Anda di halaman 1dari 14

 HAK PATEN

 PENGERTIAN HAK PATEN


Diatur dalam undang undang Nomor 14 tahun 2001 tentang paten.

Kata paten, berasal dari bahasa inggris Patent, yang awalnya berasal dari


kata patere  yang berarti membuka diri (untuk pemeriksaan publik), dan juga berasal dari
istilah Letters patent, yaitu surat keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang memberikan
hak eksklusif kepada individu dan pelaku bisnis tertentu.

Dari defenisi tersebut, konsep paten mendorong inventor untuk


membuka pengetahuan demi kemajuan masyarakat dan sebagai gantinya, inventor
mendapat hak eksklusif selama periode tertentu. Mengingat pemberian paten tidak
mengatur siapa yang harus melakukan invensi yang dipatenkan, sistem paten tidak
dianggap sebagai monopoli.

Menurut UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten, yang dimaksud dengan paten adalah
hak khusus yang diberikan oleh negara  kepada penemu atau hasil penemuannya di
bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya
tersebut atau memberikan persetujuan kepada orang lain untuk melaksanakannya.

Hak Paten sederhana adalah setiap penemuan berupa produk atau alat yang baru dan
mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, kontruksi, atau
komponennya.

Penemuan (invensi) adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi,


yang dapat berupa proses atau hasil produksi atau penyempurnaan dan pengembangan
proses atau hasil produksi.

Penemu (inventor) adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara
bersama sama melaksanakan kegiatan yang menghasilkan penemuan.

Pemegang paten adalah penemu sebagai pemilik paten atau orang yang menerima hak
tersebut dari pemilik paten atau orang lain yang menerima lebih lanjut hak dari orang
tersebut di atas, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten.

Sautu penemuan dianggap baru, jika pada saat pengajuan permintaan paten penemuan
tersebut tidak sama atau tidak merupakan bagian dari penemuan terdahulu. Pemberian
hak paten bersifat teritorial, yaitu mengikat hanya dalam lokasi tertentu. Dengan
demikian, untuk mendapatkan perlindungan paten di beberapa negara atau wilayah,
seseorang harus mengajukan aplikasi paten di masing masing negara atau wilayah
tersebut.
 PENGATURAN HAK PATEN
Hak paten ini sendiri telah diatur dalam Undang-undang No. 6 tahun1989 yang
telah diperbaharuhi lagi menjadi UU No. 13 tahun 1997 dan UU No. 14 tahun 2001
tantang paten,[2] undang-undang ini sering disebut dengan Undang-undang paten
B.  Objek dan Subjek Paten
1. Objek Paten
Apabila kita berbicara tentang sesuatu, mak itu tidak dapat terlepas dari
pembicaraan tentang benda. Jika hal ini dikaitkan dengan paten, maka objek
tersebut adalah suatu benda tak berwujud, oleh karena itu paten adalah benda tak
berwujud yang merupakan bagian dari hak atau kekayaan perindustrian. Paten
mempunyai objek terhadap invensi atau juga disebut dengan invention dalam
bidang teknologi yang secara praktis dapat digunakan dalam bidang perindustrian.
Pengertian industri di sini bukan saja terhadap industri tertentu akan tetapi dalam
arti seluas-luasnya termasuk di dalamnya hasil perkembangan teknologi dalam
industri bidang pertanian, perternakan dan bidang teknologi pendidikan.
Dalam bukunya “Aneka Hak Milik Perindustrian” RM. Suryodiningrat
menuliskan :
Sebagaimana berdasarkan Undang-undang merek 1961 pasal 4 ayat 2b ada
klasifikasi barang-barang untuk mana merek dipergunakan, maka demi kepentingan
pendaftaran paten juga diadakan persetujuan internasional klasifikasi objek untuk
paten di Strasborg tanggal 24 maret 1971.menurut persetujuan Strasborg itu objek
tersebut dibagi dalam 8 seksi dan 7 seksi di antaranya masih terbagi dalam subseksi
sebagai berikut :[3]
Seksi A      -    Kebutuhan manusia
Subseksi    -    Agraria
-          Bahan-bahan makanan dan tembakau
-          Barang-barang perseoranngan dan rumah tangga
-          Kesehatan dan hiburan
Seksi B      -    Melaksanakan karya
Subseksi    -    Memisahkan dan mencampurkan
-          Pembentukan
-          Percetakan
-          Pengangkutan
Seksi c       -     Kimia dan perlogaman
Subseksi    -     Kimia
-          Logam
Seksi d      -     Pertekstilan dan perkertasan
Subseksi    -     Pertekstilan dan bahan-bahan yang mudah melentur
dan                    
sejenisnya
-          Perkertasan
Seksi E      -     Konstruksi tetap
Subseksi    -     Pembangunan gedung
-          Pertambangan
Seksi F      -     Permesinan
Subseksi    -     Mesin-mesin dan pompa-pompa
-          Pembuatan mesin pada umumnya
-          Penerangan dan pemanasan
       Seksi G     -     Fisika
      Subseksi    -     Instrumentalia
-          Kenukliran
                  Seksi H      -     Perlistrikan
Berdasarkan kutipan diatas nampak jelas bahwa cakupan paten itu begitu luas,
sejalan dengan luasnya cakrawala daya pikir manusia. Kreasi apa saja yang
dilahirkan dari cakrawala daya pikir manusia dapat menjadi objek paten, sepanjang
hal itu temuan dalam bidang teknologi dan dapat diterapkan dalam bidang industri
termasuk pengembangannya. Dengan demikian tidak tertutup kemungkinan objek
paten itu akan berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu pengtahuan dan
teknologi serta kemampuan intelektual manusia.

2. Subjek paten
            Mengenai subjek paten pasal 10 UU paten No. 14 tahun 2001
menyebutkan :
a.       Yang berhak memperoleh paten adalah inventor atau yang menerima lebih
lanjut hak inventor yang bersangkutan.
b.   Jika suatu invensi dihasilkan oleh beberapa orang secara bersama-sama, hak
atau invensi tersebut dimiliki secara bersama-sama oleh para inventor yang
bersangkutan.
Dalam pasal 11 UU No. 14 tahun 2001 disebutkan; “Kecuali terbukti lain, yang
dianggap sebagai inventor adalah seseorang atau beberapa orang yang untuk
pertama kali dinyatakan sebagi inventor dalam permohonan
Selanjutnya dalam pasal 12 UU paten no. 14 tahun 2001 disebutkan:[4]
a.   Pihak yang berhak memperoleh paten atas suatu invensi yang dihasilkan
dalam suatu hubungan kerja adalah pihak yang memberikan pkerjaan trsebut,
kecuali diperjanjikan lain.
b.  Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (a) juga berlaku terhadap
invensi yang dihasilkan baik oleh karyawan maupun pekerja yng menggunakan
data atau sarana yang tersedia dalam pekerjaannya sekalipun perjanjian tersebut
tidang mengharuskannya untukmenghasilkan invensi
c.   Inventor yang sebagaimana dimaksud pada ayat (a) dan ayat (b) berhak
mendapatkan imbalan yang layak dengan perhatian manfaat ekonomi yang diproleh
dari invensi tersebut.
d.      Imbalan yang sebagaimana dimaksud pada ayat pada ayat (c) dapat
dibayarkan :
1)      Dalam jumlah tertentu dan sekaligus
2)      Persentase
3)      Gabungan antara jumlah tertentu dam sekaligus dengan hadiah atau bonus
4)      Bentuk lain yang disepakati para pihak
yang besarnya ditetapkan oleh pihak-pihak yahng bersangkutan
e.     Dalam hal ini tidak terdapat kesesuaian mengenai cara perhitungan dan
penetapan besarnya imbalan, keputusan untuk itu diberikan oleh Pengadilan Niaga.
f.    Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (a), ayat (b) dan ayat (c) sama
sekali tidak mennghapuskan hak inventor untuk tetap dicantumkan namnya dalam
setifikat paten.
Mengenai hak dan kewajiban pemgang paten pasal 16 UU no. 14 thun 2001
menyebutkan :
a.   Pemegang paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan paten yang
dimilikinya dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuan :
1)      Dalam hal paten produk : membuat, menggunakan, menjual, mengimpor,
menyewakan, menyerahkan atau menyediakan untuk dijual atau disewakan
diserahkan produk yang diberi paten;
2)      Dalam hal paten proses: menggunakan proses produksi yang diberi paten
untuk embuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana imaksud dalam point 1.
b.     Dalam hal paten proses, laranganpihak lain yang tanpa persetujuanny
melakukan sebagaimana impor sebagimana dimaksud pada ayat (a) hanya berlaku
terhadap impor produk yang semata-mata dihasilkan dari penggunaan paten proses
yang dimilikinya.
c.      Disualikan dari ketentuan sebagaimana imaksud pada ayat (a) dan ayat (b)
apabila pemakaian paten itu untuk kepentingan pendidikan, penelitian percobaan
atau sepanjang tidak merugikan kepntingan yang waja dari pemegang paten.
Pemegang paten oleh UU, juga dibebani kewajiban. Kewajiban pemegang paten
menurut pasal 17 UU no. 14 tahun 2001 adalah:
a.    Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam pasal 16 ayat (1), pemegang
paten wajib membuat produk atau menggunkan proses yang diberi paten di
Indonesia.
b.    Dikecualikan dari kewajiban sebagimana dimaksud pada ayat (a) apabila
pmbuatan produk atau penggunan proses tersebut hanya layak bila dilakuakn secara
regional.
c.   Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (b) hanya dapat disetujui
oleh direktorat jendral apabil apemgang paten telah mngajukan permoonan trtilus
dengan disertai alasan dan bukti yang diberikan oleh instansi yang berwenang.
d. Syarat-syarat mengenai pengecualian dan tata cara pengajuan permohonan
tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (c) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.

 LINGKUP PERMOHONAN HAK PATEN


LINGKUP PATEN

Paten Sederhana
Setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai
keguanaan praktis disebabkan karena bentuk, konfigurasi, konstruksi atau
komponennya dapat memperoleh perlindungan hokum dalam bentuk paten
sederhana.

Paten dari beberapa invensi


Dalam permohonan paten dapat diajukan satu invensi, atau beberapa
invensi akan tetapi harus merupakan satu kesatuan invensi. Satu kesatuan
invensi yang dimaksud adalah beberapa invensi yang memiliki keterkaitan
antara satu invensi dengan invensi yang lain, misalnya suatu invensi berupa
alat tulis yang baru beserta tinta yang baru. Alat tulis dan tinta tersebut
merupakan satu kesatuan, karena tersebut khusus untuk digunakan pada alat
tulis baru tersebut.

Yang tidak dapat diberi paten adalah invensi tentang


a)  Proses atau produk yang pengumuman dan penggunaanya atau
pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan Yang
berlaku, moralitas agam, ketertiban umum atau kesusilaan.
b)  Metode pemeriksaaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan
yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan.
c)  Teori dan metode dibidang ilmu pengetahuan dan matematika; atau
d)  Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik serta proses biologis yang
esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan kecuali proses non
biologis atai proses mikrobiologis.
 PENDAFTARAN HAK PATEN

Hak paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu
atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada
pihak lain untuk melaksanakannya. ( pasal 1 ayat 1, UU no. 14/2001 ). Sementara
itu, arti Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau
proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. ( pasal 1 ayat
2, UU no. 14/2001 ).

Hak Paten diberikan atas dasar permohonan hak paten. Setiap Pendaftaran Hak
paten hanya dapat diajukan untuk satu invensi atau beberapa invensi yang
merupakan satu kesatuan invensi. Yang dimaksud dengan satu kesatuan invensi
adalah beberapa invensi yang baru dan masih memiliki keterkaitan langkah inventif
yg erat. Pendaftaran hak paten di Indonesia diajukan dengan membayar biaya
kepada Ditjen Hak Kekayaan Intelektual.

Pendaftaran hak paten diajukan oleh pendaftar hak paten bukan inventor.
Pendaftaran hak paten tersebut harus disertai pernyataan yang dilengkapi bukti
yang cukup bahwa ia berhak atas invensi tersebut. Pendaftaran hak paten yang
bukan inventor adalah pihak lain yang menerima pengalihan invensi dari inventor.
Bukti yang cukup dapat berupa pernyataan dari perusahaan bahwa inventor adalah
karyawannya, atau invensi telah dialihkan dari inventor kepada perusahaan
tempatya bekerja. Inventor dapat meneliti surat permohonan pendaftaran hak paten
yang diajukan oleh yang mendaftarkan hak paten bukan inventor, dan atas biayanya
sendiri inventor dapat meminta salinan dokumen pendaftaran hak paten tersebut.
Ketentuan ini berguna untuk melindungi inventor dari kemungkinan yang dapat
merugikannya.
Untuk prosedur paten di dalam negeri disebutkan, bahwa :
1. Pemohon paten harus memenuhi segala persyaratan.
2. Dirjen HAKI akan mengumumkannya 18 (delapan belas) bulan setelah tanggal
penerimaan permohonan paten.
3. Pengumuman berlangsung selama 6 (enam) bulan untuk mengetahui apakah ada
keberatan atau tidak dari masyarakat.
4. Jika tahap pengumuman ini terlewati dan permohonan paten diterima, maka
pemohon paten berhak mendapatkan hak patennya untuk jangka waktu 20 (dua
puluh) tahun sejak terjadi filling date.

Adapun prosedur pendaftaran yang diberlakukan oleh Dirjen HAKI adalah sebagai
berikut :
1. Permohonan Paten diajukan dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan,
dalam Bahasa Indonesia yang kemudian diketik rangkap 4 (empat).
2. Dalam proses pendaftaran paten ini, pemohon juga wajib melampirkan hal-hal
sebagai berikut :
• Surat Kuasa Khusus, apabila permohonan pendaftaran paten diajukan melalui
konsultan Paten terdaftar selaku kuasa;
• Surat pengalihan hak, apabila permohonan diajukan oleh pihak lain yang bukan
penemu;
• Deskripsi, klaim, abstrak serta gambar (apabila ada) masing-masing rangkap 3
(tiga);
• Bukti Prioritas asli, dan terjemahan halaman depan dalam bahasa Indonesia
rangkap 4 (empat) (apabila diajukan dengan Hak Prioritas);
• Terjemahan uraian penemuan dalam bahasa Inggris, apabila penemuan tersebut
aslinya dalam bahasa asing selain bahasa Inggris, dibuat dalam rangkap 2 (dua);
• Bukti pembayaran biaya permohonan Paten sebesar Rp. 575.000,- (lima ratus
tujuh puluh lima ribu rupiah); dan
• Bukti pembayaran biaya permohonan Paten Sederhana sebesar Rp. 125.000,-
(seratus dua puluh lima ribu rupiah) dan untuk pemeriksaan substantif Paten
Sederhana sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah);
• Tambahan biaya setiap klaim, apabila lebih dari 10 (sepuluh) klaim: Rp. 40.000,-
(empat puluh ribu rupiah) per klaim.
3. Penulisan deskripsi, klaim, abstrak dan gambar sebagaimana dimaksud diatas
ditentukan sebagai berikut :
• Setiap lembar kertas hanya salah satu mukanya saja yang boleh dipergunakan
untuk penulisan dan gambar;
• Deskripsi, klaim dan abstrak diketik dalam kertas HVS atau yang sejenis yang
terpisah dengan ukuran A-4 (29,7 x 21 cm ) dengan berat minimum 80 gram
dengan batas : dari pinggir atas 2 cm, dari pinggir bawah 2 cm, dari pinggir kiri 2,5
cm, dan dari pinggir kanan 2cm;
• Kertas A-4 tersebut harus berwarna putih, rata tidak mengkilat dan pemakaiannya
dilakukan dengan menempatkan sisinya yang pendek di bagian atas dan bawah
(kecuali dipergunakan untuk gambar);
• Setiap lembar deskripsi, klaim dan gambar diberi nomor urut angka Arab pada
bagian tengah atas;
• Pada setiap lima baris pengetikan baris uraian dan klaim, harus diberi nomor baris
dan setiap halaman baru merupakan permulaan (awal) nomor dan ditempatkan di
sebelah kiri uraian atau klaim;
• Pengetikan harus dilakukan dengan menggunakan tinta (toner) warna hitam,
dengan ukuran antar baris 1,5 spasi, dengan huruf tegak berukuran tinggi huruf
minimum 0,21 cm;
• Tanda-tanda dengan garis, rumus kimia, dan tanda-tanda tertentu dapat ditulis
dengan tangan atau dilukis;
• Gambar harus menggunakan tinta Cina hitam pada kertas gambar putih ukuran A-
4 dengan berat minimum 100 gram yang tidak mengkilap dengan batas sebagai
berikut : dari pinggir atas 2,5 cm, dari pinggir bawah 1 cm, dari pinggir kiri 2,5 cm,
dan dari pinggir kanan 1 cm;
• Seluruh dokumen Paten yang diajukan harus dalam lembar-lembar kertas utuh,
tidak boleh dalam keadaan tersobek, terlipat, rusak atau gambar yang ditempelkan;
• Setiap istilah yang dipergunakan dalam deskripsi, klaim, abstrak dan gambar
harus konsisten antara satu dengan lainnya.
4. Permohonan pemeriksaan substantif diajukan dengan cara mengisi formulir yang
telah disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dengan melampirkan bukti
pembayaran biaya permohonan sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah).

Dan berdasarkan penjelasan diatas, setelah terdaftarnya hak paten atas nama
inventornya, maka menimbulkan hak dan kewajiban bagi pemegang paten, dan hak
eksklusif yang akan diperoleh pemegang paten adalah hak untuk melaksanakan
sendiri hak paten yang dimilikinya, memberikan hak lebih lanjut kepada orang lain
dan hak untuk melarang orang lain untuk melaksanakan patennya tanpa adanya
persetujuan pemegang paten.

Urutan Pendaftaran Paten


A. Mengajukan Permohonan
Pada tahap ini pemohon paten dapat mengajukan permohonan dgn memenuhi
persyaratan-persyaratan yg telah ditentukan.
B. Pemeriksaan Administratif
Pada tahap ini pemeriksa melakukan pemeriksaan secara cermat dari permohonan
untuk melihat apabila adanya kekurangan-kekurangan persyaratan yang diajukan.
Dalam hal adanya kekurangan Pemeriksa dapat mengkomunikasikan hal ini kepada
pemohon untuk diperbaiki dalam tenggang waktu 3 (tiga) bulan dan apabila tidak
dapat diperbaiki maka permohonan tersebut ditolak.

C. Pemeriksaan Substansi
Pada tahap ini permohonan diperiksa. Permohonan paten dengan tipe produk paten
yg berbeda-beda. Tim Ahli yg terdiri dari para pemeriksa yg ahli pada bidangnya
memeriksa isi dari pernyataan-pernyataan yg telah diajukan untuk memastikan
kebenarannya dgn pengoreksian, setelah dinyatakan memadai maka akan
dikeluarkan Laporan Pemeriksaan yg usulannya akan disampaikan kepada
Direktorat Jenderal.
Jika permohonan ditolak maka pemohon dapat mengajukan tanggapan terhadap
penolakan tersebut, Pemeriksaan substansi dilaksanakan paling lama selama 18
(delapan belas) bulan.

D. Pengumuman
Setelah melewati berbagai pemeriksaan dan memenuhi persyaratan untuk diberi
hak paten. Maka, Direktorat Jenderal HAKI akan mengumumkan keputusan
tersebut dalam Berita Resmi Hak Paten selama 6 (enam) bulan.

E. Terbit Sertifikat Hak Paten


Setelah tahap pengumuman terlewati atau selama 6 (enam) bulan tidak ada
keberatan/banding dari manyarakat. Maka, DirJen HAKI kemudian memberikan
sertifikat Pendaftaran Hak Patennya untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun sejak
diterjadi filling date. Sertifikat dapat diperbaiki apabila terjadi kekeliruan.
F. Keberatan / Banding
Permohonan banding dapat diajukan kepada Komisi Banding Paten oleh Pemohon
atau Kuasanya terhadap penolakan Permohonan dalam jangka waktu 3 (tiga Bulan)
sejak putusan penolakan diterima dengan membayar biaya yang telah ditetapkan.

 PERLINDUNGAN HUKUM HAK PATEN

1. PATEN

Paten diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten (“UU
Paten”). Berikut kami berikan adalah istilah-istilah dasar yang terkait dengan HKI
Paten adalah.

1. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensi tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
2. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan
masalah yang spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau
penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
3. Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama
melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi.
4. Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten, pihak yang menerima
hak atas Paten tersebut dari pemilik Paten, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut
hak atas Paten tersebut yang terdaftar dalam daftar umum Paten.
5. Royalti adalah imbalan yang diberikan untuk penggunaan hak atas Paten
6. Imbalan adalah kompensasi yang diterima oleh pihak yang berhak memperoleh
Paten atas suatu Invensi yang dihasilkan, dalam hubungan kerja atau Invensi yang
dihasilkan baik oleh karyawan maupun pekerja yang menggunakan data dan/atau
sarana yang tersedia dalam pekerjaannya sekalipun perjanjian tersebut tidak
mengharuskannya untuk menghasilkan Invensi atau Pemegang Paten atas Invensi yang
dihasilkan oleh Inventor dalam hubungan dinas atau Pemegang Paten dari Penerima
Lisensi-wajib atau Pemegang Paten atas Paten yang dilaksanakan. oleh Pemerintah

2. PERLINDUNGAN PATEN

Perlindungan Hak Paten adalah meliputi:

1. Paten, yaitu diberikan untuk Invensi yang baru, mengandung langkah inventif,
dan dapat diterapkan dalam industri. Jangka waktu perlindungan Paten yaitu 20 (dua
puluh) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan dan tidak dapat diperpanjang.
2. Paten Sederhana, yaitu diberikan untuk setiap Invensi baru berupa pengembangan
dari produk atau proses yang telah ada dan dapat diterapkan dalam industri. Jangka
waktu perlindungan Paten Sederhana yaitu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal
penerimaan dan tidak dapat diperpanjang.

Invensi dalam Paten tidak meliputi:

1. kreasi estetika;
2. skema;
3. aturan dan metode untuk melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan mental;
permainan; dan bisnis.
4. aturan dan metode yang hanya berisi program komputer;
5. presentasi mengenai suatu informasi; dan
6. temuan (discovery) berupa (i) penggunaan baru untuk produk yang sudah ada
dan/ atau dikenal;dan (ii) bentuk baru dari senyawa yang sudah ada yang tidak
menghasilkan peningkatan khasiat bermakna dan terdapat perbedaan struktur kimia
terkait yang sudah diketahui dari senyawa.

 PENGALIHAN HAK PATEN


Yang berhak memperoleh paten adalah inventor atau yang menerima lebih lanjut
hak inventor yang bersangkutan. Jika suatu invensi dihasilkan oleh beberapa orang
secara bersama sama, hak atas invensi tersebut dimiliki secara bersama sama oleh para
inventor yang bersangkutan. Kecuali terbukti lian, yang dianggap sebagai inventor
adalah seseorang atau beberapa orang yang pertama kali dinyatakan sebagai Inventor
dalam permohonan.

Pihak yang berhak memperoleh paten atas suatu invensi yang dihasilkan dalam
suatu hubungan kerja adalah pihak yang memberikan pekerjaan tersebut, kecuali
diperjanjikan lain. Ketentuan ini berlaku  terhadap invensi yang dihasilkan baik oleh
karyawan maupun pekerja yang menggunakan data dan/atau sarana yang tersedia
dalam pekerjaannya sekalipun perjanjian tersebut tidak mengharuskannya untuk
menghasilkan invensi.
Inventor diatas berhak mendapatkan imbalan yang layak dengan memperhatikan
manfaat ekonomi yang diperoleh dari Invensi tersebut dan dapat dibayarkan:

1. Dalam jumlah tertentu dan sekaligus.


2. Persentase gabungan antara jumlah tertentu dan sekaligus dengan hadiah atau
bonus. Gabungan antara persentase dan hadiah atau bonus.
3. Bentuk lain yang disepakati para pihak.

Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya
dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya untuk:

1. Paten-produk: membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan,


menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk
yang diberi Paten dan
2. Paten-Proses: menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk membuat
barang dan tindakan lainnya

Dikecualikan dari ketentuan apabila Paten tersebut untuk kepentingan pendidikan,


penelitian, percobaan, atau analisis sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar
dari Pemegang Paten.

Untuk pengelolaan kelangsungan berlakuknya paten dan pencatatan lisensi,


pemegang paten atau penerima lisensi  suatu paten wajib membayar biaya tahunan.

Paten diberikan atas dasar permohonan. Setiap permohonan hanya dapat diajukan
untuk satu invensi atau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan invensi.
Permohonan diajukan dengan membayar biaya kepada Direktorat Jendral HKI.
Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia kepada Direktorat Jendral
HKI. Sertifikat Paten merupakan bukti kepemilikan atas paten. Paten mulai berlaku
pada tanggal diberikan sertifikat paten dan berlaku surut sejak tanggal penerimaan.

Paten dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena:

1. Pewarisan
2. Hibah,
3. Perjanjian tertulis
4. Sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-udandangan

Pengalihan hak tidak menghapus hak inventor untuk tetap dicantumkan naman dan
identitasnya dalam Paten.

Pemegang paten berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain berdasarkan


perjanjian lisensi selama jangka waktu lisensi diberikan dan berlaku untuk seluruh
wilayah negara republik indonesia. Kecuali diperjanjikan lain, pemegang paten tetap
boleh melaksanakan sendiri atau memberikan Lisensi kepada pihak ketiga lainnya.
Paten dinyatakan batal demi hukum apabila pemegang paten tidak memenuhi
kewajiban membayar biaya tahunan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam
undang undang ini. paten dapat dibatalkan oleh Direktorat Jendral untuk seluruh
maupun sebagian  atas permohonan  pemegang paten yang diajukan secara tertulis
kepada Direktorat Jendral. Paten juga dapat dibatalkan oleh Pengadilan Niaga apabila
ada gugatan pembatalan paten.

Apabila pemerintah berpendapat bahwa sautu paten di Indonesia sangat penting


artinya bagi pertahanan keamanan negara dan kebutuhan sangat mendesak untuk
kepentingan masayarakat, pemerintah dapat melaksanakan sendiri paten yang
bersangkutan dengan memberitahukan secara tertulis hal tersebut kepada pemegang
paten dan pemberian imbalan yang wajar kepada pemegang paten/pemilik paten.

 PENGHAPUSAN HAK PATEN


Kepemilikan terhadap paten sebuah hasil karya wajib melalui proses panjang.
Bahkan, ancaman pencabutan paten dapat diberlakukan ketika tidak membayar biaya
tahunan. Namun UU Paten teranyar pun mengatur penghapusan hak paten terhadap
hasil karya. Setidaknya terdapat beberapa hal yang mesti menjadi perhatian bagi
kalangan pemegang paten.
 
Sebagaimana tertuang dalam Pasal 130 UU Paten, setidaknya paten dapat dihapus
sebagian atau seluruhnya. Penyebabnya antara lain, pertama, permohonan penghapusan
dari pemegang paten dikabulkan oleh menteri.  Kedua, putusan pengadilan yang
menghapuskan paten dimaksud telah memiliki kekuatan hukum tetap. Ketiga,  putusan
penghapusan paten yang diterbitkan oleh Komisi Banding Paten. Keempat, pemegang
paten tidak memenuhi kewajiban membayar biaya tahunan.
Alasan penghapusan paten yang diajukan ke pihak kementerian dilakukan
berdasarkan permohonan tertulis. Pihak pengaju merupakan pemegang hak paten
terhadap seluruh atau sebagian klaim kepada pihak kementerian. Nah, bila permohonan
penghapusan sebagian klaim, maka disesuaikan dengan tidak memperluas ruang lingkup
klaim. Terhadap penghapusan paten tak dapat dilakukan sepanjang penerima lisensi
tidak memberikan  persetujuan tertulis yang dilampirkan pada permohonan
penghapusan paten.
 
Keputusan terhadap penghapusan paten disampaikan oleh menteri secara tertulis kepada
pemegang paten, pemegang lisensi atau kuasanya. Hasil keputusan menteri terhadap
permohonan penghapusan paten dicatat dan diumumkan melalui media elektronik
maupun  non elektronik. Penghapusan paten resmi berlaku sejak tanggal ditetapkannya
keputusan menteri tersebut.
Penghapusan paten merujuk putusan pengadilan dilakukan bila tidak mengikuti
aturan antara lain invensi tidak mencakup kreasi estetika, skema, aturan dan metode
untuk melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan mental, permainan dan bisnis.
Kemudian invensi tidak mencakup  aturan dan metode yang hanya berisi program
komputer, temuan berupa penggunaan baru untuk produk yang sudah ada. Kemudian,
proses produk, penggunaan atau pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan
perundangan, agama, dan ketertiban umum.
Kemudian, paten dimaksud ternyata sama dengan invensi lain yang  sudah diberikan
paten terlebih dahulu. Tak hanya itu, pemberian lisensi wajib ternyata tidak mampu
mencegah berlangsungnya pelaksanaan paten dalam bentuk dan cara yang merugikan
kepentingan masyarakat dalam waktu dua tahun. Tak kalah penting, ternyata pemegang
paten melanggar ketentuan dengan tidak membuat produk dan menggunakan prosesnya
di Indonesia. Bahkan tidak mentransfer teknologi penyerapan investasi.

UU Paten pun menjelaskan penghapusan paten dilakukan bila pemegang paten tidak
memenuhi kewajibannya membayar biaya tahunan dalam jangka waktu yang sudah
ditentukan. Menteri, wajib memberitahukan pihak pemegang paten dalam kurun waktu
30 hari sebelum paten dinyatakan dihapus. Terhadap paten yang dinyatakan dihapus,
menteri terkait wajib memberitahukan secara tertulis melalui eketronik maupun non
elektronik kepada pemegang paten, penerima lisensi atau kuasanya. Selain itu
penghapusan paten tertentu wajib dicatat dan diumumkan.

Pemegang paten atau penerima lisensi yang dinyatakan hapus tidak dikenakan
kewajiban membayar iuran tahunan. Selain itu menghilangkan pula segala akibat
hukum yang berkaitan dengan paten. “Paten yang telah dihapus tidak dapat dihidupkan
kembali, kecuali berdasarkan putusan pengadilan” tutup Pasal 141 UU Paten.

 CONTOH HAK PATEN


Hak Paten Layar Sentuh (Touch Screen)
Touch screen merupakan sebuah perangkat input komputer yang bekerja dengan
adanya sentuhan tampilan layar menggunakan jari atau pena digital. Hampir semua
perangkat teknologi saat ini lebih banyak menggunakan teknologi touch screen seperti
di smartphone maupun laptop. Pemegang paten ini adalah seorang penemu asal
Amerika yaitu George Samuel Hurst, yang menerima paten ini pada tanggal 7 Oktober
1975 dengan versi pertamanya yang diproduksi pada tahun 1982.

Hak Paten Pembakaran dengan Prinsip Empat Langkah


Hak paten dibidang industri ini berupa sistem mesin pembakaran dalam dengan
prinsip empat langkah yang telah dipatenkan di Amerika Serikat atas nama Honda
Giken Kogyo Kabushiki Kaisha. Mesin ini ditemukan oleh Minoru Matsuda pada tahun
1985. Lalu, pada 28 April 2006 sistem pembakaran empat langkah ini didaftarkan oleh
Honda. Dilansir dari detik.com, pada 30 Desember 2009 Ditjen Haki menolak
permohonan pendaftaran paten Bajaj Auto Limited sebagai produsen motor bajaj karena
permohonan paten untuk sistem mesin pembakaran dalam dengan prinsip empat
langkah ditolak dengan alasan sudah dipatenkan terlebih dahulu oleh Honda Giken
Kogyo Kabushiki Kaisha.
 

Hak Paten Perangkat Tablet Komputer


Pada Mei 2005, Apple mendaftarkan hak paten oleh agen federal di Amerika
Serikat yaitu kantor pendaftaran merek dan paten AS untuk desain Apple yang saat itu
belum dikemukakan pada publik. Lima tahun setelahnya, desain yang dipatenkan itu
hadir menyapa publik melalui perangkat yang dinamakan iPad. Hingga saat ini, produk
tablet telah banyak diproduksi oleh perusahaan-perusahaan teknologi.

Hak Paten Metode Geser Jari pada Galeri


Beberapa tahun yang lalu, kita masih menggunakan tombol handphone ketika ingin
melihat-lihat foto. Namun, sejak ditemukan metode geser jari pada galeri, kita tidak lagi
menggunakan tombol untuk menggesernya. Dikutip dari Kompas.com, paten dengan
nomor EP2059868 dengan nama Portable electronic device for photo management ini
sempat menimbulkan sengketa antara perusahaan teknologi lainnya yaitu Samsung pada
24 Agustus 2011 dan Motorola Mobility pada Maret 2012.

Hak Paten Me-refresh Pesan


Dahulu, ketika kita ingin melihat pesan-pesan terbaru yang muncul di e-mail kita
akan mengklik Inbox atau bahkan keluar dari email untuk sementara dan kemudian
masuk kembali. Tetapi, sejak sejak ditemukannya aplikasi e-mail untuk me-
refresh pesan, kita hanya perlu menggulirkan jari ke arah bawah layar
sentuh smartphone, dan pesan-pesan terbaru pun akan muncul.

Anda mungkin juga menyukai