DOSEN PEMBIMBING
BU MUJAMAAH, M.PDI
DISUSUN OLEH :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menuntut ilmu.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kediri,7 Agustus 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................1
C. Tujuan Masalah................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
A. Ketaatan Kepada Hukum Tuhan...................................................3
B. Fungsi Profetik Agama dalam Hukum...........................................11
BAB III PENUTUP....................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................13
B. Saran...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Pada dasarnya manusia
diciptakan itu sama tanpa membedakan agama, ras, suku dan kebudayaan. Salah satu
aspek penting dalam pengenalan kepada Allah sebenarnya adalah memahami
kehendak-Nya. Manifestasi kehendak Allah adalah semua kejadian – kejadian yang
terjadi serta beberapa pernak perniknya. Oleh sebab itu, sebagai orang Islam yang
taat, kita tidak hanya menerapkan syariat agama pada kehidupan sehari-hari kita, tapi
kita juga harus mengetahui, mencermati, dan menerapkan agama di dalam lingkup
hukum.
Setiap Muslim seharusnya (atau bisa dikatakan wajib) memahami hukum dan
permasalahannya, khususnya hukum Islam. Aktivitas seorang muslim setiap hari
tidaklah lepas dari permasalahan hukum islam. Permasalahan yang muncul sama
seperti di atas, yakni tidak sedikit kaum Muslim yang belum memahami hukum Islam,
bahkan sama sekali tidak memahaminya, sehingga aktivitasnya banyak yang belum
sesuai atau bertentangan dengan ketentuan hukum Islam. Memahami hukum Islam
secara mendalam bukanlah pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan kualifikasi yang
cukup untuk melakukan hal itu dan juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana menumbuh kembangkan kesadaran untuk taat hukum?
2. Bagaimana cara mengurangi permasalahan pelanggran hukum islam?
3. Bagaimanakah ketaatan manusia itu, dan kenyataan yang ada pada
kondisi Islam saat ini?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Mengetahui bagaimana cara menumbuhkembangkan kesadaran untuk taat
pada hukum.
2. Mengetahui konsep hukum Islam.
3. Mengidentifikasi peran agama dalam perumusan hukum.
4. Mengetahui fungsi profetik agama dalam hukum.
5. Mengetahui pembagian hukum islam.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Umum:
Patuh terhadap perundang-undangan, ketetapan dari pemerintah,
pemimpin yang dianggap berlaku untuk oleh orang banyak.
Mematuhi peraturan perundang-undangan untuk menciptakan kehidupan
berbangsa, bernegara dan bermasyarakat yang berkeadilan.
b. Islam :
Melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan yang telah ditetapkan oleh
Al-Qur’an Hadits serta Ijima’ ulama dengan sabar dan ikhlas.
c. Menurut ahli ushul fiqih, hukum Islam adalah ketentuan Allah yang berkaitan
dengan perbuatan yang mukallaf yang mengandung suatu tuntunan, pilihan
atau yang menjadikan sesuatu sebab, syarat, atau penghalang bagi adanya
sesuatu yang lain.
d. Menurut ahli fiqih, hukum syari’i (Islam) adalah akibat yang timbul dari
perbuatan orang yang mendapat beban Allah SWT., dan ini dibagi menjadi 2
bagian:
Hukum taklifi
Hukum Taklifi adalah ketentuan Allah yang mengandung ketentuan
untuk dikerjakan oleh mukallaf atau ditinggalkannya atau yang
mengandung pilihan antara dikerjakan dan ditinggalkan. Hukum
Taklifi dibagi menjadi 5 macam:
a) Ijab, adalah ketentuan Allah yang menuntut untuk dilakukan
suatu perbuatan dengan tuntutan pasti, disebut wajib.
b) Nadb, adalah ketetntuan Allah yang menuntut agar dilakukan
suatu perbuatan dengan tuntutan yang tidak harus dikerjakan.
Sedangkan kerjaan yang dikerjakan secara sukarela disebut
sunah.
c) Tahrim, adalah ketentuan Allah yang menuntut untuk
ditinggalkan suatu perbuatan dengan tuntutan tegas. Perbuatan
yang dituntut untuk ditinggalkan disebut haram.
d) Karahah, adalah ketentuan untuk meninggalkan suatu perbuatan
dengan tidak tegas untuk ditinggalkannya, sedangkan perbuatan
yang dituntut untuk ditinggalkannya dusebut makruh
e) Ibahah, adalah ketentuan Allah yang mengandung hak pilihan
orang mukallaf antara mengerjakan dan meninggalkannya.
Pekerjaan yang diperkenankan untuk dikerjakan dan ditinggalkan
disebut mubah.
Hukum Wad’I
Hukum Wad’i adalah ktentuan Allah yang mengandung pengertian
bahwa terjadinya sesuatu itu sebab, syarat, atau penghalang sesuatu.
Misalnya:
a) Sebab sesuatu, menjalankan sholat menjadi sebab
kewajiban wudhu
b) Syarat sesuatu, kesanggupan mengadakan perjalanan ke
Baitullah menjadi syarat wajibnya menunaikan haji
Kesimpulannya, hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui
wahyu-Nya yang kini terdapat dalam Al-Qur’an dan dipertegas oleh Nabi
Muhammad melalui sunah-Nya yang kini terhimpun dengan baik dalam hadist.
Tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah kerusakan pada
manusia dan mendatangkan maslahah bagi mereka, mengarahkan kepada
kebenaran untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, dengan
perantara segala yang bermanfaat serta menolak yang medarat atau tidak berguna
bagi kehidupan manusia.Menurut Abu Ishaq al-Shatibi, tujuan hukum Islam
adalah sebagai berikut:
1. Memelihara aspek agama (hifzul din) artinya menjaga agama dengan
pemahaman dan perilakuyang toleran (tasamuh), karena hidup di negara
majemuk
2. Memelihara aspek jiwa manusia dan humanisme (hifzul al nafis)
3. Artinya menjaga jiwa manusia tentang hak-hak asasi dan penyebarannya
dalam hukum pidana, tata negara, politik, serta hak warga masyarakat untuk
mendapatkan pendidikan, pekerjaan, hidup layak, keamanan, dan
kedamaian
4. Memelihara aspek akal (hifzal aql)
5. Artinya menjaga akal sebagai anugerah Allah yang harus dijaga dan
dikembangkan serta dilindungi, karena dengan akal manusia dapat meraih
kemajuan
6. Memelihara aspek harta (hifzal irz)
7. Artinya menjaga harta dan memacu untuk maju supaya memiliki mental
kuat dengan mau bekerja keras, supaya tidak miskin karena kemiskinan
merupakan kesengsaraan dalam hidup
8. Memelihara aspek keluarga (hifzal nasl)
9. Artinya menjaga keturunan yang baik, agar tidak menjadi keluarga lemah
dalam segala hal, baik ekonomi, iman, pendidikan, dan fisik.
Tidak ada satu perbuatan dapat dihukum kecuali atas kekuatan hukum
dan perundang-undangan yang berlaku untuk perbuatan itu.Qs. Al-
Maidah : 95
َل ِمنَ النَّ َع ِمQَا قَتQ ُل َمQ َزاء ِّم ْثQ فَ َجQًهُ ِمن ُكم ُّمتَ َع ِّمداQَ ُر ٌم َو َمن قَتَلQ ْي َد َوأَنتُ ْم ُحQالص
َّ وا ْ ُوا الَ تَ ْقتُل
ْ ُيَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن
ا َلQQَق َوب َ ُذوQَيَاما ً لِّيQص ِ َكQQِ ْد ُل َذلQا ِكينَ أَو َعQيَحْ ُك ُم بِ ِه َذ َوا َع ْد ٍل ِّمن ُك ْم هَ ْديا ً بَالِ َغ ْال َك ْعبَ ِة أَوْ َكفَّا َرةٌ طَ َعا ُم َم َس
ُ
َزي ٌز ذو ا ْنتِقَ ٍامِ أَ ْم ِر ِه َعفَا هّللا ُ َع َّما َسلَف َو َم ْن عَا َد فَيَنتَقِ ُم هّللا ُ ِم ْنهُ َو ُ ع
هّللا
b. Asas keadilan
Berlaku adil terhadap semua orang tanpa memandang status sosial, status
ekonomi, ras, keyakinan, agama dan sebagainya. Qs. Shad : 26
Intinya : “Keadilan adalah asas titik tolak, proses dan sasaran hukum
dalam Islam”
c. Asa kemanfaatan
Mempertimbangkan asas kemanfaatan bagi pelaku dan bagi kepentingan
negara dan kelangsungan umat manusia.
QS. Al-Mudatsir : 38
“Setip individu terikat dengan apa yang ia kerjakan dan setiap individu
tidak akan memikul dosa orang (individu) lain”
Intinya :
1. Dalam berpolitik, seperti : Enthnocenterisme = Pemerintahan ditangan satu orang.
2. Dalam Materialisme, seperti : Ekonomi kapitalisme
3. Dalam Ekologi, seperti : Materialisme, Sekularisme (pemisahan antara pendidikan
umum dan pendidikan moral, memisahkan pemerintahan Negara dengan
Agama). Agama terasing dari persoalan kehidupan manusia.
4. Dalam Reduksionisme, seperti : Penurunan nilai, akhlak, kebenaran, kwalitas
ilmu pengetahuan
5. Dalam Kultural atau Budaya, seperti : Hedonisme (hanya memburu dan mengejar
kesenangan dunia).
1. Hukum Islam ialah ketentuan Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang
mukallaf yang mengandung suatu tuntutan, pilihan, sebab, syarat, atau penghalang
bagi adanya sesuatu yang lain.
2. Syariat Islam menyamaratakan hukum dan keadilan antara sesama umat Islam.
3. Islam mengerahkan kekuatan manusia kepada tujuan besar, yaitu kepentingan
masyarakat dengan memanfaatkan segala bentuk kebajikan yang disumbangkan
setiap individu.
4. Pada dasarnya, ketentuan hukum bagi manusia, disyari’atkan Tuhan untuk mengatur
tata kehidupan mereka di dunia, baik dalam masalah keagamaan maupun
kemasyarakatan.
5. Sumber hukum islam yang utama adalah Al – Qur’an dan hadist, selain
menggunakan kata sumber juga digunakan kata dalil yang berarti keterangan yang
dijadikan bukti atau alasan suatu kebenaran.
B. Saran
Saran yang dapat disajikan adalah:
1. Kami menyarankan agar pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang makalah
yang kami sajikan
2. Kami menyarankan agar pembaca bisa menambah wawasan dengan menerapkan
ajaran Islam didalam lingkup hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Rosyadi Khoiron, “Pendidikan Profetik”, Pustaka Pelajar, Cet. I, 2004, Yogyakarta
Shofan Mohammad “Pendidikan Berparadigma Profetik (Upaya Konstruktif
Membongkar Dikotomi Sistem Pendidikan Islam)”, IRCiSoD bekerjasama dengan UMG
Press, Cet. I , 2004, Yogyakarta
Kuntowijoyo (Alm), “Muslim Tanpa Masjid”, Bandung: Mizan, 2001
Banawi Imam, “Segi-segi Pendidikan Islam”, Al-Ikhlas, 1987, Surabaya
http://uliyasiwi.wordpress.com/2011/10/11/makalah-pendidikan-agama-islam-2/
http://www.scribd.com/doc/111360836/Fungsi-Profetik-Agama-Dalam-Hukum