Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

AGAMA ISLAM

MATERI HAKIKAT,TANGGUNG JAWAB, dan MARTABAT MANUSIA

DISUSUN OLEH :

1. LUTFIAH NURILAILI (P17321183014)


2. NISA AMALA MUNTASYA (P17321183015)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pendidikan Agama Islam ini dengan tepat waktu yang berjudul
“Hakikat,Tanggung jawab, dan Martabat Manusia”.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapat banyak bantuan oleh berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1.   Ibu Mujama’ah, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas makalah dan bantuan dalam
penyelesaian makalah ini.
2.   Teman – teman yang telah memberikan motivasi dan saran-saran dalam penyelesaian makalah ini.
3.    Orang tua kami yang tidak pernah lelah memberikan motivasi dan doa dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat
menjadi literature guna membantu mahasiswa dalam belajar mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Kediri, 7 Agustus 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN...........................................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................................................6
A. Hakikat Manusia................................................................................................................................................6
B. Tanggung Jawab Manusia................................................................................................................................10
C. Martabat Manusia...........................................................................................................................................17
BAB III............................................................................................................................................................................. 18
PENUTUP.........................................................................................................................................................................18
A. Kesimpulan......................................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................................................19

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbicara tentang manusia, manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Manusia dalam pandangan kebendaan
(materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari bumi dia makan
dan kedalam bumi dia kembali.
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat pada sisi Tuhan. Manusia
diciptakan Tuhan dalam bentuk yang amat baik, sesudah itu ditiup Roh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh sujud
(memberi hormat) kepadanya. Tuhan memberi manusia ilmu pengetahuan dan kemauan, dijadikan khalifah (penguasa) di bumi
dan menjadi pusat kegiatan di alam ini. Segala apa yang ada di langit dan di bumi, semuanya bekerja untuk kepentingan manusia,
dan kepadanya di berikan nikmat lahir dan batin.
Al-Qur'an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya, Dari ayat-ayat Al-Qur’an, dapat disimpulkan
bahwa manusia adalah makhluk fungsional yang bertanggung jawab, pada surat al-Mu'minun ayat 115 Allah bertanya
kepada  manusia sebagai berikut :  "Apakah kamu mengira bahwa kami menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami?"
Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar Basyir, terdapat tiga penegasan Allah yaitu [1] manusia adalah makhluk ciptaan
Tuhan, [2] manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan [3] manusia akhirnya akan dikembalikan kepada Tuhan, untuk
mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini, dan perbuatan itu tidak lain adalah
realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Setelah membaca latar belakang diatas melahirkan sebuah rumusan masalah yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia?
2. Apa tanggung jawab manusia hidup di dunia?
3. Apa yang disebut martabat manusia ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memahami tentang hakikat manusia

2. Untuk mengetahui tanggung jawab manusia hidup di dunia

3. Untuk memahami martabat manusia

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia
1. Pengertian
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga
dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Dikalangan tasawuf orang mencari
hakikat diri manusia yang sebenarnya, karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan
pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
     Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia
merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Dikitab suci menerangkan
bahwa manusia berasal dari tanah.
Jadi hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Penciptaan manusia
(Q.S Nuh 13-14) menyatakan bahwa manusia diciptakan dan ditentukan untuk perkembangan dalam tahapan. Pengertian
manusia diciptakan dari nutfah (tetesan), kemudian diubah menjadi alaqah (segumpal pendarahan), kemudian menjadi
mudhgah (segumpal darah), dan seterusnya.
(Q.S al-insyqaq 19) dalam pengertian surat ini bahwa manusia tumbuh dari satu keadaan lain sedemikian rupa, menjadi
kanak-kanak setelah bayi, menjadi tua setelah muda dan kuat.
Dalam surat al’mu’minun ayat 12-15 Allah S.W.T berfirman

ْ ُّ‫) ثُ َّم َخلَ ْقنَا الن‬13( ‫ين‬


‫طفَةَ َعلَقَةً فَخَ لَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُمضْ َغةً فَخَ لَ ْقنَا ْال ُمضْ َغةَ ِعظَا ًما فَ َكسَوْ نَا ْال ِعظَا َم‬ ْ ُ‫) ثُ َّم َج َع ْلنَاهُ ن‬12( ‫ين‬
ٍ ‫طفَةً ِفي قَ َر‬
ٍ ‫ار َم ِك‬ ٍ ‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا اإل ْنسَانَ ِمنْ سُاللَ ٍة ِمنْ ِط‬
15( َ‫ك لَ َميِّتُون‬ َ ‫لَحْ ًما ثُ َّم أَ ْنشَأْنَاهُ خَ ْلقًا‬
َ ِ‫) ثُ َّم إِنَّ ُك ْم بَ ْع َد َذل‬14( َ‫آخَر فَتَبَارَكَ هَّللا ُ أَحْ َسنُ ْالخَالِقِين‬
Artinya :
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani  (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang  (berbentuk) lain. 

Dalam surat assajadah  ayat 7-9 yang berbunyi:

3
‫ار‬ َ ‫ َو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َواأْل َب‬  ۖ‫وح ِه‬
َ ‫ْص‬ ِ ُّ‫﴾ ثُ َّم َسوَّاهُ َونَفَ َخ ِفي ِه ِم ر‬٨﴿ ‫ين‬
ٍ ‫﴾ ثُ َّم َج َع َل نَ ْسلَهُ ِمن ُساَل لَ ٍة ِّمن َّما ٍء َّم ِه‬٧﴿ ‫ين‬ َ ‫ َوبَدَأَ َخ ْل‬  ُۖ‫َي ٍء خَ لَقَه‬
ِ ‫ق اإْل ِ ن َس‬
ٍ ‫ان ِمن ِط‬ ْ ‫الَّ ِذي أَحْ سَنَ ُك َّل ش‬
٩﴿ َ‫قَلِياًل َّما تَ ْش ُكرُون‬  َۚ‫﴾ َواأْل َ ْفئِ َدة‬

Artinya : Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari
tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan
dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.(Q.S assajadah 7-9)

Dari ayat al-quran diatas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dari tanah. Tanah liat,tanah
yang kering dan yang basah, Di mulai dari apa yang dimakan sehari-hari, misalnya nasi,gandum,jagung,sayur-mayur dan
buah-buahan hingga daging, segala makanan yang dikonsumsi manusia itu tumbuh dan mengambil sari makanan dari
tanah.
Di dalam segala makanan itu ada segala macam saringan yang ditakdirkan Allah atas alam. Di dalam makanan itu terdapat
protein, karbohidrat, zat besi, berbagai macam vitamin dan zat-zat lain yang memang sangat diperlukan bagi keperluan
tubuh manusia. Sehingga dengan makanan itu segala kebutuhan tubuh dapat tercukupi, makanan masuk ke dalam sisitem
pencernaan, kemudian makanan ini menjadi dua bagian, yaitu sari makanan dan sisa makanan yang akhirnya dibuang oleh
tubuh. Sedangkan sari makanan tadi diproses lebih lanjut sehingga sebagian menjadi darah, hormon, air susu, lemak dan
lain-lainnya termasuk air mani( bagi laki-laki) yang tersimpan dalam tulang sulbi dan ovum ( sel telur) bagi perempuan  
yang tersimpan dalam tulang dada. Dan dengan kehendak Allah maka pria dan wanita pun diciptakan untuk berpasang-
pasangan karena dengan perpaduan gender mereka terciptalah suatu nutfah, sebagaimana dijelaskan oleh Allah S.W.T
dalam firmannya :
(45)‫ َواأْل ُ ْنثَى‬ ‫الذك ََر‬ َ َ‫خَ ل‬ ُ‫َوأَنَّه‬
َّ  ‫ال َّزوْ َجي ِْن‬ ‫ق‬
 (46)‫تُ ْمنَى‬ ‫ ِإ َذا‬ ‫طفَ ٍة‬ ْ ُ‫ن‬  ْ‫ِمن‬
Artinya : dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.  dari air mani, apabila
dipancarkan (Q.S an-najm ayat 45-46)
Dan kehendak karena kehendak Allah berpadulah satu dengan zat mani pada perempuan yang merupakan telur yang
sangat kecil. Perpaduan keduanya itulah  yang dinamakan nutfah, kian lama kian besarlah nutfah itu, dalam empat puluh
hari.
Dalam surat al-Hijr ayat 28-29 dijelaskan bahwa:

ٍ ُ‫ال ِّمنْ َح َمإٍ َّم ْسن‬


٢٨ ‫ون‬ ٍ ‫ص‬َ ‫ص ْل‬ ٌ ِ‫ك ِل ْل َماَل ئِ َك ِة إِنِّي خَال‬
َ ‫ق بَ َشرً ا ِّمن‬ َ َ‫َوإِ ْذ ق‬
َ ُّ‫ال َرب‬

٢٩﴿ َ‫وحي فَقَعُوا لَهُ َسا ِجدِين‬ ُ ‫فَإِ َذا َس َّو ْيتُهُ َونَفَ ْخ‬
ِ ُّ‫ت فِي ِه ِمن ر‬

Artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan
seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya
dengan bersujud . (al-hijr(15);28-29).

Tentang ruh (ciptaan-Nya) yang ditiupkan ke dalam rahim wanita yang mengandung embrio yang terbentuk dari saripati
(zat) tanah itu, hanya sedikit pengetahuan manusia, sedikitnya juga keterangan tentang makhluk ghaib itu diberikan tuhan
dalam. Al-quran. “Dan (ingatlah), ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “sesungguhnya aku akan menciptakan
seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud (al-hijr(15);28-29). Alquran tidak memberi penjelasan tentang sifat ruh. Tidak pula ada
larangan di dalam al-quran untuk menyelidiki ruh yang gaib, sebab penyelidikan tentang ruh, mungkin berguna, mungkin
pula tidak berguna, dalam hubungan dengan masalah ruh ini tuhan berfirman dalam surat al-isra:85

٨٥﴿ ‫وح ِمنْ أَ ْم ِر َربِّي َو َما أُو ِتيتُم ِّمنَ ا ْل ِع ْل ِم إِاَّل قَ ِلياًل‬ ِ ُّ‫﴾ َويَسْأَلُونَكَ ع َِن الر‬
ُ ُّ‫قُ ِل الر‬  ۖ‫وح‬

Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah
kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit” (Q.S. Al-Isra:85).
3. Tujuan penciptaan manusia
Tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Allah. Pengertian penyembahan kepada Allah
tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin salam solat saja.
Penyembahan berarti ketundukan manusia pada hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik ibadah
ritual yang menyangkut hubungan vertical (manusia dengan Tuhan) maupun ibadah sosial yang menyangkut horizontal
( manusia dengan alam semesta dan manusia).
Penyembahan manusia pada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terwujudnya sebuah kehidupan
dengan tatanan yang adil dan baik. Oleh karena itu penyembahan harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak
membutuhkan sedikitpun pada manusia termasuk pada ritual-ritual penyembahannya. Dalam hal ini Allah berfirman:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyambah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki
sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki  supaya mereka memberi aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah
maha pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (az-Zaariyaat, 51:56-58).

“ Dan mereka telah di perintahkan kecuali supaya mereka menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan dengan
demikian itulah agama yang lurus. “(Bayinnah, 98:5)

4
B. Tanggung Jawab Manusia
Arti dari tanggung jawab menurut kamus bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban memikul,
menanggung segala sesuatunya, dan menanggung segala akibatnya. Tanggung Jawab menurut kamus umum bahasa
Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa
Indonesia adalah kewajiban menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun
yang tidak di sengaja. tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung
jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup dari manusia bahwa setiap manusia dibebani dengan
tangung jawab. Apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan
pihak yang berbuat. Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia merasa bertanggung jawab karena ia
menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu. Tanggung jawab merupakan suatu kesadaran manusia akan
perilakunya yang disengaja ataupun tidak disengaja. Tanggung jawab bisa juga di katakan sebagai kewajiban setiap
makhluk yang hidup. Tanggung jawab merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan dan sudah ada porsinya
masing-masing. Yang namanya kewajiban berarti mau tidak mau, suka tidak suka harus dijalankan.
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang bertanggung jawab penuh atas apa yang ia lakukan.
Manusia memiliki tuntutan yang sangat besar untuk bertanggung jawab mengingat ia berperan penting dalam kehidupan
sosial dan dalam interaksi sosial, serta dalam kontek individual.
1. Macam-macam tanggung jawab
Berikut ini merupakan beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
a. Tanggung Jawab Terhadap Tuhan
 Kewajiban manusia kepada khaliknya adalah bagian dari rangkaian hak dan kewajiban manusia dalam hidupnya sebagai
suatu wujud dan yang maujud. Didalam hidupnya manusia tidak lepas dari adanya hubungan dan ketergantungan. Adanya
hubungan ini menyebabkan adanya hak dan kewajiban. Hubungan manusia dengan allah adalah hubungan makhluk
dengan khaliknya. Dalam masalah ketergantungan, hidup manusia selalu mempunyai ketergantungan kepada yang lain.
Dan tumpuan serta ketergantungan adalah ketergantungan kepada yang maha kuasa, yang maha perkasa, yang maha
bijaksana, yang maha sempurna, ialah allah rabbul’alamin, Allah Tuhan yang Maha Esa.

Kebahagian manusia di dunia dan akhirat, tergantung kepada izin dan ridho allah. Dan untuk itu Allah memberikan
ketentuan-ketentuan agar manusia dapat mencapainya. Maka untuk mencapainya kebahagian dunia dan akhirat itu dengan
sendirinya kita harus mengikuti ketentuan-ketentuan dari allah SWT. Secara moral manusiawi manusia mempunyai
kewajiban Allah sebagai khaliknya, yang telah memberi kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya.
kewajiban manusia kepada Allah pada garis besar besarnya ada 2 :
1) mentauhidkan-Nya yakni tidak memusyrik-Nya kepada sesuatu pun.
2) beribadat kepada-Nya
Dalam al-quran kewajiban ini diwujudkan dengan :
1) iman.
2) amal saleh
Beriman dan beramal saleh itu dalam istilah lain disebut taqwa. Dalam ayat (Q.S al-baqorah ayat 177) iman dan amal
saleh, yang disebut taqwa dengan perincian :
1) iman kepada Allah : kepada hari akhir, kepada malaikat-malaikat, kepada kitab-kitab, dan kepada nabi-nabi.
2) amal saleh :
a. Kepada sesama manusia : dengan memberikan harta yang juga senang terhadap harta itu, kepada kerabatnya kepada
anak-anak yatim kepada orang-orang miskin kepada musafir yang membutuhkan pertolongan (ibnu sabil)
b. Kepada Allah : menegakan / mendirikan shalat, menunaikan zakat
c. Kepada diri sendiri : menempati janji apabila ia berjanji, sabar delam kesempitan, penderitaan dan peperangan.
Kesemuanya itu adalah dalam rangka ibadah kepada allah memenuhi manusia terhadap khalik.

b.   Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri.


Tanggung jawab terhadap diri sendiri itu menuntut kesadaran akan diri kita untuk memenuhi kewajiban sendiri dan
mengembangkankepribadian sebagai manusiapribadi. Apa yang telah kita lakukan harus menerima resikonya sendiri.
c.    Tanggung Jawab Terhadap Keluarga.
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga termasuk kesejaterahaan, keselamatan,
Pendidikan, dan kehidupan. Sebagai anggota keluarga kita harus saling menjaga nama baik keluarga dengan sikap dan
perbuatan yang kita lakukan di dalam kehidupan bermasyarakat.
d.    Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat.
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain karena manusia kedudukannya sebagai makhluk
sosial yang membutuhkan manusia lain maka kita harus berkomunikasi denganmanusia lain tersebut. Berinteraksi didalam
suatu kehidupan masyarakat sangat dibutuhkan karena itu bisa membuat kita saling mengenal satu dengan yang lainnya.
e.    Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara.
Suatu kenyataan lagi bahwa tiap manusia, tiap individu adalah suatu warga negara. Dalam berpikir,
berbuat, bertindak, dan bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma yang di buat oleh negara.Manusia tidak
dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara
atas apa yang telah ia perbuat.

f. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah


Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang harus di pertanggung jawabkan di hadapan-Nya.
Tugas hidup yang di pikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah
di muka bumi untuk mengelola dan memelihara alam.Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang
kekuasaan. Khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga
kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Manusia menjadi khalifah, berarti manusia
memperoleh amanah Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekhalifahan mengandung arti

5
pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Sebagai
khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha Besar maka manusia sebagai wakil-Nya di muka
bumi memiliki tanggung jawab dan otoritas yang sangat besar. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam
Surat Al-Baqarah ayat 30

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendakmenjadikan
seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang
yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah, diantaranya adalah :
a)  Belajar (surat An-naml: 15-16 dan Al Mukmin :54) belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah
mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.
b)    Mengajarkan ilmu (al Baqoroh: 31-39) ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang
manusia saja, tetapi juga ilmu Allah.
Membudayakan ilmu (al -Mukmin: 35 ) Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada
orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Dari Abdullah bin Umar ra
sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Setiap kamu adalah pemimpin yang akan dituntut pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)
a)  Seorang raja atau presiden yang memimpin manusia adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban
atas kepemimpinan terhadap rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin atas keluarganya dan dia dimintai
tanggung jawab ataskepemimpinan terhadap mereka.
b)  Seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya, dia dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinanterhadap mereka.
Seorang hamba (pembantu rumah tangga) adalah pemimpin atas harta tuannya, dia dimintai pertanggungjawaban
atasnya, ketahuilah setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai tanggung jawab atas apa yang
dipimpinnya.
 Sebagai Hamba Allah Ta’ala yang mempunyai kewajiban untuk beribadah hanya kepada Allah Ta’ala, sebagaimana
di nayatakan dalam surat Az-Zariyat 56
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Kekuasaan yang di berikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya mengolah dan
mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan
oleh Allah. Agar manusia bisa menjalankan kekhalifahannya dengan baik, Allah telah mengajarkan kepadanya
kebenaran dalam segala ciptaan-Nya dan melalui pemahaman serta penguasaan terhadap hukum-hukum yang
terkandung dalam ciptaan-Nya, manusia bisa menyusun konsep-konsep serta melakukan rekayasa membentuk wujud
baru dalam alam kebudayaan.

C. Martabat Manusia
Martabat adalah konsep moralitas yang menyatakan tingkat nilai atu bobot seorang pribadi. Sedangkan martabat
manusia artinya harga diri manusia. Martabat manusia adalah kedudukan manusia yang terhormat sebagai makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi sehingga manusia mendapat tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain.
Ditinjau dan martabatnya, kedudukan manusia itu lebih tinggi dan lebth terhormat dibandingikan dengan makhluk lainnya.
Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat
seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya
pada saat dalam perjalanan spritual dalam beribadah kepada Allah Swt.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui beberapa proses sebagai berikut :
1. Taubat
2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram
3. Merasa miskin diri dari segalanya
4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan yang maha esa
5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya
6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya
7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri)
8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt
9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan kepadaNya
10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Dengan dibekali akal pikiran, manusia dapat berpikir sebelum
berbuat. Dan manusia telah dipilih oleh Allah menjadi Khalifah di bumi, ditangan manusia lah ketertiban dan kenyamanan bumi
dipertanggung jawabkan. Manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang
amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah. Maka kita harus memanfaatkan
anugerah ini dengan sangat baik dan tidak boleh bersifat angkuh dan sombong karena manusia itu hanyalah makhluk yang
diciptakan Allah dari sari pati hina yang berasal dari tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Khasinah Siti. 2013. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat.Jurnal Ilmiah Didaktika. XII (2).297-316

6
Rizkiantoro Sugiarto Satyodjiwo.2014. Manusia dan Tanggung jawab. Di
http://satyodjiwosugiarto.blogspot.com/2014/06/manusia-dan-tanggung-jawab.html (di akses 3 Agustus 2018 )

Sya’adah Nur Arizka. 2017.Hakekat dan Martabat Manusia dalam Islam.di


http://arikathemousleemah.blogspot.com/2013/11/hakikat-dan-martabat-manusia-menurut.html (Di akses 3 Agustus 2018)

Fajar.2 017. Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam. di http://fajar310.blogspot.com/2017/12/pengertian-manusia-


dalam-pandangan-islam_25.html (Di akses 2 Agustus 2018)

Anda mungkin juga menyukai