Anda di halaman 1dari 9

 HAK RAHASIA DAGANG

 PENGERTIAN HAK RAHASIA DAGANG


Pengertian hak rahasia dagang dapat kita pahami jika sudah lebih dulu mengerti akan
rahasia dagang.
Apa itu rahasia dagang? rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui
masyarakat umum, baik itu berupa hal-hal yang bersifat teknologi maupun bisnis.
Informasi tersebut sengaja dijaga kerahasiaannya karena berperan penting dalam suatu
kegiatan usaha. Rahasia dagang ini diatur dengan rapi melalui Undang-Undang No. 30
Tahun 2000.
Dengan demikian, maka menjaga rahasia dagang menjadi hak untuk setiap pemilik
usaha dagang dalam rangka menjaga stabilitas di dalam segala macam proses
perdagangan tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas mengenai rahasia dagang, maka dapat diartikan bahwa
pengertian hak rahasia dagang adalah suatu otoritas yang dimiliki seorang atau beberapa
orang pemilik usaha.
Untuk menjaga dan memilah informasi mana yang berhak diketahui publik dan
informasi mana yang hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak tertentu saja.
Rahasia dagang tersebut menjadi hal yang patut dijaga karena memiliki peran penting
dalam kegiatan perdagangan.
Sifatnya menjadi khusus karena menyimpan informasi yang bisa menunjang
keberlangsungan bisnis yang dijalankan. Ini berkaitan dengan untung dan rugi yang
didapatkan pelaku usaha.
Rahasia dagang dianggap layak menerima perlindungan apabila:
1. Informasi yang dilindungi dari publik adalah bersifat rahasia dan hanya diketahui
oleh pihak-pihak tertentu.
2. Informasi yang dijaga kerahasiaannya tersebut memang memberikan dampak positif
terhadap kegiatan bisnis yang dijalankan. Dengan kata lain, menyebabkan keuntungan
bagi pelaku usaha.
3. Informasi tersebut layak untuk terus dijaga kerahasiaannya jika langkah yang
diambil oleh para pelaku usaha di dalamnya memang memberikan dampak sangat positif
untuk kemajuan usaha yang dijalankan.
Namun dengan demikian, informasi yang bersifat rahasia itu bisa sewaktu-waktu bisa
tidak dianggap sebagai pelanggaran jika seseorang membocorkannya, tetapi jika itu untuk
kepentingan pertahanan dan keamanan.
Untuk jangka waktu perlindungan terhadap rahasia dagang sendiri sebenarnya tidak
ada limit waktu yang jelas.
Semua bergantung pada selama apa si pemilik usaha dalam menjaga rahasia tersebut.
Maka, selama itu pula perlindungan terhadap rahasia dagang diberlakukan.
Dalam pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Rahasia Dagang, disebutkan bahwa pemilik
usaha dapat mengalihkan haknya kepada pihak lain melalui cara-cara yang sudah
ditetapkan oleh undang-undang.
Namun pun demikian, dalam hal ini bukan berarti si penerima hak mendapat seluruh
informasi yang menjadi rahasia dari pemilik usaha.
Penerima hak hanya dapatkan lisensi dari pemilik usaha, dengan jangka waktu yang
ditentukan, sesuai kesepakatan yang dibuat. Selebihnya, rahasia tersebut tetap menjadi
milik pemilik usaha yang mendirikan.
erdapat sebuah istilah untuk menyebutkan suatu keadaan yang menyebabkan suatu
pihak memiliki kewajiban untuk menjaga informasi yang dipelajari, diterima, diketahui
dari sebuah hubungan bisnis, yaitu confidential contract.
Apabila terjadi pelanggaran akan hal tersebut, makan penerima informasi ini akan
dianggap sebagai breach of confidential/breach of fiduciary obligatoir/breach of contract.
(pelanggaran kewajiban merahasiakan atau pelanggaran kepercayaan yang menjadi
kewajiban atau pelanggaran kontrak). Tindakan tersebut merupakan pelanggaran rahasia
dagang serta dapat merugikan pemilik usaha.
Oleh sebab pengertian hak rahasia dagang itu jelas di dalam undang-undang, maka jika
kita berada pada posisi sebagai pihak luar, kita tidak bisa begitu saja dengan mudahnya
meminta informasi yang bersifat rahasia tersebut.
Hal yang demikian agaknya menyentuh dan mengganggu privasi pemilik usaha serta
dapat dikatakan sebagai pelanggaran rahasia dagang.

 PENGATURAN HAK RAHASIA DAGANG


Sejarah perjalanan Republik Indonesia sebelum perang kemerdekaan pernah
mencatat bahwa Indonesia pernah turut serta dalam Bern Convention, yang mengatur
mengenai perlindungan Hak Cipta, namun demikian tidak lama setelah Indonesia
merdeka, Perdana Menteri Juanda waktu itu pernah menyatakan diri keluar dari
kepesertaan dalam Bern Convention ini.

Jauh sebelum kesepakatan mengenai pembentukan World Trade Organization


ditandatangani, Indonesia juga pernah membuat dan mengundangkan Undang-Undang
No 21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan, yang kemudian
diganti dengan Undang-Undang No 19 Tahun 1992 tentang merek, Undang-Undang No
6 Tahun 1982 tentang hak cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No
7 Tahun 1987 tentang perubahan atas Undang-Undang No 6 Tahun 1982 tentang hak
cipta, Dan Undang-Undang No 6 Tahun 1989 tentang hak paten.

Dengan ikut serta dalam Agreement Establishing the World Trade


Organization, sebagai bahan dari kesepakatan untuk turut serta dalam WTO-GATT-
TRIPs dengan mengesahkan dan memberlakukan Undang-Undang No 7 Tahun 1994
tentang pengesahan Agrrement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan
Pembentukan Organisasi Dunia), maka Indonesia diwajibkan untuk membuat dan
memberlakukan ketentuan-ketentuan hukum tentang HAKI yang sejalan dengan
ketentuan yang diatur dalam WTO-GATT-TRIPs tersebut. Berikut di bawah ini
disajikan berbagai macam peraturan perundag-undangan yang sampai saat ini berlaku di
Indonesia, yang mengatur mengenai HAKI, yang meliputi antara lain:
Dalam bidang Hak Cipta yang meliputi:

Dalam bidang Rahasia Dagang, yang diatur dalam:

1. Undang-Undang no 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.


2. Dalam bidang Desain Industri, diatur dalam:
 Undang-Undang No 31 Tahun 2000 tentang Desain Indust
 LINGKUP PERMOHONAN HAK RAHASIA DAGANG
Lingkup dari Rahasia Dagang

Menurut pasal 2  UU 30 Tahun 2000, disebutkan bahwa lingkup perlindungan Rahasia


Dagang adalah meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau
informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memi-liki nilai ekonomi dan tidak
diketahui masyarakan umum. Secara mudah, Rahasia Dagang adalah segala bentuk
informasi yang tidak diungkapkan (undisclosed informations) yang memiliki nilai
ekonomis dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.
Selanjutnya dalam Pasal 3 dijelaskan bahwa

 Rahasia Dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebut bersifat


rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui upaya
sebagaimana mestinya.
 Informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebut hanya diketahui
oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.
 Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaan informasi
tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat
komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi.
 Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang
menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.
 

Menurut bunyi Pasal 4 UU No. 30 Tahun 2000, pemilik rahasia dagang memiliki hak,
yaitu pemilik rahasia dagang dapat memberikan lisensi bagi pihak lain. Yang dimaksud
dengan lisensi adalah izin yang diberikan kepada pihak lain melalui suatu perjanjian
berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat
ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberikan perlindungan pada jangka waktu
tertentu dan syarat tertentu. Tidak dianggap sebagai pelanggaran rahasia dagang apabila:

 Mengungkap untuk kepentingan hankam, kesehatan, atau keselamatan


masyarakat,
 Rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan oleh penggunaan rahasia dagan milik
orang lain yang dilakukan semata-mata untuk kepentingan pengembangan lebih lanjut
produk yang bersangkutan.
 PERLINDUNGAN HUKUM RAHASIA DAGANG
Kebutuhan akan perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang sesuai pula dengan
salah satu ketentuan dalam Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property
Rights  (Persetujuan TRIPs) yang merupakan lampiran dari Agreement Establishing the
World Trade Organization on Trade Organization  (Persetujuan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia), sebagaimana telah diratifikasi oleh Indonesia dengan UU No. 7
Tahun 1994. Adanya perlindungan tersebut akan mendorong lahirnya temuan atau
invensi baru yang meskipun diperlakukan secara rahasia, tetap mendapat perlindungan
hukum, baik dalam rangka kepemilikan, penguasaan, maupun pemanfaatannya oleh
penemunya. Untuk mengelola administrasi Rahasia Dagang, pada saat ini pemerintah
menunjuk Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia c.q. Direktorat Jenderal Hak
Atas Kekayaan Intelektual untuk melakukan pelayanan di bidang  Hak Atas Kekayaan
IntelektuaL.
Undang-Undang Rahasia Dagang No. 30 Tahun 2000 memberikan lingkup
perlindungan Rahasia Dagang yaitu meliputi metode produksi, metode pengolahan,
metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki
nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.

Suatu Rahasia Dagang akan mendapatkan perlindungan apabila informasi tersebut


sejatinya bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui
upaya-upaya sebagaimana mestinya.

 Bersifat rahasia, maksudnya bahwa informasi tersebut hanya diketahui oleh


pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.
 Mempunyai nilai ekonomi, maksudnya bahwa sifat kerahasiaan informasi
tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha yang bersifat komersial
atau dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi.
 Informasi dianggap dijaga kerahasiaannyaapabila pemilik atau para pihak
yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.
Dalam ranah HAKI pada dasarnya perlindungannya berintikan pengakuan terhadap
hak atas kekayaan dan hak untuk menikmati kekayaan itu dalam waktu tertentu. Artinya
selama waktu tertentu pemilik atau pemegang hak atas HAKI dapat mengijinkan atau
melarang untuk mengetahui atau menyebarluaskan informasi (Rahasia Dagang).

Pelanggaran Rahasia Dagang terjadi apabila seseorang dengan sengaja


mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban
tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang bersangkutan. Untuk
mengatasi adanya pelanggaran tersebut maka amat diperlukan perlindungan hukum bagi
pemilik dan atau pemegang HAKI yang bersangkutan.

Apabila seseorang merasa pihak lain telah melanggar hak Rahasia Dagang yang
dimilikinya, maka ia sebagai pemegang hak Rahasia Dagang atau pihak lain sebagai
penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak Rahasia
Dagang. Sebagai contoh, menurut pasal 4 UURD ”pemilik hak Rahasia Dagang
memiliki hak untuk menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya, memberikan
lisensi atau melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau
mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang
bersifat komersial”.  Terhadap pasal tersebut, gugatan yang kita ajukan dapat berupa
gugatan ganti rugi dan / atau penghentian semua perbuatan. Dan berbeda dengan gugatan
HAKI lainnya, gugatan mengenai perkara Rahasia Dagang diajukan ke Pengadilan
Negeri.
Berkaitan dengan hal di atas, harus ditentukan pula kapan sebenarnya suatu perbuatan
dikatakan telah melanggar Rahasia Dagang milik orang atau pihak lain. Seseorang
dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia memperoleh atau menguasai
Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Disamping itu juga ada perbuatan yang tidak dianggap pelanggaran Rahasia Dagang
yakni apabila :

 Tindakan pengungkapan Rahasia Dagang atau penggunaan Rahasia


Dagang tersebut didasarkan pada kepentingan pertahanan dan keamanan,
kesehatan atau keselamatan masyarakat ;
 Tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan
Rahasia Dagang milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk kepentingan
pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan. Yang dimaksud
dengan rekayasa ulang (reverse engineering) dalam hal ini adalah suatu tindakan
analisis dan evaluasi untuk mengetahui informasi tentang suatu teknologi yang sudah
ada.
Disamping dapat melakukan upaya gugatan melalui pengadilan, pemilik Rahasia
Dagang atau pihak yang merasa dirugikan dapat menempuh upaya lain yakni melalui
penyelesaian sengketa melalui Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian Sengketa
(ADR).

 PENGALIHAN HAK RAHASIA DAGANG


Yang dimaksud dengan pengalihan hak adalah di mana pihak pemilik rahasia dagang
mengalihkan hak atas rahasia dagang tersebut kepada pihak lain. Berbeda dengan lisensi,
pengalihan tidak terbatas pada waktu tertentu atau tidak dibatasi selama memenuhi unsur-
unsur sebagai rahasia dagang. Sehingga setelah hak dialihkan maka berdampak pada
pihak yang menerima pengalihan hak tersebut diperbolehkan memanfaatkan rahasia
dagang dan melarang pihak lain memanfaatkan rahasia dagang tersebut.

Hak Rahasia dagang dapat beralih atau dialihkan dengan :

a. Pewarisan

     Dalam hukum waris berlaku suatu asas, bahwa hanyalah hak-hak dan kewajiban-
kewajiban dalam lapangan hukum kekayaan harta benda saja yang dapat diwariskan.
Dengan kata lain hanyalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat dinilai dengan
uang.[27] Dengan kata lain karena suatu rahasia dagang menurut pasal 1 angka 1
merupakan informasi yang memiliki unsur nilai ekonomis dan sifatnya yang bisa
dipindahtangankan maka dengan demikian dapat diwariskan.

b. Hibah

   Hibah adalah merupakan suatu pemberian yang bersifat sukarela (tidak ada sebab dan
musababnya) tanpa ada kontra prestasi dari pihak penerima pemberian, dan pemberian itu
dilangsungkan pada saat si pemberi masih hidup (inilah yang membedakannya dengan
wasiat, yang mana wasiat diberikan setelah si pewasiat meninggal dunia).

c. Wasiat

   Wasiat adalah pemilikan harta, baik berupa benda ataupun jasa yang pelaksanaannya
dikaitkan dengan waktu setelah wafatnya pewasiat tanpa mengharapkan imbalan apapun.

d.   Perjanjian Tertulis; atau

   Pengertian perjanjian dalam pasal 1313 KUH Perdata, hanya menyebutkan sebagai
suatu perbuatan di mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
atau lebih.[28]Ini berarti bahwa satu orang atau lebih tersebut dalam mengikatkan diri
harus tertulis dalam hal rahasia dagang.

e. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.

  Sedangkan yang dimaksud dengan “sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan
perundang-undangan” misalnya putusan pengadilan yang menyangkut kepailitan. Dengan
kata lain bahwa ketika ada proses kepailitan maka sesuai aturan yang berlaku maka
rahasia dagang menjadi salah satu aset yang tidak dikecualikan mengenai akibat hukum
dari kepailitan.

  Pengalihan Rahasia dagang disertai dengan dokumen pengalihan hak dan wajib dicatat
pada Direktorat Jenderal dengan membayar biaya sebagaimana diatur dalam undang-
undang Rahasia Dagang. Pengalihan hak Rahasia Dagang yang tidak dicatatkan pada
Direktorat Jenderal tidak berakibat hukum pada pihak ketiga. Pengalihan Hak Rahasia
Dagang diumumkan dalam Berita Resmi Rahasia Dagang.

 CONTOH HAK RAHASIA DAGANG


Contoh kasus
    Hitachi Digugat Soal Rahasia Dagang
Bisnis Indonesia, Suwantin Oemar, 21 Oktober 2008
JAKARTA: PT Basuki Pratama Engineering mengajukan gugatan ganti rugi melalui
Pengadilan Negeri Bekasi terhadap PT Hitachi Constructuin Machinery Indonesia sekitar
Rp127 miliar, karena diduga melanggar rahasia dagang.
    Selain PT Hitachi Construction Machinery Indonesia HCMI, pihak lain yang dijadikan
sebagai tergugat dalam kasus itu adalah Shuji Sohma, dalam kapasitas sebagai mantan
Dirut PT HCMI. Tergugat lainnya adalah Gunawan Setiadi Martono tergugat III, Calvin
Jonathan Barus tergugat IV, Faozan tergugat V,Yoshapat Widiastanto tergugat VI, Agus
Riyanto tergugat VII, Aries Sasangka Adi tergugat VIII, Muhammad Syukri tergugat IX,
dan Roland Pakpahan tergugat X.
Insan Budi Maulana, kuasa hukum PT Basuki Pratama Engineering BPE, mengatakan
sidang lanjutan dijadwalkan pada 28 November dengan agenda penetapan hakim mediasi.
Menurut Insan, gugatan itu dilakukan sehubungan dengan pelanggaran rahasia dagang
penggunaan metode produksi dan atau metode penjualan mesin boiler secara tanpa hak.
PT BPE bergerak dalam bidang produksi mesin-mesin industri, dengan produksi awal
mesin pengering kayu.
    Penggugat, katanya, adalah pemilik dan pemegang hak atas rahasia dagang metode
produksi dan metode penjualan mesin boiler di Indonesia "Metode proses produksi itu
sifatnya rahasia perusahaan," katanya.
Dia menjelaskan bahwa tergugat IV sampai dengan tergugat X adalah bekas karyawan PT
BPE, tetapi ternyata sejak para tergugat tidak bekerja lagi di perusahaan, mereka telah
bekerja di perusahaan tergugat PT HCMI.
    Tergugat, katanya, sekitar tiga sampai dengan lima tahun lalu mulai memproduksi mesin
boiler dan menggunakan metode produksi dan metode penjualan milik penggugat yang
selama ini menjadi rahasia dagang PT BPE.
PT BPE, menurutnya, sangat keberatan dengan tindakan tergugat I baik secara sendiri-
sendiri maupun secara bersama-sama memproduksi mesin boiler dengan menggunakan
metode produksi dan metode penjualan mesin boiler penggugat secara tanpa izin dan tanpa
hak.
   
Bayar ganti rugi
    "Para tergugat wajib membayar ganti rugi immateriil dan materiil sekitar Rp127 miliar
atas pelanggaran rahasia dagang mesin boiler".
Sebelumnya, PT BPE juga menggugat PT HCMI melalui Pengadilan Niaga Jakarta Pusat
dalam kasus pelanggaran desain industri mesin boiler. Gugatan PT BPE itu dikabulkan
oleh majelis hakim Namun, PT HCMI diketahui mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung
atas putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Sementara itu, kuasa hukum PT HCMI, Otto Hasibuan, mengatakan pengajuan gugatan
pelanggaran rahasia dagang oleh PT BPE terhadap mantan-mantan karyawannya dan PT
HCMI pada prinsipnya sama dengan pengaduan ataupun gugatan BPE sebelumnya.
    Gugatan itu, menurut Otto Hasibuan, dalam pernyataannya yang diterima Bisnis,
dilandasi oleh tuduhan BPE terhadap mantan karyawannya bahwa mereka telah mencuri
rahasia dagang berupa metode produksi dan metode penjualan mesin boiler.
Padahal, ujarnya, mantan karyawan BPE yang memilih untuk pindah kerja hanya
bermaksud untuk mencari dan mendapatkan penghidupan yang layak dan ketenteraman
dalam bekerja, dan sama sekali tidak melakukan pelanggaran rahasia dagang ataupun
peraturan perusahaan BPE. Bahkan, menurutnya, karyawan itu telah banyak memberikan
kontribusi terhadap BPE dalam mendesain mesin boiler.
    Dia menjelaskan konstitusi dan hukum Indonesia, khususnya UU No 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, telah memberikan jaminan dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi pekerja, termasuk hak untuk pindah kerja.HCMI optimistis gugatan BPE tersebut
tidak berdasar "HCMI percaya majelis hakim akan bersikap objektif, sehingg gugatan BPE
tersebut akan ditolak," ujarnya

Anda mungkin juga menyukai