Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUTORIAL

"ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. “ N ” POST OPERASI SECTIO


CAESAREA DENGAN PRE EKLAMPSIA DIRUANG ENIM 2 RSUP DR.
MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG “

Stase Keperawatan Maternitas


Disusun Oleh
Afriza Rianti
Kartika Indah Sari
Dhia Fakhriyah Jinan
Avienda Puspita
Puspita Sari
Siti Mariatul Fadilah
Dian Sri Utami
Tri Meilana Hasanah
Dian Apriani
Fera Prabatiwi

PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KASUS TUTORIAL

Ny “ N “ berusia 23 tahun masuk ke RSUP DR.Mohammad Hoesin Palembang


melalui IGD pada tanggal 09 februari 2020 pukul 11:46 WIB, dengan tindakan
operasi sectio caesarea pada tanggal 09 februari 2020 pukul 16:50 WIB. Klien
memiliki riwayat hipertensi pada kehamilan anak pertama. Riwayat kehamilan
G2P1A0 hamil 40 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) dan anemia sedang.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 februari dengan klien mengeluh nyeri post
operasi sectio caesarea, nyeri terasa seperti teriri-iris nyeri mejalar ke pinggang,
nyeri muncul setiap 5 menit sekali, dan skala nyeri 7. Klien mengeluh sulit
bernafas. . Klien terpasang oksigen 4 L. klien tampak lemah, konjungtiva tampak
pucat. Klien tampak berbaring. Keluarga Klien mengatakan klien belum mampu
untuk duduk, makan masih disuapi, dan untuk BAK menggunakan pisvot. Hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD : 150/110 mmhg RR : 28x/m, N :
84x/m suhu tubuh : 36,70C. hasil pemeriksaan labolatorium didapatkan hasil
albumin 2,4 g/ul, kalsium 7,1 mg/dl.

A. Identifikasi Istilah
a) Pre eklampsia berat (PEB)
Menurut Rachimhadhi (2015) Pre-eklamsia adalah suatu kondisi yang
spesifik pada kehamilan, terjadi setelah minggu ke 20 gestasi, ditandai dengan
hipertensi dan protein uria dan dapat juga diserta dengan oedema. Hipertensi di sini
adalah tekanan darah 140/90 mmHgatau lebih, atau sutu kenaikan tekanan sistolik
sebesar 30mmHg atau lebih (jika diketahui tingkat yang biasa), atau kenaikan
tekanan darah diastolic sebesar 15 mmHg atau lebih (jika diketahui tingkat yang
biasa).
b) Albumin
Albumin adalah protein utama yang terdapat dalam darah yang
diproduksi oleh organ hati.
c) Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Hipertensi atau tekanan darah
tinggi merupakan keadaan perubahan dimana tekanan darah meningkat
secara kronik. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa
gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam pembuluh darah
arteri.
B. Pertanyaan Dari Kasus
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang menyebabkan terjadinya TRI MEILANA HASANAH
pre eklampsia berat (PEB) ? 1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada preeklampsia dan
eklampsia didapatkan kerusakan pada
endotel vaskuler, sehingga sekresi
vasodilatator prostasiklin oleh sel-sel
endotelial plasenta berkurang,
sedangkan pada kehamilan normal
prostasiklin meningkat. Sekresi
tromboksan oleh trombosit bertambah
sehingga timbul vasokonstrikso
generalisata dan sekresi aldosteron
menurun. Akibat perubahan ini
menyebabkan pengurangn perfusi
plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan
penurunan volume plasma.
2. Peran Faktor Imunologis
Preeklampsia sering terjadi
pada kehamilan I karena pada
kehamilan I terjadi pembentukan
blocking antibodies terhadap
antigen plasenta tidak sempurna.
Pada preeklampsia terjadi komplek
imun humoral dan aktivasi
komplemen. Hal ini dapat diikuti
dengan terjadinya pembentukan
proteinuria
3. Peran Faktor Genetik
Preeklampsia hanya terjadi pada
manusia. Preeklampsia meningkat
pada anak dari ibu yang menderita
No Pertanyaan Jawaban
preeklampsia.
4. Iskemik dari uterus.
Terjadi karena penurunan aliran
darah di uterus e.Defisiensi kalsium.
Diketahui bahwa kalsium berfungsi
membantu mempertahankan
vasodilatasi dari pembuluh darah.
5. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial.
Kerusakan sel endotel vaskuler
maternal memiliki peranan penting
dalam patogenesis terjadinya
preeklampsia. Fibronektin diketahui
dilepaskan oleh sel endotel yang
mengalami kerusakan dan meningkat
secara signifikan dalam darah wanita
hamil dengan preeklampsia. Kenaikan
kadar fibronektin sudah dimulai pada
trimester pertama kehamilan dan
kadar fibronektin akan meningkat
sesuai dengan kemajuan kehamilan
(Anonim, 2017).

Daftar Pustaka
Rachimhadhi, T. 2015. Preklamsia dan
Eklamsia, Ilmu Kebidanan. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
Jakarta.

2 Kenapa pasien post sectio caesarea FERA PRABATIWI


dengan pre eklampsia berat bisa Karena adanya peradangan dalam tubuh
mengalami penurunan albumin ? setelah tindakan operasi, kurangnya
asupan protein kalori dan vitamin atau
gangguan penyerapan nutrisi.
Daftar Pustaka
No Pertanyaan Jawaban
Price, Sylvia A. 2011.Patofisiologi:
Konsep klini proses-proses penyakit.
Jakarta : EGC
3 Apa yang menjadi faktor tejadinya DIAN APRIANI
Pre eklampsia berat ? Pre-eklamsi berat terjadi apabila :
1. Tekanan darah 160/110 atau
lebih.diukur 2x dengan antara
sekurang- kurangnya 6 jam dan
pasien istirahat.
2. Proteinuria 5 gr atau lebih/24 jam.
3. Olyguri 400 cc atau lebih/ 24 jam.
4. Gangguan cerebral /penglihatan
5. Oedema paru / cyanosis
6. Sakit kepala hebat
7. Mengantuk
8. Konfensi mental
9. Gangguan penglihatan (seperti
pandangan kabur, kilatan cahaya)
10. Nyeri epigastrium

Daftar Pustaka
Afriani. Desmiwarti & Kandri. 2013.
Kasus Persalinan Dengan Bekas Sectio
Caesarea Menurut Keadaan Waktu
Masuk dibagian Obsestri dan Genekologi
RSUP Dr. M. Djamil Padang.
4 Apa indikasi dilakukan tindakan AVIENDA PUSPITA NINGRUM
sectio caesarea
1. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD)
adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin
No Pertanyaan Jawaban
yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat
melahirkan secara alami.
2. PEB (Pre-Eklamsi Berat) merupakan
kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan, sebab
terjadinya masih belum jelas. Setelah
perdarahan dan infeksi, pre-eklamsi
dan eklamsi merupakan penyebab
kematian maternal dan perinatal
paling penting dalam ilmu kebidanan.
Karena itu diagnosa dini amatlah
penting, yaitu mampu mengenali dan
mengobati agar tidak berlanjut
menjadi eklamsi.
3. KPD (Ketuban Pecah Dini) adalah
pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda persalinan dan ditunggu satu
jam belum terjadi inpartu. Sebagian
besar ketuban pecah dini adalah hamil
aterm di atas 37 minggu, sedangkan di
bawah 36 minggu.
4. Bayi Kembar Tidak selamanya bayi
kembar dilahirkan secara caesar. Hal
ini karena kelahiran kembar memiliki
resiko terjadi komplikasi yang lebih
tinggi daripada kelahiran satu bayi.
Selain itu, bayi kembar pun dapat
mengalami sungsang atau salah letak
lintang sehingga sulit untuk dilahirkan
secara normal.
5. Faktor Hambatan Jalan Lahir adanya
No Pertanyaan Jawaban
gangguan pada jalan lahir, misalnya
jalan lahir yang tidak memungkinkan
adanya pembukaan, adanya tumor dan
kelainan bawaan pada jalan lahir, tali
pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
6. Letak kepala tengadah yaitu bagian
terbawah adalah puncak kepala, pada
pemeriksaan dalam teraba UUB yang
paling rendah. Etiologinya kelainan
panggul, kepala bentuknya bundar,
anaknya kecil atau mati, kerusakan
dasar panggul.
7. Presentasi muka, Letak kepala
tengadah (defleksi), sehingga bagian
kepala yang terletak paling rendah
ialah muka. Hal ini jarang terjadi.
8. Presentasi dahi, Posisi kepala antara
fleksi dan defleksi, dahi berada pada
posisi terendah dan tetap paling depan.
Pada penempatan dagu, biasanya
dengan sendirinya akan berubah
menjadi letak muka atau letak
belakang kepala.
9. Letak sungsang merupakan keadaan
dimana janin terletak memanjang
dengan kepala difundus uteri dan
bokong berada di bagian bawah
kavum uteri. Dikenal beberapa jenis
letak sungsang, yakni presentasi
bokong, presentasi bokong kaki,
sempurna, presentasi bokong kaki
No Pertanyaan Jawaban
tidak sempurna dan presentasi kaki
Daftar Pustaka
Sarwono Prawiroharjo. 2019. Ilmu
Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka
5 Mengapa pasien post operasi sectio  AFRIZA RIANTI
caesarea mengalami sesak nafa
Rasa nyeri yang dirasakan seseorang yang
membuat sesak nafas dan menekan oto
pernafasan.

Daftar Pustaka
Saifuddin, AB. 2012. Buku panduan
praktis pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal. Jakarta : penerbit yayasan
bina pustaka sarwono prawirohardjo
6 Berapa lama seharusnya pasien post DIAN SRI UTAMI
operasi sectio caearea boleh
mobilisasi ? Setelah operasi caesarea pasien diminta
berbaring selama 24 jam.
Daftar Pustaka
Apriliana, dkk. 2013. Rerata Waktu
Pasien Pasca Operasi Tinggal di Ruang
Pemulihan RSUP DR Kariadi Semarang.
Di unduh pada November2019
https://ejournal3.undip.ac.id › index.php ›
medico › article › view
7 Bagaimana penatalaksanaan medis PUSPITA SARI
sectio caesarea ? 1. Pemberian cairan : Karena 24 jam
pertama penderita puasa pasca operasi,
maka pemberian cairan perintavena
harus cukup banyak dan mengandung
No Pertanyaan Jawaban
elektrolit agar tidak terjadi hipotermi,
dehidrasi, atau komplikasi pada organ
tubuh lainnya. Cairan yang biasa
diberikan biasanya DS 10%, garam
fisiologi dan RL secara bergantian dan
jumlah tetesan tergantung kebutuhan.
Bila kadar Hb rendah diberikan
transfusi darah sesuai kebutuhan.
2. Diet : Pemberian cairan perinfus
biasanya dihentikan setelah penderita
flatus lalu dimulailah pemberian
minuman dan makanan peroral.
Pemberian minuman dengan jumlah
yang sedikit sudah boleh dilakukan
pada 6 - 10 jam pasca operasi, berupa
air putih dan air teh.
3. Mobilisasi : Mobilisasi dilakukan
secara bertahap meliputi, Miring
kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 -
10 jam setelah operasi, Latihan
pernafasan dapat dilakukan penderita
sambil tidur telentang sedini mungkin
setelah sadar. Hari kedua post operasi,
penderita dapat didudukkan selama 5
menit dan diminta untuk bernafas
dalam lalu menghembuskannya.
Kemudian posisi tidur telentang dapat
diubah menjadi posisi setengah duduk
(semifowler). Selanjutnya selama
berturut-turut, hari demi hari, pasien
dianjurkan belajar duduk selama
sehari, belajar berjalan, dan kemudian
No Pertanyaan Jawaban
berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai
hari ke5 pasca operasi.
4. Kateterisasi : Kandung kemih yang
penuh menimbulkan rasa nyeri dan
tidak enak pada penderita,
menghalangi involusi uterus dan
menyebabkan perdarahan. Kateter
biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih
lama lagi tergantung jenis operasi dan
keadaan penderita.
5. Pemberian obat-obatan
a. Antibiotik
b. Analgetik dan obat untuk
memperlancar kerja saluran
pencernaan
c. Obat-obatan lain
6. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat
pada 1 hari post operasi, bila basah
dan berdarah harus dibuka dan diganti

DAFTAR PUSTAKA
Muchtar. 2015. Obstetri patologi,
Cetakan I. Jakarta : EGC

C. Hipotesa
1. KARTIKA INDAH SARI
Apa itu sectio caesarea ?
2. DHIA FAKHRIYAH JINAN
Bagaimana manifestasi post operasi sectio caesarea ?
3. SITI MARIATUL FADILAH
Bagaimana komplikasi dari sectio caesarea ?
D. Mekanisme

Indikasi Sectio caesar


(kelainan letak janin)

Tindakan Sectio
Kurangnya informasi caesar Luka post OP
dan pengetahuan
post partum Merangsang Trauma jaringan
Jaringan
area sensorik
terputus
motorik
Defisit Jaringan
pengetahuan Merangsang terbuka
hipotalamus Kurang
proteksi
Pengeluaran
hormon Invasi bakteri
prostaglandin
Merangsang
Resiko
reseptor
Infeksi
nyeri
Nyeri akut
E. Learning Objektif
1. Definisi sectio caesarea
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
(Sarwono, 2019).
Sectio Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan
berat badan diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus
yang utuh (Gulardi, 2016).
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding rahim (Mansjoer, 2012).
2. Manifestasi post operasi sectio caesarea
Persalinan dengan Sectio Caesaria , memerlukan perawatan yang
lebih komprehensif yaitu: perawatan post operatif dan perawatan
post partum.Manifestasi klinis sectio caesarea menurut Doenges
(2010),antara lain :
a. Nyeri akibat ada luka pembedahan
b. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
c. Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus
d. Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea
tidak banyak)
e. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-
800ml
f. Emosi labil / perubahan emosional dengan mengekspresikan
ketidakmampuan menghadapi situasi baru
g. Biasanya terpasang kateter urinarius
h. Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar
i. P e n g a r u h a n e s t e s i d a p a t m e n i m b u l k a n m u a l d a n m u n t a h
j. Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler
k. Pada kelahiran secara sectio caesar tidak direncanakan maka bisanya
kurang paham prosedur
l. Bonding dan Attachment pada anak yang baru dilahirkan.
3. Komplikasi sectio caesarea
Menurut Mochtar (2012), Komplikasi yang sering terjadi pada ibu
dengan sectio caesarea sebagai berikut :
a. Infeksi nifas
1) Infeksi ringan dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.
2) Infeksi sedang dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai
dehidrasi dan perut sedikit kembung.
3) Infeksi berat dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik.
b. Perdarahan terjadi karena banyak pembuluh darah yang terputus dan
terbuka.
c. Atonia uteri.
d. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemihbila
reperitonealisasi terlalu tinggi.
e. Kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan mendatang.

4. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri Akut b.d Agen cedera fisik
b. Menyusui Tidak Efektif b.d tidak rawat gabung
c. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
d. Resiko Infeksi

5. Intervensi Keperawatan
No Diagnosis SLKI SIKI
.
1. Nyeri Akur b.d Agen cedera Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri :
fisik keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi lokasi,
diharapkan masalah nyeri dapat karakteristik, durasi,
teratasi dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas dan
Tingkat Nyeri :
intensitas nyeri
Kriteria A T
Keluhan Nyeri 3 4
2. Identifikasi skala nyeri
Meringis 3 4 3. Identifikasi respon nyeri
Gelisah 3 4
Kesulitan Tidur 3 4 non verbal
4. Berikan teknik non
Keterangan :
1 : Menurun farmakologis untuk
2 : Cukup meningkat mengurangi nyeri
3 : Sedang 5. Control lingkungan yang
4 : Cukup Menurun
memperberat nyeri
5 : Menurun
6. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
7. Kolaborasi pemberian
analgesic, jika perlu
2. Menyusui Tidak Efektif b.d Setelah dilakukan tindakan Edukasi Menyusui :
tidak rawat gabung keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi kesiapan dan
diharapkan masalah dapat teratasi kemampuan menerima
dengan kriteria hasil : informasi
Status Menyusui :
2. Identifikasi tujuan dan
Kriteria A T
Suplai Asi adekuat 2 4
keinginan menyusui
Kepercayaan diri ibu 2 4 3. Sediakan materi dan media
Berat badan bayi 2 4
pendidikan kesehatan
Keterangan : 4. Berikan kesempatan untuk
1 : Menurun bertanya
2 : Cukup meningkat 5. Dukung ibu dalam
3 : Sedang meningkatkan kepercayaan
4 : Cukup Menurun diri dalam menyusui
5 : Menurun
6. Berikan konseling
menyusui
7. Jelaskan manfaat menyusui
bagi ibu dan bayi
8. Ajarkan 4 posisi menyusui
dan perlekatan
9. Ajarkan perawatan
payudara postpartum
3. Defisit pengetahuan b.d kurang Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan :
terpapar informasi keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi kesiapan dan
diharapkan masalah dapat teratasi kemampuan menerima
dengan kriteria hasil : informasi
Tingkat pengetahuan : 2. Sediakan materi dan media
Kriteria A T pendidikan kesehatan
Kemampuan menjelaskan 2 4
3. Berikan kesempatan untuk
pengetahuan tentang suatu
bertanya
topik
Perilaku sesuai 2 4 4. Jelaskan factor resiko yang
pengetahuan dapat mempengaruhi
Pertanyaan tentang 2 4
kesehatan
masalah yang dihadapi
5. Ajarkan perilaku hidup
Keterangan : bersih dan sehat
1 : Menurun 6. Ajarkan strategi yang dapat
2 : Cukup meningkat digunakan untuk
3 : Sedang meningkatkan perilaku
4 : Cukup Menurun
hidup bersih dan sehat
5 : Menurun
4. Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksin :
keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor tanda dan gejala
diharapkan masalah dapat teratasi infeksi local dan sistemik
dengan kriteria hasil : 2. Batasi jumlah pengunjung
Tingkat Infeksi :
3. Cuci tangan sebelum dan
Kriteria A T
Demam 2 5
sesudah kontak dengan
Kemerahan 2 5 pasien dan lingkungan
Nyeri 2 5
Bengkak 2 5 pasien
4. Pertahankan teknik aseptic
Keterangan : pada pasien beresiko
1 : Menurun
tinggi
2 : Cukup meningkat
5. Jelaskan tanda dan gejala
3 : Sedang
infeksi
4 : Cukup Menurun
6. Ajarkan cara mencuci
5 : Menurun
tangan dengan benar
7. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
8. Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai