Anda di halaman 1dari 32

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOARTRITIS”

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Sahran, M. Kep

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

1. ADE SETIAWAN (P05120218045)


2. ARIF DARYANTO (P05120218047)
3. ARMANDA OGILVI ALVAREZA (P05120218048)
4. AYU INDRASEPTIAWATI (P05120218049)
5. BALQIS PURNAMA DONA (P05120218051)
6. BELLA SAMYA DWI PUTRI (P05120218052)

KELAS : 2B D3 KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


BENGKULU

DIII KEPERAWATAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rezeki dan kesehatan kepada kami sehingga kami mempunyai
kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan Asuhan Keperawatan yang dibuat
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
Adapun materi yang kami buat adalah " Asuhan Keperawatan Osteoartritis ”

Kami menyadari dan meyakini bahwa tugas ini masih jauh dari
kata sempurna. Masih banyak kekurangan dan kesalahan yang kami sadari atau
pun yang tidak kami sadari. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran,
agar di masa yang akan datang kami bisa membuat Asuhan Keperawataan yang
lebih baik lagi. Namun begitu, meskipun tugas ini jauh dari kata sempurna kami
berharap agar sedikit banyaknya dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dan mendukung dalam pembuatan tugas ini. Demikian sedikit kata
pengantar dari kami atas perhatian para pembaca sekalian kami mengucapkan
terima kasih.

Bengkulu, 29 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................................1
Bab II Konsep Nutrisi Kehamilan.........................................................................3
A. Pengertian.............................................................................................................3
B. Klasifikasi.............................................................................................................3
C. Etiologi.................................................................................................................4
D. Patofisiologi.........................................................................................................6
E. Manifestasi Klinis ................................................................................................8
F. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................8
D. Penatalaksanaan...................................................................................................8
Bab III Konsep Asuhan Keperawatan................................................................11
A. Pengkajian..........................................................................................................11
B. Diagnosa keperawatan........................................................................................16
C. Intervensi keperawatan.......................................................................................17

Bab IV Penutup ....................................................................................................25


A. Kesimpulan .......................................................................................................25
B. Saran ..................................................................................................................25
Daftar pustaka.......................................................................................................26

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti
tulang, arthro yang berarti sendi dan itis yang berarti inflamasi.
Osteoarthritis tergolong penyakit degeneratif yang menyerang persendian
yang bersifat kronik, berjalan progresif lambat, namun seringkali tidak
menimbulkan reaksi radang atau hanya menyebabkan inflamasi ringan dan
ditandai dengan adanya deteriorasi serta abrasi tulang rawan sendi, juga
diikuti dengan pembentukan tulang baru pada permukaan sendi.
Osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia, dengan
penderita mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara. Prevalensi OA
juga terus meningkat secara dramatis mengikuti pertambahan usia
penderita. Berdasarkan temuan radiologis, didapatkan bahwa 70% dari
penderita yang 2 berumur lebih dari 65 tahun menderita OA. Prevalensi
OA lutut pada penderita wanita berumur 75 tahun ke atas dapat mencapai
35% dari jumlah kasus yang ada. Diperkirakan juga bahwa satu sampai
dua juta lanjut usia di Indonesia menjadi cacat karena OA
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian osteoartritis?
2. Apa saja klasifikasi osteoartritis?
3. Apa etiologi dari osteoartritis?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari osteoartritis?
5. Bagaimana patofisiologi dari osteoartritis?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari osteoartritis?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari osteoartritis?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan osteoartritis?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian osteoartritis

1
2. Untuk mengetahui klasifikasi osteoartritis
3. Untuk mengetahui etiologi dari osteoartritis
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari osteoartritis
5. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari osteoartritis
6. Untuk menegtahui pemeriksaan penunjang osteoartritis
7. Untuk menegtahui bagaimana penatalaksanaan dari osteoartritis
8. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan osteoartritis

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Osteoartritis adalah penyakit tulang degeneratif yang ditandai oleh
pengeroposan kartilago artikular (sendi). Tanpa adanya kartilago sebagai
penyanga, tulang dibawahnya mengalami iritasi, yang menyebabkan
degenerasi sendi. Osteoartritis dapat terjadi secara idiopatik (tanpa
diketahui sebabnya) atau dapat terjadi setelah trauma dengan stress
berulang seperti yang dialami oleh pelari jarak jauh atau balerina, atau
berkaitan dengan deformitas kongenital. Individu yang mengalami
hemofilia atau kondisi lain yang ditandai oleh pembengkakan sendi
kronis dan edema, dapat mengalami osteoartritis.
Osteoartritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti
tulang, arthro yang berarti sendi, dan itis yang berarti inflamasi meskipun
sebenarnya penderita osteoartritis tidak mengalami inflamasi atau hanya
mengalami inflamasi ringan (Koentjoro, 2010).
Osteoarthritis ialah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai
oleh adanya kelainan pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di
dekatnya. Tulang rawan (kartilago) adalah bagian dari sendi yang melapisi
ujung dari tulang, untuk memudahkan pergerakan dari sendi. Kelainan
pada kartilago akan berakibat tulang bergesekan satu sama lain, sehingga
timbul gejala kekakuan, nyeri dan pembatasan gerakan pada sendi.
B. Klasifikasi
Pada umumnya diagnosis osteoarthritis didasarkan pada gabungan
gejala klinik dan perubahan radiografi. Gejala klinik perlu diperhatikan,
oleh karena tidak semua pasien dengan perubahan radiografi osteoarthritis
mempunyai keluhan pada sendi. Terdapat 4 kelainan radiografi utama
pada osteoarthritis, yaitu: penyempitan rongga sendi, pengerasan tulang

3
bawah rawan sendi, pembentukan kista di bawah rawan sendi dan
pembentukan osteofit, sendi yang dapat terkena osteoarthritis antara lain:
1. Osteoarthritis sendi lutut.
2. Osteoarthritis sendi panggul.
3. Osteoarthritis sendi-sendi kaki.
4. Osteoarthritis sendi bahu. 12
5. Osteoarthritis sendi-sendi tangan.
6. Osteoarthritis tulang belakang (Nur, 2009).
Namun ada pula yang membagi klasifikasi osteoarthritis
berdasarkan primer dan sekunder. Pembagian osteoarthritis berdasarkan
patogenesisnya dibagi menjadi osteoarthritis primer yang disebut juga
osteoarthritis idiopatik adalah osteoarthritis yang kausanya tidak diketahui
dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses
perubahan lokal pada sendi. Sedangkan osteoarthritis sekunder adalah
osteoarthritis yang didasari oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi,
metabolik, pertumbuhan dan imobilisasi yang lama. osteoarthritis primer
lebih sering ditemukan dari pada osteoarthritis sekunder (Arissa, 2012).
C. Etiologi
1 Faktor Predisposisi
Beberapa faktor pencetus dari Osteoartritis yang banyak meyebabkan
gejala, meliputi:
a) Umur
Perubahan fisik dan biokimia yang terjadi sejalan dengan
bertambahnya usia dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar
air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
b) Pengausan
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak
rawan sendi melalui 2 mekanisme yaitu pengikisan dan proses
degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.
c) Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang
berat badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh

4
osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan
dapat menambah kegemukan
d) Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah
trauma yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur
dan biomekanik sendi tersebut.
e) Keturunan
Herbeden node merupakan salah satu bentuk osteortritis yang
biasa ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena
osteoartritis sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang
tuanya yang terkena.
f) Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematoid, infeksi akut, infeksi kronis)
menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak
matrik rawan sendi oleh membran synovial dan sel- sel radang.
g) Joint mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormone pertumbuhan, maka
rawan sendi akan menebal dan menyebabkan sendi menjadi
tidak stabil/ seimbang sehingga memperceat proses degenerasi
h) Penyakit Endokrin
Pada hipertiroidisme terjadi produksi air dan garam- garam
proteglikan yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong
sehinggga merusak sifat fisik rawan sendi, ligament. Tendon,
synovial, dan kulit pada diabetes melitus, glukosa akan
menyebabkan produksi proteaglandin menurun.
i) Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis,penyakit wilson, akronotis, kalsium pirofosfat
dapat mengendapkan homosiderin, tembaga polimer, asam
hemogentisis, kristal monosodium urat/ pirofosfat dalam rawan
sendi.
2 Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi osteoartritis yaitu Demografi :

5
Mereka yang terdiagnosis osteoartritis, sangatlah diperlukan
adanya perhatian lebih mengenai keadaan lingkungan. Ketika
lingkungan sekitarnya yang tidak mendukung. Maka kemungkinan
besar klien akan merasakan gejala penyakit ini. Banyak diantaranya
ketika keadaan suhu lingkungan sekitar klien yang cukup dingin, maka
klien akan merasa ngilu, kekakuan sendi pada area- area yang biasa
terpapar, sulit untuk mobilisasi dan bahkan kelumpuhan.
D. Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak
meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses
penuaan, rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai
dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi. Proses degenerasi
ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan unsur
penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress
biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan
dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling
kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang
paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan,
seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan
proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan
terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang
dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang
digunakannya sendi tersebut. Perubahan-perubahan degeneratif yang
mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi
infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya
akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan
ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya
perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang
rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi
penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi,
deformitas, adanya hipertropi atau nodulus.

6
7
WOC

vv
Faktor predisposisi :
Usia,Jenis kelamin,
Faktor keturunan, degredasi Sintesis matriks
Faktor metabolik,
Faktor mekanis

kondrosit

Integritas

osteoartritis

Tulang Peningkatan Membran sinovial Kerusakan pada


rawan sendi vaskularisasi tulang dan tulang
rawan

Pelunakan & Pembentukan Penebalan


iregularitas ostoafit pada pada sinovia Kontraktur
pada tulang ujung yang berupa kapsul serta
rawan sendi persendian kista instabilitas
sendi

Terbentuknya Peningkatan Pembengkakan


lapisan dari bahan tekanan Deformitas
pada sendi
elastk akibat sendi
pergeseran sendi
intraartikular
atau adanya cairan
Fibrosis pd kapsul,
yang viskosa
Perubahan mekanis sendi osteofit, iregularitas Perubahan bentuk
dalam menyangga beban permukaan sendi tubuh pada tulang
tubuh dan sendi
Kekakuan pada
sendi besar atau
pada jari tangan inflamasi
Nyeri
Gangguan
citra tubuh

Gangguan Vasodilatasi
mobilitas fisik vaskuler

Peningkatan Gangguan rasa aman


beban sendi Polimialgia reumatika dan nyaman
yang
menanggung Resiko
beban tubuh cidera

8
E. Manifestasi Klinis
1 Nyeri sendi,kaku, kerusakan/gangguan fungsional merupakan
manifestasi klinis primer
2 Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan
pelan- pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
3 Kaku paling sering terjadi dipagi hari setelah bangun tidur.
4 Krepitasi, rasa gemeretak (kadang- kadang dapat terdengar) pada
sendi yang sakit.
5 Pembesaran sendi (deformitas)
6 Perubahan gaya berjalan
7 Tanda- tanda peradangan, tanda- tanda peradangan pada sendi ( nyeri
ekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto sinar X pada sendi- sendi yang terkena. Perubahan-perubahan
yang dapat ditemukan adalah
 Pembengkakan jaringan lunak
 Penyempitan rongga sendi
 Erosi sendi
 Osteoporosis juksta artikuler
2. Tes Serologi
 BSE Positif
 Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
3. Pemeriksaan radiologi
 Periarticular osteopororsis, permulaan persendian erosi
 Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan
ankilosis
4. Aspirasi sendi : Cairan sinovial menunjukkan adanya kekurangan
serta proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa
diperiksa secara makroskopik.
G. Penatalaksanaan

9
1. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan berfokus pada upaya memperlambat dan
menangani gejala karena tidak ada terapi untuk menghentikan proses
penyakit degeneratif sendi.
a) Pencegahan
 Penurunan berat badan
 Pencegahan cedera
 Skrining perinatal untuk penyakit pinggul kongenital
 Modifikaasi ergonomi
b) Tindakan konservatif
 Panas, menurunkan berat badan, mengistirahatkan
sendi, dan menghindari penggunaan sendi secara
berlebihan
 Alat ortotik untuk menopang sendiyang mengaami
inflamasi
 Latihan isometrik dan postural, dan senam aerobik
 Terapi okupasional dan fisik
c) Terapi farmakologis
 Asetaminofen;obat antiinflamasi non steroid (NSAID)
 Penyekat Enzim COX-2 (untuk pasiem yang beresiko
tinggi mengalami perdarahan GI)
 Opioid dan kortikosteroid intra-artikular
 Analgesik topikal seperti kapsaisin dan metil salisilat
 Pendekatan teraupetik lain; glukosamin dan
kondroitin;viskosuplementasi(injeksi asam hialuronat
perintra artikular)
2. Penatalaksanaan Bedah
Dilakukan ketika nyeri bersifat hebat dan fungsi telah hilang
 Osteotomi
 Artroplasti (pengganti) sendi
3. Penatalaksanaan Keperawatan

10
Menangani nyeri dan mengoptimalkan kemampuan fungsional
adalah tujuan utama intervensi keperawatan, dan membantu pasien
memahami proses penyakit dan polagejala sangat penting dalam
asuhan keperawatan.
 Bantu pasien dalam obesitas (penurunan berat badan dan
peningkatan aktivitas aerob) dan masalah atau penyakit
kesehatan lainnya, jika relevan
 Rujuk pasien untuk mendapat terapi fisik atau program latihan
fisik, latihan seperti berjalan harus dimulai pada level sedang
dan ditingkatkan secara bertahap
 Sediakan dan dorong penggunaan alat bantu berjalan seperti
tongkat dan alat berjalan lain sesuai indikasi.

11
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOATRITIS

Tanggal Pengkajian : Tanggal Masuk :

Ruang Kelas : Nomor Register :

Diagnosa Medis :
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Identitas klien meliputi nama klien, jenis kelamin, usia/tanggal
lahir, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang
digunakan, pekerjaan, dan alamat.
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama

Keluhan utama pada pasien yang mengalami penyakit


Ostheoarthritis dibagi menjadi dua yaitu biasanya

 Pembengkakan pada sendi


Terjadi peradangan pada sendi karena inflamasi
 Nyeri gesekan pada sendi ketika digerakkan
Ketika bergerak sendi menyentuh sendi yang lain sehingga
peradangan ketika bergerak lebih terasa sakit

2) Kronologis Keluhan
Tanyakan pada pasien bagaimana bisa terjadinya
Osteoarthitis, Tanyakan bagaimana gambaran rasa nyeri tersebut,
Tanyakan pada daerah mana yang sakit, apakah menjalar (Rasa
tidak nyaman pada sistem muskuloskletalnya) Kaji skala nyeri

12
untuk dirasakan. (Rata-rata nyeri berskala 0-7) dan Kapan keluhan
dirasakan  (Keluhan dirasakan pada saat beraktivitas).

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


1) Riwayat Alergi
Ditanyakan apakah pasien memiliki riwayat alergi makanan
dan obat sebelumnya
2) Riwayat Kesehatan
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit Osteoarthitis atau
penyakit tulang lainnya yang pernah diderita pasien sebelumnya
apakah pasien pernah mengalami penyakit sebelumnya, apakah
pasien mempunyai kebiasaan pola hidup tidak sehat seperti
merokok, minum alkohol,ataupun pekerjaan berat lainnya yang
dapat menyebabkan peradangan pada tulang serta untuk
mengetahui apakah pasien pernah dirawat di rumah sakit atau
tidak.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga, riwayat penyakit
pada keluarga yang sama dengan pasien terutama pada ibu. Oleh
karena itu apabila seorang ibu mengalaminya maka biasanya gen
penyakit tersebut menurun serta lebih berisiko.
d. Riwayat Psikososial, Spiritual dan Sosial budaya
Riwayat ini dikaji untuk mengetahui keadaan psikologis pasien
terhadap penyakit yang diderita. Sosial dan Budaya ditanyakan untuk
mengetahui kebiasaan bagaimana peran klien dalam keluarga dan
masyarakat. Apakah hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat.
Apakah klien mampu bergaul dengan masyarakat dengan baik.
Tanyakan tentang sistem pendukung dalam kehidupan klien diperlukan
karena klien osteoartritis sifatnya yang menahun dan
ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin
menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang
lain turut memikirkan penyakitnya.

13
3. RIWAYAT POLA KEBIASAAN
N
HAL YANG DIKAJI POLA KEBIASAAN
O

1 Kebutuhan oksigenasi kebutuhan oksigen pada pasien tidak mengalami


gangguan, dan tidak mengalami infeksi saluran
pernafasan atas

2 Kebutuhan nutrisi dan cairan Kebutuhan nutrisi dan cairan terganggu


dikarenakan proses inflamasi pada sendi
sehingga ketika makan sulit mengerakkan tangan
karena terdapat lesi kartilago dan akan
mengalami gangguan dalam pola makan

3 Kebutuhan eliminasi Kebutuhan eliminasi terganggu dikarenakan


terjadinya peradangan menimbulkan gangguan
fungsional seperti kesulitan , sulit berdiri dari
posisi jongkok, mengatur posisi ketika eliminasi
, dan juga menyebabkan participation restriction
terganggu sehingga kebutuhan eliminasi
terganggu,sehingga nyeri ketika BAB/BAK
akibat jaringan infeksi .

4 Kebutuha istirahat dan tidur Kebutuhan istirahat dan tidur mengalami


gangguan dikarenakan pasien merasa tidak
nyaman pada daerah muskuloskeletal sehingga
merasa nyeri pada bagian musculoskeletal yang
terganggu

5 Kebutuhan aktivitas Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan


sendi , dan lelaki lebih sering terkena
osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.
Secara keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi
osteoarthritis, kurang lebih sama pada laki dan
wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi

14
oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada
pria hal inimenunjukkan adanya peran
hormonal pada patogenesis osteoartritis.

6 Kebutuhan rasa aman dan nyaman Pada pasien osteoarthritis terganggu t


Kebutuhan rasa aman dan nyaman karena i
faktor- faktor sistemik dan local sehingga
menyebabkan perubahan komposisi dan sifat
mekanik dari tulang rawan sendi sehingga akan
mengalami gangguan rasa aman dan nyaman
dikarenakan nyeri inflamasi di area
musculoskeletal dan nyeri tekan.

7 Kebutuhan personal hygiene Kebutuhan personal hygiene pada pasien


mengalami gangguan peradangan tulang
(Osteoarthitis) terganggu dikarenakan nyeri
ketika beraktivitas akibat dari berkurangnya
kandungan seperti proteoglikan,sehingga
menyebabkan tulang rawan menjadi kurang
lentur, sehingga ketika pasien sikat gigi, mandi
dll saat sendi digerakkan mengalami gangguaan

4. PENGKAJIAN FISIK
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik/cukup/lemah.
2) Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.
3) Tanda-tanda Vital : RR 16-24 x/menit, TD sistol 90-120
diastol 60-90, Suhu 360C-37,20C,
Nadi 60-90/menit
b. System Penglihatan
Pada system pengelihatan, konjungtiva merah, adanya pembengkakan,
mata berair, mengeluarkan cairan nanah
c. System Pernafasan

15
Pada system pernafasan tidak mengalami masalah
d. System Pencernaan
Pada system pencernaan, pasien nyeri karena kesulitan mengerakkan
anggota muskuloskeetalnya dan nyeri hebat sehingga pola asupan
nutrisinya terganggu
e. System Kardiovaskular
biasanya pada klien bunyi jantung normal, namun akan mengalami
peningkatan nadi karena proses dari inflamasi yang mengakibatkan
demam.
f. System endokrin
Pada system endokrin terjadi pembengkakan atau kakuaan pada ,
akibat reaksi sel imun melawan infeksi
g. System urogenital
Biasanya klien tidak mengalami gangguan pada sistem
urogrnitalia
h. System integument
Biasanya terjadi inflamasi jaringan sekitar kulit karena peradangan
pada sendi.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Derajat OA
1. Kellgren- Lawrence

skala penilaian Kellgren- Lawrence (K-L system).K-L


system merupakan alat penilaian yang digunakan untuk menilai
tingkat keparahan Osteoarthritis lutut pada foto polos X-Ray.
Berdasarkan skala penilaian Kellgren-Lawrence, Osteoarthritis
dibagi menjadi lima tahap yaitu grade 0-4

b. Womac (Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis


Selain menggunakan gambaran Radiologi, tingkat
keparahan OA dapat dinilai menggunakan instrumen lain seperti

16
c. Visual Analog Scale (VAS), Lequesne’s algofunctional index,
d. Knee Osteoarthritis Outcome Score (KOOS)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Kronis Berubungan Engan Kondisi Muskoloskeletal kronis
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskulo
skeletal
3. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan gejala
penyakit

17
18
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NAMA PASIEN :…………………………… UMUR : …………………………….

RUANGAN :…………………………… NO.REG : ……………………………

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN /KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN HASIL (SLKI) KEPERAWATAN (SIKI)

1. Nyeri Kronis b.d kondisi Setelah dilakukan tindakan SIKI : M anajemen


muskuloskeletel kronis keperawatan selama ….. x nyeri
24 jam di harapkan
pasien….. 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengetahui lokasi,

17
SLKI : Tingkat nyeri karakteristik, karakteristik, durasi,
Gejala dan tanda mayor :
o Dipertahankan pada durasi, frekuensi, frekuensi, kualitas,
level…. kualitas, intensitas intensitas nyeri
Data Subjektif :
o Ditingkatkan pada nyeri pada pasien
1. Mengeluh nyeri level…. 2. Identifikasi skala 2. Mengetahui skala
2. Merasa depresi 1. Meningkat nyeri nyeri pasien
(tekanan) 2. Cukup meningkat 3. Berikan teknik 3. Menurunkan nyeri
3. Sedang nonfamakologis pada pasien dengan
Data Objektif :
4. Cukup menurun untuk mengurangi terapi non
1. Tampak meringis 5. Menurun ras nyeri (mis. farmakologis
2. Gelisah Terapi music, 4. Berikan pasien
3. Tidak mampu aromaterapi, fasilitas istirahat
menuntaskan Dengan kriteria hasil : kompres yang baik
aktivitas 1. Keluhan nyeri hangat/dingin, 5. Bertujuan untuk

1/2/3/4/5 terapi bermain) mencari strategi

2. Meringis 4. Fisilitasi istirahat terbaik untuk


Gejala dan tanda minor :
Sikap protektif dan tidur menurunkan nyeri

1/2/3/4/5 5. Pertimbangkan pada pasien


Data Subjektif :
jenis dan sumber 6. Pasien mengetahui

18
1. Merasa takut 3. Gelisah nyeri dalam penyebab, periode
mengalami cidera 1/2/3/4/5 pemilihan srtategi dan pemicu nyeri
beruklang 4. Kesulitan tidur meredakan nyeri 7. Pasien mengetahui
1/2/3/4/5 6. Jelaskan penyebab, strategi meredakan
Data Objektif :
5. Menarik diri priode, dan pemicu nyeri yang akan

1. Bersifat 1/2/3/4/5 nyeri diberikan

protektif(posisi 6. Berfokus pada diri 7. Jelaskan strategi 8. Pasien dapat

menghindari sendiri meredakan nyeri memonitor nyeri

nyeri) 1/2/3/4/5 8. Anjurkan secara mandiri

2. Waspada 7. Perasaan depresi memonitor secara 9. Analgetik bertujuan

3. Pola tidur (tertekan) mandiri untuk meredakan

berubah 1/2/3/4/5 9. Anjurkan nyeri pada pasien

4. Anoreksia 8. Perasaan takut penggunaan 10. Pasien dapat

5. Focus menyempit mengalami cidera analgetik secara melakukan teknik

6. Berfikus pada berulang tepat mengurangi nyeri

diri sendiri 1/2/3/4/5 10. Anjurkan teknik secara mandiri


nonfarmakologis
untuk mengurangi

19
rasa nyeri

2 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan SIKI : Dukungan mobilisasi 1. Mengetahui adanya nyeri
b.d Gangguan keperawatan selama ….. x atau keluhan fisik lain
muskoloskeletal 24 jam di harapkan
1. Identifikasi adanya 2. Mengetahui pergerakan
pasien…..
Gejala dan tanda mayor : nyeri atau keluhan fisik pasien
SLKI : Mobilitas fisik lainnya
Data Subjektif : o Dipertahankan pada 3. Memeriksa frekuensi
2. Identifikasi toleransi
level…. jantung dan tekanan darah
1. Mengeluh sulit fisik melakukan
o Ditingkatkan pada sebelum memulai
menggerakan pergerakan
level…. mobilisasi
ekstremitas 3. Monitor frekuensi
1. Meningkat jantung dan tekanan
4. Melihat kondisi paaien
Data Objektif : 2. Cukup meningkat darah sebelum memulai
secara umum ketika
1. Kekuatan otot 3. Sedang mobilisasi
mobilisasi
menuurun 4. Cukup menurun 4. Monitor kondisi umum
2. Rentang gerak(ROM) 5. Menurun selama melakukan 5. Memberikan fasilitas
menurun mobilisasi yang memudahkan pasien
5. Fasilitasi aktifitas melakukan mobilisasi
Dengan kriteria hasil :
mobilitas dengan alat

20
1. Pergerakan bantu (mis.pagar
Gejala dan tanda minor : 6. Meminta keluarga untuk
ekstremitas tempat tidur)
ikut serta dalam membantu
1/2/3/4/5 6. Libatkan keluarga
Data Subjektif :
pasien
2. Kekuatan otot untuk membantu pasien
1. Nyeri saat 1/2/3/4/5 dalam meningkatkan
7. Pasien mengetahui
bergerak 3. Rentang gerak pergerakan
tujuan dan peosesur
2. Enggan 1/2/3/4/5 7. Jelaskan tujuan dan
mobilisasi
melakukan 4. Nyeri prosedur mobilisasi
pergerakan 1/2/3/4/5 8. Anjurkan melakukan 8. Menganjurkan pasien
3. Meras cemas saat 5. Kecemasan mobilisasi dini untuk melakukan
bergerak 1/2/3/4/5 mobilisasi dini
6. Kaku sendi
Data Objektif :
1/2/3/4/5
1. Sendi kaku
7. Gerakan tidak
2. Gerakan tidak
terkoordinasi
terkoordinasi
1/2/3/4/5
3. Gerakan terbatas
8. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah
1/2/3/4/5
9. Kelemahan fisik

21
1/2/3/4/5
3 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan SIKI : Terapi rileksasi 1. Mengetahui penurunan
b.d Gejala penyakit keperawatan selama ….. x tingkat energi,
24 jam di harapkan keridakmampuan
pasien….. berkonsentrasi, atau gejala
lain yang mengganggu
Gejala dan tanda mayor : SLKI : Status kenyaman 1. Identifikasi penurunan
kemampuan kognitif
Data subketif : o Dipertahankan pada tingakat energi,
1. Mengeluh tidak level…. ketidakmampuan
2. Mengetahui teknik
nyaman o Ditingkatkan pada berkonsentrasi, atau
rileksasi yang pernah
Data objektif : level…. gejala lain yang
efektif digunakan
1. Gelisah 1. Meningkat mengganggu

2. Cukup meningkat kemampuan kognitif 3. Mengetahui apakah

3. Sedang 2. Identifikasi teknik pasien memiliki kesedihan,


Gejala dan tanda miyor :
4. Cukup menurun rileksasi yang pernah kemampuan dan

5. Menurun efektif digunakan penggunaan tenik


Data subjektif :
3. Identifikasi kesedihan , sebelumnya
1. Mengeluh sulit
Dengan kriteria hasil : kemampuan,dan
tidur
4. pasien rileks terhadap
penggunaan teknik
2. Tidak mampu 1. Keluhan tidak terapi yang diberikan
sebelumnya
rileks nyaman

22
3. Mengeluh 1/2/3/4/5 4. Monitor respons
5. Menciptakan suasana
kedinginan/kepen 2. Gelisah terhadap terapi rileksasi
yang nyaman untuk pasien
asan 1/2/3/4/5 5. Ciptakan lingkungan
4. Merasa gatal 3. Kebisingan tenang dan tanpa
6. Pakaian yang longgar
5. Mengeluh mual 1/2/3/4/5 gangguan dengan
dapat memudahkan pasien
6. Mengeluh lelah 4. Keluhan sulit tidur pencahayaan dan suhu
untuk bergerak
1/2/3/4/5 ruangan nyaman, jika
Data objektif :
5. Keluhan kedinginan memungkinkan 7. Bertunuan agar pasien
1. Menunjukan
1/2/3/4/5 6. Gunakan pakaian senang dan rileks ketika
gejala distress
6. Keluhan kepanasan longgar diberikan tindakan
2. Tampak
1/2/3/4/5 7. Gunakan nada suara
merintih/menangi 8. Pasien mengetahui
7. Gatal lembut dengan irama
s tujuan, manfaat, batasan
1/2/3/4/5 lambat dan berirama
3. Pola eliminasi dan jenis relaksasi
8. Mual 8. Jelaskan tujuan,
berubah
1/2/3/4/5 manfaat,batasan, dan
9. Posisi nyaman sangat
4. Postur tubuh
9. Lelah jenis relaksasi yang
penting untuk pergerakan
berubah
1/2/3/4/5 tersedia (mis.musik,
pasien
5. Iritabilitas
10. Merintih nafas dalam)
1/2/3/4/5 9. Anjurkan mengambil 10. Pasien dapat merasakan

23
posisi nyaman
sensasi yang tenang dam
10. Anjurkan rileks dan
rileks
merasa sensasi relaksasi
11. Anjurkan sering
11. Pasien dapat melakukan
mengulang atau melatih
tindakan tersebut secara
teknik yang dipilih
mandiri

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Osteoartritis adalah penyakit tulang degeneratif yang ditandai oleh
pengeroposan kartilago artikular (sendi). Tanpa adanya kartilago sebagai
penyanga, tulang dibawahnya mengalami iritasi, yang menyebabkan
degenerasi sendi. Osteoartritis dapat terjadi secara idiopatik (tanpa
diketahui sebabnya) atau dapat terjadi setelah trauma dengan stress
berulang. Banyaknya faktor yang berperan menyebabkan resiko terkena
penyakit ini tinggi. Dalam penatalaksanaan pada pasien osteoartritis,
menangani nyeri dan mengoptimalkan kemampuan fungsional adalah
tujuan utama intervensi keperawatan, dan membantu pasien memahami
proses penyakit dan pola gejala sangat penting dalam asuhan keperawatan.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya Konsep Asuhan Keperawatan
Osteoaartritis ini semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
para pembaca khususnya mahasiswa keperawatan. Semoga dengan
dibuatnya tugas ini dapat dijadikan sumber literatur yang layak digunakan
untuk mahasiswa.

25
DAFTAR PUSTAKA

Brunner& Suddarth,2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi


8.Volume 2. Jakarta : EGC.

J.Corwin, Elizabeth.2009.Buku Saku Patofisiologi.Edisi III . Jakarta :


Kedokteran EGC.

Price & Wilson. 2012. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.


Jakarta: EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017. Standar Diagnosa Keperawatan


Indonesia cetakan II (SDKI). Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat
Persatuaan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
cetakan II (SLKI). Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat
Persatuaan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
cetakan II (SDKI). Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat
Persatuaan Perawat Nasional Indon

26

Anda mungkin juga menyukai