Hukum - Proda 2004
Hukum - Proda 2004
TUGAS AKHIR
Oleh :
2005
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I
Mengetahui,
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Tugas Akhir ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian Tugas Akhir
Hari : Kamis
Ketua Anggota I
Mengetahui,
Dekan
Drs. Sunardi, MM
NIP. 130 367 998
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Tugas Akhir ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir ini dikutip
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Hatimu adalah Jenderalmu, ikutilah kata hatimu, baik dan buruk adalah suatu
pilihan.
PERSEMBAHAN
kekuatan.
5. Almamater MP UNNES.
v
KATA PENGANTAR
Keberhasilan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini juga atas bantuan dari
sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. H.A.T. Soegito, SH,MM, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah
2. Drs. Sunardi, MM, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
4. Drs. Rustopo, SH, M.Hum, Ketua Program Studi D-III Manajemen Pertanahan
5. Drs. Maman Rachman, M.Sc, Dosen Pembimbing dan Penguji yang telah
memberikan dorongan, bimbingan dan saran dalam penulisan Tugas Akhir ini.
Semarang.
vi
7. Giyono, BA dan Siyam Riyantini, SH. Pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten
Semarang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
9. Bapak dan Ibu Dosen, Program Studi Manajemen Pertanahan Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi
penulis.
10. Keluargaku yang sangat aku cintai, yang telah ikut mendorong dan membantu
Tugas Akhir ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT
memberikan balasan yang setimpal atas segala jasa-jasanya, sehingga penulis dapat
Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan.
Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis pada
Penulis
vii
SARI
Kurnia Dwi Aprianto. 2005. Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Proda Tahun 2004 di
Desa Gunung Tumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, Jurusan Hukum dan
Kewarganegaraan, Program Studi D3 Manajemen Pertanahan, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Semarang.
Kata Kunci : Pelasanaan, PRODA, Desa Gunung Tumpeng Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang
Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan memahami pelaksanaan pensertipikatan tanah melalui PRODA yang
ditekankan pada pelaksanaan pembuktian hak, bentuk-bentuk alat bukti hak yang
dipunyai oleh para pemilik tanah terutama peserta PRODA. Disamping itu juga untuk
mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan PRODA dan upaya mengatasi
kendala tersebut serta untuk mengetahui dukungan dan tanggapan baik dari
masyarakat peserta PRODA maupun perangkat desa sesuai dengan hukum yang
berlaku.
Dalam pelaksanaan pendaftaran tanah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sporadik.Di
Kabupaten Semarang salah satunya yang dilaksanakan yaitu sistem pendaftaran tanah
secara sporadik, sistem sporadik ini dapat dilakukan baik secara sukarela maupun
secara PRODA oleh petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang. Pelaksanaan
pendaftaran tanah melalui PRODA dengan sistem sporadik ini bertujuan untuk
mempercepat pensertipikatan tanah di Kabupaten Semarang.
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
empiris untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi proses pelaksanaan PRODA
di Kabupaten Semarang. Dalam melakukan pendekatan yuridis empiris ini, metode
yang digunakan adalah metode kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Desa/Kelurahan yang mendapat kesempatan untuk mengikuti pensertipikatan melalui
PRODA di Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang. Metode penarikan sampling
dalam penelitian ini adalah dengan cara Purposive non Random Sampling, dimana
anggota populasi tidak diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota
sampel.
Berdasarkan dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
sertipikat melalui PRODA di Kabupaten Semarang khususnya Desa Gunung
Tumpeng Kecamatan Suruh telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan
yang berlaku dan dapat memberikan kesadaran hukum kepada masyarakat terhadap
pensertipikatan tanah dalam rangka memperoleh kepastian hukum.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Persetujuan Pembimbing.................................................................................. ii
Pernyataan ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian................................................................. 7
E. Sistematika Penulisan ............................................................... 7
ix
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Pendekatan .................................................................. 33
B. Spesifikasi Penelitian................................................................ 34
C. Populasi dan Metode Penarikan Sampel .................................. 34
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 34
E. Metode Analisa Data ................................................................ 35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 58
B. Saran ......................................................................................... 59
LAMPIRAN
TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 : Blanko Riwayat Bidang Tanah dan Penetapan Batas (DI 201)
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan kepastian hukum hak atas tanah bagi rakyat
Indonesia, Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang kemudian dikenal dengan
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). Keluarnya Undang-Undang Pokok
Agraria tersebut telah memberikan perubahan yang sangat mendasar bagi hukum
pertanahan di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sebelum lahir Undang-Undang
Pokok Agraria (UUPA), hukum pertanahan di Indonesia didasarkan pada
berbagai aturan hukum, seperti hukum adat yang berkonsepsi relegius, hukum
perdata barat yang individualistik-liberal, dan ada pula yang berasal dari berbagai
bekas pemerintahan swapraja yang umumnya berkonsepsi feodal (Boedi
Harsono, 1999 : 1-2).
hakikatnya adalah guna mewujudkan apa yang digariskan dalam pasal 33 ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bumi, air dan kekayaan yang
rakyat.
1
2
agraria ini adalah masalah pendaftaran tanah yang diatur dalam pasal 19 Undang-
pendaftaran tanah menurut Pasal 19 ayat (1) tersebut diatur melalui Peraturan
Pemerintah.
tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Oleh karena itu
1. Kendala pendaftaran tanah terletak pada keterbatasan biaya, alat dan tenaga.
2. Jumlah bidang tanah yang harus didaftar sangat besar dan tersebar dalam
masyarakat.
itu lama dan berbelit-belit, maka Pemerintah dituntut untuk lebih aktif dan tidak
Oleh sebab itu sejak tahun anggaran 1994/1995 Pemerintah dalam hal ini
atau yang lebih dikenal dengan Proyek Ajudikasi dengan bantuan bank dunia.
hal ini Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang (lihat lampiran 2), telah
melaksanakan Proyek Daerah atau yang lebih dikenal dengan PRODA dengan
pertama kali dan yang lebih diutamakan di daerah IDT atau daerah yang
ekonominya lemah.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut diatas dan untuk
mudah serta dapat dipahami oleh masyarakat, maka Pemerintah melalui Badan
tanggal 3 Juli 1996 tentang pelaksanaan kegiatan PRONA, PRODA dan PRONA
Swadaya.
oleh APBD. Pelaksanaan PRODA tahun 2004 diberikan pada 10 (sepuluh) desa
dengan jumlah 2.000 (dua ribu) bidang dan diutamakan untuk desa dimana
daerah Inpres Desa Tertinggal (IDT) dan masing-masing desa mendapat 200 (dua
ratus) bidang. Keistimewaan PRODA ini hanya ada di Kabupaten Semarang dan
ini merupakan hal yang baru untuk wilayah Propinsi Jawa Tengah, tidak semua
ini sebagai wujud nyata bahwa Pemerintah Kabupaten Semarang melalui Kantor
yang mereka miliki baik sebagai tempat tinggal atau untuk pertanian. Sebagai
salah satu faktor penting bagi terlaksananya program pendaftaran tanah, maka
tersebut. Untuk itulah masyarakat perlu didekati agar timbul keinginan atau
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas dan melihat lokasi yang akan dijadikan
berikut:
C. Tujuan Penelitian
peserta PRODA maupun perangkat desa sesuai dengan hukum yang berlaku.
7
D. Kegunaan Penelitian
awal guna penjelajahan lebih lanjut dalam bidang kajian yang sama atau
E. Sistematika Penulisan
penelitian ini. Tinjaun pustaka ini meliputi pengertian tanah, pengertian hak atas
proda dan hipotesa atau asumsi dasar mengenai jawaban sementara terhadap
permasalahan.
Pada bab hasil penelitian dan analisa data akan diuraikan tentang data-
data hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan yang telah dirumuskan
dengan menggunakan metode analisis yang telah dipilih pada bab pendahuluan,
Bab kesimpulan dan saran akan diuraikan kristalisasi dari hasil penelitian
pada bab hasil penelitian dan analisis data dalam bentuk kesimpulan. Selanjutnya
rumusan permasalahan dari bab pendahuluan, bab tinjauan pustaka, dan bab
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tanah
penggunaannya meliputi juga sebagian tubuh bumi yang ada di bawahnya dan
sebagian dari ruang yang ada di atasnya. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia
tanah adalah :
ini merupakan pengertian yuridis dan merupakan suatu pemikiran yang telah
yaitu pengertian bumi selain permukaan bumi, termasuk pula tubuh bumi di
hari. Sedemikian eratnya hubungan tanah dengan manusia, sehingga tidak hanya
pada saat hidup manusia memerlukan tanah, namun saat meninggalpun manusia
9
10
bathuk senyari bumi” yang artinya adalah walaupun sejengkal tanah akan tetap
atas tanah, yaitu aspek yuridisnya yang disebut dengan hak-hak penguasaan atas
tanah. Dengan demikian hukum tanah tidak mengatur tentang tanah dengan segala
aspeknya. Hukum tanah mengatur hak-hak penguasaan atas tanah yang tersusun
hukum, ada yang tertulis adapula yang tidak tertulis yang semuanya mempunyai
obyek pengaturan yang sama, yaitu hak-hak penguasaan atas tanah sebagai
publik dan perdata yang dapat disusun dan dipelajari secara sistematis, hingga
1960, di Indonesia berlaku dua macam hukum yang menjadi dasar bagi hukum
1. Hukum Adat
2. Hukum Barat
mengatur masalah tanah secara garis besar saja, sedangkan untuk pelaksanaannya
melainkan juga mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan tanah, yaitu :
1. Bumi, meliputi kulit bumi, tubuh bumi, kekayaan yang ada di bumi
bagi Negara dan rakyat, terutama rakyat tani dalam rangka mewujudkan
menyebutkan Hukum Agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah
12
negara.
Dari ketentuan tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa hukum adat yang
dapat menjadi dasar hukum agraria nasional adalah hukum adat yang :
Dalam tataran Ilmu Hukum, yang dimaksud dengan Hak pada hakekatnya
adalah “suatu kekuasaan yang diberikan oleh hukum kepada seseorang terhadap
atas tanah, maka apabila seseorang memperoleh hak atas tanah, terhadap orang
tersebut telah melekat kekuasaan atas tanah tersebut dengan dibatasi oleh
kewajiban yang diperintahkan oleh hukum. Dengan demikian Hak Atas Tanah
13
adalah hak yang diterima oleh perseorangan atau badan hukum selaku pemegang
(dua), yaitu :
Menurut hukum adat, hak penguasaan tanah yang tertinggi adalah hak
Ulayat. Yang mengandung 2 (dua) unsur yang beraspek hukum keperdataan dan
hukum publik. Subyek dari hak ulayat adalah masyarakat adat, baik teritorial
Di bawah hak Ulayat adalah hak kepal Adat dan tetua Adat yang sebagai
tersebut.
Selanjutnya terdapat berbagai hak atas tanah yang dikuasai oleh para warga
maupun tidak langsung bersumber pada hak Ulayat sebagai hak bersama.
14
Secara hirarkhi, tata susunan hak-hak penguasaan atas tanah dalam hukum
Yang bersumber pada hak Ulayat dan beraspek hukum publik semata.
1. Hak Milik
atas tanah yang turun temurun terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang
atas tanah.
guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung
perikanan, peternakan.
15
bahwa hak guna bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai
4. Hak Pakai
5. Hak Sewa
Pokok Agraria dapat dipunyai oleh seseorang atau badan hukum apabila ia
membuka tanah dan memungut hasil hutan hanya dapat dipunyai warganegara
Indonesia saja dan hal ini masih diatur lagi dengan Peraturan Pemerintah.
Hak memungut hasil hutan merupakan hak yang berasal dari hukum adat
8. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak seperti tersebut di atas yang
C. Pendaftaran Tanah
Dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, menetapkan bahwa bumi, air dan
yang ada dalam UUD 1945 ditegaskan sifatnya sebagai hubungan hukum publik
oleh UUPA dalam Pasal 2 ayat (2) disebut Hak Menguasai dari Negara memberi
wewenang :
pengolahan pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data
yuridis dalam bentuk peta dan data mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-
satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya dan hak milik
atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebebaninya. Sementara
yang dimaksud dengan bidang tanah adalah bagian dari permukaan bumi yang
3. Penerbitan sertipikat
pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta
pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah dan sertipikat
24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara,
yaitu :
Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak
atau bersama-sama yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum
Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa
bagian dari obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu
sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka. Adapun pengertian dari asas-
1. Asas Sederhana
2. Asas Aman
3. Asas Terjangkau
4. Asas Mutakhir
5. Asas Terbuka
Asas ini menuntut dipeliharanya pendaftaran tanah secara terus menerus dan
tanah, yaitu :
didaftarkan itu sebagai keadaan yang sederhana, dalam hal ini seseorang yang
didaftar sebagai yang berhak atas sebidang tanah, merupakan pemegang hak
atas tanah yang sah menurut hukum dan tidak dapat diganggu gugat, dengan
demikian hak yang sah menurut hukum bagi pihak ketiga hanyalah orang
hak atas tanah atas nama seseorang yang tidak berhak dapat menghapuskan
demikian pemegang hak atas tanah yang sebenarnya dapat menuntut hak atas
seseorang yang tidak berhak tidak dapat merugikan pemegang hak atas tanah
hak atas tanah belum menjamin orang tersebut sebagai pemegang hak atas
Lebih lanjut dijelaskan oleh Boedi Harsono bahwa sistem publikasi yang
1997 tentang Pendaftaran Tanah adalah sistem negatif yang mengandung unsur
positif karena akan menghasilkan surat-surat tanda bukti hak yang berlaku
sebagai alat pembuktian yang kuat seperti yang dinyatakan dalam Pasal 19 ayat
(2) Undang-Undang Pokok Agraria bukanlah sistem publikasi negatif yang murni.
22
Selain itu kesadaran merupakan hal yang sangat penting bagi tercapainya
karena itu setiap kebijakan yang diambil pemerintah yang dalam hal ini adalah
serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar
tentang Pendaftaran tanah dan Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan
tanah secara sistematik, dibentuk tim atau panitia Ajudikasi untuk membantu
proyek;
sengketa;
i. Mengesahkan hasil penelitian riwayat bidang tanah dan peta batas bidang-
bekas hak adat, tanah yang telah terdaftar atau tanah yang berstatus tanah
negara;
atau tidak;
h. Mendistribusikan sertipikat.
untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam
ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah bahwa pendaftran tanah untuk
ini, pada dasarnya tidak berbeda dengan pendaftaran tanah secara sistematik.
tanah secara sistematik dilakukan secara masal dan dibentuk panitia ajudikasi,
individu maupun masal. Proses pendaftaran tanah secara sporadik inipun masih
dapat dibedakan lagi menjadi 2 (dua), yaitu melalui rutin dan lewat swadaya
masal (Prona swadaya) atau lewat PRODA, yang akan dijelaskan sub bab
tersendiri.
pejabat di lingkungan Kantor Pertanahan yang dibantu oleh Pejabat Pembuat Akta
Tanah (PPAT) khusus (Notaris), PPAT sementara (Camat). Adapun pihak yang
1. Notaris
3. Para pegawai pamong praja yang pernah menjabat sebagai Pejabat Pembuat
4. Orang lain yang telah lulus ujian yang dilakukan oleh Menteri Agraria
27
(tiga) cara yang ditempuh dalam pengajuan permohonan pendaftaran tanah secara
sporadik, yaitu :
dasarnya terdiri dari bukti kepemilikan atas nama pemegang hak pada waktu
berlakunya UUPA dan apabila hal tersebut kemudian beralih bukti peralihan
dan pemilik saat ini membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam proses tersebut akan diteliti lebih lanjut melalui Panitia A sesuai
Pendaftaran tanah secara rutin melalui pengakuan hak ini harus memenuhi
dua persyaratan yang ditentukan dalam Pasal 76 ayat (3) Peraturan Menteri
mensyaratkan :
pemilik sebelumnya
c. Penguasaan fisik tersebut harus diketahui secara umum dan tidak ada
sengketa
pemilik tanah itu sendiri. Oleh karena atas inisiatif sendiri, maka biaya
pendaftaran
c. Pembukuan hak
3. Penerbitan sertipikat
pendaftaran tanah secara sporadik pada intinya sama dengan proses pendaftaran
tanah secara sistematik. Perbedaan yang mendasar adalah terletak pada biaya dan
dengan pendaftaran tanah secara sistematik yang disubsidi oleh pemerintah, serta
Ajudikasi.
F. Pendaftaran PRODA
Daerah melalui APBD. Dalam pelaksanaan PRODA, peran aktif berasal dari
pegawai Kantor Pertanahan dan bersifat masal seperti halnya pendaftaran tanah
petugas Kantor Pertanahan mengadakan tatap muka dengan sejumlah warga yang
PRODA dilakukan dengan cara konversi maupun pengakuan hak yang diproses
PRODA tidak jauh berbeda dengan prosedur pendaftaran tanah secara sistematik.
Kegiatan PRONA, PRODA dan PRONA Swadaya. Disamping itu juga mengingat
tanah melalui PRODA ini diharapkan agar masyarakat pemilik tanah di pedesaan
lemah karena semua biaya pendaftaran ditanggung atau dibiayai sepenuhnya oleh
pada umumnya hanya memiliki surat bukti kepemilikan tanah yang dibuat
masyarakat, maka satu-satunya cara yang paling tepat adalah melalui PRODA
karena didalamnya mengandung proses yang mudah, tanpa dipungut biaya karena
METODE PENELITIAN
yang dapat dipertanggung jawabkan. Sebaliknya penggunaan metode yang salah akan
mengakibatkan hasil yang diperoleh cenderung akan salah. Sehingga akan berakibat
hasil penelitian tersebut kurang atau tidak dapat memberikan hasil seperti yang
diharapkan.
digunakan adalah :
A. Metode Pendekatan
Pendekatan yuridis empiris, yang akan bertumpu pada data primer (hasil
hubungan peneliti dengan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih
33
34
B. Spesifikasi Penelitian
kasus dengan penguraian secara diskriptif analitis yaitu yang dimaksudkan untuk
memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-
gejala lainnya.
Populasi adalah seluruh obyek atau seluruh individu atau seluruh gejala
atau seluruh unit yang akan diteliti, adapun populasi dalam penelitian ini adalah
penelitian ini adalah dengan cara Purposiv non Random Sampling, dimana
anggota populasi tidak diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
waktu dan biaya serta harus representif. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari masyarakat melalui pengamatan,
melalui PRODA, Perangkat desa, Kepala Desa Gunung Tumpeng dan Pejabat
tetapi dimungkinkan juga timbul pertanyaan lain yang disesuaikan dengan situasi
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Lexy J.
analitis, yaitu mencari dan menemukan hubungan antara data yang diperoleh dari
penelitian dengan landasan teori yang ada dan yang dipakai sehingga memberikan
itu digunakan juga metode analisa yang kualitatif dengan tujuan untuk mengerti
1. Letak Geografis
sebagai berikut :
Boyolali
Magelang
Kabupaten Kendal
Kabupaten dan 77 Km dari Letak Ibu Kota Propinsi dan Desa Gunung Tumpeng,
desa yang mengikuti program pendaftaran tanah melalui PRODA yang memiliki
36
37
Kabupaten Semarang terdiri dari daerah datar dan perbukitan dengan curah hujan
Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang meliputi tanah sawah dan tanah kering
2.1. Pekarangan/bangunan : 14 Ha
Suruh, Kabupaten Semarang meliputi tanah adat dan tanah negara yang dikuasai
oleh pemerintah. Sebagian dari tanah-tanah tersebut telah bersertipikat Hak Milik
3. Demografi
penduduk terakhir tahun 2004 tersebut tercatat sebanyak 2 856 jiwa. Berdasarkan
Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tidak sama dari satu
ini :
Tabel
Mata Pencaharian Penduduk Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh
petani, yaitu sebanyak 391 orang, sedangkan peringkat kedua adalah buruh tani
150 orang, peringkat ketiga buruh industri dengan 75 orang, peringkat keempat
tanah di desa/kelurahan atau bagian dari desa/kelurahan yang dipunyai dan yang
masyarakat yang ingin mengajukan pendaftaran tanah secara masal dan tanpa
dipungut biaya. Dalam pelaksanaan PRODA perlu dibentuk suatu tim atau panitia
PRODA juga merupakan langkah jemput bola yang dilakukan Kantor Pertanahan
Suruh, Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2004 sebanyak 200 (dua ratus)
PRODA dibentuklah suatu kepanitiaan yang diberi nama Staf Pelaksana Kegiatan
40
yang dibiayai dengan dana APBD Tahun Anggaran 2004 yang ditunjuk
Nomor : 270 / Ka.Kantor Pertanahan / 2004, tanggal 16 April 2004 terdiri dari :
1. Penanggung Jawab
2. Pelaku Aktivitas
3. Pemegang Kas Pembantu
4. Petugas Ukur
5. Petugas Yuridis
6. Petugas Administrasi
7. Petugas Penjilidan
8. Supervisi
9. Tim Penyuluhan
(lihat lampiran 4)
Pengukuran, Pemetaan dan Konversi, Kasi Pendaftaran Hak dan Informasi, Kasi
b. Tanah tersebut merupakan tanah milik adat bukan tanah negara, tanah GG,
batas :
adalah :
dengan ketentuan bahwa segel akan dapat diterima jika dibuat sebelum 8
c. Blanko-blanko lain :
1) Blanko permohonan
6) Foto copy KTP pemohon yang masih berlaku pada saat pendaftaran
dilaksanakan
7) Surat-surat lain jika ada misalnya surat keterangan waris, akta jual
6. Biaya
Karena semua biaya operasional kegiatan untuk PRODA ini dibiayai dengan
berjalan dan ditetapkan dalam jangka waktu 5 bulan sejak berkas diterima
PBB
melaksanakan pendaftaran.
dibuat.
pemohon
menelitinya
44
Panitia A.
hak-hak lama meliputi hak-hak atas tanah yang berasal dari konversi hak-
hak yang ada pada waktu Undang-Undanh Pokok Agraria (UUPA) mulai
berlaku. Termasuk pula hak-hak pemberian baru yang diciptakan sejak mulai
tidak harus dengan alat bukti tertulis., tetapi dapat juga dengan alat bukti
berupa keterangan saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar
Disamping alat bukti tersebut, pada pembuktian hak lama dikenal juga
alat bukti berupa penguasaan fisik bidang tanah selama 20 tahun atau lebih
pendahulunya.
bidang tanah yang dilakukan oleh Satuan Tugas Pengukuran tanah dan
atau pihak yang menguasai bidang tanah yang bersangkutan. Untuk bisa
mengenai batas bidang tanah tersebut dengan pemegang hak atas bidang
tidak dapat hadir pada waktu yang telah ditentukan untuk menunjukkan
penetapan batas tanah yang sudah ada haknya dan akan didaftar untuk
didasarkan pada penunjukkan batas oleh pemegang hak atas tanah yang
tahun 1997. Jadi pada prinsipnya ada 3 syarat untuk dapat dipakai pada
2. Bidang tanah yang diukur harus dapat diketahui letak dan batasnya di
atas peta
batasnya di lapangan.
hukum adalah bahwa peta pendaftaran dan surat ukur dapat diperoleh
ukur yang memuat data hasil ukuran batas bidang tanah yang dapat
mendapat lisensi dari Badan Pertanahan Nasional, yang saat ini dikenal
dengan sebutan Surveyor Licency. Tetapi hal ini belum dapat dilakukan
48
tersebut.
Pada tahap ini data yang telah masuk dan dicatat pada daftar isian
desa atau kelurahan yang bersangkutan dalam daftar isian 201C. Penilaian
pengumpulan data yang dilakukan oleh staf pengumpul data yuridis (lihat
lampiran 6).
Surat Ukur dan peta bidang tanah, maka oleh staf administrasi akan
merangkap Anggota
1. Meneliti data yuridis bidang tanah yang tidak dilengkapi alat bukti
bersangkutan
tersebut
digunakan pihak lain dengan seijin yang bersangkutan, dan selain itu
dapat menilai bangunan dan tanaman yang ada di atas bidang tanah
tentang kebenaran data fisik maupun data yuridis sesuai dengan data yang
berita acara pengesahan data fisik dan data yuridis untuk pertimbangan
1. Hak atas bidang-bidang tanah yang alat bukti tertulisnya lengkap dan
pemegang hak yang terakhir dengan memberi catatan pada daftar isian
201.
2. Hak atas tanah yang alat buktinya tidak ada tetapi telah dibuktikan
yuridis maupu data fisik dilakukan secara cermat oleh staf peneliti yuridis
data yuridis dan data fisiknya sehingga diharapkan tidak ada lagi kendala
Pada tahap ini data yang telah masuk dan telah disidangkan oleh
Panitia A dicatat dalam Daftar Isian 201 dan dilakukan penilaian oleh staf
tanah tersebut dapat melihat dan meniliti tentang isi pengumuman yang di
tempel.
yang dianggap memiliki alat bukti yang lebih kuat. Bagi pihak yang
tetap. Setelah lewat waktu pengumuman, data yang terdapat dalam daftar
isian 201, daftar bidang-bidang tanah (daftar isian 201.C) dan peta
Bidang-bidang Tanah
keputusan mengenai status hak setiap bidang tanah yang telah didaftar.
Status hak tersebut diperoleh melalui 2 (dua) macam proses sesuai dengan
tersebut dicatat pada halaman akhir Daftar Isian 201. Selanjutnya pada
1. Pembuatan buku tanah, surat ukur, daftar nama dan kartu kendali
dengan baik (lihat lampiran 7). Bagi warga masyarakat yang belum dapat
Upaya Mengatasinya
demikian bukan berarti tidak ada kendala sama sekali. Ada beberapa kendala
dan Desa Pucung, Desa Bancak, Desa Segiri, Desa Kener, Desa Muncar, Desa
55
Brongkol, Desa Siwal, Desa Truko dan Desa Ketinggi pada umumnya. Adapun
1. Kendala Yuridis
seperti surat bukti kepemilikan tanah, foto copy KTP dan surut-surat lainnya.
2. Kendala Teknis
aktifitas, ada yang sedang berladang dan ada pula yang sedang berdagang
3. Kendala Ekonomi
copy KTP, SPPT dan surat lainnya, itupun dilaksanakan atau dikerjakan
sendiri, jadi sedikit sekali biaya yang dikeluarkan oleh pemohon yang
sama sekali tidak dipungut biaya, karena semua biaya kegiatan pelaksanaan
diperlukan dalam stofmap. Hal tersebut dimaksudkan agar pada saat petugas
kesulitan mencarinya.
57
pengukuran ini sangat penting, maka pada saat pengukuran pemilik tanah
harus ikut menyaksikan, sehingga setelah selesai pengukuran tidak akan ada
tuintutan mengenai batas dan luas tanah yang telah diukur baik dari pihak
selesai.
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
karena terbukti asas sederhana, asas aman, asas terjangkau, asas mutakhir dan
Kecamatan Suruh dapat diatasi oleh petugas yuridis dan petugas teknis,
58
59
B. Saran-saran
kepada masyarakat bahwa sertipikat tanah merupakan bukti hak yang sangat
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-Undangan
Surat Edaran Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 630-
11-1916 tanggal 3 Juli 1996 tentang Pelaksanaan Kegiatan Prona, Proda dan
Prona Swadaya