat hiperglikemia dimana terbentuk banyak asam dalam darah. Kata keto
berasal dari kata ketone, yang merupakan hasil pemecahan lemak oleh tubuh.
17
Sedangkan acid adalah tanda menumpuknya asam did dalam darah karena adanya
keton, KAD sering terjadi pada diabetes tipe I akibat suntikan insulin berhenti atau
kurang padahal ada makanan ekstra yang menyebabkan gula darah naik (Hans
Tandra, 2018)
hiperglikemia berat dengan kadar glukosa serum lebih dari 600 mg/dl (Price &
Wilson, 2016).
Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM menurut Price & Wilson (2016) dapat
berupa kerusakan pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) dan komplikasi pada
Retino pati diabetic adalah nama untuk perubahan di retina yang terjadi pada
Nefropati diabetic adalah penyakit ginjal yang ditandai dengan adanya albumin
dalam urine, hipertensi, edema dan insufisiensi ginjal progresif. Penyakit ini
18
menyebabkan 44% kasus baru penyakit ginjal stadium terminal : 40% pasien yang
Neuropati diabetic yang paling sering adalah neuropati perifer. Kerusakan ini
mengenai saraf perifer atau sarap tepi, yang biasanya berada dianggota gerak
Komplikasi pada pembuluh darah besar pada pasien diabetes yaitu stroke dan
mengalami perubahan akibat ateroklerosis : trombosit, sel darah merah dan faktor
pembekuan yang tidak normal : dan perubahan dinding erteri, faktor resiko lain
b) Penyakit serebrovaskuler
Penyandang diabetes mellitus, khususnya lansia dengan diabetes mellitus tipe II,
dua hingga empat kali lebih sering mrngalami stroke. Gejala yang ditimbulkan
seringkali mirip dengan gejala hipoglikemia atau HHS : penglihatan buram, bicara
Faktor resiko terjadianya DM tipe 2 menurut J. Majority ( 2015 ) adalah sebagai berikut
1. Obesitas (kegemukan)
Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah, pada
derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa
2. Hipertensi
tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada
3. Riwayat Keluarga DM
bakat diabetes merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen
4. Dislipedimia
Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah (Trigliserida >
250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin dengan rendahnya HDL
5. Umur
6. Riwayat persalinan
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi > 4000gram
20
7. Faktor Genetik
DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental Penyakit ini
sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Risiko emperis dalam hal
terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau
peningkatan obesitas dan pengurangan ketidak aktifan fisik, faktor-faktor lain yang
baratan yang meliputi perubahan-perubahan dalam konsumsi alkohol dan rokok, juga
2.1.8 Pencegahan DM
1. Pengelolaan makan
Diet yang dianjurkan yaitu diet rendah kalori, rendah lemak, rendah lemak jenuh,
diet tinggi serat. Diet ini dianjurkan diberikan pada setiap orang yang mempunyai risiko
DM. Jumlah asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal. Selain itu,
karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan secara terbagi dan seimbang
sehingga tidak menimbulkan puncak glukosa darah yang tinggi setelah makan
2. Aktifitas fisik
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu
selama 30 menit terdiri dari pemanasan ±15 menit dan pendinginan ±15 menit),
merupakan salah satu cara untuk mencegah DM. Kegiatan sehari-hari seperti menyapu,
mengepel, berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan
dan menghindari aktivitas sedenter misalnya menonton televisi, main game komputer,
dan lainnya.
Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat
glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat
aerobik seperti senam, jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan
jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Hindarkan
3. Kontrol Kesehatan
Seseorang harus rutin mengontrol kadar gula darah agar diketahui nilai kadar gula
darah untuk mencegah terjadinya diabetes melitus supaya ada penanganan yang cepat
2.1.9 Diagnosa DM
1. Nilai Gula Darah Sewaktu (GDS) > 200 mg/dl ditambah gejalah khas DM positif
( banyak makan, sering kencing, sering haus dan berat badan turun)
2. Nilai Gula Darah Puasa (GDA) > 126 mg/dl ditambah 4 gejala khas DM positif
22
3. Nilai GDPP >200 mg/dl meskipun nilai GDP <126 mg/dl dan atau keempat gejala
4. TGT ( Toleransi Glukosa Terganggu ) ditegakan bila nilai GDPP 140-199 mg/dl
5. GDP terganggu ( Gula Darah Puasa Terganggu ) menurut ADA ( America Diabetes
2.1.10 Penatalaksanaan DM
1. Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bagian
dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan
DM secara holistic. Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan materi
anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan
keluarganya). Guna mencapai sasaran terapi terapi nutrisi medis sebaiknya diberikan
sesuai dengan kebutuhan setiap penyandang DM. Prinsip pengaturan makan pada
penyandang DM hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu
makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka
23
yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu
sendiri.
3. Jasmani Latihan
jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM apabila tidak disertai
adanya nefropati. Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara
darah sebelum latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah 350 mg/dL dianjurkan
untuk menunda latihan jasmani. Kegiatan sehari-hari atau aktivitas sehari-hari bukan
termasuk dalam latihan jasmani meskipun dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari.
Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan
darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik
dengan intensitas sedang (50- 70% denyut jantung maksimal) seperti: jalan cepat,
Pencegahan DM Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara mengurangi angka 220
resistance training (latihan beban) sesuai dengan petunjuk dokter. Latihan jasmani
sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Intensitas latihan
jasmani pada penyandang DM yang relatif sehat bisa ditingkatkan, sedangkan pada
4. Terapi Farmakologis
jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan.
Saat ini, pola penangan DM baik tipe 1 maupun tipe 2 telah maju sedemikian pesat
terutama dalam hal terapi farmakologis. Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan pola
makan dan latihan fisik. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini :
ِْب َد َوا ُء ال َّدا ِء بَ َرأَ بِإ ِ ْذ ِن هللا ِ ُ فَإ ِ َذا أ،لِ ُك ِّل دَا ٍء َد َوا ٌء
َ صي
Artinya : “ Setiap penyakit ada obatnya jika obat itu tepat mengenai sasaran maka dengan
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa ada yang mengetahui obatnya dan ada
yang tidak mengetahuinya, ini artinya memang ada penyakit yang tidak diketahui atau
belum ditemukan obatnya sampai sekarang. Riwayat hadits tersebut sebagai berikut,
diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ َعلِ َمهُ َم ْن َعلِ َمهُ و َج ِهلَهُ َم ْن َج ِهلَه،إِ َّن هللاَ لَ ْم يَ ْن ِزلْ دَا ًء إِالَّ َوأَ ْن َزل لَهُ ِشفَا ًء
Artinya : “ Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menurunkan penyakit, kecuali Allah juga
menurunkan obatnya. Ada orang yang mengetahui ada pula yang tidak mengetahuinya.”
Hadist tersebut menunjukan bahwa pada dasarnya setiap penyakit mempunyai obat
untuk dapat menyembuhkannya. Menurut Rusdi (2009) bahwa beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mencegah penyakit DM yaitu merubah pola makan dan dengan
membiasakan diri menjaga pola makan yang seimbang, dan memperbanyak melakukan
Glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada kadar glukosa dalam darah yang
konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah
sumber utama energi untuk sel- sel tubuh. Umumnya tingkat glukosa dalam darah bertahan
pada batas-batas 4-8 mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini meningkat setelah makan dan
biasanya berada pada level terendah di pagi hari sebelum orang-orang mengkonsumsi
Kadar glukosa darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan
dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa darah yang normal pada pagi hari
setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70- 110 mg/dL darah. Kadar glukosa darah
biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang
Kadar glukosa darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi bertahap
setelah usia 50 tahun, terutama pada orang- orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan
kadar glukosa darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan
insulin sehingga mencegah kenaikan kadar glukosa darah yang lebih lanjut dan
Menurut very (2008) metabolisme kadar gula darah dalam tubuh adalah sebagai berikut
kadar glukosa dalam darah yang konstan yaitu sekitar 80-100 mg/dL bagi dewasa dan 80-
90 mg/dL bagi anak, walaupun pasokan makanan dan kebutuhan jaringan berubah sewaktu
Proses ini disebut homeo ostatis glukosa. Kadar glukosa yang rendah yaitu
hipoglikemia dicega dengan pelepasan glukosa dari simpanan glokogen hati yang besar
melalui jalur glikogenolosis dan sentesis glukosa dari laktat, gliserol, dan asam amino
dihati yang jalur glukonegesis dan melalui pelepasan asam lemak dari simpanan jaringan
adipose apabila pasokan glukosa tidak mecukupi. Kadar glukosa darah yang paling tinggi
yaitu hiperglikemia dicegah oleh prubahan glukosa menjadi glikogen dan prubahan
menggunakan dan menyimpan gluosa selam puasa dan makan terutama melalui hormone
Menurut Depkes (2007) beberapa faktor yang dapat memepengaruhi kadar gula darah yaitu
1. Konsumsi karbohidrat
2. Aktivitas fisik
3. Penggunaan obat
4. Keadaan sakit
5. Stress
6. Siklus menstruasi
27
7. Dehidrasi
8. Konsumsi alcohol
Menurut Depkes (2007) macam-macam pemeriksaan kadar gula adalah adalah sebagai
berikut
makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut. Hasil normal jika
Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan gula darah yang dilakukan
setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam. Hasil normal jika kadar gula darah puasa
<100 mg/dL, prediabetes jika kadar gula dara puasa 100-125 mh/dL, dan diabetes jika
Pemeriksaan glukosa dua jam setelah makan adalah pemeriksaan yang dilakukan
dua jam dihitung setrelah pasien menyelsaikan makan. Hasil normal jika kadar gulan
darah dua jam setelah makan tidak lebih dari 200 mg/dL
28
Tabel.2.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan
diagnosis DM (mg/dl)
Puasa
Plasma Vena < 110 mg/dl 110 – 125 mg/dl ≥126 mg/dl
Darah Kapiler < 90 mg/dl 90 – 109 mg/dl ≥110 mg/dl
Sumber : (Perkeni,2011)
3.Kebijakan
Menurut Persadia dalam Sinaga & Hondro (2012) senam diabetes adalah senam fisik
yang dirancang khusus untuk pasien diabetes mellitus dan merupakan bagian dari
pengobatan diabetes mellitus. Seanam diabetes merupakan latihan fisik sebagai upaya
mencegah dan mengontrol DM, bahwa secara lansung latihan fisik atau jasmani dapat
serta dapat diikuti oleh semua kelompok umur (Rachmawati,2010). Senam ini dibuat oleh
para spesialis yang berkaitan dengan diabetes, diantaranya adalah rehabilitasi medis,
penyakit dalam, olahraga kesehatan, serta ahli gizi dan sanggar senam ( Sumarni dalam
2.3.2 Fisiologi
meningkatkan ambilan oksigen sebesar 15-20 kali lipat karena peningkatan laju metabolic
pada otot yang aktif. Ventilasi Pulmmuner dapat mencapai 100 L / menit dan curah jantung
meningkat hingga 20-30 L / menit untuk memenuhi kebutuhan otot yang aktif. Terjadi
dilatasi anterior maupun kapiler yang menyebabkan lebih banyak jala-jala kapiler terbuka
sehingga reseptor insulin lebih banyak dan lebih aktif atau lebih peka ( Sudoyo dalam
Damayanti, 2015). Kepekaan reseptor insulin berlangsung lama bahkan sampai latihan
telah berakhir. Jaringan otot yang aktif atau peka insulin disebut jaringan non insulin
dependent dan jaringan otot pada kesadaan istirahat membutuhkan insulin untuk
menyimpan glukosa, sehingga disebut jaringan insulin dependent. Pada fase pemulihan
post-exercise terjadi pengisian kembali cadangan glikogen otot dan hepar. Aktivitas
Glukosa merupakan sumber energy selama latihan fisik berlangsung yang diperoleh
dari proses glikogenolisis (pemecahan glikogen hepar ). Bila latihan terus berlangsung
lebih dari 30 menit maka sumber energy utama menjadi asam lemak bebas yang berasal
dari lipolisis jaringan adipose. Tersedianya glukosa dan asam lemak bebas diatur oleh
berbagai macam hormone terutama insulin, juga katekolamin, kortisol, glucagon dan
growth hormon ( GH). Selama latihan jasmani sekresi glucagon meningkat, juga
katekolamin untuk meningkatkan glikogenilisis, selain itu juga kortisol yang meningkatkan
dalam Damayanti, 2015). Peningkatan glukosa darah ( hiperglikemia) dan benda keton
( ketosis) dapat terjadi selama latihan jasmani pada pasien DM dengan glukosa darah yang
tidak terkontrol. Pada penelitian didapatkan latihan jasmani berbahaya pada keadaan
glukosa darah lebih dari 350 mg/ dl akibat peningkatan glucagon plasma dan kortisol yang
menyebabkan benda benda keton. Latihan jasmani sebaiknya dilakuakn pada kadar glukosa
darah tidak lebih 350 mg/dl (Sudoyo dalam damayanti , 2015). Sebaiknya hipoglikemia
selam latihan jasmani dapat terjadi pada penderita yang mendapatkan terapi insulin, obat
oral antidiabetik dan tidak adanya intake makanan sebelum latihan jasmani berlangsung
( Damaynti, 2015)
Pada DM tipe 2 latihan jasmani berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa
darah. Masalah utama pada DM tipe 2 adalah kurangnya respon terhadap insulin
membantu transfer glukosa kedalam sel. Permeabilitas membran meningkat pada otot
yang berkontraksi sehingga saat latihan jasmani resistensi insulin berkurang sementara
pengaturan kadar glukosa darah dan sel. (Soegondo dalam Damayanti, 2015 ). Pada
saat seseorang melakukan latihan jasmani, pada tubuh akan terjadi peningkatan
kebutuhan bahan bakar tubuh oleh otot yang aktif dan terjadi pula reaksi tubuh yang
kompleks meliputi fungsi sirkulasi, metabolism dan susunan saraf otonom. Dimana
glukosa yang disimpan dalam otot dan hati sebagia glikogen, glikogen cepat diakses
untuk dipergunakan sebagai sumber energy pada latihan jasmani terutama pada
32
beberapa atau permulaan latihann jasmani dimulai setelah melakukan latihan jasmani
10 menit, akan terjadi peningkatan glukosa 15 kali dalam kebutuhan biasa. Setelah 60
menit akan meningkat sampai 35 kali ( Damayanti, 2015). Dimana setelah bebrapa
menit berlangsung tubuh akan mengompensasi energy dan lemak. Latihan jasmani
sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesehatan jasmani ( Damayanti. 2015 )
yang baik selama intervensi senam dilakukan. Intensitas senam dapat dinilai dari
target nadi, tekanan darah dan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah senam.
Kondisi ini sesuai dengan konsef yang menyatakan latihan akan bermenfaat jika
mencapai kondisi optimal yaitu tekan darah setelah latihan tidak lebih dari 180 mmHg
dan denyut nadi mencapai 70-90% MHR. Jika kurang dari 60 % latihan kurang
( Damayanti, 2015 ). Diagnosis DM ditegakan jika kadar glukosa darah puasa > 126
mg/dl ( Soegondo dalam Damayanti, 2015 ). Sesudah latihan jasmani pada pasien usia
lanjut usia termasuk cukup baik jika kadar glukosa darahnya 140-180 mg/dl
( Damayanti, 2015)
Pada saat melakukan latihan jasmani kerja insulin menjadi lebih baik dan yang
kurang opitamal menjadi lebih baik lagi. Akan tetapi efek yang dihasilkan dari latihan
jasmani setelah 2 x 24 jam hilang, oleh karena itu memperoleh efek tersebut latihan
jasmani perlu dilakukan 2 hari sekali atau seminggu 3 kali. Penderita diabetes
diperbolehkan melakukan latihan jasmani jika glukosa darah kuran 350 mg/dl . jika
kadar glukosa diatas 350 mg/dl pada waktu latihan jasmani akan terjadi pemecahan
33
atau pembakaran lemak akibat pemakaian glukosa terganggu, hal ini mebahayakan
kolestrol total, lowdansity lipoprotein (LDL ), trigliserida dann menaikan haig density
lipoprotein (HDL ) 45 - 46% serta memperbaiki system hemostatik dan tekanan darah
penyakit vaskuler yang berbahaya seperti penyakit jantung koroner, sroke, penyakit
pembulu darah periver. Efek aktivitas fisik terhadap penuruan tingkat tekanan darah telah
Latihan jasmani yang teratur dapat menurunkan berat badan dan ememliharnya
dalam jangka eaktu yang lama. Denagn menurunkan berta badan badan dan
meningkatkan masa otot, akan mengurangi jumlah lemak sehingga membantu tubuh
Damyanti, 2015)
4. Keutungan psikologis
sehingga penderita merasa fit, rasa cemas berkurang terhadap penyakitnya, timbul rasa
senang dan rasa percaya diri yang pada akhirnya kualitas hidupnya meningkat ( Santoso
Latihan jasmani sedang ayng dilakukan secara teratur dapat mencegah dan
2015)
meningkatkan glukosa otot hal ini dapat menurunkan jumlah insulin atau obat
Hal yang perlu diwaspadai saat melakukan senam pada penderita DM adalah
resiko yang mungkin timbul akibat latihan jasmani, yaitu berhubungan dengan
( Damayanti, 2015 )
1. Metabolisme
Glukosa darah meningkat dan ketosis, hipoglikemi pada penderita yang mendapatkan
2. Mikrovaskuler
3. Kardiovaskuler
Dekompensasi jantung dan aritmia, tekanan darah meningkat selama latihan, hipotensi
ulkus pada kaki, trauma tulang dan otot dan otot akibat neuropati, osteoporosis dan
1. Indikasi
1) Pasien DM dengan KGD lebih dari 70 mg/dL dan tidak melebihi 350 mg/dL;
2. Kontraindikasi
2) Pasien dengan kadar gula darah kurang dari 70 mg/dL atau lebih dari 350 mg/dL.
1. Program latihan
jasmani adalah CRIPE, karena program ini dianggap memenuhi kebutuhan. CRIPE
lagi. Aktif lagi dan seterusnya, melakukan aktivitas latihan terus-menerus selama
30 menit;
kontraksi dan relaksasi. Jadi gerakan berirama tersebut diatur dan terus menerus;
4) Progresif, artinya latihan harus dilakukan peningkatan secara bertahap dan beban
3. Porsi Latihan
Porsi latihan harus ditentukan supaya maksud dan tujuan latihan oleh penderita
kesehatan, sedangkan latihan yang terlalu sedikit tidak begitu bermanfaat. Penentuan
37
porsi latihan harus memperhatikan intensitas latihan, lama latihan, dan frekuensi latihan
1) Intensitas latihan
mmHg. Menurut Santoso dalam Suryanto (2009) intensitas latihan dapat dinilai
dengan:
dicapai selama latihan. Meskipun perhitungan ini agak kasar tapi dapat
nadi yang harus dicapai antara 70 - 85 % adalah target nadi atau zone latihan
kesehatan penderita, apabila nadi tidak mencapai target atau kurang dari 70
dicapai selama latihan atau segera setelah latihan maksimum, yaitu antara
adalah 70 % kali (220 – 40) dan 79 % kali (220 - 40) dan hasilnya interval
nadi antara 108 sampai dengan 142 permenit. Area latihan antara 108 – 142
Sesudah latihan jasmani kadar gula darah 140 – 180 mg% pada usia
lanjut dianggap cukup baik, sedang usia muda sampai 140 mg%.
2) Lama latihan
latihan yang diharapkan. Perlu diperhatikan beberapa hal saat latihan, antara lain:
a. Sebaiknya tidak dilakukan pada saat udara sangat panas atau terik matahari;
2009).
39
mengatasi meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Salah satu latihan jasmani yang
Ilyas (2015) menyebutkan bahwa senam diabetes merupakan aktifitas fisik yang
dirancang berdasarkan usia dan status fisik dan merupakan bagian dari pengobatan DM.
Latihan jasmani yang berupah senam dapat nyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah,
pembulu kapiler lebih banyak terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan
reseptor akan menjadi lebih aktif yang akan berdampak terhadap penurunan glukosa darah
1. Tipe I
Peran senam diabetes yang teratur pada penurunan kadar gula darah diabetes DM
mempunyai kadar insulin darah yang rendah akibat kurang atau tidak adanya produksi
insulin oleh pancreas. Pada DM tipe I mudah mengalami hipoglikemia selama dan
2. Tipe II
Senam diabetes pada DM tipe 2 berperan utama dalam pengaturan kadar gula
darah. Pada tipe ini produksi insulin umumnya tidak terganggu terutama pada awal
menderita penyakit ini. Masalah utamanya adalah kurangnya respon reseptor insulin
terhadap insulin, sehingga insulin tidak dapat masuk kedalam sel-sel tubuh kecuali otak.
40
Otot yang berkontraksi atau aktif tidak memerlukan insulin untuk memasukan glukosa
kedalam sel, karena pada otot yang aktif sensitives reseptor insulin meningkat. Oleh
karena itu senam pada DM tipe 2 akan menyebabkan berkurangnya kebutuhan insulin
eksogen.
Durasi senam berhubungan bermakna dengan kadar gula darah. Semakin lama
durasi latihan jasmani maka semakin rendah kadar gula darah. Pelaksanaan latihan
senam diabetes secara teratur dapat memperbaiki metabolisme glukosa. Hal ini
dapat berlangsung secara optimal. Sensitivitas insulin akan meningkat kurang lebih
selama 24 sampai 72 jam. Penurunan kadar gula darah kemungkinan berkaitan dengan
peningkatan jumlah dan sensitivitas reseptor insulin pada membran sel. Selain itu,
Penggunaan glukosa sebagai sumber energy metabolisme otot akan meningkat 15 kali
setelah durasi latihan senam diabetes mellitus selama 10 menit dan 35 kali pada durasi
trigliserida pada pasien DM tipe 2, selain itu juga ditunjukkan dengan peningkatan
merupakan salah satu penyebab perubahan positif yang terjadi pada profil lipid pasien
DM tipe 2 setelah senam. Perubahan positif yang terjadi pada profil lipid juga
dibuktikan dengan meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar LDL, trigliserida,
total kolesterol dan BMI pada pasien DM tipe 2 (Rasidlamir dkk, 2012).
41
Menurunnya lemak dalam tubuh sangat bermanfaat untuk menurukan gula darah.
Lemak adalah materi yang menghambat pemasukan gula ke dalam sel. Semakin sedikit
lemak yang berada di dalam sel, maka jumlah gula yang berhasil masuk ke dalam sel
1. Sikap awal berdiri tegak, menghadap ke depan, kedua tangan lurus disisi tubuh,
telapak tangan lurus menghadap ke dalam, jari-jari tangan rapat menempel disamping
2. Gerakan Pemanasan
3. Latihan pertama
1) Jalan di tempat dimulai dari kaki kiri, ayunkan lengan kanan dan kiri secara
2) Jalan di tempat dengan mengangkat kedua tangan ke atas melalui depan badan
telapak tangan menghadap ke atas jari-jari rapat sambil menarik nafas. Turunkan
diangkat sambil menarik nafas melalui samping badan ke atas dan membuang
3) Melangkah ke kiri dan ke kanan sambil menolehkan kepala ke kiri dan kekanan
4) Merapatkan kedua kaki sambil mengelengkan kepala ke kiri dan ke kanan, kedua
5) Ulangi gerakan 1x8 pertama, kedua, ketiga dan keempat kearah kanan.
42
4. Latihan Kedua
1) Melangkah ke kiri dan kanan sambil mengangkat bahu kanan dan kiri (1x8
hitungan pertama).
2) Melangkah ke depan dan belakang sambil memutar kedua bahu ke depan dan
3) Ulangi gerakan a dan b dengan menggerakan sisi kiri dan kanan dengan hitungan
2x8.
5. Latihan ketiga
1) Melangkah ke kiri dan kanan 2 langkah sambil menumpuk kedua tangan di depan
hitungan kedua).
4) Ulangi lagi gerakan a-b ke sisi kiri dan ke sisi kanan dengan gerakan yang sama.
6. Latihan keempat
1) 1x 8 pertama
Memutar badan ke samping kiri dan kanan, tangan memukul dada kiri dengan
mengepal, diakhiri ujung kaki menyentuh lantai. Ulangi gerakan kerah sebaliknya.
2) 1x8
Meliukan badan ke samping kiri dan kanan. Membuka kaki 1,5 lebar bahu, kedua
tangan menyiku di atas kepala, tangan kiri menyiku di depan perut dengan tangan
43
mengepal. Pandangan ke arah bahu dan akhiri dengan kaki kanan merapat. Ulangi
1) Gerakan I
a. 1x8 pertama
Mengayunkan tangan ke kiri dan kanan. Kaki dibuka 1,5 lebar bahu
sambil memutar badan ke samping kiri, tangan kanan mengayun setinggi bahu
lurus ke samping kiri melalui depan perut, pandangan mengikuti jari tangan
kanan, tangan kiri menyiku ke belakang dengan tangan mengepal dan diakhiri
dengan ujung kaki kanan menyentuh lantai. Ulangi gerakan ke arah sebaliknya.
kaki 1,5 lebar bahu sambil mengayunkan lengan kanan ke atas lurus di samping
telinga, lutut kiri ditekuk, lutut kanan lurus, pandangan lurus ke depan, tangan
kiri menyiku dan menempel pada paha kaki kiri, badan condong ke arah kiri
Kemudian badan kembali tegak kedua lutut diluruskan, kedua lengan kembali
badan meliuk ke arah kiri, lengan kanan ke atas disamping telinga, lengan kiri
menempel lurus disamping, kedua lutut ditekuk dan pandangan lurus kedepan.
depan. Turunkan kedua lengan melalui samping badan dan kembali ke posisi
awal.
2) Gerakan II.
a. 1x8 pertama
membuka jari-jari. Kemudian luruskan tungkai dan angkat tumit kaki kiri
sambil menurunkan kedua lengan melalui sisi badan dengan menutup jari
tangan satu per satu sampai mengepal dan menempel di samping paha.
b. 1x8 kedua
sambil meluruskan lutut tungkai kiri, kedua lengan ke depan sejajar setinggi
bahu, telapak membuka menghadap ke bawah. Tekuk lutut tungkai kiri dan
c. 1x8 ketiga
d. 1x8 keempat
Dorong tungkai kaki kiri kedepan lurus dengan ujung jari kaki di angkat,
lutut tungkai kanan di tekuk, kedua lengan mendorong lurus di depan dada
dengan kedua telapak tangan menghadap keluar setinggi bahu dan ibu jari
saling mengait. Badan agak sedikit condong ke depan. Kedua telapak tangan
3) Gerakan III
a. Buka tungkai kaki kiri 1,5 lebar bahu, lutut tungkai kiri ditekuk tungkai kaki
b. 1x8 kedua
bawah. Balikkan telapak tangan ke atas sambil menyusuri sisi badan dan
telapak tangan terus menekan tubuh ke bawah dimulai dari pinggang, bokong,
dengan lutut sedikit ditekuk. Telapak tangan menekan dan menyusuri ke arah
atas dimulai dari punggung kaki, paha bagian depan, bokong, sampai pinggang
c. 1x8 ketiga
bertemu rapat setinggi bahu. Kedua lengan membuka ke samping lurus dengan
d. 1x8 keempat
telapak tangan saling berhadapan dan dagu agak diangkat ke atas. Turunkan
bawah sampai menempel pada paha bagian depan, kedua lutut ditekuk, posisi
nafas. Angkat telapak tangan ke atas, tangan menyiku ke arah dagu sambil
menarik nafas, lutut diluruskan. Dorong kedua telapak tangan lurus ke bawah
a. 1x8 pertama
Kaki kiri maju 2 langkah, kedua tangan mengayun bergantian ke arah dagu,
pandangan ke depan disertai teriakan HU..HU..HU. buka kaki kiri 1,5 lebar bahu
47
kedua telapak tangan menepuk paha samping 2 kali disertai teriakan HAAA.. jalan
di tempat sambil tepuk tangan 2 kali di depan dada. Kaki kiri mundur 2 langkah,
teriakan HU..HU..HU.. Jalan di tempat sambil tepuk tangan 2 kali di depan dada.
c. 1x8 ketiga
Kaki kiri maju 2 langkah, kedua tangan mengayun bergantian ke arah dagu,
dengan jari-jari menyentuh kedua bahu, tangan kiri di depan tangan kanan. Kedua
depan, rapatkan kedua kaki serta angkat dan turunkan tumit disertai teriakan HAA...
9. Gerakan inti
10. Latihan IA
a. 1x8 pertama
Langkahkan kaki satu kali ke kiri dengan diikuti kaki kanan menempel dengan
sentuhan pada bola mata kaki, kedua tangan mengayun bergantian ke arah dagu.
b. 1x8 kedua
Langkahkan kaki mulai dari kiri 2 langkah ke depan sambil meletakkan tangan
kiri di bahu kanan dan kiri dan meletakkan tangan kanan di pinggang kiri dan
kanan. Jalan di tempat sambil bertepuk 5 kali di depan dada dengan jari-jari dibuka.
11. Latihan IB
a. 1x8 pertama
Langkahkan kaki 2 langkah ke kiri, kedua tangan menyiku di depan dada, telapak
tangan menghadap ke atas, jari-jari menyentuh ulu hati, kemudian membuka kedua
lengan lurus setinggi bahu, pandangan ke arah sudut kiri. Ulangi gerakan ke arah
sebaliknya.
b. 1x8 kedua
Buka tutup kaki kiri ke samping kiri empat kali dengan ujung kaki menyentuh lantai,
sambil kedua lengan tangan mengayun ke samping badan rileks, diayunkan ke depan
dan belakang, telapak tangan seperti membawa piring. Ulangi gerakan ke arah
sebaliknya.
a. Langkahkan kaki 2 langkah kedepan dan belakang dengan arah zig-zag diagonal ke
kiri, diikuti kaki kanan merapat dengan sentuhan pada bola mata kaki kanan,
sebaliknya. Mundur zig-zag diagonal ke kiri, diikuti kaki kanan merapat dengan
sentuhan pada bola mata kaki kanan, dan tangan menggulung ke dalam. Ulangi
b. 1x8 kedua
Langkahkan kaki satu langkah kedepan dengan kedua lengan mengayun kedepan
setinggi bahu, telapak tangan rapat menghadap ke bawah, angkat tungkai kanan
ujung kaki rileks, tangan kiri menyentuh lutut kanan, lengan kanan mengayun lurus
ke samping kanan setinggi bahu, pandangan melihat ke tangan kanan. Kedua lengan
kembali lurus ke depan dada, kaki kanan diturunkan ke belakang, kaki kiri merapat,
belakang.
a. 1x8 pertama
b. Langkahkan kaki kiri 2 langkah serong belakang diagonal dengan tangan kiri lurus
kedepan dan tangan kanan di dada kemudian maju 2 langkah diagonal ke depan kiri
c. 1x8 kedua
Langkahkan kaki kiri dan kanan membuka membentuk huruf V, sambil tangan
kanan menepuk punggung tangan secara bergantian. Kaki kiri dan kanan merapat
ke posisi awal, tangan saling bertepuk di depan setinggi kepala dan menepuk paha
a. 1x8 pertama
Langkahkan kaki ke kiri dengan kedua tangan dibuka diangkat setinggi bahu,
diikuti kaki kanan menyilang di depan kaki kiri tangan bertepuk di depan dada.
Ulangi gerakan pada arah sebaliknya. Langkahkan kaki ke kiri dan ke kanan dengan
kedua tangan diangkat ke atas bahu, kaki kanan diangkat menyilang di belakang
kaki kiri dengan tumit kanan mengarah ke bokong, kedua siku tangan saling
b. 1x8 kedua
Dorong kaki kiri lurus ke belakang, tumit tidak menempel lantai, lutut kanan
ditekuk, kedua lengan diluruskan ke depan sejajar bahu, telapak tangan menghadap
ke atas dan jari-jari dibuka lebar. Dorong kaki kanan lurus ke belakang tumit tidak
menempel lantai, lutut kanan ditekuk, kedua lengan diluruskan ke depan sejajar
a. 1x8 pertama
Membuka kaki kiri 1,5 lebar bahu, kedua lengan ke samping lurus dibuka lebar
menyilang ke tangan kiri sentuh pada kaki bagian dalam, lengan kanan tetap lurus
diikuti kaki kiri menyilang ke belakang kaki kanan dengan sentuhan pada bola kaki,
51
tangan kanan tarik lurus ke belakang disamping bokong, lengan kiri mengayun ke
b. 1x8 kedua
siku lengan kiri ditahan di depan perut, siku lengan kanan di sisi belakang kanan
badan, kepalan tangan menghadap ke atas pandangan melihat lengan kanan diikuti
a. 1x8 pertama
diputar hingga pergelangan tangan ganti yang mendorong sambil memutar 900 ke
kiri, diikuti kaki kanan menendang, dan kedua lengan lurus ke depan dengan
b. 1x8 kedua
Kaki kiri maju dua langkah, kedua lengan menyiku di depan dada, telapak rapat
menghadap ke belakang diputar-putar dua kali. Kaki kiri merapat, pinggang diputar
900 hingga badan menghadap ke kiri sambil siku di angkat di samping badan
a. 1x8 pertama
Langkahkan kaki kiri ke depan, kaki kanan sebagai poros, berat badan bertumpu
di kaki kiri, kedua lengan menyiku ke samping badan, jari-jari dibuka dan kedua
tangan bergerak seperti tari kecak disertai teriakan cak..cak..cak.. Kaki kiri kembali
ke belakang, tetap sebagai poros kedua lengan rapat samping badan, pandangan
b. 1x8 kedua
Buka kaki kiri 1,5 lebar bahu, kedua tungkai agak ditekuk, badan sedikit condong
ke kiri, kedua lengan di angkat setinggi bahu, jari-jari dibuka disertai suara
posisi awal. Ulangi gerakan ke arah sebalikna. Jalan ditempat, tungkai agak
ditekuk, kedua lengan diangkat meniku 90˚ di samping badan, telapak tangan
a. latihan IA, tekhnik gerakan 2x8 arah ke kri, 2x8 kearah kanan.
b. latihan IB, tekhnik gerakan 2x8 arah ke kri, 2x8 kearah kanan.
a. latihan IIA, tekhnik gerakan 2x8 arah ke kri, 2x8 kearah kanan.
b. latihan IIB, tekhnik gerakan 2x8 arah ke kri, 2x8 kearah kanan.
a. latihan IIIA, tekhnik gerakan 2x8 arah ke kri, 2x8 kearah kanan.
b. latihan IIIB, tekhnik gerakan 2x8 arah ke kri, 2x8 kearah kanan.
a. latihan IVA, tekhnik gerakan 2x8 arah ke kri, 2x8 kearah kanan.
b. latihan IVB, tekhnik gerakan 2x8 arah ke kri, 2x8 kearah kanan.
32. Latihan I
a. 1x8 pertama
Langkahkan kaki ke kiri diikuti kaki kanan merapat dengan sentuhan pada bola
kaki, kedua tangan diayunkan menekuk di depan badan, jari-jari dijentikkan rileks,
b. 1x8 kedua
Buka kaki kiri 1,5 lebar bahu sambil kedua lengan lurus ke kiri setinggi bahu,
telapak tangan menghadap bawah, pandangan lurus ke depan. Ulangi pada arah
sebaliknya.
54
c. 1x8 ketiga
Rapatkan kaki kanan, condongkan badan ke kiri, kedua lutut ditekuk, lengan kanan
tegak, kedua lutut diluruskan, kedua lengan kembali lurus di samping badan,
d. 1x8 keempat
Posisi badan meliuk ke arah kiri, lengan ke atas di samping telinga, lengan kiri
menempel lurus ke arah lutut, kedua lutut ditekuk, pandangan ke depan. Badan
kembali tegak, kedua lengan diluruskan ke atas di samping telinga. Posisi badan
tetap tegak kedua lengan, kedua tumit jinjit. Turunkan kedua lengan melalui
33. Latihan II
a. 1x8 pertama
Dorong kaki kiri lurus ke belakang, tumit menempel lantai, lutut kanan ditekuk,
telapak menghadap ke depan. Luruskan tungkai kanan dan angkat tumit kaki kiri
sambil menurunkan kedua lengan melalui sisi badan dengan menutup jari-jari
tangan satu per satu sampai mengepal, dan menempel di samping paha, kepalan
b. 1x8 kedua
bahu, jari-jari telapak tangan mengepal, lutut tungkai kiri diluruskan. Jari-jari
c. 1x8 ketiga
Kaitkan kaki kiri di belakang bawah betis kaki kanan sambil menarik kedua
kedepan.
d. 1x8 keempat
Dorong kaki kiri ke depan lurus dengan ujung jari kaki diangkat, lutut tungkai
kanan ditekuk, kedua tangan mendorong lurus di depan dengan kedua telapak
saling menyilang menghadap ke depan, telapak kiri di depan telapak kanan rapat
setinggi bahu. Badan agak sedikit condong. Posisi tungkai kaki dan badan tetap,
kedua lengan diputar, telapak menghadap ke dalam. Rapatkan kaki kiri kembali ke
posisi awal.
a. 1x8 pertama
Buka kaki 1,5 lebar bahu, lutut tungkai kiri ditekuk dan lutut tungkai kanan lurus
sambil letakkan tangan kanan di bahu kiri, tangan kiri mendorong siku.
b. 1x8 kedua
Buka kedua siku kedepan dada ke arah samping secara perlahan, telapak tangan
menghadap kebawah. Balikkan telapak tangan ke atas sambil menyusuri sisi badan
56
dan telapak tangan terus menekan tubuh ke bawah dimulai dari pinggang, bokong,
paha bagian belakang, betis sampai ke tumit, dengan membungkukkan badan, lutut
sedikit ditekuk. Telapak tangan menekan dan menyusuri mengarah ke atas dimulai
dari punggung kaki, paha bagian depan lalu ke bokong sampai ke pinggang sambil
c. 1x8 ketiga
Kedua lengan diluruskan perlahan ke depan dengan kedua telapak bertemu rapat
setinggi bahu. Kedua lengan membuka ke samping lurus, jari-jari terbuka renggang,
hitungan 3-4 sambil menengokkan kepala ke arah kiri, dan pandangan melihat
tangan.
d. 1x8 keempat
Angkat kedua tangan membentuk huruf V sambil menarik nafas, telapak tangan
saling berhadapan, dagu agak diangkat sedikit. Turunkan kedua lengan menyiku
melewati depan badan, telapak tangan menghadap kebawah sampai menempel paha
bagian depan, kedua lutut ditekuk posisi badan sedikit membungkuk, pandangan ke
bawah depan sambil membuang nafas. Angkat telapak tangan ke atas, tangan
menyiku ke atas dagu sambil menarik nafas, lutut diluruskan. Dorong kedua telapak
tangan lurus ke bawah sambil membuang nafas. Rapatkan kaki kiri kembali ke
posisi awal.
45. Latihan IV
a. 1x8 pertama
Buka kaki kiri 1,5 lebar bahu, kaki kiri ditekuk sambil menggerakkan kedua
lengan kanan ke sisi kiri secara perlahan. Ulangi gerakan ke arah sebaliknya.
b. 1x8 kedua
kedua lengan diangkat setinggi bahu, lengan kiri diluruskan di samping kiri, lengan
kanan menyiku di depan dada, jari-jari menunjuk ke arah kiri (jari telunjuk dan
tengah), dan pandangan ke arah jari-jari tangan. Pertahankan gerakan hitungan 1-2.
c. 1x8 ketiga
Kaki dibuka 1,5 lebar bahu, tungkai sedikit ditekuk sambil mengayunkan lurus
kedua lengan ke atas disertai menarik nafas. Putar kedua lengan ke kanan, kiri
d. 1x8 keempat
Tegakkan badan dan luruskan tungkai sambil mengangkat kedua tangan secara
perlahan, sambil menarik nafas, punggung tangan saling berhadapan. Kedua lengan
menyiku di depan dada, telapak menghadap ke bawah. Putar kedua telapak tangan
melewati kepala bagian belakang, atas, dan kembali ke depan di bawah dagu,
menghadap ke bawah sambil membuang nafas serta rapatkan kaki kiri kembali ke
posisi awal.
36. Latihan V
a. 1x8 pertama
Lutut sedikit sambil memutar badan ke arah kiri, sambil menarik nafas, kedua
lengan ke atas secara perlahan melalui sisi badan setinggi bahu, lengan kiri ke
belakang dan lengan kanan ke depan, diikuti dengan meluruskan lutut, telapak
tangan rileks menghadap ke bawah. Lutut kembali sedikit ditekuk sambil memutar
badan ke arah depan sambil membuang nafas, kedua lengan diturunkan secara
perlahan melalui sisi badan diikuti dengan meluruskan lutut, telapak rapat
menempel rileks di samping badan. Kedua tumit diangkat sambil tarik nafas dan
angkat kedua lengan sampai melewati atas kepala, jari tengah dan ibu jari saling
diturunkan sambil membuang nafas dan menurunkan kedua lengan secara perlahan
melalui sisi badan, dan sampai telapak tangan menempel disamping badan kembali
ke posisi awal.
c. 1x8 kelima
Buka kaki kiri selebar bahu, badan membungkuk, angkat kedua tangan melalui
depan badan, telapak menghadap ke atas. Kedua lengan di atas kepala, lengan
melalui samping dan telapak tangan menghadap ke bawah sambil menarik nafas.
d. 1x8 keenam
atas sambil mengambil nafas. Kedua tangan lurus ke atas dengan telapak tangan
menghadap ke dalam, jari-jari rapat. Turunkan kedua tangan melalui depan badan
sempurna.
Kerangka konsep senam diabetes terhadap kadar gula darah pada penderita DM di
Puskesmas Sabokingking Palembang tahun 2019 dapat dilihat di Gambar Skema 2.1
Konsumsi karbohidrat
berlebihan
Penurunana sensitivitas
Sumber : Modifikasi darinTeori
insulin Guyton,(2009)
Diabetes mellitus
Senam Diabetes
Sensitivitas insulin
meningkat
Perbaikan metabolisme
glukosa