Anda di halaman 1dari 8

APLIKASI SIG UNTUK PEMETAAN ZONA TINGKAT BAHAYA DAN

KETERPAPARAN PEMUKIMAN TERHADAP TSUNAMI KOTA


DENPASAR
(SIG APPLICATION FOR MAPPING DANGER LEVEL ZONE AND EXPOSURE SETTLEMENT BY
TSUNAMI IN DENPASAR CITY)
Oktaviana1*, Pegita Urmala Dewi2, Mila Wahdini3, Naira Prasiamratri4, M. Budzar Al-Ghifarry5, Nur
Aulia Utami6

Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Lampung


E-mail: Budzar81@gmail.com

Dikirim: Abstrak: Kota Denpasar merupakan salah satu ibukota provinsi yang ada di
6 April 2020
Indonesia yaitu provinsi Bali, kota Denpasar ini termasuk dalam wilayah yang
terindikasi rawan terhadap bencana tsunami, hal ini disebabkan karena wilayah
Denpasar ini yang berada didekat pinggir pantai serta memiliki ketinggian dan
Email
Korespondensi: kemiringan yang relative kecil kepermukaan laut. Pemukiman merupakan salah
jgrs@eng.unila.ac.id satu dari aset wilayah yang harus dijaga. Sehingga zona keterpaparan
pemukiman terhadap bahaya tsunami dibutuhkan guna memberikan informasi
pada penduduk yang tinggal di kota tersebut, serta sebagai acuan dalam
mitigasi bencana dan juga untuk meminimalkan kerugian yang akan terjadi dari
bencana tersebut. Pemetaan ini juga memiliki tujuan untuk menaksirkan
tingkatan keterpaparan pemukiman di wilayah Denpasar terhadap bahaya
tsunami. Tingkatan keterpaparan ini dilihat berdasarkan dua komponen, yakni
tingkat bahaya (hazard), Serta element at risk. Tingkat bahaya (hazard) ini
dilihat berdasarkan jarakdari garis pantai, ketinggian, jarak dari sungai, dan juga
kemiringan lereng dari daerah Denpasar ini, sedangkan Element at risk atau
elemen yang terkena bencana tsunami nya ialah pemukiman. Pemetaan
keterpaparan ini menggunakan teknik overlay, metode skorsing dan juga
pembobotan dengan menggunakan software ArcMap 10.3 sebagai salah satu
pendekatan dengan berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian
menunjukan jika tingkat bahaya tsunami didominasi oleh tingkat sedang dan
tinggi. Selain itu, tingkat keterpaparan tsunami pada pemukiman di kota
Denpasar ini didominasi oleh tingkat keterpaparan sedang hingga tinggi dengan
luas 3,46 km2 atau 27,21% dari luas Kota Denpasar dan terpusat di Kec.
Denpasar Timur (25,14 km2) dan Kec. Denpasar Barat (15,02 km 2). Selain itu,
permukiman yang memiliki tingkat keterpaparan tinggi terhadap tsunami yakni di
Kec. Denpasar Selatan dengan luas 16,80 km2. Hal ini dikarenakan wilayah
ketinggian yang rendah dan jarak dengan pantai yang dekat.
Kata kunci: SIG, overlay, tsunami, pemukiman, denpasar

Abstract: The city of Denpasar is one of the provincial capitals in Indonesia, namely the province of
Bali, the city of Denpasar is included in an area that is indicated to be prone to tsunami disasters, this
is because this Denpasar region which is near the coast and has a relatively low and slope to sea
level . Settlement is one of the regional assets that must be protected. So that the zone of settlement
of the tsunami hazard is needed to provide information to residents living in the city, as well as a
reference in disaster mitigation and also to minimize losses that will occur from the disaster. This
mapping also has the objective to estimate the level of exposure of settlements in the Denpasar area
to the tsunami hazard. This level of exposure is seen based on two components, namely the level of
danger, and element at risk. The level of danger (hazard) is seen based on the distance from the
coastline, height, distance from the river, and also the slope of the Denpasar area, while the element
at risk or elements affected by the tsunami disaster is settlement. This exposure mapping uses
overlay techniques, suspension methods and also weighting using ArcMap 10.3 software as an
approach based on Geographic Information Systems (GIS). The results showed that the tsunami
hazard level was dominated by medium and high levels. In addition, the level of tsunami exposure in
settlements in the city of Denpasar is dominated by moderate to high levels of exposure with an area
of 3.46 km2 or 27.21% of the area of Denpasar City and concentrated in Kec. East Denpasar (25.14
km2) and Kec. West Denpasar (15.02 km2). In addition, settlements that have a high level of
exposure to tsunamis are in Kec. South Denpasar with an area of 16.80 km2. This is due to the low
altitude area and the distance to the near beach.
Keywords: SIG, overlay, tsunami, settlement, denpasar
1. PENDAHULUAN dengan memfokuskan mitigasi pada permukiman
Wilayah Indonesia berada diantara tiga yang terpapar tinggi terhadap tsunami.
lempeng dunia yaitu lempeng Indo-Australia, Pemetaan ini bertujuan untuk menaksir
lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik. Lempeng- tingkat keterpaparan permukiman terhadap
lempeng tersebut mengalami pergeseran yang bencana tsunami. Keterpaparan menunjukkan
menyebabkan terjadinya gangguan di dasar laut. sejauh mana elemen beresiko terkena oleh suatu
Gangguan tersebut dapat memicu terjadinya bahaya tertentu di mana pada GIS digambarkan
tsunami di Indonesia. Hal ini yang menjadikan dengan mengoverlay peta bahaya dengan peta
Indonesia menjadi salah satu Negara yang elemen beresiko. Tingkat keterpaparan dilihat dari
memiliki ancaman terhadap bencana gempa bumi dua komponen, yaitu tingkat bahaya (hazard),
maupun tsunami. Indonesia telah banyak dilanda serta element at risk. Bahaya atau hazard
gempa merusak dan bahkan sering diikuti oleh merupakan kejadian fisik, fenomena atau aktivitas
gelombang tsunami yang dahsyat. Kepulauan di manusia yang berpotensi merusak yang dapat
Indonesia mempunyai risiko besar terhadap menyebabkan hilangnya nyawa atau cedera,
gempabumi, dimana 80% dari wilayah Indonesia kerusakan properti, gangguan sosial dan ekonomi
terletak di daerah seismic yang berisiko tinggi di atau kerusakan lingkungan. Parameter yang
dunia. digunakan dalam penentuan daerah rawan
Salah satu kota di Indonesia yang memiliki tsunami dengan pendekatan SIG meliputi: jarak
potensi terhdap gempabumi dan tsunami adalah dari sumber penyebab tsunami, morfologi dasar
Bali. Daerah Bali merupakan kawasan seismik laut daerah pantai, elevasi lereng bawah laut,
aktif dan kompleks. Pengaruh tektonik utama bentuk garis pantai, jarak dari sungai, keberadaan
Pulau Bali didominasi oleh tumbukan antara pulau penghalang, topografi daratan, elevasi
lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia. daratan, keterlindungan daratan dan jarak dari
Tumbukan ini menyebabkan timbulnya pusat-pusat garis pantai. Elemen yang terkena bencana atau
gempabumi di zona subduksi dan pusat-pusat element at risk merupakan populasi, properti,
gempabumi akibat patahan naik belakang busur di kegiatan ekonomi, termasuk layanan publik, atau
utara Bali. Daerah Bali sangat rawan terhadap nilai pasti lainnya yang terkena bahaya di wilayah
gempabumi yang ditunjukkan dengan catatan tertentu. Element at risk dalam penelitian ini yaitu
sejarah gempabumi merusak pada masa lampau. permukiman.
Dengan demikian, daerah Bali juga rawan
ancaman tsunami. 2. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Berdasarkan peta rawan tsunami di Wilayah penelitian ini adala kota Denpasar
Indonesia, Pulau Bali termasuk dalam zona rawan. yang merupakan ibu kota provinsi Bali. Kota
Seluruh kawasan pesisir pantai di Pulau Bali baik Denpasar terletak pada koordinat 08o35’31”–
yang terletak di sebelah utara maupun di sebelah 08044’9” Lintang Selatan, 115°10'23"–115°16'27"
selatan merupaka zona rawan. Pantai selatan Bali Bujur Timur. Memiliki penduduk sekitar 930.600
berhadapan dengan zona subduksi lempeng, jiwa pada data tahun 2018 dengan luas wilayah
sedangkan pantai utara Bali berhadapan dengan 127,78 km2.Kota Denpasar terbagi kedalam 4
sesar naik belakang busur kepulauan. Dalam hal wilayah kecamatan yaitu, kecamatan Denpasar
ini, Kota Denpasar yang merupakan pusat Selatan, Denpasar Utara, Denpasar Barat dan
kegiatan dan ibu kota Provinsi Bali tak luput dari Denpasar Timur serta berbatasan dengan
ancaman tsunami. kabupaten Badung, kabupaten Gianyar dan Teluk
Kondisi topografi kota Denpasar memiliki Benoa.
ketinggian 0-75 meter dari permukaan laut. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Topografi Kota Denpasar sebagian besar berupa terdiri atas data garis pantai, ketinggian, wilayah
dataran yang memiliki kemiringan lereng. Kota lereng, jarak dari sungai, serta permukiman. Data-
Denpasar merupakan kawasan yang memiliki data tersebut diperoleh dari data administrasi Kota
risiko terhadap bencana tsunami. Meningkatnya Denpasar yang diunduh dari website
tingkat bahaya tsunami ini meningkatkan tanahair.indonesia.go.id. Data-data tersebut
keterpaparan elemen berisiko bencana, salah kemudian diolah dengan menggunakan software
satunya yaitu permukiman. Kota Denpasar yang ArcMap 10.3.
menjadi ibukota provinsi Bali ini memiliki aktivitas Dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
dan pemukiman yang cukup padat yang berada di bagian yaitu yang pertama penentuan tingkat
pinggir pantai. Oleh karena itu, diperlukan bahaya tsunami, dan yang kedua penentuan
pemetaan zona keterpaparan permukiman tingkat keterpaparan permukiman terhadap
terhadap tsunami untuk menjaga penduduk yang tsunami. Untuk mengetahui dan menaksir tingkat
berada di wilayah tersebut. Pemetaan bahaya tsunami dilakukan teknik overlay terhadap
keterpaparan permukiman terhadap tsunami ini peta-peta tematik seperti peta jarak dari garis
juga dapat dijadikan sebagai acuan dalam mitigasi pantai, wilayah ketinggian, wilayah lereng, serta
bencana dan meminimalkan kerugian akibat jarak dari sungai. Teknik overlay tersebut
bencana tsunami. Upaya tersebut dapat dilakukan dilakukan dengan menggunakan metode skoring
dan pembobotan. Skoring dan pembobotan
tersebut dilakukan untuk menentukan nilai bahaya.
Setelah dilakukan penentuan tingkat bahaya
tsunami, selanjutnya dilakukan penentuan wilayah
permukiman yang terpapar oleh tsunami dengan
meng-overlay peta bahaya tsunami tadi dengan
peta permukiman menggunakan metode skoring
dan pembobotan. Diagram alir penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 1.

Kota
Denpasar

Jarak dari Ketinggian Wilayah Jarak dari Pemukiman


Garis Pantai Lereng Sungai

Tingkat Bahaya
Tsunami

Zona Keterpaparan Pemukiman


terhadap Tsunami di Kota
Denpasar

Gambar 1. Diagram Alir

Secara matematis, skoring dan pembobotan tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
X = ∑nI=1 Wi x Xi .........................................................................................................(1)
Dimana:
X = Nilai Bahaya
Wi = Bobot untuk parameter ke-i
Xi = Skor kelas pada parameter ke-i

Tabel 1 Skor dan Bobot Tiap Parameter


Parameter Kelas Skor Bobot
0-500 m 5
501-1000 m 4
Jarak dari Pantai (m) 1001-1500 m 3 30
1501-3000 m 2
>3000 m 1
<12 m 5
13-30 m 4
Ketinggian (m) 31-45 m 3 30
45-64 m 2
>64 m 1
0-2 % 5
3-5% 4
Wilayah Lereng 6-13% 3 25
13-20% 2
>20% 1
0-100 m 5
101-200 m 4
Jarak dari Sungai 201-300 m 3 15
301-500 m 2
>500 m 1
Untuk menghitung nilai bahaya, setiap
kelas dikalikan dengan bobotnya, dan dijumlahkan
sehingga menghasilkan nilai bahaya. Kemudian
nilai bahaya tersebut diklasifikasikan untuk
menentukan tingkat bahayanya

Setelah peta bahaya tsunami diperoleh,


selanjutnya peta bahaya tsunami tersebut
dilakukan overlay dengan peta permukiman untuk
melihat keterpaparan permukiman di Kota
Denpasar terhadap bahaya tsunami. Peta
pemukiman itu sebagai element at risk dalam
penelitian ini.
Data yang sudah diolah kemudian
dianalisis dan diinterpretasikan menggunakan
analisis spasial deskriptif. Untuk menggambarkan
bagaimana persebaran wilayah atau zona bahaya
tsunami dan keterpaparan permukiman terhadap
bahaya tsunami di Kota Denpasar secara spasial
atau keruangan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Parameter Bahaya Tsunami
Tingkat bahaya tsunami dapat ditentukan
oleh beberapa parameter seperti jarak dari garis
pantai, ketinggian, wilayah lereng, serta jarak dari (b)
sungai. Peta-peta tematik tersebut dapat dilihat
pada Gambar 2 sebagai berikut.

(c)
(a)
Kota Denpasar memiliki rata-rata
ketinggian yang terdiri dari lima kelas. Yaitu kelas
yang pertama memiliki ketinggian dibawah 12 m,
lalu yang kedua 13-30 m, yang ketiga wilayah
yang memiliki ketinggian 31-45 m, kelas keempat
memiliki ketinggian 45-64 m, kelas yang terakhir
wilayah yang memiliki ketinggian lebih dari 64 m.
Berdasarkan pada gambar 2. (b) kelas yang
menunjukan paling rendah artinya daerah tersebut
adalah daerah yang paling rendah di Kota
Denpasar. Daerah paling rendah tersebut memiliki
potensi tsunami paling tinggi, karena sangat
rendahnya dataran tersebut akan menyebabkan
tsunami akan menjadi leluasa untuk dapat masuk
kedalam wilayah tersebut. Dan berdasarkan pada
peta yang terlampirkan yang menunjukan
mengenai wilayah ketinggian kota denpasar
tersebut, kota denpasar didominasi oleh ketinggian
dibawah 12 meter yang mana itu berarti ketinggian
wilayah Denpasar tergolong masih rendah dan
dapat diartikan bahwa kota Denpasar masih
tergolong dalam wilayah rawan tsunami.
Berdasarkan peta tersebut, kemiringan
lereng Kota Denpasar dibagi menjadi lima kelas
(d) yaitu, kemiringan 0%-2%, 3%-5%, 6%-13%, 13%-
20%, dan >20%. Dan kemiringan lereng Kota
Gambar 2. (a) Peta Jarak dari Garis Pantai; (b) Denpasar didominasi oleh wilayah lereng antara
Peta Wilayah Ketinggian; (c) Peta Wilayah Lereng; 0% hingga 2% yang berarti memiliki kemiringan
(d) Peta Jarak dari Sungai lereng yang landai atau datar. Dengan demikian,
berdasarkan kemiringan lereng Kota Denpasar
Seiring dengan bertambahnya jarak dari memiliki tingkat bahaya tsunami yang tinggi karena
suatu tempat ke garis pantai maka akan semakin didominasi oleh wilayah lereng yang landai
berkurang ketinggian gelombang tsunaminya Untuk jarak dari sungai di kota Denpasar
dimana Jarak suatu tempat dari garis pantai dinilai ini dibagi menjadi lima kelas, yakni 0-100 m, 101-
sebagai parameter kerentanan bahaya tsunami 200 m, 201-300 m, 301-500 m, dan >500 m yang
berdasarkan pada jangkauan rayapan gelombang mana untuk kelas 0-100 meter dari sungai ini
tsunami. Peta jarak dari garis Kota Denpasar pada berada pada zona bahaya yang paling tinggi
Gambar 2. (a) terdiri dari lima kelas. Wilayah yang terhadap tsunami. Karena daerah sungai yang
berjarak 0-500 meter dari garis pantai memiliki paling dekat laut akan memudahkan gelombang
tingkat bahaya tsunami yang tinggi . Pada wilayah tsunami menerjang daratan. Dan untuk kelas jarak
yang berjarak 501-1000 meter dari garis pantai >500 meter dari sungai berada pada zona bahaya
memiliki tingkat bahaya tsunami tertinggi kedua yang paing rendah karena jaraknya yang jauh
pada daerah Kota Denpasar. Pada wilayah yang dengan sungai. Berdasarkan peta gambar 2 (d).
berjarak 1001-1500 meter dari garis pantai yakni Kota Denpasar tersebut didominasi oleh kelas 0-
pada daerah Denpasar Timur memiliki kerentanan 100 m yang artinya berdasarakan parameter jarak
bahaya tsunami tidak terlalu tinggi. Pada wilayah dari sungai Kota Denpasar memiliki bahaya
yang berjarak 12001-3000 meter dari garis pantai tsunami yang tinggi.
yakni daerah Denpasar Utara memiliki tingkat
bahaya yang rendah. Dan pada wilayah yang Tabel 2 Luasan Jarak dari Garis Pantai,
berjarak lebih dari 3000 meter memiliki tingkat Ketinggian, Wilayah Lereng, dan Jarak dari Sungai
bahaya yang sangat rendah karena jaraknya yang di Kota Denpasar
jauh dari garis pantai. Luas
Jarak dari garis pantai memiliki hubungan Parameter Kelas
km2 presentase
yang berbanding terbalik dengan wilayah bahaya
tsunami. Semakin dekat jaraknya dengan garis 0-500 m 64,0735 50,4
pantai maka semakin tinggi tingkat bahaya 501-
27,0278 21,26
tsunaminya. Dan semakin jauh jaraknya dengan 1000 m
garis pantai maka semakin rendah tingkat bahaya Jarak dari 1001- 6,3819
5,02
tsunaminya. Berdasarkan pada peta tersebut Pantai (m) 1500 m
dapat diketahui bahwa Kota Denpasar didominasi 1501-
10,4373 8,21
oleh wilayah yang jaraknya lebih dari 3000 meter 3000 m
dari garis pantai. >3000
19,2093 15,11
m
<12 m 8,3918 6,601 tingkat bahaya rendah seluas 2,58 km2 atau
13-30 m 16,2561 12,787 20,22% dari luas Kota Denpasar.
Ketinggian
(m) 31-45 m 11,2026 8,812
Tabel. 3 Luasan Tingkat Bahaya Tsunami di Kota
45-64 m 32,4054 25,49
Denpasar
>64 m 56,5855 46,51
0-2 % Tingkat Luas
11,0875 8,72 Bahaya Hektar Presentase
Kemiringan 3-5% 6,1912 4,87
Rendah 0,258 20,22
lereng 6-13% 41,7876 32,87
13-20% 53,8141 42,33 Sedang 0,547 42,8
>20% 14,2512 11,21 Tinggi 0,472 36,98
0-100 m 53,7505 42,28
101-200 Tingkat bahaya tsunami di Kota Denpasar
16,1455 12,7 yang memilki tingkat bahaya tinggi sebagian
m
Jarak dari 201-300 besar berada di bagian Selatan Kota Denpasar,
4,6921 3,62 yaitu wilayah yang ketinggiannya rendah dan
sungai m
301-500 dekat dengan pantai. Selain itu, tingkat bahaya
3,5723 2,81 tsunami Kota Denpasar yang rendah sebagian
m
besar berada di bagian Utara Kota Denpasar,
>500 m 49,0594 38,59 yaitu wilayah yang ketinggiannya cukup tinggi
dan jauh dari garis pantai.
3.2 Tingkat Bahaya Tsunami Kecamatan yang memiliki tingkat bahaya
Berikut adalah peta yang menunjukkan tinggi terhadap tsunami yaitu Kec. Denpasar
tingkat bahaya tsunami di Kota Denpasar Selatan dan sebagian Kec. Denpasar Timur. Hal
tersebut dikarenakan kedua kecamatan tersebut
berbatasan langsung dengan garis pantai serta
memiliki wilayah ketinggian yang cukup rendah.
Kec. Denpasar Barat, dan sebagian Kec.
Denpasar Timur juga Kec. Utara memiliki tingkat
bahaya tsunami sedang. Karena ketiga daerah
terbut jauh dari garis pantai dan memiliki
ketinggian yang agak tinggi. Selain itu, untuk
sebgaian Kec. Denpasar Utara memilki tingkat
bhaya tsunami yang yang rendah karena
sebagian dari Kec. Denpasar Utara memiliki
wilayah yang cukup tinggi dan jauh dari garis
pantai..

3.3 Zona Keterpaparan Pemukiman Terhadap


Bahaya Tsunami Kota Denpasar
Berikut adalah peta yang menunjukkan
tingkat bahaya tsunami di Kota Denpasar

Gambar 3 Peta Tingkat Bahaya Tsunami Kota


Denpasar

Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui


bahwa Kota Denpasar didominasi oleh tingkat
bahaya tsunami Sedang dan Tinggi. Hal ini juga
bisa dilihat pada Tabel 3 yang menyatakan
bahwa tingkat bahaya tsunami sedang
mendominasi Kota Denpasar, yaitu seluas 5,47
km2 atau 42,8% dari luas Kota Denpasar, dan
diikuti oleh tingkat bahaya tinggi seluas 4,72 km2
atau 36,98% dari luas Kota Denpasar serta
Gambar 4 Peta Zona Keterpaparan Permukiman Luas (km2)
Tingkat
Kota Denpasar Terhadap Tsunami Keterpap Denpa Denpas Denpas
Denpas
aran sar ar ar
Berdasarkan pada Gambar 4 dapat ar Utara
Barat Timur Selatan
diketahui bahwa tingkat keterpaparan permukiman
di Kota Denpasar sebagian besar berada di Rendah 3,80 13,67 19,05 1,91
wilayah yang sedang hingga tinggi. Wilayah
Sedang 15,02 25,14 10,25 5,04
permukiman yang berada di tingkat keterpaparan
tinggi terhadap tsunami tersebut didominasi oleh Tinggi 3,12 11,17 2,10 16,80
daerah di bagan Selatan Kota Denpasar dengan
wilayah ketinggian yang cukup rendah dan dekat
dengan garis pantai. Wilayah permukiman yang Permukiman di Kecamatan Denpasar Selatan
berada di tingkat keterpaparan sedang didominasi didominasi oleh tingkat keterpaparan tinggi
oleh wilayah pemukiman di Kota Denpasar terhadap tsunami. Hal ini dikarenakan
bagian Barat dan Timur dengan wilayah permukimannya yang berada di dekat pantai,
ketinggian yang agak tinggi serta agak jauh dan ketinggiannya yang cukup rendah.
dengan garis pantai. Dan untuk wilayah Permukiman di Kecamatan Denpasar Timur
pemukiman yang berada di tingkat rendah berada dan Denpasar Barat didominasi oleh tingkat
keterpaparan sedang. Hal ini dikarenakan oleh
di bgian Utara Kota Denpasar karena wilayahnya
yang tinggi dan jauh dengan garis pantai. wilayah ketinggiannya yang agak tinggi, dan
Berdasarkan pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa permukimannya agak jauh dari garis pantai.
permukiman di Kota Denpasar didominasi oleh Selain itu, permukiman di Kecamatan Denpasar
wilayah yang tingkat keterpaparan yang sedang Utara didominasi tingkat keterpaparan rendah
yaitu seluas 3,46 km2 atau 27,21% dari luas Kota karena wilayahnya yang tinggi dan lokasi
Denpasar. Diikuti oleh permukiman yang tingkat permukimannya yang jauh dari garis pantai.
keterpaparannya tinggi seluas 2,08 km2 atau
4. KESIMPULAN
16,29% dan permukiman yang tingkat
keterpaparannya rendah seluas 1,22 km2 atau Berdasarkan pada Peta Tingkat Bahaya
9,67% dari luas Kota Denpasar . Tsunami di Kota Denpasar dapat diketahui
bahwa Kota Denpasar berda di tingkat bahaya
Tabel 4 Luasan Tingkat Keterpaparan tsunami yang sedang hingga tinggi. Hal ini
dilihat dari beberapa parameter seperti jarak
Permukiman Terhadap Tsunami di Kota
Denpasar dari garis antai, ketinggian wilayah, kemiringan
lereng, dan jarak dari sungai. Parameter utama
yang dilihat dari penentuan tingkat bahaya
Tingkat Luas
tsunami di Kota Denpasar ini adalah ketinggian
Keterpaparan Km 2
Presentase wilayah, dan jarak dari garis pantai.
Rendah 1,22 9,67 Tingkat keterpaparan permukiman di Kota
Sedang 3,46 27,21 Denpasar didominasi oleh tingkat sedang
Tinggi 2,08 16,29 hingga tinggi terhadap tsunami. Yaitu wilayah
yang terpapar sedang terhadap tsunami seluas
3,46 km2 atau 27,21% dari luas Kota Denpasar
Berdasarkan pada Tabel 5 dapat
terpusat di Kec. Denpasar Timur (25,14 km 2)
diketahui bahwa kecamatan yang memiliki tingkat
dan Kec. Denpasar Barat (15,02 km 2). Selain
keterpaparan rendah terluas yaitu kecamatan
itu, permukiman yang memiliki tingkat
Denpasar Utara, yaitu 19,05 km2. Dan luasan
keterpaparan tinggi terhadap tsunami yakni di
permukiman pada tingkat keterpaparan sedang
Kec. Denpasar Selatan dengan luas 16,80 km 2.
yaitu didominasi oleh kecamatan Denpasar Timur
yakni dengan luas 25,14 km2. Selanjutnya masih
DAFTAR PUSTAKA
ditingkat sedang diikuti oleh Kecamatan Denpasar
Hadi, Fakhridan Astrid Damayanti. 2017.
Barat seluas 15,02 km2, Selain itu, untuk tingkat “Aplikasi SIG Untuk Pemetaan Zona
keterpaparan tinggi, Kecamatan Denpasar Selatan
Keterpaparan Permukiman Terhadap Tsunami
merupakan wilayah dengan tingkat keterpaparan
Studi Kasus: Kota Pariaman, Sumatera Barat”.
tinggi terluas, yaitu seluas 16,8 km2.
Jurnal. FMIPA, Universitas Indonesia. Depok.
Tabel 5 Luasan Tingkat Keterpaparan
Naryanto, H.S., 2007. “Kajian Potensi
Permukiman Terhadap Tsunami di Kota Denpasar
dan Kegempaan di Liwa Kaitannya dengan
Per Kecamatan
Patahan Sumatera untuk Penataan Kawasan
Berkelanjutan”. Jurnal Alami, Vol. 12 No. 2
Tahun 2007, BPPT-HSF, Jakarta.
Pratama, Wahyu Saputra. 2017. bmkg/evaluasi-potensi-bahaya-tsunami-daerah-
“Pemetaan Bahaya Tsunami Dan Dampaknya bali/10150671109466270/.
Terhadap Infrastruktur di Daerah Teluk Benoa
Provinsi Bali”. Skripsi. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya.
Malang.

Sutapawiro, Daryono. 2012.


“Evaluasi Potensi Bahaya Tsunami Daerah
Bali”. Diakses 3 April 2020. https://id-
id.facebook.com/notes/daryono-

Anda mungkin juga menyukai