Anda di halaman 1dari 2

MB - 023

Nama : Nrangwesthi Widyaningrum


Mata Kuliah : Sistem Informasi Geografi (SIG)
Dosen : Prof. Dr. Sobar Sutisna, M.Surv., Sc

“Informasi Geospasial Untuk Mendukung Penanggulangan Bencana”

Kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa Manajemen Bencana ke Badan


Informasi Geospasial pada tanggal 13 Februari 2020 lalu merupakan bagian dari
pendalaman materi untuk mata kuliah Sistem Informasi Geografi (SIG). Kedatangan
mahasiswa yang diterima langsung oleh Kepala Bidang Pemetaan Rupa Bumi Skala
Kecil dan Menengah Bapak Moh Fifik Syaifuddin S.T, M.Sc. diawali dengan
penjelasan tentang pengenalan Badan Informasi Geografi (BIG) dan bagaimana
peran BIG dalam pengkajian Geospasial di Indonesia. Terkait bidang kebencanaan,
mahasiswa mendapatkan pengarahan tetang bagaimana pentingnya kajian
geospasia dalam mendukung penanggulangan bencana oleh Kepala Bidang
Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim oleh Bapak Ferrari Pinem, S.Si.,
M.Sc.

Kita mengetahui. Bahwa penanganan bencana alam adalah sebuah


pekerjaan yang tidak mudah. Sering kali diperlukan koordinasi berlapis-lapis dan
komunikasi antara berbagai organisasi bahkan berbagai negara untuk dapat
memberikan bantuan dengan efektif. Permasalahan ini masih ditambah lagi dengan
keadaan wilayah yang rusak setelah tertimpa bencana alam, dan putusnya jalur-jalur
komunikasi akibat kerusakan infrastruktur. Selain itu, penanggulangan bencana
sendiri tidak terlepas dari ketersediaan peta atau informasi geospasial, ini disebakan
peta tersebut dapat dimanfaatkan pada tahap pra bencana, saat terjadi bencana,
maupun pasca bencana.

Di tahap pra bencana, peta manajemen yang disusun oleh BIG memetakan
ancaman merupakan salah satu langkah untuk mitigasi. Dengan adanya pemetaan
ini diharapkan dapat membantu masyarakat di wilayah rawan bencana untuk selalu
siap siaga dalam melakukan langkah mitigasi. Karena dengan dilakukannya mitigasi
tentu akan meminimalisir dampak. Untuk itu, informasi geospasial penting adanya
MB - 023

berada dalam suatu siklus manajemen bencana terutama dalam hal mitigasi, seperti
yang disampaikan oleh Bapak Ferrari dalam kunjungan. Penyampaiannya cukup
jelas dan detail serta interaktif dalam diskusinya, ini sangat menarik. Dijelaskan juga
bahwa BIG menyediakan data yang sangat luas yang dapat dimanfaatkan oleh
Pemerintah maupun Pemda dalam menyusun kebijakan kependudukan dan wilayah.

Saat terjadi bencana, pihak terkait yang terdiri dari BIG, LAPAN, dan BNPB
bisa melakukan pementaan tanggap bencana. Pemetaan ini dilakukan untuk
mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan dan rencana pemulihan pascabencana.
Data pemetaan yang diperoleh juga bisa digunakan oleh pemerintah untuk
mengirimkan bantuan dengan cepat dan tepat sasaran. Sementara di tahap
pascabencana atau pemulihan, seluruh data yang diperoleh saat pra-bencana dan
saat terjadi bencana dikompilasi dan dianalisis untuk menghasilkan rekomendasi.
Hasil analisis bisa diterapkan dalam Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk
menentukan tingkat kelayakan lahan sebelum dibangun.

Dengan latar belakang studi Biologi sewaktu S1 dan pernah melakukan


survey terhadap keanekaragaman makhluk hidup dengan cara pemetaan tentu saja
dengan adanya kunjungan kuliah semacam ini membuka mata saya lebih dalam
lagi, dan memicu rasa ketertarikan kembali terkait informasi geospasial. Informasi
geospasial sebenarnya tidak sulit, hanya saja bagaimana kita mau dan mampu
untuk mempelajari dan menggali lebih dalam lagi. Dan pentingnya informasi
geospasial sendiri sangatlah banyak, diantaraya mempunyai peran strategis untuk
pembangunan, hampir 90% kegiatan pemerintah memiliki elemen geospasial
seperti, pembangunan kawasan perbatasan dan daerah tertinggal, pembangunan
desa, mitigasi dan adaptasi bencana. Ketersediaan informasi geospasial yang akurat
dan terpercaya bisa meningkatkan pengambilan keputusan lebih efisien, efektif dan
komunikatif. Hal ini bisa bermanfaat untuk pertanian, pengelolaan lingkungan,
analisis sosial, perumahan, pemilihan lokasi, dan serta dalam penanggulangan
bencana.

Anda mungkin juga menyukai