PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alami, tetapi bukannya tanpa resiko dan
merupakan beban tersendiri bagi seorang wanita. Ibu dapat mengalami beberapa keluhan fisik dan
mental, bagian kecil mengalami kesukaran selama kehamilan dan persalinan, tetapi kebanyakan ibu
tersebut pulih sehat kembali sepenuhnya dengan mempunyai bayi yang normal dan sehat.
Sebagian besar kehamilan dan persalinan akan mempunyai hasil yang menggembirakan
yaitu ibu dan bayi lahir sehat. Namun sebagian ibu hamil akan menghadapi kegawatan dengan
derajat ringan sampai bert yang dapat memberikan bahaya terjadinya ketidaknyamanan,
ketidakpuasan, kesakitan, kecacatan, bahkan kematian bagi ibu dan atau bayinya, terutama pada
kelompok ibu hamil resiko tinggi, maupun ibu hamil resiko rendah yang mengalami komlikasi
pada persalinan.
Di negara berkembang ada empat komponen pokok perawatan pranatal: skrining risiko
untuk mengidentifikasi ibu yang cenderung mengalami persalinan yang sulit dan kehamilan dengan
akhir yang buruk, deteksi dan penanganan penyakit terkait, pemeliharaan zat gizi dan kesehatan
ibu, dan pendidikan kesehatan tentang pelahiran yang aman dan pengenalan dini serta
penatalaksanaan komplikasi.
kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis.
Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap
organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda
bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang
1
serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyakit
penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal
untuk mencegah gangguan yang berta baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi
yang dikandungnya.
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang mormal dapat berubah
menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh seorang bidan untuk menapis adanya
resiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang dilakukan
dini. Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah pada penemuan pada ibu
hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat
dicegah.
Skrining resiko merupakan suatu kegiatan, yang di masa lalu, dilakukan dengan susah
payah. Beberapa parameter kependudukan, seperti usia dan paritas memang dapat
menjelaskan kelompok-kelompok beresiko tinggi yang ada di dalam populasi, tetapi kurang
baik jika digunakan untuk mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi secara perorangan. Dari
beberapa kategori tersebut, mungkin yang paling bermanfaat adalah nulipara yang berusia
Tujuan umum deteksi dini adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental
ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan
kehamilan ibu secara dini antara lain untuk memantau kemauan kehamilan; pemantauan
terhadap tumbuh kembang janin; mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial;
deteksi dini adanya ketidaknormalan; mempersiapkan persalinan cukup bulan dan selamat
3
agar masa nifas normal dan dapat menggunakan ASI eksklusif sehingga mampu
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya
atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu
hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu
atau janin yang dikandungnya, tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan.
Trimester I
,salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko
4
ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Perdarahan
pervaginam dalam kehamilan adalah cukup normal. Pada masa awal kehamilan, ibu
haidnya.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan normal, perdarahan kecil dalam
Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.
Jika terjadi perdarahan yang lebih (tidak normal) yang menimbulkan rasa sakit pada
ibu.Perdarahan ini bisa berarti aborsi, kehamilan molar atau kehamilan ektopik.
1) Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan
berat janin kurang dari 500 gram. Tanda-tandanya : perdarahan dengan nyeri
2) Kehamilan ektopik
5
Kehamilan abnormal di mana hampir seluruh vili korialisnya mengalami
1) Pengertian
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari,
Gejala - gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah
seribu kehamilan, gejala gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini
disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam
serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena
sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya
mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-
hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah
2) Penanganan Umum
6
b) Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
c) Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir dari pada
makanan padat
kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu
berikutnya
e) Hindari hal hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
f) Istirahat cukup
3) Komplikasi
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainnya
1) Pengertian
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan
menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang
hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Terkadang sakit kepala
kabur atau berbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika
7
tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan
Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan umumnya disebabkan
hormon progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah, pusing atau tertekan atau
pandangan mata bermasalah, sakit kepala akan lebih sering terjadi atau makin
2) Penanganan Umum
a) Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada
3) Komplikasi
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu
penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat
1) Pengertian
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala
utama pada kehamilan ektopik atau abortus (Saifuddin, 2002). Nyeri abdomen
yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri
8
abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan
jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini
2) Penanganan umum
respirasi, suhu)
b) Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas,
waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
3) Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain:
1) Pengertian
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil.
Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel sel ini tidak
sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira kira 50%
selama kehamilan.
9
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih
cepat dari pada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit
(volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan ini
2) Penanganan
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup.
(Curtis, 2000)
3) Komplikasi
- Persalinan prematuritas
- Mola hidatidosa
- Hiperemesis gravidarum
- Perdarahan antepertum
10
- Gangguan his, kekuatan mengejan
atonia uteri.
uteri
- Abortus
11
- Intligensia
f. Demam Tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi
dalam kehamilan.
1) Penanganan Umum
2) Komplikasi
Trimester II adalah usia kehamilan 4-6 bulan atau kehamilan berusia 13-28 minggu.
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan
dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan
muka. Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa,
separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya
12
hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki
yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau
meletakkan kaki lebih tinggi. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan
keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau
pre eklamsia.Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil
dapat terlihat setelah kelahiran, ketika pergelangan kaki yang bengkak secara
temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan tambahan yang diperlukan untuk
dibutuhkan dan akan dibuang setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin.
Oleh karena ginjal belum mampu bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang
mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman.Kram kaki sering terjadi di malam hari
ketika tidur. Kram dihubungankan dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan
1) Penanganan Umum
a) Istirahat cukup
13
b) Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung
lemak
2) Komplikasi
dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban
dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya
selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu
1) Penanganan Umum
14
e) Mengobservasi tanda tanda inpartu (Saifuddin, 2002)
2) Komplikasi
c) Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm
(Saifuddin, 2002)
c. Perdarahan hebat
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu
dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan
bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini
merupakan suatu risiko tanda bahaya. Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat
dikarenakan oleh aktivitas ibu yang terlalu berlebihan, keadaan psikologis ibu
maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti biasanya.
Trimester III adalah usia kehamilan 7-9 bulan atau kehamilan berusia 29-42 minggu.
15
Dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada
otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang
penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-
yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal
korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).
(Uswhaaja, 2009)
1) Penanganan Umum
a) Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga
2) Komplikasi
a) Kejang
b) Eklamsia
16
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 29 minggu atau selama
persalinan.
1) Penanganan Umum
nilai ulang
2) Komplikasi
c. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya
gejala gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
1) Penanganan
a) Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk
2) Komplikasi
17
Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi,
d. Demam Tinggi
1. Abortus
a. Definisi Abortus
hidup di luar kandungan atau sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat janin kurang
b. Klasifikasi abortus
1) Abortus spontan Abortus spontan yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa
disengaja atau dengan tidak didahului faktorfaktor mekanis atau medisinalis, semata-
mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Dalam hal ini dibedakan sebagai berikut:
kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa ada tanda-tanda dilatasi serviks yang
meningkat.
20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi
18
c) Abortus inkompletus, merupakan pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
sebelum 20 minggu.
e) Missed Abortion. Hal ini didefinisikan sebagai retensi produk konsepsi yang telah
f) Abortus Rekuren. Keadaan ini didefinisikan menurut berbagai kriteria jumlah dan
urutan, tetapi definisi yang mungkin paling luas diterima adalah abortus spontan
berturut-turut selama tiga kali atau lebih. Seorang wanita menderita abortus
(Monsjoer,2009)
umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan
belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun
terdapat beberapa kasus bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup
c. Manifestasi Klinis
2) Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu
19
4) Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang
d. Komplikasi
Resiko dan komplikasi Abortus Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang
melakukan aborsi:
Resiko kesehatan dan keselamatan fisik Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan
aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita yaitu:
e. Penanganan
1) . Abortus iminens
a) istrahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsangan mekanik
berkuang.
b) Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap
20
c) Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negative, mungkin janin sudah mati.
f) Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptic untuk mencegah
1) Abortus insipiens
a) bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan
b) Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani
dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan
c) Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infokus oksitosin 0,5 mg intramuscular 5
% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai abortus
komplit.
d) Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta
2) Abortus inkomplit
a) bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCl fisiologis atau ringer
b) Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2
mg intramuscular.
21
c) Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta
secara manual.
3) Abortus komplit
a) bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 sampai 5 hari.
b) Bila pasein anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfuse darah.
4) Missed abortion
a) bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum
b) Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering arau segar sesaat sebelum atau
c) Pada kehamlan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang
laminaria selama 12 jam lalu dilakuka dilatasi serviks dengan dilatator hegar. Kemudian
hasil kosepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
d) Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3x5 mg lalu infuse
dosis sampai ada kontaksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam 8 jam.
Bila tidak berhasil, ulang infuse oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
e) Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari dibawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan
menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut (Hidayat, 2009).
5) Abortus septic
22
Abortus septic harus dirujuk ke rumah sakit.
a) Penanggulangan infeksi
(1) Obat pilihan pertama: penisilin prokain 800.000 IU intramuscular iap 12 jam
(2) Obat pilihan kedua: ampisilin 1 g peroral selanjutnya 500 g tiap 4 jam ditambah
(3) Obat pilihan lainnya: ampisilin dan kloroamfenikol, penisilin dan gentamisin.
d) Dalam 24 jam sampai 28 jam setelah perlindungan antibiotic atau lebih cepat lagi bla
f. Status Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau
masalah kesehatan yang timbul secara horisontal maupun vertikal, baik untuk
menjadi rujukan terencana (Rujukan Dini Berencana dan Rujukan Dalam Rahim)
kelompok faktor risiko III Ada Gawat Darurat Obstetri (AGDO) yang dapat
mengancam jiwa, sehingga harus segera dirujuk tepat waktu (RTW) ke rumah sakit
terlebih dahulu, berikan analgetik, rujuk segera dengan pendamping tenaga kesehatan ke
23
2. Kehamilan Ektopik
a. Defenisi
Kehamilan ektopik didefinisikan sebagai suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur
yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri, tetapi biasanya
kehamilan ektopik karena kehamilan pada pars interstitialis tuba dan kanalis servikalis
b. Klasifikasi
3) Kehamilan Ovarial
4) Kehamilan servikal
c. Gejala
Gejala atau gambaran klinik kehamilan tuba yang belum terganggu tidak khas dan
penderita maupun dokter biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan,
Kehamilan ektopik yang belum terganggu atau belum mengalami ruptur sulit untuk
24
c) Nnyeri di perut bawah yang tidak khas, walaupun kehamilan ektopik belum
mengalami ruptur. Kadang-kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas yang
sukar ditentukan.
c) Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat serta perdarahan yang lebih banyak
d) Pada pemeriksaan ginekologik ditemukan serviks yang nyeri bila digerakkan dan
lajnjutan. Perawatan dan penanganan akan disesuaikan dengan banyak faktor, seperti tanda
dan gejala yang dialami, ukuran dari fetus, serta kadar hormon HCG di dalam darah.
e.Komplikasi
1) Infeksi
2) Ruptur Tuba
3) Syok
25
4) DIC
5) Perdarahan Masif
6) Kematian
3. Mola Hydatidosa
a. Definisi
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi
hidropik.
b. Klasifikasi
Villi korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari sulit terlihat
2) Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.
Masih tampak gelembung yang disertai janin atau bagian dari janin.Umumnya janin
masih hidup dalam bulan pertama.Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm.
c. Gejala
Tanda dan Gejala yang biasanya timbul pada klien dengan ”mola hidatidosa” adalah
sebagai berikut :
26
3) Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
4) Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ sekalipun
8) Kadar gonadotropin tinggi dalam darah serum pada hari ke 100 atau lebih sesudah
Karena molahidatidosa adalah suatu kehamilan patologi dan tidak jarang disertai
(2) Transfusi darah bila ada anemia (Hb 8 gr% atau kurang), juga untuk
memperbaiki syok.
(3) Bila ada gejala preeklamsia dan hiperemesis gravidarum diobati sesuai
protocol penanganannya.
b) Rujukan untuk Pengeluaran jaringan mala dengan cara kuretase dan histerektomi
27
1) Kuretase (suction curetase)
dengan kuretase.
2) Histerektomi
diatas usia 40 tahun dan usia anak cukup, terjadi perdarahan banyak setelah
pengawasan ikutan.
e. Komplikasi
1) Perforasi uterus
2) Perdarahan
3) DIC
4) Embolisme tropoblastik
Perforasi pada dinding uterus yang tipis selama evakuasi mola dapat menyebabkan
penyebaran infeksi.Ruptur uteri spontan bisa terjadi pada mola benigna dan mola
maligna.
4. Hiperemesis Gravidarum
a. Definisi
28
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah
yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang dialami wanita
hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester
pertama kehamilan.
1) Muntah hebat
5) Dehidrasi
6) Ketidaksamaan elektrolit
10) Hipokalemia
tingkatan, yaitu:
rasa lemah, nafsu makan tak ada, berat badan turun dan nyeri epigastrium. Frekuensi
nadi pasien naik sekitar 100 kali permenit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit
29
2) Tingkat II Pasien tampak lemah dan apatis, lidah kotor nadi kecil dan cepat, suhu
kadang naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan pasien turun, timbul hipotensi,
3) Tingkat III Kesadaran pasien menurun dari somnolen sampai koma, muntah berhenti
nadi kecil. dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah makin turun.
c. Penanganan Awal
diberikan.
2) Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat anti muntah, sebagai berikut :
mungkin timbul)
e) Metilprednisolon 16mg tiga kali sehari selama tiga hari, kemudian dikurangi
30
3) Setelah beberapa jam, tawarkan minuman per oral sedikit demi sedikit. Apabila mual
muntah muncul lagi, minta wanita tersebut puasa. Apabila wanita tersebut
d. Rujukan
a. InfeksiSaluranKemih (ISK)
b. InfeksiSaluranReproduksi (ISR)
1) InfeksiMenularSeksual ( IMS )
2) Infeksi Endogen
3) InfeksiIatragonik
InfeksiDalamKehamilanMenurutNorwitzdanSchorge( 2006 )
GejalaPadaIbu Neonatus
Rubella Penyakitringan Sindrom rubella
(ruamkulit,atralgia,limfad kongenital :
enopatidifus) ketulian,lesimata
(katarak),penyakitjantung
(duktusarteriosus
31
paten),retardasi mental,
PJT
Sitomegalovirus Asimtomatik (umum), Penyakit yang
sindrommenyerupai CMV :
korioretinitis, retardasi
mental, pneumonitis
hidronefrosis,
defektulangpanjang,
terpajanpadausiagestasi
<20 minggu
2) Infeksimenjelangaterm:
fulminant
diseminatadapatbeakib
at fatal.
Virus herpes simpleks 1) Primer episode Lesi herpes
32
(HSV) pertama: padakulitdanmulut, sepsis
terasanyeri,adenopati (gejalasisaneurologisjangk
terasanyeri
(gelembungberisi air,
ulkus).
Hepatitis B dan C Penyakit virus ringan/ Carier hepatitis kronis
sedang
(mual,muntah,hepastoplen
kuadrankananatas
Sifilis 1) Primer i. Lahirmati
ulkus,melingkardalam hepatosplenomegali,
3) Neurosifilistersieratau t :gigiHutchinson:
33
tulangkeringpanjangd
antajam,
kelainankardiovaskul
er, tulisensorineural.
PenyakitLyme 1) Infeksi local ( demam, Prematuritas, lahirmati,
2) penyakitdiseminata
InfeksiBakteridan Protozoa DalamKehamilan
Diagnosis Organisme Tandadangejalapad Efekpadajanin /
aibu neonatus
Streptokokusgrup B Streptokokus Kolonisasiasimtom 1) onset dini :
infeksisalurankemi neonatal
h, korioamniotis, 2) meningitis
endomiometritis
Korioamnionitis Polimikroba : Ditemukanbersama Sepsis neonatal
bakteroides, dengandemam
Streptokokus :takikardia,
agalactiae, kepekaandannyerip
leukositosis, dan /
duh
berbautidakenak.
Listeriosis Listeria Asimtomatik 1) onset dini :
34
es umum),gejalameny neonatal
kelelahan
(serupadengan
mononucleosis
infeksiosa),
meningitis (jarang).
Tuberculosis Mycobacteri Asimtomatik Tuberkolosiskong
batukberkeringat di (khususnyauntuk
malamhari, mengitistuberkulo
penurunanberatbad sa).
an,hemoptysis
Vaginosis bacterial Pertumbuhan Persalinan preterm Prematuritas,
bakteri beratbadanlahirre
normal ndah
vagina
secaraberlebi
han
Gonorea Neisseria Persalinan preterm, Sepsis neonatal,
infeksigonokokusdi akibatgonokokus
seminata
Klamidia Chlamydia Persalinan preterm, Konjungtivitis,
35
trachomatis korioamnionitis. Pneumonia
Toksoplasmosis Toxoplasma Asimtomatik, Aborsi,
Hepatosplenomeg
ali,koriorenitis,
kejang
Trikomoniasis Trichomonas Ketubanpecahdini Beratbadanlahirre
vaginalis ndah
6. Oligohidramnion
a. Pengertian
Oligohidramnion adalah air ketuban kurang dari 500 cc. Oligohidramnion kurang baik
untuk pertumbuhan janin karena pertumbuhan dapat terganggu oleh perlekatan antara janin
dan amnion atau karena janin mengalami tekanan dinding rahim (Sastrawinata, dkk,
2004:40).
terlalau banyak minum sehingga dapat menimbulkan makin berkurangnya jumlah air
2) Kental
3) Bercampur mekonium
b. Komplikasi oligohidramnion
36
Menurut Manuaba, dkk. (2007:500) Komplikasi oligohidramnion dapat
(2) Kompresi tali pusat langsung sehingga dapat menimbulkan fetal distress
(a) Oligohidramnion makin menekan dada sehingga saat lahir terjadi kesulitan
(b) Sirkulus yang sulit diatasinya ini akhirnya menyebabkan kematian janin
intrauterin
37
b) Amniotic band
c. Gambaran klinis
lebih kecil dari usia kehamilan, ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak,
sering berakhir dengan partus prematurus, bunyi jantung anak sudah terdengar mulai
bulan kelima dan terdengar lebih jelas, persalinan lebih lama biasanya, sewaktu ada
his akan sakit sekali, bila ketuban pecah air ketubannya sedikit sekali bahkan tidak ada
yang keluar dan dari hasil USG jumlah air ketuban kurang dari 500 ml (Rukiyah dan
Yulianti, 2010:232-233).
c. Penatalaksanaan
oligohidramnion yaitu :
1) Tirah baring
3) Perbaikan nutrisi
d. Rujukan
38
7. Anemia dalam kehamilan
a. Definisi
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr
% pada trimeter 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr% pada trimeter 2. Anemia lebih sering
dijumpai dalam kehamilan karena dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan
bertambah dan terjadi perubahan - perubahan dalam darah dan sumsum tulang.
Anemia pada ibu hamil dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam. Klasifikasi
anemia pada ibu hamil ini berdasarkan penyebab terjadinya anemia tersebut.
Secara umum menurut Proverawati (2009) klasifikasi anemia pada ibu hamil dibagi
menjadi:
2) Anemia Megaloblastik
3) Anemia Hipoplastik
4) Anemia Mieloptisik
a. Normal : ≤ 11 gr %
c. Anemia sedang : 7-8 gr% d) Anemia berat : < 7 gr% 3).
39
Ibu hamil dengan keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, dengan tekanan darah dalam
batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi besi. Secara klinis dapat dilihat tubuh yang
jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, disphagia, dan pembesaran kelenjar
limpa. Niali ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil,
didasarkan pada kriteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori yaitu: normal >11 gr/dl,
ringan 8-11 gr/dl, berat <8 gr/dl. Sedangkan menurut pemeriksaan Sachli, tidak anemia Hb
11 gr%, anemia ringan 9-10 gr%, anemia sedang 7-8 gr%, anemia berat <7 gr%.
1) Penatalaksanaan
adalah pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang
pada awal kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan
asam folat 500 ug, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak
diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu penyarapannya. Anemia
defisiensi besi yang tidak tertangani dengan tepat, dapat mengakibatkan abortus pada
kehamilan muda, dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan persalinan lama,
2) Rujukan
Jika ibu terlihat pucat, mudah lelah, lemas, berat badan tidak naik, kadar Hb ≤ 8
gr/dl maka segera rujuk keRS PONEK untuk pemeriksaan laboratorium lengkap dan
40
8. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim (SBR)
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (OUI).7 Sejalan
dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah bawah rahim kearah
proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut
berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut bermigrasi.
Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam persalinan kala satu bisa
b. Klasifikasi
1) Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri
internum..
2) Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum.
3) Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri
internum.
4) Plasenta letak rendah, plasenta lateralis, atau kadang disebut juga dangerous placenta
adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga tepi bawahnya
c. Komplikasi
41
Kemungkinan infeksi nifas besar karena luka plasenta lebih dekat pada ostium dan
merupakan porte d’entrée yang mudah tercapai. Lagi pula, pasien biasanya anemis karena
3) Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah sangat potensial
untuk robek disertai dengan perdarahan yang banyakKelainan letak anak pada plasenta
previa lebih sering terjadi. Hal ini memaksa lebih sering diambil tindakan operasi dengan
segala konsekuensinya.
7) Infeksi sepsis.
d. Gejala
Gejala-gejala plasenta previa ialah perdarahan tanpa nyeri, sering terjadi pada malam hari
saat pembentukan segmen bawah rahim, bagian terendah masih tinggi diatas pintu atas
panggul (kelainan letak). Perdarahan dapat sedikit atau banyak sehingga timbul gejala.
Biasa perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari
abortus, perdarahan pada plasenta previa di sebabkan karena pergerakan antara plasenta
e. Penatalaksanaan
42
1) Konservatif Dilakukan perawatan konservatif bila kehamilan kurang 37 minggu,
perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal), tempat tinggal
pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh perjalanan dalam 1 menit). Perawatan
konservatif berupa:
2) Istirahat
6) Penanganan aktif Penanganan aktif bila perdarahan banyak tanpa memandang usia
f. Rujukan
faktor risiko III Ada Gawat Darurat Obstetri (AGDO) yang dapat mengancam jiwa,
sehingga harus segera dirujuk tepat waktu (RTW) ke rumah sakit dalam upaya
9. Solusio Plasenta
a. Definisi
Solusio plasenta adalah: pemisahan plasenta yang berimplantasi pada tempat yang normal
kebanyakan dan terjadi pada trimester ke III, juga bisa terjadi pada setiap waktu setelah
kehamilan 20 minggu .
b. Gejala klinis
43
Perdarahan dengan rasa sakit, Perut terasa tegang, Gerakan janin berkurang/tidak terasa lagi
bergerak, Pada palpasi gerakan janin sulit diraba., Auskultasi jantung janin (-) / tidak
terdengar, Dinding perut sakit, Pada pemeriksaan dalam, ketuban tegang dan menonjol,Uterus
terjadi ganguan kontraksi dan atonia uteri (Manuaba. 1998. hal. 256-260).
c. Komplikasi
Komplikasi pada ibu : Perdarahan dapat menimbulkan : Variasi turunya tekanan darah
sampai keadaan syok. Perdarahan tidak sesuai dengan keadaan penderita yang anenis bahkan
sampai syok. Keadaan bervariasi dari baik sampai koma, Gangguan pembekuan darah dapat
a. Defenisi
Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung
dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan
pada wanita yang sebelumnya normal tensinya, tekanan darah mencapai nilai 140/90
mmHg, atau kenaikan tekanan sistoliknya 30 mmHg dan tekanan diastoliknya 15 mmHg
1) Hipertensi gestasional
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg untuk pertama kali selama kehamilan, tidak ada protein
urin, dan tekanan darah kembali normal < 12 minggu setelah post partum. Kadang-
44
kadang dapat timbul gejala preeklampsia seperti rasa tak enak pada ulu hati atau
trombositopenia.
2) Preeklampsia
Kriteria minimum:
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah usia kehamilan > 20 minggu, protein urin ≥
Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg, protein urin 2.0 gram/24 jam atau ≥ 2+
Sakit kepala yang menetap atau gangguan serebral atau gangguan penglihatan, nyeri ulu
3) Eklamsia
Kejang yang tidak disebabkan oleh penyebab lain yang menyertai gejala preeklamsia.
4) Superimpossed preeklamsia
Ditemukan protein urin ≥ 300 mg/24 jam pada wanita dengan kehamilan > 20 minggu
.Peningkatan tiba-tiba dari protein urin atau tekanan darah atau kadar platelet <
100.000/mm3 pada wanita dengan hipertensi dan protein urin sebelum kehamilan 20
minggu.
5) Hipertensi kronik
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau terdiagnosa sebelum usia
45
Tujuan penanganan adalah :
3) Lahirkan janin dengan trauma yang sekecil-kecilnya pada ibu dan anak.
Jika kehamilan <37 minggu lakukan penilaian 2x seminggu secara rawat jalan
3) Diet biasa
a) Diet biasa
terminasi kehamilan
46
2. Penanganan Preeklamsia Berat
Rujukan segera adalah penangan yang paling tepat. Penderita harus segera dirawat dan
3. Penanganan Eklamsia
Rujuk segera. Tujuan: Menghentikan dan mencegah kejang, mencegah dan mengatasi
a. Defenisi
kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari
pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari
(Prawirohardjo, 2008).
b. Manifestasi klinis
1) Gerakan janin yang jarang, yaitu secara subjektif kurang dari 7 kali/ 20 menit atausecara
objektif dengan KTG (karditopografi) kurang dari 10 kali/ 20menit. (Echa, 2012)
1. Stadium I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh
2. Stadium II
47
Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit
3. Stadium III
c. Penatalaksanaan
1) Menentukan apakah kehamilan memang telah berlangsung lewat bulan atau bukan.
Dengan demikian, penatalaksanaan ditujukan pada dua variasi dari postmatur ini.
3) Periksa kematangan serviks dengan skor Bishop. Kematangan serviks ini memegang
sepakat bahwa induksi persalinan dapat segera dilaksanakan baik pada usia 41 maupun
d. Komplikasi
1) Menurut Prawirohardjo (2008), komplikasi yang terjadi pada kehamilan serotinus yaitu
komplikasi pada janin. Komplikasi yang terjadi pada janin seperti gawat janin, gerakan
a. Pengertian
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah kelainan pada metabolisme karbohidrat
dari faktor yang memberatkan yang terjadi selama kehamilan (Marilyn, 2001).
48
Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil dan
Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan
darah seperti retinopati, nefropati, penyakit pemburuh darah panggul dan pembuluh
darah perifer.
c. Manifestasi Klinis
Obesitas,
TFU > normal
a). Kematian perinatal bayi dengann ibu DMG ( BIDMG ) sangat tergantung dari keadaan
hiperglikemia ibu. Di klinik yang maju sekalipun angka kematian di laporkan 3-5%.
49
Angka kejadian komplikasi BIDMG di Subbagian Perinatologi FKUI/RSUPNCM dari
(1) Makrosomia
(2) Sekitar 20-50% bayi dengan ibu DMG mengalami hipoglikemia (GD < 30 mg/dl)
pada 24 jam pertama setelah lahir dan biasanya terjadi pada bayi makrosomia.
(3) Hambatan pertumbuhan janin Ibu DMG dengan komplikasi vaskular akan
memberikan bayi dengan BB rendah pada kehamilan 37-40 minggu. Hal ini dapat
terjadi juga karena adanya perubahan metabolik ibu selama masa awal persalinan.
(6) Hiperbilirubinemia
e. Penatalaksanaan
Pengobatan dan penanganan penderita diabetes yang hamil dilakukan untuk mencapai 3
3) Mengoptimalkan gestasi.
a. Defenisi
50
Ketuban pecah dini atau PROM (Premature Rupture Of Membran) adalah
pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah 1 jam tetap
b. Klasifikasi
Ketuban pecah dini preterm (Preterm Premature Rupture of Membranes PPROM)
adalah pecahnya ketuban (ROM) sebelum kehamilan 37 minggu. Dan pecah ketuban
risiko yang jelas dalam beberapa kasus ketuban pecah dini. Untuk penangananya
infeksi intrauterin menjadi salah satu predisposisi utama (Gomez dan rekan, 1997;
Mercer, 2003)
c. Gejala
51
Kekuatan selaput ketuban ditentukan oleh keseimbangan sintesa dan degradasi
matriks ekstraseluler. Bila terjadi perubahan di dalam selaput ketuban, seperti penurunan
3) Jika ada tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau), berikan antibiotik.
a) Berikan antibiotik untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin (Ampisilin 4 x 500 mg
selama 7 hari ditambah Eritromisin 250 mg per oral 3 kali per hari selama 7 hari.
6 jam).
e) Jika terdapat his dan lendir darah, kemungkinan terjadi persalinan preterm
a) Jika ketuban sudah pecah > 18 jam, berikan antibiotika profilaksis untuk mengurangi
52
Nilai serviks
2) Jika serviks belum matang, matangkan serviks dengan prostaglandin dan infus
Amnionitis
4) Jika persalinan dengan seksio sesarea, lanjutkan antibiotika dan berikan metronodazol
a. Definisi
KeadaanhipoksiapadaIbu.
53
2) Faktorjaninyaitukelainankromosompadajaninsehinggadapatmenimbulkankelainankonge
nital.
3) Faktortalipusatyaituinersiotalipusatpadaplasenta.
b. Gejala
1) Saatkonsultasipertamasebelumhamil :
a) Terdapatriwayatberulangabortus
b) Ibumempunyaipenyakitmenahun :
(1) Hipertensi
(2) Penyakitginjal
(3) Penyakithati
2) Saat hamil :
a) Perdarahanpadakehamilan
b) Kemungkinankelainanplasenta
c) Hasilpemeriksaanlaboratorium
2) Zatdasarnutrisirendah
3) Penyakitkolagen
3) HasilpemeriksaanIbuhamil :
54
d) Polaaktivitasjaninintrauteritidaksesuaidenganjadwalsemestinya. (Manuaba, 2017)
c. Penanganan
plasentasehinggadapat :
c. Meningkatkanfungsiplasentalainnya.
2. Memberikanobat-obatansesuaianjurandokter.
d. Rujukan
RujukIbu yang hamil pasti dengan gejala TBJ tidak naik dalam 2 minggu, TBJ < 10
a. Definisi
Kematian janin dalam rahim adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 350
gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
b. Gejala IUFD
55
1) GerakanHebat
1) Padapemeriksaanfisiktidakterdengardenyutjantungjanin
Pada saat pemeriksaan menggunakan doppler atau USG, tidak terdengar denyut jantung
janin.
2) Peruttidakbertambahbesar
tidakakanbertambahbesar.
c. Penanganan
1) Pemeriksaantanda-tanda vital.
danguladarah.
3) Menjelaskanseluruhprosedurpemeriksaandanhasilnyasertarencanatindakan yang
akandilakukankepadapasiendankeluaraganya.
tidaktepat.
Sebaiknyapasiendidampingioleh orang
terdekatnyadanyakinkanbahwabesarkemungkinandapatlahirpervaginam.
56
5) Membicarakanrencanapersalinanpervaginamdengancarainduksimaupunekspektatifpa
dakeluargapasiensebelumpengambilankeputusan.
90% persalinanspontanterjaditanpakomplikasi.
7) Bilapilihanmanajemenaktif: induksipersalinanmenggunakanoksitosinatau
misoprostol. Seksiosesareadipilihjikabayiletaklintang.
8) Memberikankesempatanpadakeluargauntukmelihatdanmelakukan ritual
Setelahbayilahirdapatdilakukan ritual
keagamaanmerawatbayidandapatdilakukanotopsiataupemeriksaanpatologiplasenta yang
akanmembantumengungkappenyebabkematianjanindalamrahim.(WHO. WHO
2016).
d. Komplikasi
1) Trauma emosional yang berat apabila waktu antara kematian janin dan
2) Infeksiapabilaketubanpecah.
3) Koagulopatiapabilakematianjaninberlangsunglebihdari 2 minggu.(sarwono,
2018)
57
e. Rujukan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Deteksi dini kehamilan lanjut atau tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang
yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian pada janin
58
dan ibu. Adapun tanda bahaya pada kehamilan lanjut diantaranya yaitu pendarahan
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
3. Rupture uteri
5. Preeklamsi
6. Eklamsi
7. KPD
8. IUFD
merupakan penyebab kematian ibu yang utama. Oleh karena itu, sangat penting bagi bidan
kelainan tersebut. Sehingga pada ibu hamil atau penderita agar dapat segera melakukan
B. Saran
Jika terjadi perdarahan kehamilan lanjut atau pendarahan pervaginam maka harus
melakukan penanganan sesegera mungkin. Bila perlu harus melakukan rujukan ke Rumah sakit
59
DAFTAR PUSTAKA
60
Prawirohardjo, Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan, Edisi Keempat. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Sari, dr Ratna D.P. Buku Ajar Perdarahan Pada Kehamilan Trimester 1. Fakultas Kedokteran
Unila. 2018
Varney, Helen. Dkk. 2015 Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 . Yogyakarta: EGC
https://id.scribd.com/doc/83396770/Polihidramnion-Dan-Oligohidramnion
https://www.alodokter.com/polihidramnion
https://www.halodoc.com/kesehatan/polihidramnion
https://health.detik.com/diet/d-4513759/mengenal-kelainan-air-ketuban-polihidramnion-dan-
oligohidramnion
http://repository.unissula.ac.id/1052/4/4.%20BAB%20I.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/137/jtptunimus-gdl-sulistiyow-6838-3-bab2.pdf
61