DEFPRI HS
NIM. 211.150.98
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Pemimbing I Pemimbing II
Disetujui
Ketua Program Studi
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Defpri Hs
Nim : 211.150.98
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan antara Sikap Religiusitas dengan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tahfidz
(Rumah Qur’an Mulia) Palembang Tahun 2019
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I : Dewi Pujiana, S.Kep., Ns., M.Bmd. ( )
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS
Nama : Defpri HS
NIM : 211.150.98
Tanda Tangan :
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Nama : Defpri Hs
NPM : 211.150.98
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Jenis karya : Skripsi
Dibuat di : Palembang
Pada Tanggal : 27 juni 2019
Yang Menyatakan
(Defpri Hs)
NIM. 211.150.98)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
. IDENTITAS
Nama : Defpri Hs
Agama : Islam
Email : Defprih@gmail.com
. RIWAYAT PENDIDIKAN
C. RIWAYAT ORGANISASI
vi
ABSTRAK
Nama : Defpri Hs
Nim : 211.150.98
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul : Hubungan antara Sikap Religiusitas dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) di Rumah Tahfidz (Rumah Qur’an Mulia)
Palembang Tahun 2019
Latar Belakang: Sikap religiusitas adalah suatu pikiran, kecenderungan, dan perasaan
seseorang untuk mengenali aspek-aspek pengetahuan agama, pelaksanaan ibadah dan kaidah
dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya dan keyakinan yang telah
diperoleh semasa hidup, yang nantinya dapat menjadi penentu dan landasan dalam
berperilaku saat mengambil suatu tindakan dan diataranya adalah dalam perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS). Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara sikap religiusitas
dengan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tahfidz (Rumah Qur’an Mulia) Palembang
tahun 2019. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
korelasi yang menggunakan desain penelitian kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional.
dengan total sampling dengan total 39 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner
Sikap Religiusitas dan PHBS. Hasil Penelitian: Hasil analisis hubungan antara sikap
religiusitas dengan perilaku hidup bersih dan sehat diperoleh responden dengan sikap
religiusitas yang tinggi dengan PHBS yang baik ada sebanyak 13 (33,3%) responden,
sedangkan responden dengan sikap religiusitas tinggi tetapi memiliki PHBS yang kurang baik
sebanyak 7 (17,9%) responden. Responden dengan sikap religiusitas rendah dengan PHBS
yang baik ada sebanyak 5 (12,8%), dan responden dengan sikap religiusitas rendah dan
memiliki PHBS yang kurang baik ada sebanyak 14 (35,9%). Dari hasil uji statistik Chi
Square diperoleh nilai p value = 0,036 (p < α 0,05) yang berarti ada hubungan antara sikap
religiusitas dengan PHBS. Jadi hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara sikap
religiusitas dengan PHBS terbukti secara statistik. Simpulan: Terdapat hubungan antara
hubungan antara sikap religiusitas dengan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tahfidz
(Rumah Qur’an Mulia) Palembang dengan p velue (0,036).
Kata kunci: Sikap Religiusitas, PHBS, Rumah Tahfidz
vii
ABSTRACT
Name : Defpri Hs
NIM : 211.150.98
Study Program : Nursing
Tittle : The Correlation between Attitude of Religiusity and Clean and Health
Behavior (PHBS) at Tahfidz House (Rumah Qur’an Mulia) Palembang
in 2019
References : 40 (1994-2018)
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Juga sholawat serta salam kepada
Nabi Muhammad SAW, semoga kita akan dapat memperoleh syafaat beliau dihari
akhir kelak. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Palembang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah
sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Heri Shatriadi CP., M.Kes. selaku Ketua Stikes Muhammadiyah Palembang
2. Ibu Anita Apriany, S.Kep., Ns., M.Bmd. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan
3. Ibu Dewi Pujiana, S.Kep., Ns., M.Bmd. selaku Pemimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan proposal skripsi
ini
4. Bapak Aristoteles, S.Kep., M.Kes. selaku Pemimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan proposal skripsi ini
5. Kepada Rumah Tahfidz (Rumah Qur’an Mulia) Palembang, dan seluruh teman
teman yang ada di rumah tahfidz yang telah membantu dan mau berpartisipasi
dalam penelitian ini
6. Para dosen dan Staf Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah
Palembang.
ix
7. Kepada Ayahanda HAMSEH dan Ibunda LENI tercinta yang telah mensuport,
mendo’a kan dan tak pernah berhenti selalu memberikan yang terbaik untuk anak-
anaknya
8. Kepada Saudara ku Desty prayuni HS, Seftian Prayudhi HS, dan Jannatin Aaliyah
HS berkat doa dan dukungan kalianlah aku dapat sampai ke titik ini
9. Dan teruntuk teman-teman seperjuanganku PSIK tahun angkatan akademik 2015
PSIK Muhammadiyah Palembang terkhusus teman-teman Genggong yang dari
yang paling tua sampai yang termuda (Santy Marlina, Arie Nugraha, Ita Riani,
Lussy Saswina, Aslami Analia, Serly fitria dewi lusiana, dan Riandini Pandansari)
terima kasih yang telah memberikan suport dan motifasi itu sangat membantu.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT, berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Defpri Hs
x
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ....................................................................................... 6
C. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
1. Tujuan Umum ............................................................................... 6
2. Tujuan Khusus .............................................................................. 6
E. Ruang Lingkup ............................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7
1. Manfaat Teoristis.................................................................................. 7
2. Manfaat Praktis..................................................................................... 7
G. Keaslian penelitian ...................................................................................... 8
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Tahfidz............................................................................................. 11
1. Definisi Rumah Tahfidz.......................................................................... 11
B. Sikap Religiusitas......................................................................................... 12
1. Definisi Sikap.......................................................................................... 12
2. Definisi Religiusitas ............................................................................... 14
3. Fungsi Religusitas .................................................................................. 15
4. Dimensi-dimensi Religiusitas ................................................................ 18
5. Faktor yang mempengaruhi Religiusitas ................................................ 20
C. Perilaku Hidup Bersih Dan sehat (PHBS) .................................................. 22
1. Definisi Perilaku Hidup Bersih Dan sehat (PHBS)................................. 22
2. Konsep Tatanan ...................................................................................... 23
3. Masyarakat Dalam Tatanan .................................................................... 24
4. PHBS di Berbagai Tatanan ........................................................... 25
a. Perilaku terhadap Makanan dan Minuman ....................................... 27
b. Perilaku terhadap Kebersihan Tubuh dan Pakaian ........................... 33
c. Perilaku terhadap Kebersihan Lingkungan ...................................... 38
d. Perilaku terhadap Sakit dan Penyakit ............................................... 39
e. Perilaku Hidup yang Teratur dan Terukur ....................................... 40
f. Perilaku yang Merusak Kesehatan ................................................... 42
5. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Dalam Konteks Islami. . 48
xii
B. Populasi dan Sampel ................................................................................... 57
1. Populasi................................................................................................. 57
2. Sampel .................................................................................................. 57
3. Kriteria Inklusi dan Ekslusi ................................................................. 58
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 58
D. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 58
1. Jenis Data ............................................................................................. 58
a. Data Primer ................................................................................... 58
b. Data Sekunder ............................................................................... 59
E. Tehnik dan Instrument Pengumpulan Data ................................................. 59
1. Tehnik Pengumpulan Data ................................................................... 59
2. Intrument Penelitian ............................................................................. 59
3. Uji validitas........................................................................................... 60
4. Uji rliabelitas......................................................................................... 61
F. Pengolahan Data ......................................................................................... 62
1. Pengolahan Data (editing) ................................................................... 62
2. Pengkodean (cosing) ........................................................................... 62
3. Pemasukan Data (entry) ...................................................................... 62
4. Pembersihan Data (cleaning) .............................................................. 62
G. Tekhnik Analisa Data .................................................................................. 62
1. Analisa Univariat ................................................................................. 63
2. Analisa Bivariat ................................................................................... 63
H. Etika Penelitian ........................................................................................... 64
xiii
BAB VI PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 70
1. Analisa Univariat ................................................................................. 70
a. Analisa Deskriptif Sikap Religiusitas ........................................... 70
b. Analisa Deskriptif Perilaku Hidup Bersih dan Sehat..................... 72
2. Analisa Bivariat ................................................................................... 74
3. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR BAGAN
xvi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR PENELITIAN
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar belakang
Rumah tahfidz adalah gabungan kata rumah dan tahfidz, adapun
rumah yang berarti bangunan untuk tempat tinggal sedangkan tahfidz berasal
dari kata hafadzo yang artinya menjaga. Yang dimaksud menjaga disini
adalah menjaga dengan menghafal al-Quran (Mahardhika, 2003). Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rumah tahfidz al-Qur’an adalah
rumah yang dipergunakan sebagai tempat pembelajaran dalam hal
menghafalkan al-Quran.
Pondok pesantren merupakan tempat pendidikan dan tempat belajar
yang lebih menekankan pada pelajaran agama Islam dan didukung sarana
asrama yang dijadikani tempat hunian untuk para santri (Tuanaya, 2007).
Sama halnya dengan pondok pesantren, rumah tahfidz juga menyediakan
tempat hunian (asrama) bagi para santri dan merupakan tempat untuk belajar
agama Islam bagi santri namun lebih di khususkan dalam hal mendalami dan
menghafalkan al-Qur’an.
Rumah tahfidz yang sama juga halnya dengan pondok pesantren yang
juga memiliki permasalah yang sama dalam bidang kesehatan, seperti
masalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Adapun permasalah PHBS
yang seringkali muncul dalam pondok pesantren diantaranya kepadatan
hunian kamar, sarana pembuangan sampah, sarana jamban sehat yang kurang
memadai dan penyediaan air bersih santri, sering menggantung pakaian di
kamar, saling bertukar benda pribadi seperti pakaian, sisir dan handuk
(Nugraheni, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh zuhriyah (2015) di pondok pesantren
Mamba’us Syafa’atil Qur’an menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat
santri sebesar 31,25% dalam kategori baik, 42,5% cukup, dan 26,25%
kurang. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) santri yang sudah baik yaitu,
selalu mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar serta tidak
ada santri yang pernah menggunakan narkoba, sementara PHBS santri yang
2
2007). Dari beberapa pengertian sikap menurut para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa sikap adalah suatu pikiran, kecenderungan dan perasaan
seseorang untuk mengenal aspek-aspek tertentu pada lingkungan yang
seringnya bersifat permanen karena sulit diubah. Komponen yang dimaksud
adalah pengetahuan yang selama ini diperoleh semasa hidup, dimana sangat
mempengaruhi perilaku saat bertindak.
Religiusitas seringkali diidentikkan dengan keberagamaan.
Religiusitas diartikan sebagai seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh
keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan kaidah dan seberapa dalam
penghayatan atas agama yang dianutnya. Bagi seorang Muslim, religiusitas
dapat diketahui dari seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan
penghayatan atas agama Islam (Nashori dan Mucharam, 2002).
Ancok dan Suroso (2001) mendefinisikan religiusitas sebagai
keberagaman yang berarti meliputi berbagai macam sisi atau dimensi yang
bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah),
tapi juga melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural.
Sumber jiwa keagamaan itu adalah rasa ketergantungan yang mutlak, adanya
ketakutan-ketakutanakan ancaman dari lingkungan alam sekitar serta
keyakinan manusia itu tentang segala keterbatasan dan kelemahannya. Rasa
ketergantungan yang mutlak ini membuat manusia mencari kekuatan sakti
dari sekitarnya yang dapat dijadikan sebagai kekuatan pelindung dalam
kehidupannya dengan suatu kekuasaan yang berada di luar dirinya yaitu
Tuhan.
Adapun pengertian religiusitas Menurut Gazalba (dalam Ghufron,
2012) religiusitas berasal dari kata religi dalam bahasa Latin “religio” yang
akar katanya adalah religure yang berarti mengikat. Dengan demikian,
mengandung makna bahwa religi atau agama pada umumnya memiliki
aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh pemeluknya. Kesemuanya itu berfungsi mengikat
seseorang atau sekelompok orang dalam hubungannya dengan Tuhan,
sesama manusia, dan alam sekitarnya.
4
2) Rumusan Masalah
Berdasarkan data diatas dan dari studi pendahuluan yang telah
dilakukan di rumah tahfidz (Rumah Qur’an Mulia Palembang) maka
rumusan masalah penelitian ini adalah belum diketahuinya hubungan antara
sikap religiusitas dengan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tahfidz
(Rumah Qur’an Mulia) Palembang.
6
3) Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara sikap religiusitas dengan
perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tahfidz (Rumah Qur’an Mulia
Palembang) tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap religiusitas di Rumah
Qur’an Mulia Palembang.
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi perilaku hidup bersih dan
sehat di Rumah Qur’an Mulia Palembang.
c. Untuk mengetahui hubungan antara sikap religiusitas dengan
perilaku hidup bersih dan sehat di Rumah Qur’an Mulia Palembang.
4) Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam penelitian keperawatan dasar tentang
hubungan antara sikap religiusitas dengan prilaku hidup bersih dan sehat.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2019 di rumah
tahfidz (Rumah Qur’an Mulia Palembang). Penelitian ini difokuskan untuk
mengetahui hubungan antara sikap religiusitas dengan prilaku hidup bersih
dan sehat di Rumah Qur’an Mulia. Subjek yang menjadi sampel penelitian
ini adalah santri putra yang tinggal di asrama. Penelitian ini dilakukan
dengan membagikan kuesioner pada responden untuk mengetahui variabel
religiusitas dan observasi untuk mengetahui variabel prilaku hidup bersih dan
sehat.
5) Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam
pengembangan media pembelajaran atau penerapan media pembelajaran
secara lebih lanjut. Selain itu juga menjadi sebuah nilai tambah khasanah
pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan di Indonesia.
7
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai upaya aplikatif untuk menambah wawasan dan pengalaman
tentang ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara sikap
religiusitas dengan perilaku hidup bersih dan sehat
b. Sebagai upaya objektif untuk mengungkapkan argumentasi
hubungan antara sikap religiusitas dengan perilaku hidup bersih dan
sehat
c. Untuk memberi informasi bagi lahan penelitian mengenai hubungan
antara sikap religiusitas dengan perilaku hidup bersih dan sehat di
Rumah Qur’an Mulia
d. Penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumber informasi dan
rujukan untuk penelitian selanjutnya.
8
F. KEASLIAN PENELITIAN
Tabel 1.1
Keaslian penelitian
No Judul/Peneliti/ Metodelogi Hasil Persamaan Perbedaan
Tahun
1 Pengaruh sikap Metode yang Hasil penelitian menunjukan − Berfokus pada − Sampel:
religiusitas digunakan bahwa sikap religiusitas masalah PHBS (random
terhadap Perilaku adalah dengan memiliki pengaruh − Variabel sampling).
hidup bersih dan pendekatan kontribusi sebesar 83,80% independen − Populasi: 489
sehat metode terhadap PHBS masyarakat − Variabel kepala keluarga
Masyarakat kombinasi dusun curup. Sikap dependen − Tempat dan
kabupaten (mixed religiusitas masyarakat − Desain: study waktu penelitian
Rejang Lebong/ methods), memiliki pengaruh terhadap korelatif − Alat ukur
Eka Yanuarti/ metode perilaku bersih masyarakat, − Jenis penelitian:
Tahun 2018 campuran antara seperti dimensi ritual metode
kuantitatf dan beragama membawa kombinasi
kualitatif pengaruh terhadap perilaku (mixed
Secara penggunaan air bersih dalam methods)
berimbang. kehidupan sehari-hari. campuran
Kemudian dimensi kuantitatif dan
konsekuensi beragama kualitatif
masyarakat membawa
pengaruh terhadap perilaku
masyarakat dalam
memberantas jentik nyamuk.
2 Wellness ditinjau Penelitian ini Karakteristik wellness − Variabel − Populasi: 216
dari religiusitas menggunakan mahasiswa Universitas independen mahasiswa
pada mahasiswa pendekatan Negeri Yogyakarta − Desain: study − Tempat dan
Universitas kuantitatif. mayoritas kecenderungan korelatif waktu penelitian
Negeri Penelitian pada kategori tinggi − Jenis penelitian: − Alat ukur
Yogyakarta/Roh kuantitatif sejumlah 143 mahasiswa metode − Sampel: (cluster
matus Naini/ dengan (66.2%), kategori sedang kuantitatif random
Tahun 2015 menggunakan sejumlah 73 mahasiswa sampling).
populasi atau (33.8%). Untuk karakteristik
sampel tertentu. religiusitas mahasiswa
Universitas Negeri
Yogyakarta mayoritas
kecenderungan pada
9
A. Rumah Tahfidz
1. Definisi Rumah Tahfidz
Istilah Tahfidz al-Qur’an terdiri dari dua kata yaitu tahfidz dan al-
Qur’an. Tahfidz berarti memelihara, menjaga atatu menghafal (Mahmud
Yunus, 1999). Sedangkan al-Qur’an secara etimologi (asal kata) al-Qur’an
berasal dari kata Arab qaraa ( ) أﺮﻗyang berarti membaca, sedangkan al-
Farra’ mengatakan bahwa kata al-Qur’an berasal dari kata qara in ( ) ﻦﺋاﺮﻗ
jamak dari qari nah ( )قرينةdengan makna berkait-kait, karena bagian al-
Qur’an yang satu berkaitan dengan bagian yang lain. Al-Asy’ari
mengidentifikasi etimologi al-Qur’anberasal dari kata qarn ( )قرنyang
berarti gabungan dari berbagai ayat, surah dan sebagainya.
Rumah tahfidz merupakan gabungan dari kata rumah dan tahfidz.
Rumah berarti bangunan untuk tempat tinggal sedangkan tahfidz berasal
dari kata hafadzo yang artinya menjaga. Adapun yang dimaksud disini
adalah menjaga dengan menghafal al-Quran (Mahardhika, 2003). Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa rumah tahfidz al-Qur’an
merupakan rumah yang dipergunakan sebagai tempat menghafal al-
Quran.
Menghafal dari kata dasar hafal yang dari bahasa Arab hafidza-
yahfadzu-hifdzan, yaitu lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa
(Mahmud Yunus, 1990). Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf
definisi menghafal adalah “proses mengulang sesuatu baik dengan
membaca atau mendengar”. Pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti
menjadi hafal (Abdul Aziz Abdul Rauf, 2004).
Seseorang yang telah hafal al-Qur’an secara keseluruhan di luar
kepala, bisa disebut dengan juma’ dan huffazhul Qur’an. Pengumpulan al-
Qur’an dengan cara menghafal (Hifzhuhu) ini dilakukan pada masa awal
penyiaran agama Islam, karena al-Qur’an pada waktu itu diturunkan
12
B. Sikap Religiusitas
1. Sikap
a. Definisi Sikap
Sikap adalah suatu cara seorang individu untuk bereaksi atau
memberi respon terhadap suatu situasi. Maka dari itu, seseorang yang
13
a) Fungsi edukatif
Para penganut agama berpendapat bahwa ajaran agama
yang mereka anut memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi.
Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.
Kedua unsur suruhan dan larangan ini mempunyai latar belakang
yang mengarahkan bimbingan agar pribadi penganutnya menjadi
lebih baik dan terbiasa dengan baik menurut ajaran dan agama
masing-masing.
b) Fungsi penyelamat
Dimana pun manusia berada dia selalu menginginkan
dirinya selamat. Keselamatan yang meliputi bidang yang luas
adalah keselamatan yang diajarkan oleh agama. Keselamatan yang
diberikan oleh agama kepada penganutnya adalah keselamatan
yang meliputi dua alam yaitu: dunia dan akhirat. Dalam mencapai
keselamatan itu mengajarkan para penganutnya melalui:
pengenalan kepada masalah sakral, berupa keimanan kepada
Tuhan.
c) Fungsi perdamaian
Melalui agama, seseorang yang bersalah atau berdosa
dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan agama. Rasa
berdosa dan tasa bersalah akan segera menjadi hilang dari batinnya
apabila seseorang pelanggar telah menebus dosanya melalui tobat,
pensucianatau penebusan dosa.
d) Fungsi pengawasan sosial
Para penganut agama sesuai dengan ajaran agama yang
dipeluknya terikat batin kepada tuntunan ajaran tersebut, baik
secara pribadi maupun secara kelompok. Ajaran agama oleh
penganutnya dianggap sebagai norma, sehingga dalam hal ini
agama dapat berfungsi sebagai pengawasan sosial secara individu
maupun kelompok karena:
17
b) Tingkat usia
Berbagai penelitian psikologi agama menunjukkan
adanya hubungan tingkat usia dengan kesadaran beragama,
meskipun tingkat usia bukan satu-satunya faktor penentu
dalam kesadaran beragama seseorang. Yang jelas, kenyataan
ini dapat dilihat dari adanya perbedaan pemahaman agama
pada tingkat usia yang berbeda.
c) Kepribadian
Sebagai identitas diri (jati diri) seseorang yang sedikit
banyaknya menampilkan ciri-ciri pembeda dari individu lain di
luar dirinya. Dalam kondisi normal, memang secara individu
manusia memiliki perbedaan dalam kepribadian. Perbedaan ini
diperkirakan berpengaruh terhadap aspek-aspek kejiwaan
termasuk kesadaran beragama.
d) Kondisi kejiwaan
Banyak kondisi kejiwaan yang tak wajar seperti
schizoprenia, paranoia, maniac, dan infantile autisme. Tetapi
yang penting dicermati adalah hubungannya dengan
perkembangan kejiwaan agama. Sebab bagaimanapun
seseorang yang mengidap schizophrenia akan mengisolasidiri
dari kehidupan sosial serta persepsinya tentang agama akan
dipengaruhi oleh halusinasi.
2) Faktor Eksternal
Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh dalam religiusitas
dapat dilihat dari lingkungan dimana seseorang itu hidup.
Umumnya lingkungan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan satuan sosial yang paling
sederhana dalam kehidupan manusia. Keluarga merupakan
lingkungan sosial pertama kali yang dikenal setiap individu.
Dengan demikian, kehidupan keluarga merupakan fase
22
TATANAN TATANAN
FASILITAS INSTITUSI
PELAYANAN PENDIDIKAN
KESEHATAN
TATANAN TATANAN
TEMPAT DITEMPAT
KERJA UMUM
a) Diet seimbang
b) Hindari bahan kimia
c) Melembabkan kuku
d) Gunting kuku secara teratur
e) Menghindari kebiasaan buruk terhadap kuku
Begitu juga dengan hidung dan telinga. Menurut Wiarto
(2012), hidung merupakan tempat menyaring kotoran yang berasal
dari debu-debu yang ikut bersama udara yang kita hirup. Bila
terlalu banyak debu atau kotoran yang menumpuk di dalam
hidung, maka akan kotoran tersebut akan mempersulit kita
untuk bernafas.
Oleh karena itu, dalam menjaga kebersihan hidung, kita harus
rajin membersihkan kotoran-kotoran yang ada dalam hidung kita.
Bila perlu gunakanah masker jika akan bepergian jauh atau
sedang beraktifitas di tempat yang berdebu. Telinga harus selalu
dibersihkan dari benda-benda yang mengganggu. Dalam
membersihkan telinga, gunakanlah bahan yang lembut, seperti
cotton bud, jangan terlalu dalam ketika membersihkannya, karena
akan merusak gendang telinga. Menurut (Kriswanto, 2012)
merawat telinga bisa dilakukan dengan cara:
a) Kurangi intensitas penggunaan earphone
b) Hindari suasana yang bising
c) Perawatan rutin
d) Kunyah makanan dengan baik
Mulut termasuk didalamnya lidah dan gigi merupakan
sebagian dari alat pencernaan makanan. Menurut Soetatmo (1979),
gigi merupakan alat yang penting dalam pencernaan makanan.
Makanan yang masuk ke dalam mulut dilembutkan dengan gigi.
Gigi-gigi yang sehat diperlukan dalam upaya mewujudkan
kesehatan badan seluruhnya.
Dengan seringnya makanan masuk kedalam mulut maka
kebersihan mulut dan gigi secara teratur harus selalu dijaga. Hal
36
Dalam hal ini kesehatan menjadi sangat penting sebagai salah satu
faktor penentu kehidupan. Pentingnya menjaga kesehatan perlu diterapkan
sejak dini, agar tercipta pola hidup yang bersih dan sehat yang membawa
dampak pada hidup dan lingkungan. Dalam hal ini, prilaku hidup bersih
dan sehat juga telah dijelaskan dan dibahas dalam al-Qur’an secara luas
dan mendetail. Al-Qur’an sebagai pedoman umatIslam menjadi salah satu
tinjauan yang perluuntuk digalidan dipelajari kandungan isinya, salah
satunya adalah tentang prilaku hidup dan sehat. Hal ini perlu dilakukan
sebagai tinjauan umat Islam dalam menjalankan kehidupannya, agar
sesuai dengan aturan hukum Islam yang ada.
Penelitian tentang hubungan antara sikap religiusitas dengan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi hal yang menarik untuk
dikaji. Diharapkan nantinya bisa menjadi tolak ukur dalam menentukan
sikap dan perilaku agar dapat terhindar dari berbagai penyakit. Dan juga
diharapkan nantinya penelitian ini dapat berguna untuk pengembangan
pengetahuan baik bagi diri sendiri, orang lain maupun masyarakat sekitar.
53
Kerangka Teori
Bagan 2.2
Kerangka Teori
Faktor Eksternal
1. Lingkungan keluarga
Perilaku Hidup 2. Lingkungan institusional
Bersih dan Sehat 3. Lingkungan masyarakat
(Syahriani Syukri)
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
1) Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep
satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi,
2007). Kerangka konsep terdiri dari variabel independen dan dan variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sikap religiusitas
dan variabel dependennya adalah pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Bagan 3.1
Kerangka konsep penelitian
Keterangan:
: Terdapat hubungan
2) Definisi Operasional
Defenisi operasiaonal adalah variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati sehingga memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukururan secara cermat terhadap
suatu objek atau fenomena (Natoatmojo, 2012)
55
Tabel 3.1
Definisi operasional
3) Hipotesis
56
Ha: Ada hubungan antara sikap religiusitas dengan prilaku hidup bersih
dan sehat di Rumah Qur’an Mulia Palembang.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
1) Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antara dua
variabel (Nursalam, 2008). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel bebas (sikap religiusitas) dan
variabel terikat (perilaku hidup bersih dan sehat).
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif, dengan
pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan
untuk melihat gambaran dan hubungan antara variabel dependen dan
variabel independen secara bersamaan (Natoatmodjo, 2002).
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari profil Rumah Qur’an Mulia dan
data penunjang di Rumah Qur’an Mulia Palembang.
59
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu alat ukur atau instrument
(Arikunto, 2006). Sebuah instrument dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat.
1) Kuesioner sikap religusistas tentang sikap religiusitas yang
diadopsi dari kuesioner Rifqi (2011) dengan 35 pertanyaan dan
telah dilakukan uji validitas. Terdapat 5 item pertanyaan yang
gugur dalam uji validitas dengan hasil pengujian yang
dinyatakan valid jika nilai reabilitasnya 0,8143.
2) Kuesioner PHBS tentang perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) yang diadopsi dari kuesioner Nasyith (2018) dengan
45 pertanyaan. Menurut Nasyith pada penelitian nya: Nilai r xy
yang diperoleh akan dikonsultasikan dengan harga product
moment pada pada taraf signifikansi 0,05. Bila nilai korelasi r
hitung ≥ 0,304, maka pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan
valid. Sebaliknya apabila nilai korelasi r hitung < 0,304 maka
pertanyaan dalam kuesioner tidak valid. Setelah dilakukan uji
validitas hasil pengujian menunjukan terdapat 15 item
pertanyaan yang gugur dan tidak digunakan dalam penelitian.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa
sesuatu instrumen cukup dapat untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumenl
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2010). Pengujian reliabilitas
dimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu. Jadi jika sebuah
pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tersebut tidak dilanjutkan
untuk uji validitas. Pertanyaan-pertanyaaan yang sudah valid ke
mudian baru secara bersama diukur reliabilitasnya.
62
6) Pengolahan Data
Menurut Natoatmojo (2002), tehnik pengumpulan data yang
digunakan adalah:
a. Pengolahan data (editing)
Setelah seluruh data responden terkumpul peneliti memeriksa
kembali karakteristik responden seperti jenis kelamin, umur satu per
satu dan menngecek kembali jawaban pada lembar checklist sehingga
dapat diproses lebih lanjut.
b. Pengkodean data (coding)
Upaya mengklasifikasikan jawaban yang ada menurut bentuk
yang lebih ringkas dengan menggunakan kode.Peneliti merubah data
berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan
coding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga
mempercepat pada saat entry data, misalnya coding hasil jika 1 (baik)
danjika 2 (kurang baik).
c. Pemasukan data (entry data)
Data yang telah terkumpul dari masing-masing responden
dalam bentuk kode (angka/huruf) kemudian peneliti memasukkan
kedalam program komputer (SPSS),masukkan hasil data yang telah
secara manual kedalam tabel.
63
X = n x 100%
N
Keterangan:
X = nilai presentase
n = nilai yang diperoleh dari tiap kelompok
N = jumlah responden (Notoatmodjo, 2005)
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang
didugaatau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini
64
1) Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu membawa rekomendasi
dari institusi pendidikan STIKes Muhammadiyah Palembang dengan cara
mengajukan permohonan izin kepada Kepala Rumah tahfidz (Rumah
Qur’an MuliaPalembang) setelah mendapat persetujuan, barulah peneliti
melakukan penelitian. Dalam melakukan penelitian peneliti tetap menjaga
etika penelitian antara lain:
1. Informed consent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan
diteliti. Responden harus memenuhi kriteria inklusi. Lembar Informed
concent harus dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat
penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak boleh memaksa
harus tetap menghormati hak-hak sobjek.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama
responden, tetapi pada lembar tersebut diberikan kode atau inisialny
namanya saja.
3. Confidentiality (Kerahasian)
Kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti, dan hanya
kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.
Peneliti tidak menceritakan rahasia responden pada orang lain, kecuali
seizin responden.
65
2) Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi responden menurut usia
2. Analisis Univariat
a. Responden sikap religiusitas
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi responden menurut sikap religiusitas
3. Analisis Bivariat
Hubungan antara sikap religiusitas dengan perilaku hidup bersih dan
sehat
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi hubungan antara sikap religiusitas
dengan perilaku hidup bersih dan sehat
Sikap Religiusitas
Perilaku Hidup Bersih Tinggi Rendah Total OR 95% P Value
dan Sehat (PHBS)
N % N % N % 5,200
Baik 13 33,4 5 12,8 18 46,2
0,036
Kurang Baik 7 17,9 14 35,9 21 53,8 1,317-
Total 20 51,3 19 48,7 39 100 20,539
(Sumber: Penelitian, 2019)
Hasil analisis hubungan antara sikap religiusitas dengan perilaku
hidup bersih dan sehat diperoleh bahwa responden dengan sikap
religiusitas yang tinggi dengan PHBS yang baik ada sebanyak 13
(33,3%) responden, sedangkan responden dengan sikap religiusitas
tinggi tetapi memiliki PHBS yang kurang baik sebanyak 7 (17,9%)
responden. Responden dengan sikap religiusitas rendah dengan PHBS
yang baik ada sebanyak 5 (12,8%), dan responden dengan sikap
religiusitas rendah dan memiliki PHBS yang kurang baik ada sebanyak
14 (35,9%).
Dari hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p value = 0,036
(p < α 0,05) yang berarti ada hubungan antara sikap religiusitas dengan
perilaku hidup bersih dan sehat. Jadi hipotesis yang menyatakan ada
hubungan antara sikap religiusitas dengan perilaku hidup bersih dan
sehat terbukti secara statistik. Analisa keeratan hubungan (Odds Ratio)
diperoleh nilai OR= 5,200 (95% CI = 1,317 - 20,539), artinya santri
yang memiliki sikap religiusitas rendah berpeluang 5,2 kali memiliki
perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang baik dibandingkan dengan
santri yang mampu memiliki sikap religiusitas yang tinggi.
BAB VI
PEMBAHASAN
1) Pembahasan
A. Karakteristik Responden
Responden yang mengisi kuesioner hubungan antara sikap
religiusitas dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah
tahfidz (Rumah Qur’an Mulia) Palembang adalah berjumlah 39 santri,
yang terdiri dari santri laki-laki yang berusia 15-26 tahun yang tinggal
diasrama Rumah Qur’an Mulia.
Rata-rata usia responden yaitu 20 tahun, dan nilai tengah usia
responden yaitu 20,31 tahun, dengan standar deviasi usia 2,307 tahun.
Responden dengan usia terendah yaitu 15 tahun berjumlah 2
responden, dan usia tertinggi 26 tahun berjumlah 1 responden, dari
hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini rata-
rata usia responden berkisar antara 20 sampai 22 tahun.
B. Analisis Univariat
1. Sikap Religiusitas
Pada tabel distribusi frekuensi sikap religiusitas dapat
diketahui dari total 39 responden, jumlah responden yang memiliki
sikap religiusitas tinggi berjumlah 20 responden (51,3%) dan
responden yang sikap religiusitasnya rendah berjumlah 19
responden (48,7%).
Sikap adalah respon dasar sesorang dalam menentukan
perilaku dan tindakan, yang dalam hal ini sikap itu sendiri
merupakan respon awal yang akan menjadikan seseorang
berperilaku baik ataupun buruk. Menurut Notoatmodjo (2011),
sikap merupakan respon atau reaksi seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu objek atau perangsang (stimulus). Sikap adalah
keyakinan atau pendapat seseorang terkait situasi, subjek atau
objek yang disertai dengan munculnya perasaan tertentu. Perasaan
inilah yang akan dijadikan sebagai dasar orang tersebut untuk
71
C. Analisis Bivariat
Berdasarkan tabel hubungan antara sikap religiusitas dengan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) diperoleh bahwa responden
dengan sikap religiusitas yang tinggi dengan PHBS yang baik ada
sebanyak 13 (33,3%) responden, sedangkan responden dengan sikap
religiusitas tinggi tetapi memiliki PHBS yang kurang baik sebanyak 7
(17,9%) responden. Responden dengan sikap religiusitas rendah
dengan PHBS yang baik ada sebanyak 5 (12,8%), dan responden
dengan sikap religiusitas rendah dan memiliki PHBS yang kurang baik
ada sebanyak 14 (35,9%).
Dari hasil uji statistic Chi Square tidak terdapat cell yang
mempunyai nilai E > 5, sehingga jumlah cells 0 dengan tabel 2x2,
maka nilai p value yang digunakan continuity correction adalah
Asymp. Sig. (2-sided), diperoleh nilai p = 0,036, (p < α 0,05) yang
berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap religiusitas dengan
75
perilaku hidup bersih dan sehat. Jadi hipotesa yang menyatakan ada
hubungan antara sikap religiusitas dengan perilaku hidup bersih dan
sehat terbukti secara statistis.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori dari Green (2009), yang
menyatakan bahwa sikap adalah salah satu predisposisi untuk
munculnya perilaku yang dapat dapat dibuktikan dalam penelitian ini.
Penyataan ini juga sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (1993),
yang di kutip oleh Sari (2006), yang menyatakan bahwa perilaku
seseorang akan dipengaruhi oleh kepercayaan, keyakinan, kehidupan
emosional dan kecenderungan untuk perilaku yang semua itu
merupakan komponen sikap dari seseorang itu sendiri.
Selain itu hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Eka
Yanuarti (2018), Tingkat religiusitas masyarakat kelurahan dusun
curup, menurut seluruh perangkat kelurahan dalam kategori sedang.
Hasil angket menunjukkan masyarakat dusun curup memiliki sikap
religiusitas yang sedang (57%). Religiusitas masyarakat jika dilihat
dari dimensi religiusitas diantaranya, dimensi keyakinan yang tinggi
sekitar (44%), dimensi praktek dalam agama Islam masyarakat yaitu
(27%) dimensi praktek ibadah tinggi, kategori sedang berjumlah
(62%), dan (11%) kategori rendah. Masyarakat kelurahan Dusun Curup
memiliki pengalaman keagamaan yang sedang (57%), anggota
masyarakat yang memiliki dimensi pengetahuan keagamaan tinggi
(41%), masyarakat dusun curup memiliki dimensi konsekuensi
beragama yang sedang (61%). Tingkat perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) tinggi sebesar 24%, 56% masyarakat kategori sedang, dan
20% kategori rendah. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat
Kelurahan Dusun Curup memiliki perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) yang sedang.
Dari hasil penelitian yang didapatkan peneliti berasumsi, bahwa
dari rendahnya sikap religiusitas seseorang maka akan dapat
berdampak buruk pula pada perilaku hidup bersih dan sehat, begitu
pula dengan tingginya sikap religiusitas seseorang makan akan dapat
76
berdampak baik pada perilaku hidup bersih dan sehat seseorang. Akan
tetapi hal ini juga tidak terlepas dari berbagai faktor lain seperti
pengetahuan, berbagai fasilitas yang tersedia, dan kebiasaan buruk dari
seseorang itu sendiri.
Berdasarkan hasil dari penelitian, konsep teori, penelitian terkait
dan asumsi penelitian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa ada
hubungan yang yang erat antara sikap religiusitas dengan perilaku
hidup bersih dan sehat. Santri sikap religiusitas yang tinggi maka akan
memiliki perilaku hidup bersih dan sehat yang baik, sedangkan santri
yang memiliki sikap religiusitas yang rendah maka akan perilaku hidup
bersih dan sehat yang kurang baik.
77
2) Keterbatasan Penelitian
Walaupun telah diusahakan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin,
tetapi peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat banyak
keterbatasan dan kelemahan, yang diiantaranya:
1. Keterbatasan didalam penelitian ini diantaranya meliputi pengalaman
peneliti yang masih kurang, dan waktu.
2. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan instrument
angket kuesioner, sehingga pengambilan dan pengumpulan data yang
hanya berfokus pada angket kuesioner.
3. Kurangnya referensi mengenai jurnal terkait tentang penelitian dengan
variabel sikap religiusitas yang mengacu kepada perilaku terutama
perilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga hanya ditemukan 1 jurnal
terkait dengan dua variabel yang sama.
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
1) Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Distribusi frekuensi sikap religiusitas didapatkan hasil yaitu responden
yang memiliki sikap religiusitas tinggi berjumlah 20 responden
(51,3%) dan responden yang sikap religiusitasnya rendah berjumlah 19
responden (48,7%).
2. Distribusi frekuensi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) didapatkan
hasil yaitu responden dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
baik berjumlah 18 responden (46,2%), responden dengan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat yang kurang baik berjumlah 21 responden
(53,8%).
3. Terdapat hubungan antara hubungan antara sikap religiusitas dengan
perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tahfidz (Rumah Qur’an
Mulia) Palembang dengan p velue (0,036).
2) Saran
1. Bagi Perawat Puskesmas/ Perawat Komunitas
Upayakan peningkatan pengetahuan santri khususnya tentang
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti dengan mengadakan
promosi dan pendidikan kesehatan bagi santri di komunitas atau
pendidikan kesehatan bagi santri dipondok pesantren dan rumah
tahfidz.
2. Bagi santri di pondok pesantren dan rumah tahfidz
Untuk santri yang memiliki perilaku hidup bersih dan sehat
yang cukup, kurang baik, dan sangat kurang disarankan agar unutuk
meningkatkan lagi upaya dalam menjaga kebersihan dan kesehatan
tubuh sebagaimana yang telah di sabdakan oleh Nabi Muhammad Saw
yang artinya: “Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh
manusia. Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama
79
lain di muka bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya
mengatur hubungan manusia dengan Sang Khalik-nya dan alam
syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat
komprehensif, harmonis, jelas dan logis”. Sebagai upaya memperbaiki
dan menjaga tubuh agar tetap sehat dan terlindung dari berbagai
macam penyakit.
Sedangkan untuk santri yang perilaku hidup bersih dan sehat
yang sudah baik agar tetap menjaga dan meningkatkan lagi baik sikap
religiusitasnya maupun perilaku hidup bersih dan sehat yangsesuai
dengan tuntunan dan contoh dari suri tauladan kita Nabi Muhammad
Saw, dan juga pedoman yang ada di dalam al-Qur’an.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian mengenai keperawatan dasar adalah bagian penting
bagi keperawatan. Sehubungan dengan hal tersebut maka, untuk
Institusi pendidikan, khususnya PSIK STIKes Muhammadiyah
Palembang, disarankan lebih memfasilitasi mahasiswa dalam
melakukan penelitian seperti memperbanyak referensi atau literature
yang berkaitan dengan ilmu keperawatan dasar.
4. Untuk peneliti selanjutnya
Pada mahasiswa yang nantinya juga akan melakukan penelitian
dengan masalah hubungan sikap religiusitas dengan perilaku hidup
bersih dan sehat, hendaknya lebih mengembangkan dan
menyempurnakan penelitian ini serta dapat melakukan penelitian pada
variabel-variabel dan metode yang berbeda seperti variabel
pengendalian diri (emosi) seseorang dengan metode quasy eksperimen
serta memperluas cangkupan penelitian selanjutnya dari penelitian
yang sudah ada. Dan diharapkan penelitian ini kelak akan dapat
menjadi perbandingan dan sebagai referensi tambahan dalam
melakukan penulisan skripsi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kriswanto, Erwin Setyo. 2012. Konsep, Proses, dan Aplikasi dalam Pendidikan
Kesehatan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.
Lutan, Rusli. 2000. Gizi Olahraga. Jakarta: Depdikbud.
Mahardika, Esan Bayu. 2013. Peran Rumah Tahfidz Zulfa Qurrotaayun dalam
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Purbayan Kota Gede Yogyakarta.
Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga.
Moeloek, et,all. 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Sekolah. Bandung: Mahasiswa Rodakarya.
Mudjajanto, E. S. 2005.Keamanan Makanan Jajanan Tradisional dalam Makan
Sehat Hidup Sehat. Jakarta: Kompas.
Mu’rifah. 2004. Materi Pokok PPDO 2401/3SKS/Modul 1-9 Pendidikan
Kesehatan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Naini, Rohmatus. 2015. Wellness Ditinjau dari Religiusitas pada Mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta.
Nashori, Fuad dan Diana Mucharam. Mengembangkan Kreatifitas dalam
Psikologi Islam. Yogyakarta: Menara Kudus. 2002.
Nasyith, Ahmad Dzaky. 2018. Pola Hidup Sehat di Pondok Pesantren Bahrul
Qur’an Jonggrangan Sumberadi Mlati Sleman. Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
------------. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugraheni, Dwi Nurlina. 2008. Pengaruh Tentang Kebersihan diri terhadap
timbulnya Skabies (Gudik) pada santriwati dipondok Pesantren Al-
Muayyad Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Jurnal
Volume 05 No. 4, Desember 2012.
Nurjanah, Siti. 2014. Pengaruh Tingkat Religiusitas terhadap Perilaku Disiplin
Remaja di Man Sawit Boyolali. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Nursalam 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Medika.
Parman, et.al. 2017. Faktor Risiko Hygiene Perorangan Santri terhadap
Kejadian Penyakit Kulit Skabies di Pesantren Albaqiyatushshalihat
Tanjung Jabung Barat Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi Vol.17 No.3 Tahun 2017.
Proverawati, Atikah, et,all. 2011. PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rahmadi. 2003. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Remaja Dirumah
Yatim Arrohman Lamlagang Kecamatan Banda Raya Banda Aceh.
Banda Aceh: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Rachmatan Risana, Saputri Ardilla. 2016. Religiusitas Dengan Gaya Hidup
Hedonisme: Sebuah Gambaran Pada Mahasiswa Universitas Syiah
Kuala. Univesitas Syiah Kuala: Jurnal Psikologi, Volume 12 Nomor 2,
Desember 2016.
82
Yth. Responden
Di
Rumah Tahfidz (Rumah Qur’an Mulia) Palembang
Dengan Hormat,
Saya mahasiswa STIKes Muhammadiyah Palembang, akan melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan antara Sikap Religiusitas dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) di Rumah Tahfidz (Rumah Qur’an Mulia) Palembang Tahun
2019”.
Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi anda sebagai responden. Jawaban
yang anda berikan akan saya rahasiakan dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.
Bersamaan ini saya mohon kesediaan anda untuk menandatangani lembar
persetujuan menjadi responden dan menjawab pertanyaan yang diajukan.
Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Palembang, April
2019
Responden Peneliti
Defpri HS
( ) 21115098
Identitas Santri
Nama/Inisial :
Usia :
84
Tanggal Pengisian :
N PERNYATAAN SS S TS STS
O
1 Saya percaya dan yakin, Allah Maha Melihat
dimanapun saya berada
2 Seringkali saya merasa jauh dari Allah
3 Saya tidak yakin dengan adanya Qadha dan
Qadar yang ditentukan Allah
4 Saya yakin malaikat mencatat semua amal
perbuatan manusia yang baik dan yang buruk
5 Saya tidak yakin pembawa kitab suci al-Qur'an
adalah Nabi Muhammad SAW
6 Hati saya bergetar bila mendengar suara adzan
7 Saya merasa doa saya jarang dikabulkan oleh
Allah
8 Saya merasa Allah selalu mengabulkan doa-doa
saya
9 Saya merasa Allah selalu menolong saya ketika
menghadapi musibah
10 Menurut saya membaca al-Qur'an itu
membuang-buang waktu
11 Adzan tidak membuat hati saya tersentuh
12 Saya tidak merasakan manfaat berpuasa
13 Saya selalu melaksanakan shalat sunah sebelum
shalat wajib
14 Saya tidak peduli dengan aturan-aturan agama
yang memberatkan umatnya
15 Dengan berdzikir tidak membuat hati saya
menjadi tenang
16 Saya senantiasa berdo'a untuk orang tua saya
setiap selesai shalat
17 Dalan sehari saya hanya shalat kurang dari lima
waktu
85
N PERNYATAAN SL SR KD TP
O
1. Apakah Anda sarapan setiap pagi?
2. Apakah Anda mengatur jadwal sarapan setiap pagi?
3. Apakah makan Anda terdiri dari nasi, lauk dan sayur?
4. Apakah Anda tidak suka makan-makanan yang instant
(cepat saji)?
5. Apakah Anda rutin makan buah-buahan?
86
Crosstabs
Cases
Count
PHBS
Rendah 5 14 19
Total 18 21 39
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 39
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.77.
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 39
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.77.
Risk Estimate
N of Valid Cases 39
Descriptives
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 39
Frequencies
90
Statistics
N Valid 39 39
Missing 0 0
50 1.00 2.00
75 2.00 2.00
Frequency Table
sikap religiusitas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PHBS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Uji Normalitas
Explore
Cases
Descriptives
Median 105.00
Variance 56.313
Minimum 87
Maximum 119
Range 32
Interquartile Range 11
Median 113.00
92
Variance 169.985
Minimum 91
Maximum 149
Range 58
Interquartile Range 19
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
hasil_sikap
hasil_sikap Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem & Leaf
2.00 8 . 79
2.00 9 . 33
3.00 9 . 889
12.00 10 . 000012223334
7.00 10 . 5678889
9.00 11 . 000112233
4.00 11 . 5679
Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
93
94
hasil_phbs
hasil_phbs Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem & Leaf
1.00 9 . 1
5.00 9 . 55688
4.00 10 . 2234
2.00 10 . 57
11.00 11 . 01111123344
6.00 11 . 666779
2.00 12 . 33
5.00 12 . 55678
.00 13 .
1.00 13 . 8
1.00 14 . 4
1.00 Extremes (>=149)
Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
95
96