Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat seringkali disebut oleh sejumlah pakar sebagai induk semang dari
ilmu-ilmu. Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk menunjukkan
batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih
memadai. Filsafat telah mengantarkan pada sebuah fenomena adanya siklus
pengetahuan sehingga membentuk sebuah konfigurasi dengan menunjukkan
bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara
subur sebagai sebuah fenomena kemanusiaan (Hamdani ihsan & Fuad Ihsan,
2007). Masing-masing cabang pada tahap selanjutnya melepaskan diri dari batang
filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya
sendiri-sendiri( Ahmad Charis,Z, 2002).
Filsafat Ilmu mulai merebak di awal abad ke –20, namun di abad ke –19
merupakan dasar filsafat ilmu dengan metode yang dimilikinya,metode induksi.
Filsafat ilmu mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Untuk
memahami perkembangan IPTEK maka dibutuhkan pemahaman Filsafat
Ilmu,yakni meletakkan kembali peran dan fungsi IPTEK sesuai dengan tujuan
semula.
Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan
munculnya ilmu-ilmu baru dengan berbagai disiplin yang akhirnya memunculkan
pula sub-sub ilmu pengetahuan baru kearah ilmu pengetahuan yang lebih khusus
lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Ilmu pengetahuan hakekatnya dapat dilihat
sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-
ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan dengan patokan-patokan
serta tolok ukur yang mendasari kebenaran masing-masing bidang.
Terlepas dari berbagai macam pengelompokkan atau pembagian dalam ilmu
pengetahuan, sejak F.Bacon (1561-1626) mengembangkan semboyannya
“Knowledge Is Power”, kita dapat mensinyalir bahwa peranan ilmu pengetahuan
terhadap kehidupan manusia, baik individual maupun sosial menjadi sangat
menentukan. Karena itu implikasi yang timbul menurut Koento Wibisono (1984),
adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu yang
lain serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis
dengan ilmu terapan atau praktis.
Lebih lanjut Koento Wibisono dkk.(1997) menyatakan, karena pengetahuan
ilmiah atau ilmu merupakan “a higher level of knowledge”, maka lahirlah filsafat
ilmu sebagai penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai
cabang filsafat menempatkan objek sasarannya: Ilmu (Pengetahuan). Bidang
garapan filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi
tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu: ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Hal ini didukung oleh Israel Scheffler (dalam The Liang Gie, 1999), yang
berpendapat bahwa filsafat ilmu mencari pengetahuan umum tentang ilmu atau
tentang dunia sebagaimana ditunjukkan oleh ilmu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas serta dikaitkan dengan permasalahan
yang penulis akan jelajahi, maka penulisan ini akan difokuskan pada pembahasan
tentang: “Filsafat Ilmu”

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu?
2. Apa tujuan filsafat ilmu?
3. Bagaimana implikasi dari filsafat ilmu?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang filsafat ilmu.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian filsafat ilmu, tujuan filsafat ilmu,
implikasi filsafat ilmu dan memberikan contoh filsafat ilmu

1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini, dapat menambah pengetahuan mengenai filsafat
ilmu..
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat


Perkataan Inggris philosophy yang berarti filsafat berasal dari kata
Yunani“philosophia” yang lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan. Akar
katanya ialah philos (philia, cinta) dan sophia (kearifan). Menurut pengertiannya
yang semula dari zaman Yunani Kuno itu filsafat berarti cinta kearifan. Namun,
cakupan pengertian sophia yang semula itu ternyata luas sekali. Dahulu sophia
tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan meliputi pula kebenaran pertama,
pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian
pengrajin dan bahkan kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis
(The Liang Gie, 1999). Pengertian filsafat sendiri menurut Plato adalah ilmu
pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran yang asli yakni hal yang abadi
dan hakiki sedangkan menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu pengetahuan
mengenai kebenaran dan terbendung didalamnya ilmu metafisika, logika, retorika,
etika, ekonomi, politik, dan estetika.

2.2 Pengertian Filsafat Ilmu


Menurut Surajiyo (2010) filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang
membahas tentang ilmu. Tujuan filsafat ilmu adalah mengadakan analisis
mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana ilmu pengetahuan itu diperoleh.
Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan
cara memperolehnya.  Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan
ilmiah itu sendiri
Menurut The Liang Gie (1999), filsafat ilmu adalah segenap pemikiran
reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan
manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang
eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-
pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Menurut Robert Ackerman, filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan dan
filsafat yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar, metode-metodenya,
konsep-konsepnya, peranggapan-peranggapannya, serta letaknya dalam kerangka
umum dari cabang pengetahuan intelektual. Menurut Cornelius Benjamin, filsafat
ilmu merupakan cabang pengetahuan dan filsafat yang menelaah sistematis
mengenai sifat dasar, metode-metodenya, konsep-konsepnya, peranggapan-
peranggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang pengetahuan
intelektual (Lokisno CW dengan Buku Pengantar Filsafat).

2.3 Tujuan Filsafat Ilmu


Filsafat ilmu sebagai suatu cabang khusus filsafat yang
membicarakantentang sejarah perkembangan ilmu. Metode-metode ilmiah, sikap
etis yangharus dikembangkan oleh para ilmuan secara umum memiliki tujuan-
tujuansebagai berikut :
1. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiahnya. Sehingga terhindar dari
sikap tak ada pendapat yang paling benar .
2. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, penguji mengkritik asumsi
dan metode keilmuan. Sikap yang diperlukan disini yakni menerapkan
metode sesuai dengan struktur ilmu pengetahuan karena metode
merupakan sarana berfikir bukan merupakan pengikat ilmu
pengetahuan.
3. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan
secara logis atau rasional. Pengembangan metode dapat
dipertanggungjawabkan agar dapat dipahami dan dipergunakan secara
umum, falidnya suatu metode ditentukan dengan dierimanay suatu
metode tersebut secara umum.

2.1.1 Tujuan mempelajari filsafat ilmu menurut Amsal Bakhtiar, 2008 :

1. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu sehingga secara menyeluruh sehingga


kita dapat memahami sumber, hakekat dan tujuan ilmu.
2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu di
berbagai bidang sehingga kita dapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara historis.
3. Memahami persoalan ilmiah dengan melihat ciri dan cara kerja setiap ilmu
atau penelitian ilmiah dengan cermat dan kritis.
4. Mampu melakukan pencarian kebenaran ilmiah dengan tepat dan benar
dalam persoalan yang berkaitan dengan ilmu lain dan persoalan yang
menyangkut seluruh kehidupan manusia, seperti: lingkungan hidup,
peristiwa sejarah, kehidupan sosial politik dan sebagainya.
5. Mampu memahami bahwa terdapat dampak kegiatan ilmiah (penelitian)
yang berupa teknologi ilmu (misalnya alat yang digunakan oleh bidang
medis, teknik, komputer) dengan masyarakat yaitu berupa tanggung jawab
dan implikasi etis. Contoh dampak tersebut misalnya masalah euthanasia
dalam dunia kedokteran masih sangat dilematis dan problematik.

2.4 Implikasi Filsafat Ilmu


Implikasi merupakan hubungan atau keterlibatan. Teknologi kini telah
merambah pada dunia lain yakni pendidikan. Misal, kolaborasi antara dunia
pendidikan dan teknologi yakni i-learning. Dengan adanya hal tersebut
menunjukkan bahwa dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan telah mengalami
metamorfosis. Perubahan-perubahan tersebut tak lain juga didasari oleh pemikiran
filsafat. Dengan hal ini diharapkan segala jenis bentuk pendidikan yang positif
dapat dirasakan oleh setiap manusia dimanapun berada.
Bagi seorang yang mempelajari filsafat ilmu diperlukan pengetahuan dasar
yang memadai tentang ilmu. Baik ilmu alam maupun ilmu sosial, sehingga antar
ilmu dapat saling menyapa, serta menyadarkan seorang ilmuwan agar tidak
terjebak ke dalam pola pikir “menara-gading”. Yakni hanya berpikir murni dalam
bidangnya tanpa mengkaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya yaitu
konteks kehidupan sosial kemasyarakatan.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membahas tentang ilmu.
Filsafat ilmu sangat berguna dan sangat penting dan kepentingannya tentu saja
diikuti dengan perkembangan IPTEK yang ditandai dengan semakin menajamnya
ilmu pengetahuan. Adapun tujuan filsafat ilmu adalah mengadakan analisis
mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana ilmu pengetahuan itu diperoleh.
Tujuan mempelajari filsafat ilmu pada dasarnya adalah untuk memahami
persoalan ilmiah dengan melihat ciri dan cara kerja setiap ilmu atau penelitian
ilmiah dengan cermat dan kritis.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Charis,Z, Dimensi Etik dan Asketik Ilmu Pengetahuan Manusia;Kajian


Filsafat Ilmu, (Ogyakarta:LESFI,2002)

Amsal Bakhtiar.2008. Filsafat Ilmu (edisi revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

Hamdani ihsan & Fuad Ihsan. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka
Setia

Lokisno CW, Pengantar Filsafat, Bahan Presentasi kuliah filsafat ilmu di


Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya,

https://mafiadoc.com/makalah-filsafatilmu_59d4a2df1723dd2d6a19f767.html

http://oktasariya.blogspot.co.id/2015/10/filsafat-ilmu-dan-pengetahuan-
dalam.html

Anda mungkin juga menyukai