BLOK 4
BLOK HEMATO IMUNOLOGI
Disusun Oleh:
YUSTIKA RITONGA 219 210 035
Grup Tutor A4
Diketahui Oleh :
Fasilitator
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan hasil
Laporan Tutorial blok Hemato Imunologi ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dalam penyusunan laporan tutorial blok Hemato Imunologi ini, penulis menyadari
sepenuhnya banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tanpa adanya
bimbingan dan bantuan dari semua pihak tidaklah mungkin hasil laporan tutorial blok Hemato
Imunologi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan dengan baik.
2. ( Dr.dr. Endy Juliyanto, MKT ). Selaku dosen atas segala masukkan, bimbingan dan kesabaran
dalam menghadapi segala keterbatasan penulis.
Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada penulis,
mendapatkan balasan dari Tuhan, serta Laporan Tutorial Hemato Imunologi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.
DAFTAR ISI
Pemicu ............................................................................................................. 1
Kesimpulan ..................................................................................................... 12
Berman laki-laki, usia 50 tahun dating berobat ke UGD dengan keluhan bengkak sendi
pergelangan tangan, simetri menyerang banyak sendi. Selama ini OS berobat di Puskesmas
diberi obat anti rhematik. Vital sign batas normal, tidak dijumpai kelainan kulit.
I. Klasifikasi istilah
DD:
1. Arthritis Rheumatoid
2. SLE
V. Learning Objective
VI. PEMBAHASAN
Kriteria diagnostik AR
Kriteria diagnostik AR di susun untuk pertama kalinya oleh suatu komite khusus
dari American Rheumatism Association(ARA) pada tahun 1956. karena kriteria
tersebut dianggap tidak spesifik dan Terlalu rumit untuk digunakan dalam klinik,
Komite tersebut melakukan peninjauan kembali terhadap kriteria klasifikasi Akar
tersebut pada tahun 1958. dengan kriteria tahun 1958 ini Seseorang dikatakan
menderita Ar classic jika memenuhi 7 dari 11 kriteria yang ditetapkan, definisi
jika memenuhi 5 kriteria probable jika memenuhi 3 kriteria dan possible jika
hanya memenuhi 2 kriteria saja. walaupun kriteria tahun 1958 ini telah digunakan
selama hampir 30 tahun tetapi dengan terjadinya perkembangan pengetahuan
yang tepat mengenai Ar ternyata diketahui bahwa dengan menggunakan kriteria
tersebut banyak dijumpai kesalahan diagnosis atau dapat memasukkan jenis art
arthritis lain seperti spondiloartropati seronegative, penyakit psedorheu-matoid
akibat deposit kalsium pirofosfat hydrate, Lupus eritematosus
sistemik,polymyalgia rheumatica,penyakit lyme dan beragai jenis artritis lainya
sebagai AR.
Pada 1987 ARA berhasil dilakukan revisi susunan kriteria klasifikasi rheumatoid
arthritis dalam format tradisional yang baru. sehingga susunan kriteria tersebut
adalah sebagai berikut:
kaku pagi
titik artritis pada 3 daerah persendian atau lebih
artritis pada persendian tangan
arthritis simetris
nodul rheumatoid
faktor reumatoid serum positif
perubahan gambaran radiologis
pasien dikatakan menderita jika memenuhi sekurang-kurangnya kriteria 1
sampai 4 yang diderita sekurang-kurangnya 6 minggu
( sumber: FKUI Buku Ajar Penyakit Dalam ed.4 )
Arthritis Remathoid
Rheumatoid arthritis (RA) adalah gangguan autoimun yang cukup umum, paling
sering didiagnosis antara usia 40 hingga 60 dan lebih sering terlihat pada wanita.
Sementara itu, bantuan sistem hematologi, kardiovaskular, dan pernapasan juga
sering terkait. Banyak individu dengan RA menghasilkan grup autoantibodi yang
disebut faktor reumatoid yang reaktif dengan faktor penentu di wilayah Fc IgG -
dengan kata lain, antibodi yang ditentukan untuk antibodi! Faktor rheumatoid
klasik adalah antibodi IgM yang berikatan dengan sirkulasi normal. IgG,
membuat kompleks IgM-IgG yang dipasang dalam sendi. Kompleks imun ini
dapat mengaktifkan kaskade komplemen, menghasilkan reaksi hipersensitivitas
tipe III, yang mengarah pada peradangan kronis pada sendi. Perawatan untuk RA
termasuk obat tidak spesifik yang diperuntukkan untuk mengurangi
peradangan,seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan kortikosteroid.
Lebih banyak pengubah imun spesifik penyakit juga sudah diperkenalkan,
termasuk antibodi yang memindahkan TNF- dan IL-6.
( sumber: Medical imunnology 5th edition )
5.) Lupus eritematosus sistemik atau lebih dikenal dengan nama systemic Lupus
erythematosus atau SLE merupakan penyakit chronic inflammation autoimun yang belum
diketahui etiologinya dengan manifestasi klinis beragam serta berbagai perjalanan klinis
dan prognosisnya titik Penyakit ini ditandai oleh adanya periode dan episode serangan
akut dengan gambaran klinis yang beragam berkaitan dengan berbagai organ yang
terlibat. SLE merupakan penyakit kompleks dan terutama menyerang wanita pada usia
reproduksi. Faktor genetik, imunologi dan hormonal serta lingkungan berperan dalam
proses patofisiologi penyakit SLE
Tanda dan gejala termasuk demam, kelemahan, radang kulit, ruam kulit, dan disfungsi
ginjal.
( sumber: Buku Ajar Penyakit Dalam jilid iii Edisi vi )
VII.) KESIMPULAN