Berapakah harga yang bersedia dibayar oleh pelanggan potensial untuk produk
dan jasa tersebut ?
Ans: Harga yang bersedia dibayarkan oleh pelanggan potensial adalah harga yang
mampu bersaing dengan produk yang sama di pasaran serta dapat memuaskan
keinginan pelanggan selama semua itu tercapai pelanggan akan melihat produk yang
kita jual memiliki kualitas yang tinggi dan mampu bersaing sehingga membuat
pelanggan mau membeli produk dengan harga yang kita tawarkan.
Dimana tempat yang lebih disukai oleh pelanggan potensial untuk membeli
produk tersebut ?
Ans: Tempat yang disukai pelanggan potensial untuk membeli. Di website atau toko
onlie dan bengkel yang bekerja sama. Yang memudahkan pelanggan untuk bertanya
dan berkonsultasi produk
Dimanakah pelanggan berharap mendengar atau mengetahui tentang sebuah
produk atau jasa yang sejenis ? Ans: Di platform atau tempat yang mudah diakses
sehingga membuat pelanggan tau akan produk kita.
II.
Data-data yang telah kami kumpulkan kami dapatkan dari Internet seperti web dan blog , lalu
kami juga mendapatkan sumber dari artikle artikle yang dapat diunduh di internet.
Industri pelumas dalam negeri semakin bergeliat. Akuisisi oleh raksasa Exxon Mobil
terhadap perusahaan oli lokal PT Federal Karyatama adalah tanda bahwa pasar pelumas di
Indonesia dinilai investor berpotensi tumbuh pesat. Paul Toar, Ketua Umum Perhimpunan
Distributor, Importir dan Produsen Pelumas Indonesia (Perdippi) mengungkapkan aksi
korporasi tersebut sebagai peningkatan kepercayaan diri industri pelumas di iklim usaha saat
ini.
"Akuisisi Federal Oil oleh ExxonMobil menunjukkan bahwa ada langkah strategis pemain
besar terhadap ketidakpastian pemerintah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (6/5).
Dampak akuisisi tersebut dinilai bakal mempengaruhi persaingan bisnis pelumas di masa
mendatang. "Sebab saya kira tidak akan berdampak dalam jangka pendek," terang Paul.
Adapun bagi asosiasi saat ini yang menjadi tantangan besar bagi bisnis pelumas ialah
masalah wacana penerapan wajib Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pelumas. Paul
menolak dengan tegas dan mencurigai SNI tersebut nantinya hanya digunakan
sebagai marketing tools saja. Sementara itu, produsen seperti PT Pertamina Lubricants
berpendapat berbeda. Andria Nusa, Direktur Sales & Marketing PT Pertamina Lubricants
mengatakan bahwa tantangan bisnis pelumas jaminan akan produk bermutu.
"Banyaknya beredar pelumas palsu dan atau pelumas yang tidak sesuai mutunya, maka
dibutuhkan peraturan dan pengawasan yang lebih ketat atas pelumas yang beredar," urainya
kepada Kontan.co.id, Minggu (6/5). Oleh karena itu, menurut Andria, penerapan SNI wajib
untuk pelumas sudah sangat mendesak.
Andria tak menampik persaingan antar produk pelumas makin sengit dan kondisi
perekonomian tahun lalu sempat stagnan. Demi menghadapi tantangan tersebut, Pertamina
Lubricants akan gencar melakukan pemasaran. Dari segi bisnis, PT Pertamina Lubricants
diketahui memproyeksi tahun ini bisa raih pertumbuhan volume dan pendapatan sekitar 4%-
5% baik untuk pasar domestik maupun internasional. Proyeksi tersebut untuk produk pelumas
di segmen pasar industri maupun otomotif. Sebelumnya di pemberitaan Kontan.co.id, dengan
semakin tajamnya kompetisi di pasar pelumas otomotif dalam negeri, maka inisiatif yang
dicanangkan PT Federal Karyatama adalah dengan mulai menapak ke ranah
pelumas Business to Business, yakni segmen industri. Selain itu, Patrick Adhiatmadja,
President Director PT Federal Karyatama mengatakan saat ini perusahaan juga akan
mengoptimalkan segmen roda empat."Dengan brand Federal Mobil akan terus kami
upayakan untuk merebut posisi terdepan dalam persaingan pelumas roda empat,” ujarnya.
Maka tak heran, akuisisi Exxon Mobil terhadap perseroan dinilai sebagai penguat rencana
tersebut. Seperti yang dketahui, Exxon Mobil ingin mengembangkan sayap bisnis ke
penjualan BBM khusus untuk industri. Selama ini perusahaan tersebut telah menjual pelumas
khusus kendaraan roda empat dengan merk Mobil1. Adapun akuisisi pabrik pelumas PT
Federal Karyatama, tercatat senilai USD 436 juta atau Rp 6,08 triliun. Setelah proses akuisisi
rampung, diharapkan nantinya terjadi penambahan tenaga kerja di sektor tersebut. Sumber:
industri.kontan.co.id
Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini tenaga kerja yang
diserap di industri pelumas mencapai 4.898 orang. Sedangkan kapasitas industri pelumas
nasional diperkirakan mencapai 2,04 juta kilo liter (kl) per tahun, tetapi produksi saat ini
hanya 858.360 kl per tahun. Dalam hal ini terbukti penjualan oli atau pelumas di indonesia
selalu mengalami peningkatan dan merupakan usaha yang sangat prospektif.