Anda di halaman 1dari 6

YUDA SAKTI SUSENA

18010024056
TP2018B

1. Pengertian Populasi Dan Sampel

Pengertian Populasi Menurut Para Ahli


a. Sudjana : Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai
karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan
jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
b. Ismiyanto : Populasi ialah keseluruhan subjek atau totalitas subjeek
penelitian yang bisa berupa orang, benda atau suatu hal yang didalamnya
bisa diperoleh dan atau bisa memberikan informasi (data) penelitian.
c. Arikunto : Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Jika
seseorang ingin meneliti seluruh elemen yang terdapat dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
d. Sugiyono : Mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa populasi adalah segala
sesuatu yang meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek yang
diterapkan untuk dipelajari.

Pengertian Sampel Menurut Para Ahli


a. Arikunto : Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
b. Sugiyono : Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
c. Riduan : Sampel merupakn bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang nantinya akan diteliti.
d. Gulo : Sampel merupakan suatu himpunan yang bagian/subset dari suatu
populasi yang mana sampel ini sendiri akan memberikan gambaran yang benar
mengenai populasi.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Sumber : https://sinau.info/pengertian-populasi-dan-sampel/
2. Teknik Pengambilan Sampel

2.1 Probability Sampling (Random Sample)


Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random
atau acak. Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi
diasumsikan memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel
penelitian. Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, 

1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana  (Simple Random


Sampling)
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random
Sampling. teknik penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan
kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel
penelitian. Cara pengambilannya menggunakan nomor undian.

2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis    (Systematic Random


Sampling) 
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam
memilih sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel
dari 100 orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya
responden dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap
kelompok.

Contoh Sampel Acak Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang


ke-10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan
10,20,30 dan seterusnya maka itulah yang dijadikan sampel penelitian.

  3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata  (Stratified Random


Sampling)
Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar
tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer
tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses
pengacakan diambil dari masing-masing kelompok tersebut.

4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area  (Cluster Random


Sampling)
Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan
sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan
metode Cluster Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu
hal pada bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu instansi.

Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang


IGD, dan ruang poli di RS A dan lain sebagainya.
5. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat  (Multi Stage
Sampling)
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu
bertingkat dua, tiga atau lebih.

2.2 NON- PROBABILITY SAMPLING / NON RANDOM SAMPLE

1. . Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan. Metode ini
menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria
pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan tujuan
penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang menyebabkan calon
responden yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok penelitian.
Misalnya, calon responden mengalami penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang
dapat memengaruhi hasil penelitian.

Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes mellitus yang
mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang dipakai antara lain:

1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi:

1. Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti


gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
2. Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.

2. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara atau
korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan
sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel
penelitian dapat terpenuhi.

Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk penelitian
mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi, misalnya penelitian
tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok khusus lainnya.

 
3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti mengambil sampel
yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus
penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.

Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven Johnson
Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh akibat reaksi
tubuh terhadap antibiotik.

Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali menemukan kasus
tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu juga, saat menemukan
kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan pencarian sampel hingga periode tertentu
yang telah ditentukan oleh peneliti.

Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang bersifat
umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota Bandung. Selanjutnya dia
menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada warga Bandung yang dia temui saat
itu.

4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik sampling ini
mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti. Kelebihan
metode ini yaitu praktis karena sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya, sedangkan
kekurangannya yaitu bias penelitian cukup tinggi jika menggunakan metode ini.

Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada penelitian yang
memiliki jumlah sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada pasien lupus atau penderita
penyakit tertentu. Dalam suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut
dijadikan sampel secara keseluruhan , inilah yang disebut sebagai Total Quota Sampling.

5. Teknik Sampel Jenuh


Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota
populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30 orang.

 Sumber : https://salamadian.com/teknik-pengambilan-sampel-sampling/

3. Desain Eksperimen

1. Pre-Experimental Design
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum
merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Mengapa?, karena masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel
dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel
independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol,
dan sampel tidak dipilih secara random.
Bentuk pre-experimental designs ada beberapa macam yaitu:
a. One-Shot Case Study ;
b. One-Group Pretest-Postest ;
c. Intact-Group Comparison.

2. True Experimental Design


Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam
desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal
(kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama
dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari
populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok control dan sampel
dipilih secara random.

Bentuk True experimental terdiri 2 (dua) macam design yaitu:


a. Posttest-Only Control Design;
b. Pretest-Posttest Control Group Design;

3. Factorial Design
Desain penelitian ini merupakan pengembangan/modifikasi dari design true
experimental

4. Quasi Experimental Design


Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true
experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Walaupun demikian desain ini lebih baik dari preexperimental design. Quasi-
experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit
mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.

Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin


menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian
tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh
karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol
dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental.

Berikut ini dikemukakan dua bentuk desain quasi eksperimen, yaitu:


a. Time-Series Design;
b. Nonequivalent Control Group Design.
Sumber : Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta. Hal. 110-118.

https://www.asikbelajar.com/macam-macam-desain-eksperimen/

Anda mungkin juga menyukai