DISUSUN OLEH :
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2018
1
DAFTAR ISI
Daftar isi.............................................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................................... ii
Pendahuluan...................................................................................................................... 1
Latar Belakang................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
Tujuan................................................................................................................................ 1
Pembahasan..................................................................................................................... 2-11
Kesimpulan....................................................................................................................... 11
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Pertama-tama kami ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat beserta hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah Pelajaran Agama Sub Bab 6 yang berjudul “Kajian Nilai-Nilai Moral dan Kepribadian”
dengan baik.
Kedua, kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Mujamaah selaku dosen pembimbing kami, orang tua kami yang telah
mendukung dalam hal menyelesaikan tugas makalah ini, dan ucapan terima kasih untuk teman-teman yang telah memberi
masukan-masukan, dan sarannya.
Harapan kami, dengan adanya makalah ini dapat membantu memenuhi nilai tugas matapelajaran Agama, dan bagi
para pembaca makalah ini semoga dapat menambah ilmu pengetahuan.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan banyak kritik dan saran
yang membangun untuk bahan perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya. Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Kediri, 3 Agustus 2018
Penyusun
PENDAHULUAN
Dalam memenuhi tugas membuat makalah tentang Kajian Nilai-Nilai Moral dan Kepribadian, maka kami susun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Kami bermaksud agar pembaca mengerti dan memahami tentang kajian nilai-nilai moral dan kepribadian serta
hubungannya dengan agama. Dari keinginan itu kami penulis membuat makalah ini semaksimal mungkin dengan berusaha membuat
pertanyaan yang banyak dan sudah menyediakan jawabanya.
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilaksanakan secara bersama-sama yang bertujuan untuk mengembangkan potensi
individu agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Di sisi lain agama memiliki peran signifikan bagi kehidupan manusia, disebabkan agama memiliki nilai yang menjadi pedoman
dan pegangan manusia. Salah satunya adalah dalam hal moral. Moral adalah sesuatu yang berkenaan dengan baik dan buruk.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
2
o Mengetahui hubungan kepribadian dengan agama
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MORAL
Istilah Moral berasal dari bahasa Latinmoreskebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata etika, maka secara etimologis, kata
etika sama dengan kata moral karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat.
Moralitas (dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan moral, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara
tentang moralitas suatu perbuatan, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral
atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
1. Pengertian agama
Agama sudah menjadi bahasa Indonesia, secara etimologi berasal dari bahasa Sanksekerta terdiri dari
kata a artinya tidak, gama artinya kacau,agama berarti tidak kacau. Sebagian lain mengatakan a adalah cara, gamaadalah jalan, agama
berarti cara jalan, maksudnya cara berjalan untuk menempuh keridhaan Tuhan.
Dalam bahasa arab agama adalah din yang secara etimologis memiliki artibalasan atau pahala, ketentuan, kekuasaan, pengaturan,
perhitungan, taat,patuh dan kebiasaan. Agama memang membawa peraturan, hukum yang harus dipatuhi, menguasai dan menuntut untuk
patuh kepada Tuhan dengan menjalankan ajarannya, membawa kewajiban yang jika tidak dilaksanakan akan menjadi hutang yang akan
membawa balasan baik kepada yang taat memberi balasan buruk kepada yang tidak taat.
Secara terminologis, Hasby as-siddiqi mendefinisikan agama sebagaidustur (undang-undang) ilahi yang didatangkan Allah untuk menjadi
pedoman hidup dan kehidupan manusia didunia untuk mencapai kerajaan dunia dan kesejahteraan akhirat. Agama adalah peraturan Tuhan
yang diberikan kepada manusia yang berisi sistem kepercayaan, sistem penyembahan dan sistem kehidupan manusia untuk mencapai
kebahagiaan didunia dan diakhirat.
3
Hartmannmenyebutkan kepribadian adalah Susunan yang terintegrasikan dari ciri-ciri umum seseorang individu
sebagaimana dinyatakan dalam corak khas yang tegas diperlihatkannya kepada orang lain.
Dari seluruh definisi yang telah dikemukakan diatas Wetherington menyimpulkan bahwa kepribadian mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Manusia karena keturunannya mula sekali hanya merupakan individu dan kemudian barulah merupakan suatu pribadi karena
pengaruh belajar dan lingkungan sosialnya.
Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara terintegrasikan dan bukan hanya beberapa aspek
saja dari keseluruhan itu.
Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada pikiran orang lain dan isi pikiran itu ditentukan oleh nilai
perangsang sosial seseorang.
Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badan atau ras, tetapi menyertakan keseluruhan dan
kesatuan dari tingkah laku seseorang.
Kepribadian tidak bekembang sacara pasif saja, setiap orang mempergunakan kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri
kepada lingkungan sosial.
2. Aspek Sosiologis
Pembagian ini didasarkan pada pandangan hidup dan kualitas sosial seseorang. Yang mengemukakan teorinya berdasarkan aspek sosiologi
ini antara lain:
1. Edward Spranger.
Ia berpendapat bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh pandangan hidup mana yang dipilihnya. Berdasarkan hal itu ia membagi tipe
kepribadian menjadi:
a. Tipe Teoritis, Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada masalah teori dan nilai-nilai: ingin tahu, meneliti dan
mengemukakan pendapat.
b. Tipe Ekonomis, Orang yang perhatianya tertuju kepada manfaat segala sesuatu berdasarkan faidah yang dapat
mendatangkan untung rugi
c. Tipe Esthetis, Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada masalah-masalah keindahan.
d. Tipe Sosial, Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada kepentingan masyarakat dan pergaulan.
e. Tipe Politis, Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada kepentingan kekuasaan, kepentingan dan Organisasi.
f. Tipe Religius, Orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada ketaatan pada agama. Senang dengan masalah-
masalah ketuhanan dan keyakinan agama.
2. Murray
Murray membagi tipe kepribadian:
a) Tipe Teoritis, yaitu orang yang menyenangi ilmu pengetahuan, berpikir logis dan rasional.
b) Tipe Humanis, yaitu tipe orang yang memiliki sifat kemanusiaan yang mendalam.
c) Tipe Sensasionis, yaitu tipe orang yang suka sensasi, berkenalan.
d) Tipe Praktis yaitu tipe orang yang giat bekerja dan mengadakan praktek.
3. Fritz kunkel membagi tipe kepribadian menjadi:
a) Tipe Sachelichkeit, yaitu tipe orang yang banyak menaruh perhatian terhadap masyarakat.
4
b) Tipe Ichhaftigkeit, yaitu tipe orang yang menaruh perhatianya kepada kepentinganya sendiri.
c) Menurut Fritz kunkel antara Tipe Sachelichkeit dan Tipe Ichhaftigkeit berbanding terbalik. Jika seseorang memiliki
Sachelichkeit yang besar maka, Ichhaftigkeit menjadi kecil dan sebaliknya.
3.Aspek Psikologis
Dalam membagi tipe kepribadian berdasarkan tipe psikologis Prof. Heymann mengemukakan, bahwa dalam diri manusia terdapat tiga
unsur: emosionalitas, aktifitas dan fungsi sekunder (proses pengiring)
1) Emosionalitas, merupakan unsur yang mempunyai sifat yang di dominasi oleh emosi yang positif, sifat umumnya adalah: kurang respek
terhadap orang lain, perkataan berapi-api, tegas, ingin menguasai, bercita-cita yang dinamis, pemurung suka berlebih-lebihan.
2) Aktifitas, sifat yang dikuasai oleh aktifitas gerakan, sifat umum yang tampak adalah: lincah, praktis, berpandangan luas, ulet, periang,
dan selalu melindungi orang lemah.
3) Fungsi sekunder (proses pengiring), yaitu sifat yang didominasi oleh kerentanan perasaan, sifat umum yang tampak: watak tertutup,
tekun, hemat, tenang dan dapat dipercaya.
Perilaku-perilaku tersebut mengkristal dalam pola-pola tertentu yang satu sama lainnya sangat berbeda. Pola-pola perilaku tertentu yang dimiliki
individu dan bersifat konstan atau tetap dapat dikategorikan sebagai tipe kepribadian. Tipe kepribadian dalam kontek Al-Qur'an dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam yaitu mukmin (orang yang beriman), kafir(menolak kebenaran) dan munafik (meragukan kebenaran). (Syamsu Yusuf, 2007:
215).
a. Tipe Mukmin
Tipe kepribadian mukmin mempunyai karakteristik sebagai berikut.
a. Berkenaan dengan akidah, beriman kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari akhir, dan qodar
b. Berkenaan dengan ibadah, melaksanakan rukun islam
c. Berkenaan dengan kehidupan sosiaL bergaul dengan orang lain secara baik, suka bekerja sama, menyeru kepada kebaikan
dan mecegah kemungkaran, suka memaafkan kesalahan orang lain dan dermawan.
d. Berkenaan dengan kehidupan keluarga: berbuat baik kepada kedua orang tua dan saudara, bergaul yang baik antara suami
istri dan anak, memelhara dan membiayai keluarga.
e. Berkenaan dengan moral: sabar, jujur,adil, qonaah, amanah, tawadlu, istiqomah dan mampu mengendalikan diri dari hawa nafsu.
f. Berkenaan dengan emosi ; cinta kepada Allah, takut akan azab Allah, tidak putus asa dalam mencari rahmah Allah, senang
berbuat kebajikan kepada sesama, menahan marah, tidak angkuh, tidak hasud, atau tidak iri, dan berani dalam mebela kebenaran.
g. Berkenaan dengan intelektual ; memikirkan alam semesta dan ciptaan Allah yang lainnya, selalu menuntut ilmu, menggunakan
pikirannya untuk sustu yang bermakna.
h. Berkenaan dengan pekerjaan : tulus dalam bekerja dan menyempurnakan
pekerjaan, berusaha dengan giat dalam upaya memperoleh rizki yang halal.
i. Berkenaan fdengan fisik ; sehat, kuat dan suci/ bersih
b. Tipe Kafir
Tipe kepribadian kafir mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Berkenaan dengan Akidah; tidak beriman kepada Allah dan rukun iman yang lainnya.
2. Berkenaan dengan ibadah: menolak beribadah kepada Allah
3. Berkenaan dengan kehidupan sosial; zalim, ,memusuhi orang yang berimanm, senang mengajak pada kemungkaran,dan
melarang kebajikan.
5
F. HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN SIKAP KEAGAMAAN
c. Ego
Aspek ini timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realistis). Ego atau aku bisa
dipandang sebagai aspek eksekutif kepribadian, mengontrol cara-cara yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan, memilih objek-objek
yang bisa memenuhi kebutuhan, mempersatukan pertentangan-pertentangan antara qalb, dan fuad dengan dunia luar. Ego adalah derivat dari
qalb dan bukan untuk merintanginya. Kalau qalb hanya mengenal dunia sesuatu yang subyektif dan yang objek (dunia realitas). Didalam
fungsinya, ego berpegang pada prinsip kenyataan (reality principle). Tujuan prinsip kenyataan ini ialah mencari objek yang tepat (serasi)
untuk mereduksikan ketegangan yang timbul dalam orgasme. Ia merumuskan suatu rencana untuk pemuasan kebutuhan dan mengujinya
untuk mengetahui apakah rencana itu berhasil atau tidak.
d. Tingkah laku
Nafsiologi kepribadian berangkat dari kerangka acuan dan asumsi –asumsi subyektif tentang tingkah laku manusia, karena menyadari bahwa
tidak seorangpun bisa bersikap objektif sepenuhnya dalam mempelajari manusia. Tingkah laku ditentukan oleh keseluruhan pengalaman
yang disadari oleh pribadi. Kesadaran merupakan sebab dari tingkah laku. Artinya, bahwa apa yang difikir dan dirasakan oleh individu itu
menentukan apa yang akan dikerjakan. Adanya nilai yang dominan mewarnai seluruh kepribadian seseorang dan ikut serta menentukan
tingkah lakunya.
Masalah normal dan abnormal tentang tingkah laku, dalam nafsiologi ditentukan oleh nilai dan norma yang sifatnya universal. Orang yang
disebut normal adalah orang yang seoptimal mungkin melaksanakan iman dan amal saleh disegala tempat. Kebalikan dari ketentuan itu
adalah abnormal, yaitu sifat-sifat zalim, fasik, syirik, kufur, nifak, dan lain-lain.
6
4. Mujib
Menurut mujib, struktur kepribadian perspektif Islam adalah fitrah. Struktur fitrah memiliki tiga dimensi kepribadian :
1. Dimensi fisik yang disebut dengan fitrah jasmani, tidak bisa membentuk kepribadian sendiri, keberadaannya tergantung pada substansi
lain. Keberadaan manusia bukan ditentukan oleh fitrah jasmani, melainkan fitrah nafsani.
2. Dimensi psikis yang disebut dengan fitrah rohani, meskipun belum menyatu dengan jasmani, namun ia memiliki eksistensi tersendiri
di alam arwah. Karena ia telah di alam arwah telah mengadakan perjanjian dg Allah SWT, yang berupa amanat.
3. Dimensi psikologis yang disebut dengan fitrah nafsani: merupakan psikofisik manusia. Memiliki 3 daya pokok: kalbu, akal, dan nafsu.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Agama merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia dengan sang mutlak, hubungan manusia
dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lainnya sesuai dengan kepercayaan tersebut. Moral yang bersumber agama bersifat
mutlak, permanen, eternal dan universal. Nilai-nilai moral dalam islam berlaku untuk semua orang dan semua tempat tanpa memandang
tanpa memandang latar belakang etnis kesukuan, kebangsaan, dan sosial kultural. Jika dilihat dari maknanya maka persamaan dari moral,
akhlak dan etika adalah pada fungsi, sisi sumber dan pada sifatnya