KELAS : 2B D3 KEPERAWATAN
DIII KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rezeki dan kesehatan kepada kami sehingga kami mempunyai
kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan Asuhan Keperawatan yang dibuat
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
Adapun materi yang kami buat adalah " Asuhan Keperawatan Osteoartritis ”
Kami menyadari dan meyakini bahwa tugas ini masih jauh dari
kata sempurna. Masih banyak kekurangan dan kesalahan yang kami sadari atau
pun yang tidak kami sadari. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran,
agar di masa yang akan datang kami bisa membuat Asuhan Keperawataan yang
lebih baik lagi. Namun begitu, meskipun tugas ini jauh dari kata sempurna kami
berharap agar sedikit banyaknya dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................................1
Bab II Konsep Nutrisi Kehamilan.........................................................................3
A. Pengertian.............................................................................................................3
B. Klasifikasi.............................................................................................................3
C. Etiologi.................................................................................................................4
D. Patofisiologi.........................................................................................................6
E. Manifestasi Klinis ................................................................................................8
F. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................8
D. Penatalaksanaan...................................................................................................8
Bab III Konsep Asuhan Keperawatan................................................................11
A. Pengkajian..........................................................................................................11
B. Diagnosa keperawatan........................................................................................16
C. Intervensi keperawatan.......................................................................................17
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti
tulang, arthro yang berarti sendi dan itis yang berarti inflamasi.
Osteoarthritis tergolong penyakit degeneratif yang menyerang persendian
yang bersifat kronik, berjalan progresif lambat, namun seringkali tidak
menimbulkan reaksi radang atau hanya menyebabkan inflamasi ringan dan
ditandai dengan adanya deteriorasi serta abrasi tulang rawan sendi, juga
diikuti dengan pembentukan tulang baru pada permukaan sendi.
Osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia, dengan
penderita mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara. Prevalensi OA
juga terus meningkat secara dramatis mengikuti pertambahan usia
penderita. Berdasarkan temuan radiologis, didapatkan bahwa 70% dari
penderita yang 2 berumur lebih dari 65 tahun menderita OA. Prevalensi
OA lutut pada penderita wanita berumur 75 tahun ke atas dapat mencapai
35% dari jumlah kasus yang ada. Diperkirakan juga bahwa satu sampai
dua juta lanjut usia di Indonesia menjadi cacat karena OA
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian osteoartritis?
2. Apa saja klasifikasi osteoartritis?
3. Apa etiologi dari osteoartritis?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari osteoartritis?
5. Bagaimana patofisiologi dari osteoartritis?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari osteoartritis?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari osteoartritis?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan osteoartritis?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian osteoartritis
1
2. Untuk mengetahui klasifikasi osteoartritis
3. Untuk mengetahui etiologi dari osteoartritis
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari osteoartritis
5. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari osteoartritis
6. Untuk menegtahui pemeriksaan penunjang osteoartritis
7. Untuk menegtahui bagaimana penatalaksanaan dari osteoartritis
8. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan osteoartritis
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Osteoartritis adalah penyakit tulang degeneratif yang ditandai oleh
pengeroposan kartilago artikular (sendi). Tanpa adanya kartilago sebagai
penyanga, tulang dibawahnya mengalami iritasi, yang menyebabkan
degenerasi sendi. Osteoartritis dapat terjadi secara idiopatik (tanpa
diketahui sebabnya) atau dapat terjadi setelah trauma dengan stress
berulang seperti yang dialami oleh pelari jarak jauh atau balerina, atau
berkaitan dengan deformitas kongenital. Individu yang mengalami
hemofilia atau kondisi lain yang ditandai oleh pembengkakan sendi
kronis dan edema, dapat mengalami osteoartritis.
Osteoartritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti
tulang, arthro yang berarti sendi, dan itis yang berarti inflamasi meskipun
sebenarnya penderita osteoartritis tidak mengalami inflamasi atau hanya
mengalami inflamasi ringan (Koentjoro, 2010).
Osteoarthritis ialah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai
oleh adanya kelainan pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di
dekatnya. Tulang rawan (kartilago) adalah bagian dari sendi yang melapisi
ujung dari tulang, untuk memudahkan pergerakan dari sendi. Kelainan
pada kartilago akan berakibat tulang bergesekan satu sama lain, sehingga
timbul gejala kekakuan, nyeri dan pembatasan gerakan pada sendi.
B. Klasifikasi
Pada umumnya diagnosis osteoarthritis didasarkan pada gabungan
gejala klinik dan perubahan radiografi. Gejala klinik perlu diperhatikan,
oleh karena tidak semua pasien dengan perubahan radiografi osteoarthritis
mempunyai keluhan pada sendi. Terdapat 4 kelainan radiografi utama
pada osteoarthritis, yaitu: penyempitan rongga sendi, pengerasan tulang
3
bawah rawan sendi, pembentukan kista di bawah rawan sendi dan
pembentukan osteofit, sendi yang dapat terkena osteoarthritis antara lain:
1. Osteoarthritis sendi lutut.
2. Osteoarthritis sendi panggul.
3. Osteoarthritis sendi-sendi kaki.
4. Osteoarthritis sendi bahu. 12
5. Osteoarthritis sendi-sendi tangan.
6. Osteoarthritis tulang belakang (Nur, 2009).
Namun ada pula yang membagi klasifikasi osteoarthritis
berdasarkan primer dan sekunder. Pembagian osteoarthritis berdasarkan
patogenesisnya dibagi menjadi osteoarthritis primer yang disebut juga
osteoarthritis idiopatik adalah osteoarthritis yang kausanya tidak diketahui
dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses
perubahan lokal pada sendi. Sedangkan osteoarthritis sekunder adalah
osteoarthritis yang didasari oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi,
metabolik, pertumbuhan dan imobilisasi yang lama. osteoarthritis primer
lebih sering ditemukan dari pada osteoarthritis sekunder (Arissa, 2012).
C. Etiologi
1 Faktor Predisposisi
Beberapa faktor pencetus dari Osteoartritis yang banyak meyebabkan
gejala, meliputi:
a) Umur
Perubahan fisik dan biokimia yang terjadi sejalan dengan
bertambahnya usia dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar
air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
b) Pengausan
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak
rawan sendi melalui 2 mekanisme yaitu pengikisan dan proses
degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.
c) Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang
berat badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh
4
osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan
dapat menambah kegemukan
d) Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah
trauma yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur
dan biomekanik sendi tersebut.
e) Keturunan
Herbeden node merupakan salah satu bentuk osteortritis yang
biasa ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena
osteoartritis sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang
tuanya yang terkena.
f) Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematoid, infeksi akut, infeksi kronis)
menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak
matrik rawan sendi oleh membran synovial dan sel- sel radang.
g) Joint mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormone pertumbuhan, maka
rawan sendi akan menebal dan menyebabkan sendi menjadi
tidak stabil/ seimbang sehingga memperceat proses degenerasi
h) Penyakit Endokrin
Pada hipertiroidisme terjadi produksi air dan garam- garam
proteglikan yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong
sehinggga merusak sifat fisik rawan sendi, ligament. Tendon,
synovial, dan kulit pada diabetes melitus, glukosa akan
menyebabkan produksi proteaglandin menurun.
i) Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis,penyakit wilson, akronotis, kalsium pirofosfat
dapat mengendapkan homosiderin, tembaga polimer, asam
hemogentisis, kristal monosodium urat/ pirofosfat dalam rawan
sendi.
2 Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi osteoartritis yaitu Demografi :
5
Mereka yang terdiagnosis osteoartritis, sangatlah diperlukan
adanya perhatian lebih mengenai keadaan lingkungan. Ketika
lingkungan sekitarnya yang tidak mendukung. Maka kemungkinan
besar klien akan merasakan gejala penyakit ini. Banyak diantaranya
ketika keadaan suhu lingkungan sekitar klien yang cukup dingin, maka
klien akan merasa ngilu, kekakuan sendi pada area- area yang biasa
terpapar, sulit untuk mobilisasi dan bahkan kelumpuhan.
D. Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak
meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses
penuaan, rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai
dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi. Proses degenerasi
ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan unsur
penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress
biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan
dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling
kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang
paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan,
seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan
proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan
terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang
dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang
digunakannya sendi tersebut. Perubahan-perubahan degeneratif yang
mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi
infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya
akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan
ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya
perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang
rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi
penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi,
deformitas, adanya hipertropi atau nodulus.
6
7
WOC
vv
Faktor predisposisi :
Usia,Jenis kelamin,
Faktor keturunan, degredasi Sintesis matriks
Faktor metabolik,
Faktor mekanis
kondrosit
Integritas
osteoartritis
Gangguan Vasodilatasi
mobilitas fisik vaskuler
8
E. Manifestasi Klinis
1 Nyeri sendi,kaku, kerusakan/gangguan fungsional merupakan
manifestasi klinis primer
2 Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan
pelan- pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
3 Kaku paling sering terjadi dipagi hari setelah bangun tidur.
4 Krepitasi, rasa gemeretak (kadang- kadang dapat terdengar) pada
sendi yang sakit.
5 Pembesaran sendi (deformitas)
6 Perubahan gaya berjalan
7 Tanda- tanda peradangan, tanda- tanda peradangan pada sendi ( nyeri
ekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto sinar X pada sendi- sendi yang terkena. Perubahan-perubahan
yang dapat ditemukan adalah
Pembengkakan jaringan lunak
Penyempitan rongga sendi
Erosi sendi
Osteoporosis juksta artikuler
2. Tes Serologi
BSE Positif
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
3. Pemeriksaan radiologi
Periarticular osteopororsis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan
ankilosis
4. Aspirasi sendi : Cairan sinovial menunjukkan adanya kekurangan
serta proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa
diperiksa secara makroskopik.
G. Penatalaksanaan
9
1. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan berfokus pada upaya memperlambat dan
menangani gejala karena tidak ada terapi untuk menghentikan proses
penyakit degeneratif sendi.
a) Pencegahan
Penurunan berat badan
Pencegahan cedera
Skrining perinatal untuk penyakit pinggul kongenital
Modifikaasi ergonomi
b) Tindakan konservatif
Panas, menurunkan berat badan, mengistirahatkan
sendi, dan menghindari penggunaan sendi secara
berlebihan
Alat ortotik untuk menopang sendiyang mengaami
inflamasi
Latihan isometrik dan postural, dan senam aerobik
Terapi okupasional dan fisik
c) Terapi farmakologis
Asetaminofen;obat antiinflamasi non steroid (NSAID)
Penyekat Enzim COX-2 (untuk pasiem yang beresiko
tinggi mengalami perdarahan GI)
Opioid dan kortikosteroid intra-artikular
Analgesik topikal seperti kapsaisin dan metil salisilat
Pendekatan teraupetik lain; glukosamin dan
kondroitin;viskosuplementasi(injeksi asam hialuronat
perintra artikular)
2. Penatalaksanaan Bedah
Dilakukan ketika nyeri bersifat hebat dan fungsi telah hilang
Osteotomi
Artroplasti (pengganti) sendi
3. Penatalaksanaan Keperawatan
10
Menangani nyeri dan mengoptimalkan kemampuan fungsional
adalah tujuan utama intervensi keperawatan, dan membantu pasien
memahami proses penyakit dan polagejala sangat penting dalam
asuhan keperawatan.
Bantu pasien dalam obesitas (penurunan berat badan dan
peningkatan aktivitas aerob) dan masalah atau penyakit
kesehatan lainnya, jika relevan
Rujuk pasien untuk mendapat terapi fisik atau program latihan
fisik, latihan seperti berjalan harus dimulai pada level sedang
dan ditingkatkan secara bertahap
Sediakan dan dorong penggunaan alat bantu berjalan seperti
tongkat dan alat berjalan lain sesuai indikasi.
11
BAB III
Diagnosa Medis :
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Identitas klien meliputi nama klien, jenis kelamin, usia/tanggal
lahir, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang
digunakan, pekerjaan, dan alamat.
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
2) Kronologis Keluhan
Tanyakan pada pasien bagaimana bisa terjadinya
Osteoarthitis, Tanyakan bagaimana gambaran rasa nyeri tersebut,
Tanyakan pada daerah mana yang sakit, apakah menjalar (Rasa
tidak nyaman pada sistem muskuloskletalnya) Kaji skala nyeri
12
untuk dirasakan. (Rata-rata nyeri berskala 0-7) dan Kapan keluhan
dirasakan (Keluhan dirasakan pada saat beraktivitas).
13
3. RIWAYAT POLA KEBIASAAN
N
HAL YANG DIKAJI POLA KEBIASAAN
O
14
oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada
pria hal inimenunjukkan adanya peran
hormonal pada patogenesis osteoartritis.
4. PENGKAJIAN FISIK
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik/cukup/lemah.
2) Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.
3) Tanda-tanda Vital : RR 16-24 x/menit, TD sistol 90-120
diastol 60-90, Suhu 360C-37,20C,
Nadi 60-90/menit
b. System Penglihatan
Pada system pengelihatan, konjungtiva merah, adanya pembengkakan,
mata berair, mengeluarkan cairan nanah
c. System Pernafasan
15
Pada system pernafasan tidak mengalami masalah
d. System Pencernaan
Pada system pencernaan, pasien nyeri karena kesulitan mengerakkan
anggota muskuloskeetalnya dan nyeri hebat sehingga pola asupan
nutrisinya terganggu
e. System Kardiovaskular
biasanya pada klien bunyi jantung normal, namun akan mengalami
peningkatan nadi karena proses dari inflamasi yang mengakibatkan
demam.
f. System endokrin
Pada system endokrin terjadi pembengkakan atau kakuaan pada ,
akibat reaksi sel imun melawan infeksi
g. System urogenital
Biasanya klien tidak mengalami gangguan pada sistem
urogrnitalia
h. System integument
Biasanya terjadi inflamasi jaringan sekitar kulit karena peradangan
pada sendi.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Derajat OA
1. Kellgren- Lawrence
16
c. Visual Analog Scale (VAS), Lequesne’s algofunctional index,
d. Knee Osteoarthritis Outcome Score (KOOS)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Kronis Berubungan Engan Kondisi Muskoloskeletal kronis
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskulo
skeletal
3. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan gejala
penyakit
17
18
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
17
SLKI : Tingkat nyeri karakteristik, karakteristik, durasi,
Gejala dan tanda mayor :
o Dipertahankan pada durasi, frekuensi, frekuensi, kualitas,
level…. kualitas, intensitas intensitas nyeri
Data Subjektif :
o Ditingkatkan pada nyeri pada pasien
1. Mengeluh nyeri level…. 2. Identifikasi skala 2. Mengetahui skala
2. Merasa depresi 1. Meningkat nyeri nyeri pasien
(tekanan) 2. Cukup meningkat 3. Berikan teknik 3. Menurunkan nyeri
3. Sedang nonfamakologis pada pasien dengan
Data Objektif :
4. Cukup menurun untuk mengurangi terapi non
1. Tampak meringis 5. Menurun ras nyeri (mis. farmakologis
2. Gelisah Terapi music, 4. Berikan pasien
3. Tidak mampu aromaterapi, fasilitas istirahat
menuntaskan Dengan kriteria hasil : kompres yang baik
aktivitas 1. Keluhan nyeri hangat/dingin, 5. Bertujuan untuk
18
1. Merasa takut 3. Gelisah nyeri dalam penyebab, periode
mengalami cidera 1/2/3/4/5 pemilihan srtategi dan pemicu nyeri
beruklang 4. Kesulitan tidur meredakan nyeri 7. Pasien mengetahui
1/2/3/4/5 6. Jelaskan penyebab, strategi meredakan
Data Objektif :
5. Menarik diri priode, dan pemicu nyeri yang akan
19
rasa nyeri
2 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan SIKI : Dukungan mobilisasi 1. Mengetahui adanya nyeri
b.d Gangguan keperawatan selama ….. x atau keluhan fisik lain
muskoloskeletal 24 jam di harapkan
1. Identifikasi adanya 2. Mengetahui pergerakan
pasien…..
Gejala dan tanda mayor : nyeri atau keluhan fisik pasien
SLKI : Mobilitas fisik lainnya
Data Subjektif : o Dipertahankan pada 3. Memeriksa frekuensi
2. Identifikasi toleransi
level…. jantung dan tekanan darah
1. Mengeluh sulit fisik melakukan
o Ditingkatkan pada sebelum memulai
menggerakan pergerakan
level…. mobilisasi
ekstremitas 3. Monitor frekuensi
1. Meningkat jantung dan tekanan
4. Melihat kondisi paaien
Data Objektif : 2. Cukup meningkat darah sebelum memulai
secara umum ketika
1. Kekuatan otot 3. Sedang mobilisasi
mobilisasi
menuurun 4. Cukup menurun 4. Monitor kondisi umum
2. Rentang gerak(ROM) 5. Menurun selama melakukan 5. Memberikan fasilitas
menurun mobilisasi yang memudahkan pasien
5. Fasilitasi aktifitas melakukan mobilisasi
Dengan kriteria hasil :
mobilitas dengan alat
20
1. Pergerakan bantu (mis.pagar
Gejala dan tanda minor : 6. Meminta keluarga untuk
ekstremitas tempat tidur)
ikut serta dalam membantu
1/2/3/4/5 6. Libatkan keluarga
Data Subjektif :
pasien
2. Kekuatan otot untuk membantu pasien
1. Nyeri saat 1/2/3/4/5 dalam meningkatkan
7. Pasien mengetahui
bergerak 3. Rentang gerak pergerakan
tujuan dan peosesur
2. Enggan 1/2/3/4/5 7. Jelaskan tujuan dan
mobilisasi
melakukan 4. Nyeri prosedur mobilisasi
pergerakan 1/2/3/4/5 8. Anjurkan melakukan 8. Menganjurkan pasien
3. Meras cemas saat 5. Kecemasan mobilisasi dini untuk melakukan
bergerak 1/2/3/4/5 mobilisasi dini
6. Kaku sendi
Data Objektif :
1/2/3/4/5
1. Sendi kaku
7. Gerakan tidak
2. Gerakan tidak
terkoordinasi
terkoordinasi
1/2/3/4/5
3. Gerakan terbatas
8. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah
1/2/3/4/5
9. Kelemahan fisik
21
1/2/3/4/5
3 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan SIKI : Terapi rileksasi 1. Mengetahui penurunan
b.d Gejala penyakit keperawatan selama ….. x tingkat energi,
24 jam di harapkan keridakmampuan
pasien….. berkonsentrasi, atau gejala
lain yang mengganggu
Gejala dan tanda mayor : SLKI : Status kenyaman 1. Identifikasi penurunan
kemampuan kognitif
Data subketif : o Dipertahankan pada tingakat energi,
1. Mengeluh tidak level…. ketidakmampuan
2. Mengetahui teknik
nyaman o Ditingkatkan pada berkonsentrasi, atau
rileksasi yang pernah
Data objektif : level…. gejala lain yang
efektif digunakan
1. Gelisah 1. Meningkat mengganggu
22
3. Mengeluh 1/2/3/4/5 4. Monitor respons
5. Menciptakan suasana
kedinginan/kepen 2. Gelisah terhadap terapi rileksasi
yang nyaman untuk pasien
asan 1/2/3/4/5 5. Ciptakan lingkungan
4. Merasa gatal 3. Kebisingan tenang dan tanpa
6. Pakaian yang longgar
5. Mengeluh mual 1/2/3/4/5 gangguan dengan
dapat memudahkan pasien
6. Mengeluh lelah 4. Keluhan sulit tidur pencahayaan dan suhu
untuk bergerak
1/2/3/4/5 ruangan nyaman, jika
Data objektif :
5. Keluhan kedinginan memungkinkan 7. Bertunuan agar pasien
1. Menunjukan
1/2/3/4/5 6. Gunakan pakaian senang dan rileks ketika
gejala distress
6. Keluhan kepanasan longgar diberikan tindakan
2. Tampak
1/2/3/4/5 7. Gunakan nada suara
merintih/menangi 8. Pasien mengetahui
7. Gatal lembut dengan irama
s tujuan, manfaat, batasan
1/2/3/4/5 lambat dan berirama
3. Pola eliminasi dan jenis relaksasi
8. Mual 8. Jelaskan tujuan,
berubah
1/2/3/4/5 manfaat,batasan, dan
9. Posisi nyaman sangat
4. Postur tubuh
9. Lelah jenis relaksasi yang
penting untuk pergerakan
berubah
1/2/3/4/5 tersedia (mis.musik,
pasien
5. Iritabilitas
10. Merintih nafas dalam)
1/2/3/4/5 9. Anjurkan mengambil 10. Pasien dapat merasakan
23
posisi nyaman
sensasi yang tenang dam
10. Anjurkan rileks dan
rileks
merasa sensasi relaksasi
11. Anjurkan sering
11. Pasien dapat melakukan
mengulang atau melatih
tindakan tersebut secara
teknik yang dipilih
mandiri
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteoartritis adalah penyakit tulang degeneratif yang ditandai oleh
pengeroposan kartilago artikular (sendi). Tanpa adanya kartilago sebagai
penyanga, tulang dibawahnya mengalami iritasi, yang menyebabkan
degenerasi sendi. Osteoartritis dapat terjadi secara idiopatik (tanpa
diketahui sebabnya) atau dapat terjadi setelah trauma dengan stress
berulang. Banyaknya faktor yang berperan menyebabkan resiko terkena
penyakit ini tinggi. Dalam penatalaksanaan pada pasien osteoartritis,
menangani nyeri dan mengoptimalkan kemampuan fungsional adalah
tujuan utama intervensi keperawatan, dan membantu pasien memahami
proses penyakit dan pola gejala sangat penting dalam asuhan keperawatan.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya Konsep Asuhan Keperawatan
Osteoaartritis ini semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
para pembaca khususnya mahasiswa keperawatan. Semoga dengan
dibuatnya tugas ini dapat dijadikan sumber literatur yang layak digunakan
untuk mahasiswa.
25
DAFTAR PUSTAKA
26