Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 4
BLOK HEMATO IMUNOLOGI

Disusun Oleh:
Mikha Berliana Sidabalok 219 210 030
Grup Tutor A4

Diketahui Oleh :

Fasilitator

(Dr.dr. Endy Juliyanto, MKT)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan hasil Laporan
Tutorial blok Hemato Imunologi ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Dalam penyusunan laporan tutorial blok Hemato Imunologi ini, penulis menyadari
sepenuhnya banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tanpa adanya
bimbingan dan bantuan dari semua pihak tidaklah mungkin hasil laporan tutorial blok Hemato
Imunologi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1.Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan dengan baik.

2. ( Dr.dr. Endy Juliyanto, MKT ). Selaku dosen atas segala masukkan, bimbingan dan kesabaran
dalam menghadapi segala keterbatasan penulis.

Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada penulis,
mendapatkan balasan dari Tuhan, serta Laporan Tutorial Hemato Imunologi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.

Medan, 01 April 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………..........……………………………………….…….…1

DAFTAR ISI ……………………………………….....................…………….…….2

PEMICU.......................................................................................................................3

1. Klarifikasi Istilah .............................................................................................3

2. Identifikasi Masalah ........................................................................................3

3. Analisa Masalah ..............................................................................................3

4. Kerangka Konsep ............................................................................................3

5. Learning Objective ..........................................................................................4

6. Hasil Diskusi ……………................................................................................5

7. Kesimpulan......................................................................................................12

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 13

2
Pemicu

Berman laki-laki, usia 50 tahun dating berobat ke UGD dengan keluhan bengkak sendi
pergelangan tangan, simetri menyerang banyak sendi. Selama ini OS berobat di Puskesmas diberi
obat anti rhematik. Vital sign batas normal, tidak dijumpai kelainan kulit.

I. Klasifikasi istilah

II. Identifikasi masalah

1.Keluhan bengkak sendi pergelangan tangan


2.Simetri menyerang banyak sendi

III. Analisa masalah


1. Trauma benda tumpul
2. Terkilir
3. Peradangan pada sendi

IV. Kerangka konsep

Laki laki berusia 50 tahun

keluhan bengkak sendi pergelangan tangan simetri menyerang banyak sendi

1. Trauma benda tumpul 1. Peradangan pada sendi


2. Terkilir 2. Penyakit auto imun
3. Infeksi virus, bakteri, atau jamur
3. Kelebihan berat badan

DD:
1. Arthritis Rheumatoid
2. Systemic Lupus
3
Erythematosus
V. Learning Objective

1. Apakah penyakit yang di derita os?


Jelaskan kriteria ARA
2. Penyakit kompleks Imun itu apa ?
Penyakit kompleks Imun itu terbagi dua, jelaskan !
Diagnostik laboratorium penyakit Auto Imun ?
3. Apa pengertian anda mengenai penyakit Auto Imun ?
Mekanisme penyakit Auto Imun / patogenese !
keterkaitan dengan penyakit Auto Imun terbagi dua, jelaskan !
4. Jelaskan penyakit Auto Imun Non Organ Spesifik ( SLE dan Penyakit Arthritis
Remathoid )
5. Bagaimana mendiagnosa SLE ?

4
VI. Pembahasan

1. Penyakit yang diderita os adalah Rheumatoid Arthritis (RA)

Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun progresif dengan inflamasi kronik yang menyerang
sistem muskuloskeletal namun dapat melibatkan organ dan sistem tubuh secara keseluruhan, yang
ditandai dengan pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi jaringan sinovial yang disertai
gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur. Rheumatoid arthritis merupakan suatu
penyakit autoimun, dimana target dari sistem imun adalah jaringan yang melapisi sendi sehingga
mengakibatkan pembengkakan, peradangan, dan kerusakan sendi.

Penyebab dari RA terkait dengan keterlibatan persendian simetrik poliartikular, manifestasi


sistemik dan tidak dapat disembuhkan, RA diduga akibat dari disregulasi sistem imun tubuh
sehingga manifestasinya sistemik. kriteria diagnosis rheumatoid arthritis yaitu terjadinya kekakuan
pada pagi hari di daerah persendian dan sekitarnya, sekurangnya selama 1 jam sebelum perbaikan
maksimal. Selain itu adanya pembengkakan pada jaringan lunak atau persendian sekurang-
kurangnya 3 sendi secara bersamaan.

Rheumatoid arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya
sinovitas erosif simetrik yang terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan
organ tubuh lainnya. Pasien dengan gejala penyakit kronik apabila tidak diobati akan
menyebabkan terjadinya kerusakan persendian dan deformitas sendi yang progresif disabilitas
bahkan kematian dini.

Alat ukur diagnosis RA dengan ARA (American Rheumatism Association) yang direvisi tahun
1987 memiliki sensitivitas 91%. Hasil laboratorium yang digunakan dalam mendiagnosis RA
ditemukan kurang sensitif dan spesifik. Sebagai contoh, IGM Rheumatoid Factor memiliki
spesifisitas 90% dan sensitivitas hanya 54%.

- Kriteria ARA

Berikut adalah kriteria ARA (American Rheumatism Association) yang direvisi tahun 1987 yang
masih dapat digunakan dalam mendiagnosis RA:

5
1. Kaku pagi hari pada sendi dan sekitarnya, sekurang-kurangnya selama 1 jam sebelum
perbaikan maksimal.
2. Pembengkakan jaringan lunak atau persendian (arthritis) pada 3 daerah sendi atau lebih
secara bersamaan.
3. Artritis pada persendian tangan sekurang-kurangnya terjadi satu pembengkakan persendian
tangan yaitu PIP (proximal interphalangeal), MCP (metacarpophalangeal), atau
pergelangan tangan.
4. Artritis simetris, keterlibatan sendi yang sama pada kedua belah sisi misalnya PIP
(proximal interphalangeal), MCP (metacarpophalangeal), atau MTP
(metatarsophalangeal).
5. Nodul rheumatoid, yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan ekstensor
atau daerah juksta artikuler.
6. Rheumatoid Factor serum positif.
7. Perubahan gambaran radiologis yang khas pada RA pada sendi tangan atau pergelangan
tangan yaitu erosi atau dekalsifikasi tulang pada sendi yang terlibat.

(Sumber: Daud R., 2010, Diagnosis dan Penatalaksanan Arthritis Rheumatoid, Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta.)

2. - Penyakit kompleks Imun itu apa ?

Penyakit kompleks imun adalah sekelompok penyakit yang didasari oleh adanya endapan
kompleks imun pada organ spesifik, jaringan tertentu atau beredar dalam pembuluh darah
(Circulating Immune Complex). Biasanya antibodi berupa IgG dan IgM, tapi pada penyakit
tertentu juga terlihat peranan IgG dan IgM.

- Penyakit kompleks Imun itu terbagi dua, jelaskan !

Penyakit kompleks imun terbagi atas dua kelompok yaitu: penyakit kompleks imun alergi
dan non alergi.

- kompleks imun alergi (lokal)

6
Definisi Reaksi Alergi (Reaksi Hipersensitivitas) adalah reaksi-reaksi dari sistem
kekebalan yang terjadi ketika jaringan tubuh yang normal mengalami
cedera/terluka.penyakit kompleks imun alergi antara lain: reaksi Arthus, reaksi serum
sickness, alergik bronko alveolaris, dan lain-lain.
- kompleks imun non alergi antara lain (sistemik): Systemic Lupus Erythematous (SLE),
vaskulitis, glomerulonefritis, rheumatoid arthritis (RA), dan demam rematik.
Kemungkinan RA merupakan manifestasi respons terhadap suatu agen infeksiosa pada
pejamu yang secara genetis rentan telah diperkirakan. Karena distribusi RA yang
mendunia, organisme infeksiosa tersangka dihipotesiskan terdapat dimana-mana.

- Diagnostik laboratorium penyakit autoimun, Jelaskan !


Diagnostik lab untuk penyakit autoimun:
• Analisa spesimen jaringan untuk melihat komponen endapan kompleks
(imunoglobin, komplemen, bisa juga antigen) dengan teknik imunofluoresen.
• Kompleks imun dalam serum atau cairan tubuh.
• Pemeriksaan antigen spesifik dalam kompleks antibodi/ pemeriksaan antigen non
spesifik.

(sumber :Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi V, halaman 415)

3. Apa pengertian anda mengenai penyakit Auto Imun ?

Penyakit autoimun merupakan respon imun yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan tubuh
sendiri serta mengganggu fungsi fisiologis tubuh, autoimun merupakan suatu respon imun
terhadap antigen jaringan sendi yang terjadi akibat kegagalan mekanisme normal yang berperan
untuk mempertahankan self tolerance atau dapat diartikan sebagai kegagalan pada toleransi
imunitas sendiri. Penyakit autoimun terjadi Ketika respon autoimun atau respon sistem kekebalan
tubuh mengalami gangguan kemudian menyerang jaringan tubuh itu sendiri sehingga
memunculkan kerusakan jaringan atau gangguan fisiologis, padahal seharusnya system imun
hanya menyerang organisme atau zat-zat asing yang membahayakan tubuh.

7
Penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ dengan manifestasi klinis yang bervariasi dari
yang ringan sampai berat .

• Mekanisme penyakit Auto Imun / patogenese !

Patogenesis autoimun terdiri atas gangguan aktivitas selular dan protein regulator. Gangguan
aktivita s selular dapat terjadi apabila tubuh gagal mempertahankan toleransi akan self-antigen dan
terjadi aktivasi autoreaktif sel imun terhadap self-antigen tersebut. Patogenesis Baik antibodi, sel
T atau keduanya dapat berperan.

• Keterkaitan dengan penyakit Auto Imun terbagi dua, jelaskan !

Keterkaitan dengan penyakit auto imun terbagi dua yaitu :

- Penyakit autoimun non organ spesifik


Respon imun melawan suatu antigen yang menyerang secara sistemik. Berikut macam-
macam penyakit autoimun pada non organ spesifik:
1. SLE (Systemic Lupus Erythematosus)Penyakit inflamasi kronik yang mengenai kulit,
sendi, ginjal, sel darah, jantung dan paru-paru
2. Rheumatoid Athritis
- Terjadi inflamasi pada sendi synovial
- Selain itu juga ada inflitrasi sel limfosit T
3. Myasthenia Grafis
- Terjadi penempatan antibodi pada nikotinik reseptor.
- Tidak ada penempelan asetilkolin

- Penyakit autoimun organ spesifik


Memengaruhi satu organ saja misalnya diabetes type 1. Berikut macam-macam penyakit
autoimun pada organ spesifik :

1. Diabetes melitus
- sel T berpindah ke pancreas dan bereaksi terhadap sel beta
- dimana T helper 1 akan sekreasi IFN-gamma dan TNF smentara selT sitotoksik
akan membunuh sel beta secara langsung

8
- sehingga menyebaban sel tidak memproduksi insulin.

2. Sjorgen syndrome
Biasanya ditandai dengan gejala seperti badan lemas,nyeri sendi,sertamat dan mulut yang
kering. Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan pada mata dan gigi
serta organ lainnya seperti ginjal dan paru.

( Sumber : Penyakit Autoimun dalam Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 )

4. Jelaskan penyakit Auto Imun Non Organ Spesifik ( SLE dan Penyakit Arthritis
Remathoid )

Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun progresif dengan inflamasi kronik yang
menyerang sistem muskuloskeletal namun dapat melibatkan organ dan sistem tubuh secara
keseluruhan, yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi jaringan sinovial
yang disertai gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur

Penyebab pasti masih belum diketahui secara pasti dimana merupakan penyakit autoimun yang
dicetuskan faktor luar (infeksi, cuaca) dan faktor dalam (usia, jenis kelamin, keturunan, dan
psikologis). Diperkirakan infeksi virus dan bakteri sebagai pencetus awal RA. Sering faktor cuaca
yang lembab dan daerah dingin diperkirakan ikut sebagai faktor pencetus.

Proses autoimun dalam patogenesis RA masih belum tuntas diketahui, dan teorinya masih
berkembang terus. Dikatakan terjadi berbagai peran yang saling terkait, antara lain peran genetik,
infeksi, autoantibodi serta peran imunitas selular, humoral, peran sitokin, dan berbagai mediator
keradangan. Semua peran ini, satu sam lainnya saling terkait dan pada akhirmya menyebabkan
keradangan pada sinovium dan kerusakan sendi disekitarnya atau mungkin organ lainnya. Sitokin
merupakan local protein mediator yang dapat menyebabkan pertumbuhan, diferensiasi dan
aktivitas sel, dalam proses keradangan. Berbagai sitokin berperan dalam proses keradangan yaitu
TNF α, IL-1, yang terutama dihasilkan oleh monosit atau makrofag menyebabkan stimulasi dari
sel mesenzim seperti sel fibroblast sinovium, osteoklas, kondrosit serta merangsang pengeluaran
enzim penghancur jaringan, enzim matrix metalloproteases

9
Gejala-gejala yang sering dijumpai adalah pembengkakan pada pergelangan tangan dan
pembengkakan simetris

Sistemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah suatu penyakit auto imun yang kronik dan
menyerang berbagai system dalam tubuh. Tanda dan gejala penyakit ini dapat bermacam-macam,
dapat bersifat sementara, dan sulit untuk didiagnosis.

Etiologi dari penyakit SLE belum diketahui dengan pasti. Selain factor keturunan (genetis) dan
hormon, diketahui bahwa terdapat beberapa hal lain yang dapat menginduksi SLE, diantaranya
adalah virus (Epstain Barr), obat (contoh : Hydralazin dan Procainamid), sinar UV, dan bahan
kimia seperti hidrazyn yang terkandung dalam rokok, mercuri dan silica.

Hormon estrogen dapat meningkatkan ekspresi system imun, sedangkan androgen menekan
ekspresi system imun. Hal ini menjelaskan mengapa SLE cenderung lebih banyak terjadi pada
wanita dibanding pria. virus (Epstain Barr), obat obatan, dan bahan kimia dapat menyebabkan
produksi antinuclear antibody (ANA) yang menjadi salah satu autoantibodi. Bagaimana sinar
matahari dapat menyebabkan SLE masih belum dapat dimengerti sepenuhnya. Salah satu
penjelasan adalah DNA yang tekena sinar UV secara normal akan bersifat antigenic, dan hal ini
akan menimbulkan serangan setelah terkena paparan sinar.

Penyebab utama terjadinya SLE adalah karena produksi antibody dan pembentukan kompleks
imun yang abnormal, sehingga dapat terbentuk antibody terhadap multiple nuclear, sitoplasmik,
dan komponen permukaan sel dari berbagai tipe sel di berbagai system organ, dengan bantuan
suatu penanda Ig G dan factor koagulan. Hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa SLE dapat
menyerang berbagai system organ.

Gejala-gejala konstitusional adalah demam, rasa lelah, lemah, dan berkurangnya berat badan yang
biasanya timbul pada awal penyakit dan dapat berulang dalam perjalanan penyakit ini. Keletihan
dan rasa lemah dapat timbul sebagai gejala sekunder dari anemia ringan yang ditimbulkan oleh
SLE.

(sumber: buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi VI hal 3132)

10
5. Bagaimana mendiagnosa SLE ?

Terkait dengan dinamisnya perjalanan penyakit SLE pada tahap awal,seringkali bermanifestasi
sebagai penyakit lain misalnya artritis rheumatoid, gelomerulonefritis, anemia, dermatitis dan
sebgainya. Ketetpatan diagnose dan pengenalan dini penyakit SLE menjadi penting. Bila dijumpai
4 atau lebih kriteri diatas, diagnosis SLE memiliki sensitivitas 85% dan spesifisitas 95%.
Sedangkan bila hanya 3 kriteria dan salah satunya ANA positif, maka sangat mungkin SLE dan
diagnosis bergantung pada pengamatan klinis. Bila hasil tes ANA negatif, maka kemungkinan
bukan SLE.

SLE biasanya dimulai dengan gejala dan tanda nonspesifik atau spesifik,namun dapat juga
bermanifestasi pertama dengan memar, spelenomegali, meingitis aseptic, atau tes coombs positif.
Keberadaan anemia (71%), leukopenia (56%), trombositoprnia (11%), proteinuria,hematuria
piuria, kompleks imun juga membuat seseorang dicurigai SLE. Kriteria yang umum untuk
klasifikasi dan diagnosis adalah kriteria American Rheumatism Association (ARA). Sensitivitas
da Ruam malar.

American College of Rheumatology (ACR), pada tahun 1997, mengajukan 11 kriteria untuk
klasifikasi LES, dimana apabila didapatkan 4 kriteria, diagnosis LES dapat ditegakkan. Kriteria
tersebut adalah :

• Discoid Lupus Erythematosus

• Sensitivitas foto: Reaksi yang tidak biasa pada kulit setelah berjemur

• Ulkus lisan atau pharyngeal

• Radang sendi

• Serositis: Termasuk pericarditis dan pleuritis

• Penyakit Ginjal: Jumlah albumin urin melebihi 0,5 gram atau gips seluler
ditemukan dalam urin setiap hari

• Penyakit Neurologis:Terjadinya epilepsi atau psikosis

11
• Hematologi Disorder: Termasuk hemolitik, jumlah sel darah putih rendah, atau
jumlah trombosit rendah

• Antinuclear antibody (ANA): mengirimkan hasil positif

Klasiikasi ini terdiri dari 11 kriteria dimana diagnosis harus memenuhi 4 dari 11 kriteria tersebut
yang terjadi secara bersamaan atau dengan tenggang waktu.

(sumber : Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi V, halaman 2571)

12
VII. Kesimpulan

Berdasarkan pemicu laku-laki, berusia 50 tahun dengan keluhan bengkak sendi pergelangan
tangan, simetri menyerang banyak sendi dan tidak dijumpai kelainan pada kulit, dimana
dibutuhkan pemeriksaan lanjutan (pemeriksaan lab) untuk bisa mengakkan diagnose kriteria
penyakit os apakah Arthritis Remathoid (RA) atau Systematic Lupus Erythematous (SLE).

Dimana pemeriksaan lab berupa :

1. Test ANA ( antibodi antinuklear )


2. Test antibodi CCP ( cyclic citrullinated peptide
3. Test CRP ( c-reactive protein )
4. ESR ( erythrocyte sedimentation rate )
5. Isotipe IgM, IgG, IgA dalam serum
6. Cairan sinovial ( mencerminkan adanya inflamasi )
7. Pemeriksaan sendi dengan sinar x-ray
8. MRI untuk mendeteksi sinofitis dan efusi sendi dan juga perubahan tulang

13
Daftar Pustaka

Daud R., 2010, Diagnosis dan Penatalaksanan Arthritis Rheumatoid, Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia, Jakarta

Isselbacher dkk. 2012. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 18, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC EGC

Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. 2011. Buku Ajar Patologi Robbins, Ed 7, Vol. 1. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC EGC

Sudoyo AW, setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.

14

Anda mungkin juga menyukai