Anda di halaman 1dari 19

RPS : PENGORGANISASIAN

1 Prinsip-prinsip pengorganisasian
a. Figure pemimpin dan tujuan yang jelas
Figure pemimpin ini dapat dikatakan sebagai prinsip dasar dalam sebuah
organisasi karena tanpa adanya pemimpin maka sebuah organisasi tidak dapat
berjalan dengan baik. Selain itu sebuah organisasi harus mempunyai tujuan
yang jelas
b. Skala hierarki
Sebuah organisasi harus memiliki skala organisasi yaitu sebuah tampuk
kepemimpinan, karena bagaimanapun sebuah organisasi tidak akan hidup
tanpa sebuah kepala, namun kepala saja tanpa dibantu oleh badan lainnya
tidak akan berarti apa-apa.
c. Pendelegasian wewenang pemimpin
Seorang pemimpin harus memilik prinsip pendelegasian wewenang dalam
menjalankan pekerjaannya, karena bagaimanpun juga setiap manusia itu
memiliki kemampuan yang terbatas, oleh karena itu pendelegasian wewenang
mutlak harus dimiliki dalam sebuah organisasi.
d. Tanggung jawab semua pihak
Setiap organ dalam sebuah organisasi harus mempunyai pertanggung jawaban
penuh kepada seluruh pekerjanya dan juga atasannya. Pertanggung jawaban
ini harus di atur dalam prinsip organisasi mengenai kewenangan dan sanksi
yang diberikan bila lalai bertugas.\
e. Kejelasan pembagian tugas
Agar tujuan yang ingin dicapai kelompok terlaksana, maka setiap anggota
harus melakukan aktivitas sesuai dengan porsinya masing-masing. Jika hal itu
dilaksanakan dengan baik maka tujuan dari perusahaan itu akan di capai
secara optimal.\
f. Rentang pengendalian organisasi
Sebuah organisasi yang baik harus memiki rentang pengendalin struktur
pengoganisasian yang baik, artinya jumlah bawahan dan staf harus
dikendalikan oleh seorang atasan. Jadi perintah tidak memusat pada satu orang
melainkan terstruktur dengan baik
g. Prinsip fungsional dan pemisahan
Prinsip fungsional harus di miliki oleh setiap organisasi. Setiap anggota harus
mempunyai tugas yang jelas mengenai tugasnya. Selain itu bawahan harus
mempunyai peran masing-masing dalam menjalankan tugasnya.
Maka dari itu sebuah organisasi harus mempunyai prisip pemisahan sehingga
orang akan bekerja sesuai dengan kapasitas masing-masing.
h. Keseimbangan
Keseimbangan adalah prinsip organisasi yang paling utama. Dengan adanya
keseimbangan antara struktur organisasi secara efektif maka tujuan dari
orgaisasi itu sendiri dapat tercapai dengan baik.
i. Prinsip fleksibilitas
Semua organisasi harus mampu mengikuti perkembangan zaman dengan
tumbuh, berkembang dan mengamati perubahan social yang terjadi karena
bagaimanapun pengaruh internal dan eksternal sebuah organisasi.

2 Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi menajemen yang berkaitan erat
dengan perencanaan dan merupakan satu proses yang dinamis, sedangkan
organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Pengorganisasian merupakan
penentu pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas,
dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan depertemen-
depertemen (sub system) serta penentuan hubungan-hubungan.

3 Proses pengorganisasian
Adapun beberapa proses (langkah-langkah) pengorganisasian yang dapat
dilakukan agar organisasi yang disusun menjadi baik, efektif, efisien, dan sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Diantara langkah-
langkah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut;
1) Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai, apakah 
profit motive, atau service motive.
2) Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui,
merumuskan, dan menspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang perlu untuk
mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan.
3) Pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokan
kegiatan-kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama.
Kegiatan-kegiatan yang bersamaan dan berkaitan erat disatukan ke dalam satu
departemen atau satu bagian.
4) Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya
wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen.
5) Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada
setiap departemen atau bagian.
6) Peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas-
tugas setiap individu karyawan, supaya tumpang tindih tugas dihindarkan.
7) Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang
akan dipakai, apakah line organization, line and staf organization ataukah
function organization.
8) Struktur (organization chart = bagan organisasi), artinya manajer harus
menetapkan struktur organisasi yang bagaimana yang akan digunakan.

4 Merancang struktur organisasi


Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-
mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di
antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-
beda dalam suatu organisasi.
Sebelum kita membahas tentang Perancangan Struktur Organisasi, kita
membahas  pengertian umum organisasi terlebih dahulu ,  Organisasi
(YUNANI): ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu
wadah untuk tujuan bersama. Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai
organisasi, ada yang sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi
pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana,
data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan organisasi.
       Kita membahas satu persatu dari makna Perancangan struktur organisasi ,
Kata Perancangan sering disamaartikan dengan fungsi perencanaan dalam
keilmuan manajemen secara umum yang juga dapat diartikan sebagai desain atau
suatu kegiatan merancang suatu hal. Hal ini memang tidak salah. Namun dalam
perancangan organisasi akan lebih detail dijelaskan bagaimana strategi spesifik
mengenai langkah-langkah agar organisasi terbentuk. Secara spesifik perancangan
adalah sebuah usaha formal, proses yang terarah untuk mengintegrasikan manusia,
informasi dan teknologi dalam sebuah organisasi. Perancangan struktur  organisasi
di gunakan untuk mempertemukan bentuk organisasi yang sedekat mungkin
dengan tujuan yang ingin diraih oleh organisasi. Melalui desain proses, aktivitas
organisasi untuk meningkatkan kemungkinan dari usaha bersama seluruh anggota
organisasi mencapai kesuksesan.

RPS : SUMBER DAYA ALAM

5 Definisi
Pengertian sumber daya alam adalah segala sesuatu yang bersumber dari alam
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan keberlangsungan hidup
manusia.
Pendapat lain mengatakan definisi sumber daya alam (SDA) adalah semua bahan
atau zat seperti mineral, hutan, air, serta tanah subur yang terdapat di alam dan
dapat digunakan untuk keuntungan ekonomi bagi manusia.
pendapat para ahli berikut ini:
1) J. A. Katili
Menurut J.A. Katili (1983), pengertian sumber daya alam adalah semua unsur
tata lingkungan biofisik yang nyata atau potensial dapat memenuhi kebutuhan
manusia.
2) Soerianegara
Menurut Soerianegara (1977), pengertian sumber daya adalah unsur-unsur
lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang dibutuhkan manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna meningkatkan kesejahteraan hidup.
3) Valentine Jackson Chapman
Menurut Valentine Jackson Chapman (1969), pengertian SDA adalah hasil
penilaian manusia terhadap unsur-unsur lingkungan hidup yang
diperlukannya.

6 Pentingnya pengadaan sumber daya


Pengadaan (procurement) adalah fungsi operasional pertama MSDM. Pengadaan
karyawan merupakan masalah penting, sulit, dan kompleks karena untuk
mendapatkan dan menempatkan orang-orang yang kompeten, serasi, serta efektif
tidaklah semudah membeli dan menempatkan mesin. Dapat kita simpulkan bahwa
pengadaan adalah upaya proses untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja
yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan guna
mencapai tujuan organisasi. Proses ini dimulai ketika para pelamar dicari dan
berakhir ketika lamaran-lamaran mereka diserahkan atau dikumpulkan. Tujuan
pengadaan adalah Menerima pelamar sebanyak-banyaknya sesuai dengan
kualifikasi kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan
akan terjaring calon karyawan dengan kualitas tertinggi dari yang terbaik.

7 Proses pengadaan SDM


1. Perencanaan tenaga kerja. Merupakan suatu proses penentuan kebutuhan
tenaga kerja dan cara memenuhinya baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
2. Perekrutan tenaga kerja/recruitmentBerdasarkan pada perencanaanyang
ada, maka perusahaan dapat memulai perekrutan tenaga kerja/recruitment.
a. Sumber dari luar organisasi.
Suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari orang–orang di
luar perusahaan, yaitu dengan merekrut tenaga kerja baru untuk mengisi
lowongan pekerjaan yang ada di perusahaan
b. Sumber-sumber dari external recruitment antara lain:
1) Pemasangan iklan lowongan kerja di media
2) Biro tenaga kerja
3) Rekomendasi dari tenaga kerja lama
4) Institusi pendidikan
5) Seleksi tenaga kerja/selection,
Tujuan penyeleksian tenaga kerja yaitu untuk mencari atau memilih
tenaga kerja yang sesuai dengan persyaratan atau kualifikasi jabatan
tertentu.
6) Penempatan karyawan/placement,
Setelah proses seleksi dilakukan, maka diharapkan perusahaan dapat
melakukan proses penempatan karyawa pada posisi atau jabatan
yang sesuai. Hal ini sering dikenal dengan istialah The right man in
the right place.
7) Penilaian prestasi kerja/performance appraisal.
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan dan tepat waktu.
8) Pelatihan dan pengembangan/ training & development.
Pelatihan dan pengembangan merupakan usaha untuk
menghilangkan kesenjangan antar unsur dan kualifikasi yang
dimiliki oleh seorang karyawan dengan unsur dan kualifikasi yang
dikehendaki organisasi.
9) Pengembangan karir/ career development.
Karir adalah serangkaian jabatan atau pekerjaan yang pernah
dipangku seseorang selama masa kerjanya.

8 Proses pengadaan Non SDM

RPS PENGOKOMUNIKASIAN
9 Definisi Komunikasi Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris
“communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa
Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam
kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu
suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang
terlibat dalam komunikasi adalah manusia.

10 Pentingnya komunikasi
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia
lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa
yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu
berkomunikasi.
mengapa manusia perlu berkomunikasi.
 Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui
komunikasi manusia dapat mengetahui peluang yang ada untuk dimanfaatkan,
dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya.
Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa.
Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya,
yakni belajar dari pengalamannya, maupun melalui informasi yang mereka
terima dari lingkungan sekitarnya.
 Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana
masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian disini
bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap
gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang mempengaruhi
perilaku manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup
dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar
manusia dapat hidup dalam suasana yang harmonis.
 Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu
masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota
masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan
peranan. Misalnya bagaimana orangtua mengajarkan tatakrama
bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah
difungsikan untuk mendidik warga negara. Bagaimana media massa
menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan bagaimana pemerintah dengan
kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan anggota
masyarakat yang dilayaninya.

11 Tipe Komunikasi   
a. Komunikasi dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)
Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi di
dalam diri individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan
dirinya sendiri. Terjadinya proses komunikasi disini karena adanya seseorang
yang memberi arti terhadap sesuatu objek yang diamatinya. Objek dalam hal
ini bisa saja dalam bentuk benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta
yang mengandung arti bagi manusia, baik yang terjadi di luar maupun di
dalam diri seseorang.
b. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
Komunikasi antarpribadi yang dimaksud disini adalah proses komunikasi
yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang
dinyatakan R. Wayne Pace (1979).Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi
dapat dibedakan atas dua macam, yakni komunikasi diadik dan komunikasi
kelompok kecil.
c. Komunikasi Publik (Public Communication)
Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif,
komunikasi retorika, public speaking dan komunikasi khalayak. Apapun
namanya, komuniksi publik menunjukkan suatu proses komunikasi dimana
pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan
khalayak yang lebih besar.Salah satu ciri yang dimilki komunikasi publik
bahwa pesan yang disampaikan itu tidak berlangsung secara spontanitas,
tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal. Tipe komunikasi publik
biasanya ditemui dalam berbagai aktivitas seperti kuliah umum, khotbah,
rapat akbar, pengarahan, ceramah, dan semacamnya.
d. Komunikasi Massa (Mass Communication)
Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang
berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada
khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti
radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk
komunikasi sebelumnya, komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Sifat
pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama,
suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan. Pesan komunikasi massa
berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat
terbatas.

12 Prinsip Komunikasi
a. Sekumpulan dari Isyarat
Dalam melakukan komunikasi, kita juga membawa dan melakukan
serangkaian isyarat. Isyarat ini dapat berupa ucapan verbal, yaitu kata-kata
yang keluar dari mulut; maupun non-verbal yang biasanya berupa isyarat
tubuh.
b. Proses Penyesuaian
Untuk dapat memahami pesan yang disampaikan, manusia melakukan
penyesuaian makna terhadap isyarat yang digunakan. Makna dari pesan dapat
terpahami jika masing-masing pihak, baik pengirim maupun penerima pesan,
memiliki sistem isyarat yang sama.
c. Melibatkan Transisi Simetris dan Komplementer
Transaksi simetris berarti si pemberi dan pennerima pesan berlaku layaknya
cermin bagi satu sama lain. Sedangkan hubungan komplementer sebaliknya,
dimana masing-masing pihak memilliki perilaku yang berbeda.
d. Mencakup Dimensi Isi dan Hubungan
Proses komunikasi melibatkan dimensi isi pesan dan hubungan antara
pemberi serta penerima pesan. Misalnya, atasan berkata pada bawahannya
seperti ini, “Periksa laporan bulan kemarin.” Sedangkan bawahan berkata
kepada atasannya seperti ini, “Tolong diperiksa laporan bulan kemarin.”
Kedua kalimat itu memiliki isi pesan yang sama, yaitu meminta pihak satunya
untuk memeriksa laporan.
e. Tak Dapat Terhindarkan
Bagaimanapun juga, kita tidak dapat menghindar dari komunikasi. Seperti
yang telah diulas sebelumnya bahwa berbicara dengan diri sendiri pun
termasuk komunikasi. Selain itu, meskipun kita diam tidak berbicara, raut
wajah dan gestur tubuh kita menyampaikan pesan komunikasi pada orang
lain.
f. Proses Transaksional
Komunikasi merupakan proses transaksional, dimana elemen-elemen di
dalamnya saling berkaitan satu sama lain. Ketika ada orang yang
menyampaikan pesan baik sengaja atau tidak, kita secara refleks bereaksi
terhadap pesan itu.

13 Proses Komunikasi
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture,
isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung
dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan.Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila
terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan
kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi
komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama
komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan
kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan
atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan
dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk
menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator.
b. Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan
komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang
relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar,
majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan
dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan
media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi,
radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.)
RPS : KEPEMIMPINAN

14 Definisi
Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang
untuk mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah
untuk mencapai target (goal) organisasi yang telah ditentukan.Sedangkan
pengertian pemimpin adalah seseorang yang diberi kepercayaan sebagai ketua
(kepala) dalam sistem di sebuah organisasi/ perusahaan.
Berikut ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi
kepemimpinan :
1) George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau
pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2) Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang
mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
3) Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah
kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
4) Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan
berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin
organisasi.
5) Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin
aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama
(shared goal).

15 Pentingnya kepemimpinan
Leadership bertujuan supaya :
1) Tujuan atau target yang sudah ditetapkan dapat segera dilaksanakan
tindakannya atau actionnya.
2) Koordinasi antar tim dapat terjaga prosesnya.
3) Menyelesaikan problem atau masalah yang terjadi agar segera di lakukan
penyelesaiannya.

16 Teori kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki
pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk
menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh
kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud
adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di
dalamnya.
b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku
seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok
ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi
perilaku:
Ø Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan
memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela,
mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan
serta memperlakukannya setingkat dirinya.
c) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh
ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan
tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi
dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.

17 Tipe kepemimpinan
 Kepemimpinan diktatoris; Memimpin dengan cara menggertak,
menguasai.
 Kepemimpinan otokratis; Pemusatan otoritas dan pengambilan keputusan
pada pimpnan.
 Kepemimpinan demokratis; Berdasarkan pada desentralisasi kekuasaan
dan pengambilan keputusan.
 Kepemimpinan laisez-faire; Membiarkan kelompoknya menetapkan tujuan
dan keputusannya

18 Gaya Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan – Lingkungan kerja baik skala kecil maupun besar


membutuhkan seorang pemimpin sebagai nahkoda untuk menentukan arah dalam
mencapai tujuan yaitu kesuksesan. Masing-masing memiliki gaya kepemimpinan
yang berbeda. Sukses tidaknya sebuah bisnis sangat bergantung pada faktor
tersebut.

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan :

Mencari seorang pemimpin yang bisa mengelola perusahaan dengan baik


bukanlah hal yang mudah. Dasar dan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kesuksesan sebuah bisnis cukup besar. Pekerja akan memiliki produktivitas yang
tinggi jika mendapatkan motivasi tinggi dari pemimpinnya.

Macam Gaya Kepemimpinan

a. Gaya Kepemimpinan Otokratis Gaya kepemimpinan otokratis ini


merupakan gaya dimana yang paling banyak memberikan keputusan dan
wewenang adalah sang pemimpin itu sendiri.

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis Berbeda dari gaya kepemimpinan


demokratis yang berpusat pada pemimpin, dalam hal ini gaya kepemimpinan
demokratis lebih menekankan pada bagaimana merangkul yang lain agar bisa
mencapai tujuan yang sama.

c. Gaya Kepemimpinan Delegatif Gaya kepemimpinan ini juga berbanding


terbalik dengan gaya kepemimpinan yang otokratis. Dalam hal ini gaya
kepemimpinan delegatif di tandai dengan tidak banyaknya instruksi yang
diberikan dari pemimpin.

d. Gaya Kepemimpinan Birokratis Kalau untuk gaya yang satu ini lebih
menekankan pada gaya memimpin yang disesuaikan dengan peraturan yang
berlaku.

RPS : PEMOTIVASIAN

19 Definisi motivasi adalah sebuah dorongan atau alasan yang mendasari semangat
dalam melakukan sesuatu. Motivasi adalah hal-hal yang menimbulkan dorongan,
dan motivasi kerja adalah pendorong semangat yang menimbulkan suatu
dorongan. Pemberian motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau
bekerja keras dan antusias untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi.

20 Pentingnya Motivasi
MOTIVASI DALAM ORGANISASI Motivasi berasal dari bahasa latin movere
yag berarti dorongan atau menggerakkan. Dalam kehidupan , motivasi memiliki
peranan yang sangat penting. Sebab motivasi adalah hal yang menyebabkan ,
menyalurkan dan mendukung perilaku manusia , sehingga mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal. Tanpa adanya motivasi dalam diri
seseorang , maka dapat di pastikan bahwa orang itu tidak akan perah bergerak
sedikitpun dari tempatnya berada. Begitupun dalam kehidupan berorganisasi,
otivasi organisasi sangat mutlak adanya. Sehebat apapun rencana yang telah diuat
oleh ketua organisasi , apabila dalam proses aplikasiya dilakukan oleh anggota
yang kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi yang kuat , maka akan
menyebabkan tidak terealisasikan rencana tersebut.

21 Teori motivasi

a. Teori Hierarki Maslow, Teori Hierarki ini dikemukakan oleh seorang psikolog
yang bernama Abraham Maslow pada tahun 1943.  Teori ini mengemukakan 5
kebutuhan hidup manusia berdasarkan Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan
yang mendasar hingga kebutuhan yang lebih tinggi

b. Teori ERG Alderfer, Pada tahun 1969, Clayton Alderfer mempublikasikan


artikel tentang kebutuhan manusia yang berjudul “An Empirical Test of a New
Theory of Human Need”. Teori tersebut merupakan Teori Alternatif terhadap
Teori Hirarki Maslow.
c. Teori Kebutuhan McClelland, Seorang Psikolog Amerika Serikat yang
bernama David McClelland mengemukan hubungan antara kebutuhan
pencapaian.

d. Teori Motivator-Hygiene Herzberg, Frederick Herzberg adalah seorang


Psikolog Amerika Serikat yang mengemukan Teori Motivator-Hygiene
Herzberg. Teori tersebut didapat dari penelitian terhadap 203 akuntan dan
teknisi di area Pittsburgh, Amerika Serikat.

e. Teori Harapan Vroom, Seorang professor Kanada yang bernama Victor


Vroom pada tahun 1964 dalam bukunya yang berjudul “Work and Motivation”
mengemukan sebuah Teori Motivasi yang beranggapan bahwa orang-orang
termotivasi untuk melakukan sesuatu karena menginginkan suatu hasil yang
diharapkan.

RPS PENGENDALIAN

22 Definisi Pengendalian
Mengendalikan ialah suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang telah dan
akan dilaksanakan. Pengendalian berorientasi pada obyek yang dituju dan
merupakan alat untuk menyuruh orang-orang bekerja menuju sasaran yang ingin
dicapai. Pengendalian merupakan suatu proses dasar untuk mendapatkan suatu
yang identik dan apa saja yang dikendalikan.
Pengendalian manajemen  (controlling) ini oleh para penulis di definisikan
sebagai berikut :
a. Earl P. Strong. Pengertian pengendalian adalah proses pengaturan berbagai
factor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaannya sesuai dengan
ketetapan ketetapan dalam rencana.
b. Harold Koonz. Pengertian Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan
terhdaap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana rencana yang telah di
buat untuk mencpai tujuan perusahhaan.
c. R Terry. Pengertian Pengendalian dapat di definisikan sebagai proses
penentuan, apa yang harus di capai yaitu standar, apa yang sedang di
lakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu
melakukan perbaikan perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan
rencana yaitu selaras dengan standar.
23 Jenis-jenis pengendalian
1 Pengendalian karyawan (personel control)
Pengendalian ini tertuju pada hal hal yang berhubungan dengan kegiatan
karyawan. Misalnya apakah karyawan bekerja sesuai dengan rencana,
perintah, tata kerja, disiplin, absensi, dan sebagsainya.
2 Pengendalian keuangan (financial control)
Pengendalian ini kepada hal hal  yang berkaitan dengan keuangan, tentang
pemasukan dan pengeluaran, biaya biaya perusahhan termasuk pengendalian
anggarannya. Pada pengendalian ini biasanya dalam bentuk laporan
keuangan.
3 Pengendalian produksi (production control)
Pengendalian ini di tunjukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas
produksi yang di hasilkan, apakah sesuai dengan standar atau tidak dengan
rencannaya.
4 Pengendalian waktu (time control).
Pengendalian ini di tunjukan untuk pengendalian waktu, artinya apakah
waktun untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan
rencana.
5 Pengendalian teknis (teknikal control)
Pengendalian ini di tunjukan dengan hal hal yang bersifat fisik, yang
berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksaannan.
6 Pengendalian kebijakan (policy control)
Pengendalian ini di tunjukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijakan
kebijakan organisasi teelah di laksanakan sesuai dengan yang telah di
gariskan.

24 Prinsip-prinsip pengendalian
PRINSIP PENGENDALIAN
Berikut adalah prinsip-prinsip pengendalian internal dimaksud.
Lingkungan pengendalian
1. Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.
2. Dewan komisaris (atau dewan pengawas) menunjukkan independensi dari
manajemen dan melaksanakan pengawasan atas pengembangan dan pelaksanaan
pengendalian internal.
3. Di bawah pengawasan dewan komisaris (atau dewan pengawas), manajemen
menetapkan struktur organisasi, garis pelaporan, serta wewenang dan tanggung
jawab yang tepat sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
4. Organisasi menunjukkan komitmen dalam merekrut, mengembangkan, dan
mempertahankan individu-individu yang kompeten sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.
5. Organisasi memberikan dukungan bagi individu-individu yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengendalian internal sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.
Penilaian risiko
1. Organisasi menetapkan tujuan-tujuan yang jelas agar identifikasi dan
penilaian risiko terkait tujuan-tujuan itu bisa dilakukan.
2. Organisasi melakukan identifikasi risiko atas pencapaian tujuan entitas secara
menyeluruh dan dan melaksanakan analisis risiko sebagai landasan untuk
menetapkan manajemen risiko.
3. Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan (fraud) dalam melakukan
penilaian risiko atas pencapaian tujuan.
4. Organisasi melakukan identifikasi dan penilaian atas perubahan-perubahan
yang mungkin berdampak signifikan terhadap sistem pengendalian internal.
Aktivitas pengendalian
1. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas-aktivitas pengendalian
yang yang akan memberikan kontribusi dalam meminimalkan risiko atas
pencapaian tujuan hingga mencapai tingkat toleransi risiko yang bisa diterima.
2. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas-aktivitas pengendalian
umum atas teknologi pendukung pencapaian tujuan.
3. Organisasi memberlakukan aktivitas-aktivitas pengendalian melalui
kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan dan melalui prosedur yang
menjabarkan kebijkan menjadi tindakan.
Informasi dan komunikasi
1. Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang
relevan dan berkualitas untuk mendukung komponen-komponen pengendalian
internal lain berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Organisasi melakukan komunikasi informasi secara internal, termasuk tujuan
dan tanggung jawab pengendalian internal, yang diperlukan untuk mendukung the
pengendalian internal berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Organisasi menjalin komunikasi dengan pihak-pihak eksternal terkait hal-hal
yang mempengaruhi berfungsinya komponen-komponen pengendalian internal
lainnya.

25 Proses Pengendalian

Proses Pengendalian

Siswanto, (2005:147) menyatakan bahwa untuk merealisasikan tujuan,manajer


Organisasi bisnis maupun Organisasi bisnis maupun organisasi umum perlu melalui
tahapan. Tahapan yang dimaksud meliputi aktivitas perencanaan , Pengorganisasian,
pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian. Pada setiap fungsi manajer harus pula
melalui fase-fase tertentu yang menjurus pada tujuan setiap fase tertentu. Demikian
halnya dengan pengendalian , untuk mempermudah terelisasinya tujuan atas aktivitas
tersebut dilalui tahapan pelaksanaanya.

Pada umumnya dalam organisasi , proses pengendalian yang ditempuh oleh manajer
meliputi:

1) Menetapkan Hasil Yang Diinginkan (Define Desired Result);


2) Menentukan Prediktor hasil (Establish Predictors of Result),
3) Menentukan Standar atas Prediktor dan Hasil, dan
4) Menentukan Jaringan Informasi dan Umpan balik (establish the information
and feedback Network).
5) Menilai informasi dan Pengendalian tindakan perbaikan (evaluation
information and take corrective Action).

26 PENTINGNYA PENGENDALIAN

Setelah mengetahui proses-proses yang terjadi pada controlling kita bisa mengetahui
pentingnya proses pengendalian dalam manajemen organisasi, yaitu :

1. Membantu mencapai tujuan dari organisasi


Proses pengendalian adalah proses mengawasi dan mengawasi hasil
implementasi dari suatu rencana organisasi. Dengan adanya controlling dapat
membantu menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dan
selanjutnya dapat diatasi dengan mengambil tindakan korektif sehingga
membantu mencapai tujuan dari organisasi.
2. Menilai standar akurasi
Seorang manajer harus membandingan kinerja yang dilakukan oleh
karyawannya. Apakah kinerja karyawannya sudah sesuai dengan standar yang
berlaku sehingga manajer bisa mengetahui kualitas kinerja dari karyawannya
3. Mengefisiensi penggunaan sumber daya
Sumber daya yang ada seperti SDM dan physical resources dapat di kelola
dengan baik dan efisien dikarenakan proses controlling memastikan karyawan
berkerja sesuai standar yang ada.
4. Meningkatkan motivasi karyawan
Proses controlling membuat karyawan yang berkerja di suatu perusahaan
berkerja secara maksimal dikarenakan mereka tahu bahwa kinerja mereka
akan dinilai apakah pekerjaan mereka sudah sesuai dengan standar, sudah
memuaskan atau tidak yang dimana penilaian tersebut berefek pada karir
mereka.
5. Menjamin tidak adanya kecurangan
Proses controlling akan memastikan semua aktifitas kecurangan-kecurangan
tidak terjadi seperti mencuri,korupsi, menunda-nunda pekerjaan, berperilaku
yang buruk, dan lain-lain.
6. Menyelaraskan koordinasi antar departemen
Proses controlling akan memastikan koordinasi antar semua departemen
organisasi selaras karena koordinasi sangat diperlukan agar tercapai tujuan
organisasi dengan baik.

RPS : Perbedaan antara Manajemen Sektor Publik dan Sektor Privat (Non
Publik)

Sektor Sektor
No Perbedaan Publik/Pemerintahan Swasta/Komersial

1 Tujuan Organisasi Non Profit Motif Profit Motif

Pembiayaan internal :
Modal sendiri, laba
ditahan, penjualan
aktiva.
Pajak, Retribusi, Pembiayaan Eksterna
Utang, Obligasi
Pemerintah, Laba : Utang bank,
BUMN/BUMD, obligasi, penerbitan
Penjualan Aset
saham.
Negara,dsb;
2 Sumber Pendanaan Sumbangan, Hibah

Pertanggungjawaban
kepada
publik/masyarakat Pertanggungjawaban
dan parlemen kepada pemegang
3 Pertanggungjawaban (DPR/DPRD) saham dan kreditor

4 Struktur Organisasi Birokratis, kaku dan Fleksibel : datar,


hirarki piramid, lintas
fungsional, dsb

Karakteristik
5 Anggaran Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik

Basis Kas Menuju


Akrual (Cash Toward
Accrual), Pada tahun
2015 seluruhnya
menggunakan Basis
Akrual (Accrual Basis Akrual (Accural
6 Sistem Akuntansi Basis) Basis)

Anda mungkin juga menyukai