Anda di halaman 1dari 27

RESUME

PUBLIC RELATIONS

Disusun sebagai salah satu tugas UAS dalam mata kuliah Public Relations

Dosen Pembimbing : Hj. Rina Nurhayati. S.Sos.,M.Si

Disusun Oleh:

Siti Aisah (18461064)

Putri anjelli (18461089)

(EST-16/18)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARIAH INDONESIA PURWAKARTA

Jl. Veteran No 150-152, Purwakarta, Jawa Barat

1441 H/2020 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan resume ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan resume ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Terima kasih penulis haturkan kepada Ibu Rina Nurhayati yang senantiasa membimbing
penulis di dalam kelas dan penyusunan resume ini. Tanpa adanya bimbingan dari beliau,
penulis kiranya tidak akan mampu menyelesaikan resume ini.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan resume sebagai tugas dari mata kuliah “Public Relations” dengan judul “Public
Relations”

Penulis tentu menyadari bahwa resume ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk resume ini, agar resume ini nantinya dapat menjadi
resume yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada resume
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Purwakarta, 18 Januari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I KONSEP DASAR PUBLIC RELATIONS.............................................................................................4
A. Definisi Public Relations.............................................................................................................4
B. Sejarah Public Relations.............................................................................................................7
BAB II MANAJEMEN DAN PUBLIC RELATIONS........................................................................................9
A. Pengertian Dan Fungsi Manajemen...........................................................................................9
B. Karakteristik Manajer..............................................................................................................10
C. Komunikasi dan Persuasi.........................................................................................................10
D. Komunikasi dalam Manajemen...............................................................................................11
E. Dasar Dasar Manajemen Humas..............................................................................................12
F. Pengertian Humas...................................................................................................................12
BAB III HOUSE JOURNAL DAN PUBLIC RELATIONS WRITING................................................................14
A. Teknik Menulis Naskah Humas/PR..........................................................................................14
B. Kiat, Teknik dan Tujuan penulisan Naskah Kehumasan...........................................................15
C. Tulisan Yang Menarik...............................................................................................................15
D. Media PR..................................................................................................................................16
BAB IV PROFESIONAL MENJALIN HUBUNGAN DENGAN RELASI..........................................................19
A. Membiasakan Diri Bersikap Ramah.........................................................................................19
B. Pofesional Dan Keramahan......................................................................................................19
C. Memainkan peran Public Relation dengan Optimal................................................................19
D. Kiat Memilih PR yang Tepat.....................................................................................................20
E. Mengadakan Press Conference dengan Tepat Sasaran...........................................................20
F. Menyikapi Media-Media Yang Tidak Diundang.......................................................................21
BAB V PROFESIONAL MENGHADAPI JAMUAN MAKAN DENGAN RELASI & REKAN EKSPARIAT...........23
A. Berbagai Kiat Menjamu Relasi Bisnis.......................................................................................23
B. Kiat Memanjakan Customer....................................................................................................23
C. Akrab Menjamu Makan Mitra Bisnis di Rumah........................................................................24
D. Rekan Ekspatriat......................................................................................................................24
E. Kerja Sama Dengan Ekspatriat.................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................27

3
BAB I KONSEP DASAR PUBLIC RELATIONS

A. Definisi Public Relations

1. Konteks Perubahan dalam PR


Seorang PR harus menyadari bahwa perubahan itu perlu dan merupakan kebutuhan
agar kita bisa berkembang maju. Kita harus juga sadar bahwa proses perubahan apa pun
akan bisa bergerak menuju kompleksitas dan keruwetan. Perlu disadari bahwa hal tersebut
bisa berkembang terus di dalam kegiatan PR. Hal itu sesuai teori evolusinya Piere Teilhard
de Chardin. Padahal di era globalisasi dan informasi sekarang ini perubahan tersebut tidak
usah dicari-cari. Setiap manusia sekarang ini bisa merasakan bahwa perubahan yang
datang itu terjadi dengan begitu cepat dan dahsyat. Jika kita tidak mau mengikuti
perubahan, pasti kita akan terpuruk

Namun lembaga atau organisasi yang memiliki PR di dalamnya, dengan keterbukaan


yang terus menerus diupayakan dan dengan mencermati terjadinya integrasi antara
organisasi dengan publik internal, eksternal, dan kelompok publiknya, akan dapat
meminimalisasi ketegangan dalam organisasi itu sendiri (endogin) atau perubahan yang
datang dari luar organisasi (eksogin). Dalam hal ini, sebagai seorang PR perlu meneliti dan
menyadari aneka perubahan yang muncul sebagai kebutuhan, yang bersifat revolusioner,
involusioner, maupun paradoksal, semuanya penting untuk diperhatikan secara akurat dan
terus-menerus.

Begitu juga dalam komunikasi internal maupun eksternal para kelompok kerja harus
memperhitungkan situasi yang ada saat itu, maupun strategi pemecahan untuk masalah
yang akan dihadapi. Organisasi itu sendiri dalam melaksanakan fungsinya harus bersikap
terbuka terhadap input yang harus diciptakan Baik input yang bersifat positif maupun input
negatif semuanya diperlukan organisasi.

Demikian juga norma-norma yank diintegrasikan dengan kebutuhan, keinginan publik


internal maupun eksternal, sehingga produk atau jasa bisa seimbang dan sesuai pelayanan
yang efektif bagi lingkungannya. Begitulah cara kerja seorang PR dalam menghadapi
perubahan demi keuntungan kedua belah pihak dari sisi organisasi maupun bagi publik yang
dilayaninya. Mendalami ada tidaknya kemungkinan untuk berkomunikasi baik secara internal
maupun eksternal akan mempengaruhi sukses tidaknya komunikasi dalam kelompok,
mempengaruhi kerja sama dalam kelompok yang seharusnya bisa menentukan bersama.
Misalnya, komunikasi macam apakah yang sesungguhnya diperlukan. Hal ini akan sangat
bermanfaat dalam menanamkan kepercayaan kepada mereka, baik secara internal

4
maupun eksternal. Dapat disimpulkan bahwa konsep PR dalam praktik adalah sebagai
berikut:

a) konsep kebijaksanaan sosial, penerapan falsafah sosial;

b) konsep manajemen/administrasi/fungsional;

c) konsep operasional/konsep integrasi;

d) konsep ekologi/lingkungan/relasi;

e) konsep sistem komunikasi/teori/teknik komunikasi/pola berpikir

Menurut seorang ahli PR, yakni Roberto Simoes, cara berpikir seorang PR adalah seperti
berikut:

a) PR merupakan suatu proses/integrasi;

b) PR merupakan fungsi manajemen;

c) PR merupakan suatu kegiatan, kreativitas;

d) PR merupakan suatu profesi;

e) PR merupakan suatu tugas dalam multi disiplin ilmu

2. Pengertian Public Relations

Banyak yang mengira bahwa PR hanyalah kegiatan-kegiatan yang tampak, tetapi


kenyataannya kegiatan yang tampak oleh publik justru hanya satu tahap saja dari
keseluruhan kegiatan PR yang sebenarnya. Banyak tahap-tahap lain yang lebih dan tidak
kelihatan. Mengapa? PR adalah kegiatan atau aktivitas yang proses kegiatannya melalui
empat tahap, yaitu

a) Penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data dan sebagainya;

b) perencanaan yang direncanakan;

c) pelaksanaan yang tepat; dievaluasi, penilaian setiap tahap dan evaluasi keseluruhan.

Penelitian dan diskusi berjalan terus, namun belum ada kesepakatan mengenai definisi
PR. Awal mulanya, mereka yakin bahwa PR itu bukan reklame, bukan publikasi, dan bukan
propaganda. Banyak yang memberi penjelasan, tetapi belum sampai pada definisi.
penjelasan-penjelasan cukup bagus dan orisinil, namun bukan yang dimaksud dengan
definisi PR. Memang sudah memberi pandangan, penjelasan, pemikiran, tetapi masih

5
sangat terbatas. Begitulah mereka memang bersikap sangat berhati-hati dan amat teliti.
Beberapa yang muncul di Belanda, seperti berikut ini:

a) PR adalah membangun hubungan baik secara sistematis antara kelompok publik atau
orang, bahwa organisasi mempunyai ikatan atau ketergantungan. (F.E. Hollander,
Doelmatig Bedrijfs beheer,1952)

b) PR merupakan kesadaran pentingnya hubungan baik, sistematis, dengan organisasi dari


dunia luar. (Dr. M. Weisglas, Een Terre inverkenning,1955)

c) PR sangat penting dalam menyampaikan penerangan atau pengumuman yang pada


prinsipnya membangun hubungan baik antara kelompok orang yang mempunyai
hubungan atau ikatan dengan organisasi. (NGP– Nederlandsche Genoodschap Public
Relations,1963).

d) PR secara teratur menciptakan saling pengertian antara organisasi dan kelompok


publiknya. (NGPR, 1972) PR secara teratur mempraktikkan komunikasi yang baik dan
tepat.

Dengan kelompok orang dalam organisasi mempunyai kepentingan untuk melakukan


perubahan dalam kerjasama menyangkut fungsi dari organisasi mendatang. (Hugo A. de
Roode, Inleiding Instituut voor HBO, part-time opleiding Public Relations, Voorlichting en
Kommunicatie, 1976).

Pengertian di atas sekadar memberi gambaran, apa sebenarnya arti PR tersebut.


Memang terdapat ribuan definisi dari berbagai negara, dan hampir semuanya mempunyai
inti yang sama atau pengertian yangsama. Hanya saja, masing-masing menggunakan
istilahnya sendiri-sendiri. Dari ribuan definisi tersebut para ahli melihat hal yang sangat
mencolok, yakni "Konsepnya menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik secara
teratur antara organisasi dengan publiknya". Untuk menyatukan ribuan definisi tersebut,
para ahli telah mengambil banyak waktu untuk mendiskusikannya. Ada yang berpendapat,
dengan ditinjau dari aspek komunikasi yang khas, yaitu komunikasi dua arah. Ada juga yang
menyimpulkan bahwa PR merupakan hasil integrasi antara pimpinan dan organisasi.
Dengan sendirinya, hal tersebut menyangkut manajemen dan keduanya tidak dapat saling
terpisahkan. Nanti dalam pembicaraan mengenai fungsi PR, hal tersebut akan menjadi
semakin jelas

6
B. Sejarah Public Relations

1. Seratus ( ±I 00 ) Tahun Perkembangan Public Relations

Dalam kurun waktu lebih dari 100 tahun terakhir ini, PR mengalami perkembangan yang
sangat cepat dan pesat. Perkembangan PR di setiap negara itu ternyata tidak sama, baik
dalam hal bentuk maupun kualitasnya. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian IPRA yang
setiap tahun mengadakan Kongres PR. Proses perkembangan PR itu, banyak ditentukan
oleh kesadaran masyarakat terhadap situasi yang kompleks tersebut.

Sesuai dengan fungsinya, PR dan falsafahnya, situasi seperti sekarang ini negara kita
dapat dikatakan sedang memasuki masa transisi kearah negara demokrasi. Sebenarnya
tepat kalau dalam penanganannya, PR diikutkan agar bisa terlibat masuk. Mengapa begitu?
Segala macam kegiatan menerapkan falsafah PR yang intinya mengangkat martabat
manusia. Tidak ada pribadi yang dapat begitu saja diabaikan. Semua pihak dan masing-
masing orang ditempatkan pada proporsi yang tepat demi kepentingan bersama

Oleh karena itu bagi seorang PR, masukan atau input daripublikyang bersifat positif
maupun negatif itu sangatlah penting. Opini publik tersebut perlu. diciptakan. Demikian juga
perlu dicari keseimbangan dalam relasi ke luar maupun ke dalam yang dapat menumbuhkan
reaksi atau output guna menciptakan opini publik yang sangat berarti dan diperlukan bagi
perkembangan organisasi, maka sebaiknya kita tidak perlu takut mendapat kritik. Akan lebih
baik lagi bila kritik tersebut benar-benar merupakan kritik yang membangun. Dari situlah-
kernudian muncul tiga aspek yang merupakan kekuatan.

a) Pertama, opini publik itu merupakan faktor yang sangat relevan bagi perkembangan atau
kemajuan organisasi, kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan.

b) Kedua, setelah dianalisis dan diolah dalam organisasi, selanjutnya dijadikan institusi atau
sarana bagi kelompok, yang merupakan kerja sama antara direksi dengan lingkungan
organisasinya.

c) Ketiga, kedua faktor di atas diintegrasikan bersama dengan strategi dan struktur
organisasi guna membentuk kerja sama dalam relasi internal maupun eksternal yang
merupakan bentuk manajemen organisasi tersebut

2. Perkembangan kajian dan bidang kerja public relations di era modern

Anne van der Meiden mengatakan bahwa bentuk PR yang paling ideal adalah
komunikasi tatap muka. Komunikasi yang baik dari organisasi dengan pihak eksternal akan
bisa merupakan "wakil organisasi" itu sendiri. Begitu pentingnya relasi didalam kegiatan PR,

7
para ahli PR lalu mengatakan bahwa semakin kita memiliki banyak relasi, akan semakin
sukseslah PR kita. untuk itu akan dibicarakan secara khusus apaarti relasi PR itu
sesungguhnya.

Kenyataan menunjukkan bahwa masing-masing periode memiliki strategi


pengembangannya sendiri-sendiri. Ini pun terjadi dalam kehidupan kita masing-masing,
dalam setiap periode kehidupan, dari saat kita berada dalam kandungan, lahir, masa kanak-
kanak, dan seterusnya. Masing-masing dari kita bisa mengevaluasi diri, sehingga kita tahu
benar bagaimana perkembangan diri kita. Begitu juga perkembangan di dalamorganisasi.
Bagaimanakah organisasi bisa mempengaruhi publiknya sehingga tercipta sikap saling
mempercayai? Bagaimanakah usahanya dalam menciptakan opini publik, karena pada
hakikatnya hal tersebut sangat bernilai bagi perkembangan organisasi itu maupun
publiknya?

Bila opini publik diciptakan secara terus-menerus, publik itu akan memperoleh gambaran
yang jelas terhadap organisasi. Akibatnya, ada kepercayaan terhadap organisasinya dan
mereka akan dengan senang hati menggunakan produk atau jasa yang diberikan itu.
Artinya, bahwapublik sungguh-sungguh akan mendapat produk yang diharapkan dan
organisasi akan bisa mencapai tujuannya.

8
BAB II MANAJEMEN DAN PUBLIC RELATIONS

A. Pengertian Dan Fungsi Manajemen

Manajemen berasal dari kata manage (bahasa latinnya: Manus) yang berarti: memimpin,
menangani, mengatur, atau membimbing. George R. Terry (1972), mendefinisikan
manajemen sebagai, "...sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya”

Dari definisi manajemen di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau
tahapan-tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal sebagai
berikut:

1. Perencanaan(planning)
Meliputi; penetapan tujuan dan standar, penentuan aturan dan prosedur, pembuatan
rencana serta ramalan (prediksi) apa yang akan terjadi
2. Pengorganisasian(organizing)
Meliputi: pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk bagian,
mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang, mendelegasikan dan menetapkan sistem
komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid dan
terorganisir
3. Penyusunan Formasi(staffing)
Meliputi; menentukan persyaratan personel yang akan dipekerjakan, merekrut calon
karyawan, menentukan job description dan persyaratan teknis suatu pekerjaan, melakukan
penilaian danpelatihan termasuk di dalamnya pengembangan kualitas dan kuantitas
karyawan sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen organisasi
4. Memimpin(leading)
Meliputi: membuat orang lain melaksanakan tugasnya, mendorong dan memotivasi
bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif—khususnya
dalam metode komunikasi dari atas ke bawah atau sebaliknya sehingga timbul saling
pengertian dan kepercayaan yang baik. Menumbuh kembangkan disiplin kerja dansense of
belonging (rasa memiliki) pada setiap karyawan dan jajaran manajemen (publik internal).
5. Pengawasan(controlling)
Fungsi terakhir manajemen ini mencakup; persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas
hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan/organisasi
dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptanya citra yang positif. (Basu
Swastha DH, Asas-asas Manajemen Modern. Liberty, Yogyakarta,1996)

9
B. Karakteristik Manajer
Pada umumnya karakteristik manajer yang menjadi tolok ukur kredibilitas manajer dalam
memimpin adalah sebagai berikut:
a) Manajer mampu bekerja di bawah tekanan terus-menerus dalam berbagai tantangan
situasi atau kondisi tugas dan tanggung jawab, serta kemungkinan risiko tertentu yang
mungkin
b) Lebih banyak menggunakan komunikasi bahasa lisan sebagai media penyampaian
pesan dan informasi sehingga terdapat arus instruksi dari atas ke bawah (Top and down),
atau dari bawah keatas (bottom up) demi terpeliharanya saling pengertian dan
kepercayaan bagi kedua belah pihak dalam menjalankan fungsinya masing-masing.
c) Memberikan motivasi, menumbuhkan inspirasi, semangat dan dorongan kepada pihak
lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang direncanakan (pre determine objective).
d) Menyeleksi dan mengembangkan bawahannya melalui sistem pelatihan dan pendidikan
yang terarah dan terencana serta rasional.
e) Dalam praktiknya, sisi seni dalam manajemen lebih menonjol daripada sisi ilmiahnya,
namun tetap memperhatikan segi profesionalismenya dalam melaksanakan fungsi dan
peranan nyamasing-masing, baik bawahan maupun atasan.
Hal ini sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin dalam berkomunikasi, memotivasi,
memacu, menggugah agar orang lain maubekerja sesuai dengan rencana yang telah
digariskan, dengan harapan timbulnya semangat bawahan untuk meningkatkan kinerja
mereka.
C. Komunikasi dan Persuasi

Dalam strategi komunikasi Humas/PR perlu dipahami bahwa aktivitas penyelenggaraan


penyampaian pesan melalui komunikasi dua arah timbal balik (two way communication
reciprocal) antara lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan publik sasarannya dan
bertujuan untuk menciptakan saling pengertian, menghargai, mempercayai serta toleran.
Semua itu dilakukan untuk mendapatkan dukungan publik dan memperoleh citra positif bagi
lembaga bersangkutan. John E. Marston dalam bukunya Modern Public Relations (1988)
menjelaskan strategi komunikasi Humas/PR sebagai berikut:
Public Relations is planned, persuasive communication design toin fluence significant
public. (Public Relations adalah sesuatu yang direncanakan berupa komunikasi persuasif
yang didesain untuk mempengaruhi segmen publik tertentu)
Dari definisi tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa seorang pemimpin harus
memiliki suatu kemampuan untuk dapat “mempengaruhi” pihak lain melalui komunisuasif
(communication and persuasive) atau dikenal dalam istilah komunikasi manajemen
(management communication) dan komunikasi antar manusia (human relations). Artinya,

10
aktivitas public relations dalam melakukan komunikasi tersebut mengandung unsur-unsur
pendekatan persuasif (bujukan), yaitu antara lain
a) Pemaksaan dan hukuman (Coercive and punishment) yakni berupa otoritas pemimpin
untuk memberikan instruksi pelaksanaan tugas kepada pihak lain dengan ancaman
sanksi sanksi tertentu. Artinya apabila tugas yang seharusnya dilaksanakan itu ternyata
diabaikan, maka pelaksana tugas tersebut mendapatkan ancaman sanksi hukuman, dari
yang paling ringan dan hingga bentuk hukuman lebih berat.
b) Penekanan (pressure approach), hampir sama dengan unsur pemaksaan, tetapi lebih
lunak. Dalam pendekatan ini pihak-pihak yang menerima instruksi diharuskan atau
ditekankan sedemikian rupa untuk mencapai suatu target prestasi tertentu. Kalau berhasil
maka dia akan memperoleh sesuatu penghargaan. Sebaliknya, jika tidak maka ketidak
berhasilan tersebut berarti ketidak mampuan pelaksana mencapai standar kerja yang
telah disepakati atau dianggap tidak memiliki prestasi optimal.
c) Penghargaan (reward approach). Dalam pendekatan ini memberikan janji untuk
memberikan imbalan atau penghargaan, sebagai perangsang, bagi mereka yang
mencapai prestasi atau produktivitas pada level tertentu.
d) Legitimasi (legitimate approach). Berupa perintah, tugas atau instruksi dan keputusan
tertentu yang dilakukan oleh pihak lain secara sah dan dalam sebuah organisasi yang
resmi/legal.
D. Komunikasi dalam Manajemen

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa di dalam sebuah organisasi/perusahaan terdapat


dua unsur komunikasi yang saling berkaitan erat satu sama lain yaitu komunikasi
manajemen (management communication) dan komunikasi antar manusia (human relations
communication).George R. Terry dalam bukunya, Principles of Management, (6th Edition,
1972, Richard D. Irving Inc. Georgetown) menjelaskan bahwa secara garis besar terdapat 5
(lima) bentuk komunikasi dalam manajemen yaitu;
a) Komunikasi formal, biasanya adalah bentuk komunikasi dalam jalur organisasi formal,
memiliki wewenang dan tanggung jawab yaitu melalui instruksi-instruksi bentuk lisan dan
tertulis sesuai dengan prosedur secara fungsional yang berlaku. juga memiliki arus
komunikasi atasan kebawahan atau sebaliknya.
b) Komunikasi non-formal, yaitu bentuk komunikasi yang secara fungsional berada di luar
komunikasi formal. Komunikasi ini dapat terjadi secara tiba-tiba atau spontanitas dalam
kondisi yang tidak diharapkan terjadi komunikasi formal seperti hubungan antar pribadi
untuk menjelaskan atau memberikan saran yang berkaitan dengan tugas dan kewajiban.
Biasanya komunikasi non formal cukup efektif dilakukan pada perusahaan bersifat padat

11
karya dengan jumlah pekerja cukup banyak, serta tidak terlalu teknis, cara bekerja
permanen dan terus menerus.
c) Komunikasi teknis, hubungan komunikasi di sini lebih bersifat teknis dan hanya dapat
dipahami atau dimengerti oleh para ahli atau pekerja khusus yang berkaitan dengan
pekerjaan tertentu. Misalnya komunikasi bidang pekerjaan teknik mesin industri, arsitek,
rancang bangun/konstruksi dan program komputerisasi, internet serta Elektronik mail
(Email) dan lain sebagainya.
E. Dasar Dasar Manajemen Humas

Keberhasilan peran public relations dalam menunjang fungsi-fungsi manajemen


perusahaan untuk mencapai tujuan bersama tergantung kepada kemampuan
memanfaatkan unsur-unsur sumberdaya (6-Msources) yang dimiliki pada sebuah
organisasi/lembaga tersebut. Artinya sebagai Public Relations Manager (Pejabat Humas),
seorang manajer dituntut kemampuannya untuk mengkoordinasikan seluruh unsur sumber
daya yang ada (6-M). Hal tersebut merupakan konsekuensi dari
a) Kemampuan sebagai fungsi manajemen teknis (technical management), da
b) Kemampuan berperan sebagai manajer profesional (managerial skill)
Jadi, seorang Manajer Humas/PR seharusnya memiliki kemampuan cukup komplit. Dia
harus memiliki karakter yang merupakan perpaduan seni dengan profesional yang baik
dalam kemampuan manajerial, teknis, motivator, komunikator, perencanaan, pelaksanaan,
dan hingga mengevaluasi program kerja dan sebagainya.
Seorang pakar manajemen mendefinisikan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
Manajer Humas adalah: How managemen skill is getting things done through the people
(Kemampuan di bidang manajemen adalah, bagaimana membuat suatu keberhasilan
pelaksanaan program kerja melalui orang lain). Dengan kata lain, manajemen adalah suatu
proses perencanaan yang matang dan cara melaksanakan dengan sukses melaksanakan
rencana tersebut melalui kerja sama dari berbagai pihak yang berkepentingan.
Kegiatan utama dari Humas/PR dalam mewakili top manajemen suatu lembaga atau
organisasi tersebut, merupakan bentuk kegiatan two ways communication adalah ciri khas
dari fungsi dan peranan Public Relations. Hal tersebut dikarenakan salah satu tugas PR
ialah bertindak sebagai nara sumber informasi (source of informations) dan merupakan
saluran informasi (channel ofinformations)
F. Pengertian Humas

Setelah mengkaji kurang lebih 472 lebih definisi Humas, Dr. Rex Harlow dalam bukunya
berjudul: A Model for Public Relations Education for Professional Practices yang diterbitkan
oleh International Public Relations Association (IPRA) 1978, menyatakan bahwa definisi
daripublic relations adalah; "Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan

12
mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya,
menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama; melibatkan
manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk
mampu menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat
dan etis sebagai sarana utama.”
Definisi tersebut di atas adalah definisi yang paling lengkap dan akomodatif terhadap
perkembangan dan dinamika Humas/ PR. Sebab, terdapat aspek cukup penting dalam PR,
yaitu teknik komunikasi, dan komunikasi yang sehat dan etis
Sayangnya para ahli PR/Humas menanggapi definisi yang dirumuskan oleh Dr. Rex
Harlow tersebut terlalu panjang. Oleh karena itu maka wakil dari pakar Humas/Public
Relations dari negara maju mengadakan pertemuan di Mexico City pada bulan
Agustus1978. Pertemuan tersebut menghasilkan definisi-definisi Humas yang lebih singkat
dan dinamakan The Statement of Mexico. Definisi tersebut berbunyi:
“Praktik public relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat
dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-
konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang
terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk kepentingan organisasi
maupun kepentingan publik atau umum”.

13
BAB III HOUSE JOURNAL DAN PUBLIC RELATIONS WRITING

A. Teknik Menulis Naskah Humas/PR

Menulis atau teknik tulis menulis yang berkaitan erat dengan aktivitas atau pekerjaan
public relations tersebut bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, seperti membuat press
release, news letter, tabloid, magazine, annual report, compani profile, naskah pidato
(speech writing), artikel/feature, advertorial, naskah presentasi bisnis atau makalah seminar,
backgrounder dan bahan publikasi PR lainnya yang membutuhkan PR writing technical.

Bentuk-bentuk penulisan naskah kehumasan (PR writing) yang masing-masing memiliki


karakter dan gaya penulisan (style) yang barbeda, yaitu sebagai berikut:

1) Naskah (script) : Naskah pidato (speech writing), presentasi dan naskah sambutan.

2) Siaran (Release) : siaran pers (press releases), siaran berita,(new release/letter) dan
journial magazine (majalah internal).

3) laporan (report): laporan tahunan, laporan bulanan dan semesteran. Dalam aktivitas
publikasi PR dikenal dengan annual report (laporan keuangan tahunan perusahaan) dan
prospektus (publikasi prospek usaha komersial).

4) profit (profile) : profil perusahaan dan produk (company profile and product) dalam bentuk
majalah.

5) promosi (promation): naskah tulisan promosi dalam bentuk arikel sponsor (advectorial),
yaitu gabungan advertisment and editorial, dan korporatorial (corparate profile and
editorial) atau dikenal dengan istilah pariwara dan suplemen sisipa, brosur,

Kemampuan tulis menulis naskah kehumasan (PR Writing Skill) sangat diperlukan bagi
seorang PRO (Public Relations Officer) atau Pejabat Humas dalam pelaksanaan fungsinya.
Itu berarti seorang PRO harus lebih banyak latihan untuk dapat menguasai secara mutlak
dasar-dasar teknik penulisan berita (News Writing) yang akan dipergunakannya dalam
membuat press release, artikel, dan feature, digabung dengan formula 5W + 1H, serta
struktur kalimat berita dengan sistem "Piramida Terbalik". (Artinya berita yang dianggap
paling penting letakan paling atas atau di Lead/Intro, dan urutan rincian berita di batang
tubuh berita).

14
B. Kiat, Teknik dan Tujuan penulisan Naskah Kehumasan

a) Praktisi PR memerlukan persiapan yang cukup ketika memulai menggarap suatu tulisan,
gaya bahasa, suatu topik atau isu, dan hingga merancang tujuan publikasi, serta strategi
pesan yang hendak dicapai pada sebuah tulisan tersebut. Persiapannya secara garis
besar menyangkut: bagaimana materi/bobot pesannya, gaya penulisan berita, teknik
publikasi dan strategi mengkomunikasikan pesannya? Siapa/Pembaca yang menjadi
sasaran? Apa tujuannya (Object)?Efek apa yang ingin diciptakan atau citra yang
diperoleh?

b) Segi Akurasi: apakah keakuratan suatu berita, publikasi, dan informasi dapat dipercaya?

c) Bahasa: Apakah kalimat-kalimat aktif, gaya bahasa formal, jargon-jargon informal, gaya
penulisan yang enak dibaca, kosakata yang terpilih, padat dan singkat, tetapi cukup
menarik untuk dibaca telah dipergunakan?. Ingat, pembaca selalu menginginkan,
"Something new, and interested in", dari produk publikasi dalam bentuk suatu teknik
tulisan yang dibuat oleh Praktisi PR.

d) Eksklusivitas dan relevansi: Produk-produk publikasi yang di release oleh PRO/Pejabat


Humas tersebut mutlak mengandung hal yang penting (eksklusif) dan memiliki misi
hubungan tertentu bagi kepentingan perusahaan, pembaca/publik dan media massa
lainnya.

e) Latar belakang penulisan (background): Sebagai pelengkap atau bermanfaat untuk


menunjang pada suatu berita, artikel dan informasi yang lebih berbobot dan mendalam.
Misalnya menampilkan data-data teknik, grafik, statistik, angka-angka, nilai keuangan
(monetaryvalue), jumlah kantor atau produk lain sebagainya sebagai pendukung suatu
bobot tulisan.

f) ASSETO Formula, yaitu merupakan unsur-unsur pokok dari tujuan dan rencana
pembentukan media publikasi PR (Humas)

C. Tulisan Yang Menarik

Sebagai ilustrasi, dalam bercerita pada sebuah berita atau artikel lainnya, tidak selalu
menggunakan gaya bahasa yang kaku (teknis). Banyak majalah, company profile, annual
report dan sebagainya akan kehilangan "daya tarik" bagi pembacanya, karena tidak
memperhatikan prinsip-prinsip gaya menulis yang hidup serta menarik perhatian.

15
a) Narasi

Yaitu sesuatu yang menggambarkan aksi atau movement pada sebuah artikel atau
tulisan yang menarik. Artinya narasi tersebut akan membawa pembacanya untuk melihat
suatu imajinasi yang telah disampaikan dalam sebuah tulisan yang menarik, baik segi gaya
bahasa, penguraian cerita yang hidup dan simpel hingga-sistematis dan teratur. Mulai dari
pembukaan, pembahasan/penguraian materi berita/artikel dan hingga kesimpulan tetap
akan memancing minat si pembaca untuk membacanya sampai habis.

b) Deskripsi

Bagaimana membuat si pembaca ikut merasakan, menikmati, dan mendengar melalui


penuturan dalam gaya bahasa tulisan. Tidak hanya membangkitkan segi nalar (intelektual)
tetapi segi emosional pembaca pun ikut tergugah ketika membaca sebuah deskripsi tulisan
tersebut.

c) Kalimat aktif dan langsung

Menggunakan kalimat-kalimat aktif dan langsung terfokus ke masalah (one track) yang
ingin ditampilkan, dengan gaya bahasa yang singkat, padat, sistematis serta mudah
dimengerti.

d) Eksposisi

Penjelasan yang dibuat oleh penulis atas suatu kejadian seperti "Apa yang dilihat atau
didengar". Tidak hanya.menunjukkan, tetapi kemampuan menggunakan kata-kata yang
bercerita (How to tell), penuh imajinasi, kreatif, hidup dan colour full serta human ityinterest
lainnya sebagai pendukung daya tarik.

Berikut ini beberapa bentuk yang biasa dipergunakan dalam media public relations, sebagai
berikut

D. Media PR

Media perusahaan yang biasa dipergunakan sebagai saluran atausarana komunikasi


yang sering dipergunakan oleh Praktisi Public Relations untuk menyampaikan pesan kepada
publiknya, dan sekaligus mampu meningkatkan citra melalui berbagai jenis media publikasi,
antara lain

16
1) House Journal

Media Internal atau House Organ (In House Journal) dipergunakan oleh PR/Humas untuk
keperluan publikasi atau sebagai sarana komunikasi yang ditujukan pada kalangan terbatas;
seperti karyawan, relasi bisnis, nasabah atau konsumen. Biasanya berbentuk: News Letter,
Magazine, Tabloid, Bulletin, Company Profile, Annual Report, Prospektus dan lain
sebagainya.

2) Printed Material

Barang cetakan untuk tujuan publikasi PR dalam upaya penyampaian pesan pesannya
yang berbentuk, seperti: Brochure, Leaflet, Booklet, Kop surat, Kartu nama, Kartu ucapan
selamat (Suplement), Kalender, dan lain sebagainya.

3) Media pertemuan(Event)

Media pertemuan secara langsung dengan para audiencenya melalui tatap muka
langsung (face to face), misalnya presentasi, diskusi panel, seminar, pameran dan lain
sebagainya.

4) Broadcasting Media dan Internet

Publikasi PR yang disiarkan melalui Stasiun TV/RRI milik pemerintah dan Stasiun TV
Komersial atau Siaran Radio Komersial termasuk media elektronik dan komputer serta
internet (e-mail) yang dimanfaatkan sebagai media publikasi dan komunikasi PR/Humas.

5) Media Sarana Humas/PR

Yaitu termasuk media Humas yang berkaitan dengan penampilan identitas perusahaan
(corporate identity) yang merupakan simbol atau Hama perusahaan, logo, warna standar
perusahaan dan kemasan produk (corporate and product colour image), penampilan dan
citra lobby kantor (front office lobby image), pakaian seragam (uniform) dan hingga model
huruf atau logo perusahaan (style ofidentity mark) yang sekaligus merupakan citra
penampilan perusahaan yang khas sebagai pembeda dengan kompetitor lainnya.

Model huruf atau logo perusahaan atau produk berbentuk signature mark, monogram,
allusive dan associative

17
6) Media Personal

Media personal merupakan media Humas/PR yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mengadakan pertemuan secara langsung (face to face contact) untuk maksud mengadakan
pendekatan personal (personal approach) atau melobi dan kemudian meningkat untuk
bernegosiasi (negotiation) sehingga kedua pihak yang terlibat dalam perundingan Akan
mencapai kata sepakat (deal) Apakah kesepakatan kedua belah pihak tersebut akan saling
menguntungkan (win-win solution) atau sebaiknya harus ada yang mengalah (win-lost
solution). Artinya kemampuan dalam presentasi, me-lobbi, bernegosiasi dan lain sebagainya
harus dikuasai oleh para profesional PR/Human dalam peranannya mewakili perusahaan
yang berhadapan dengan publik sebagai sasarannya.1

1
Juwito, Public Relations, (Jawa Timur: UPN Pres, 2008), hlm. 1-50

18
BAB IV PROFESIONAL MENJALIN HUBUNGAN DENGAN RELASI

A. Membiasakan Diri Bersikap Ramah

Ramah sebetulnya adalah sikap yang dimiliki oleh seseorang dengan motivasi selalu
ingin menyenangkan orang lain. Ada suatu perasaan ingin memerhatikan dan peduli kepada
orang lain Sikap hati yang demikian akan menimbulkan senyum di wajah Orang yang
melihat senyum kita tentu akan merasa nyaman dan senang. Lain halnya jika wajah kita
selalu terlihat merengut dan cemberut. Hal ini justru menunjukkan keegoisan kita. Seolah-
olah dengan menampilkan muka yang seperti itu, kita meminta perhatian orang lain,
menyuruhnya melihat kita. Artinya, kita pun tak mau tahu dengan orang lain.

Pertanyaanya, bagaimana sikap ramah itu muncul-muncul karena suasana atau karena
watak? Bagaimana dengan pengaruh stres akibat pekerjaan yang menumpuk? Hari-hari ini
memang banyak orang yang stres, tetapi apakah karena hal ini, kita tidak punya
kesempatan untuk bersikap ramah? Biasanya, sikap ramah identik dengan perasaan happy.
Kalau tidak happy, mana mungkin bisa ramah? Padahal keramahan bisa mendatangkan
keuntungan, baik bagi orang lain maupun bagi diri kita sendiri. Namun, karena ego manusia
lebih kuat, sikap ramah cenderung lebih menguntungkan dirinya sendiri.

B. Pofesional Dan Keramahan

Sikap ramah seharusnya dimiliki oleh semua orang, tidak hanya oleh orang-orang yang
profesinya terkait erat dengan hubungan dan komunikasi dengan orang lain. seperti Public
Relation (PR). Semua karyawan dalam perusahaan pun perlu membiasakan diri bersikap
ramah dan membudidayakannya.

Ramah memang tidak identik dengan murah senyum, tetapi senyum adalah pancaran
keramahan Bersikap ramah harus disertai dengan motivasi yang tulus. Kita tak bisa senyum
kalau hati kita tidak tulus dan tidak suka Senyum yang tidak tulus atau tidak disertai motivasi
ingin beramah-tamah dengan orang lain hanya akan menampilkan senyum kecut.

C. Memainkan peran Public Relation dengan Optimal

Peran public relation (PR) saat ini sangat penting Dalam era informasi, kalau PR tidak
memainkan perannya dengan baik dan optimal perusahaan tidak akan dikenal oleh dunia
luar Jadi, PR berada di garis depan perusahaan Apakah orang yang berkecimpung di dunia
PR bisa ditampilkan? Bisa, Sebetulnya secara tidak langsung dari dulu kita sudah bergerak
di dalam dunia PR Jadi, kalau kita tampil di depan masyarakat, secara tidak langsung kita
sudah mem-PR-kan keluarga. Bedanya dengan perusahaan PR dalam perusahaan

19
biasanya lebih terstruktur PR harus menyatu dalam perusahaan karena PR mewakili semua
struktur perusahaan.

D. Kiat Memilih PR yang Tepat

Untuk memilih PR yang tepat dan sesuai dengan perusahaan, hal pertama yang harus
kita ketahui adalah dia harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Kemampuan
berkomunikasi juga harus disertai dengan kemampuan berorganisasi karena kelenturan
sikap PR sangat diperlukan Seorang PR juga bisa dianggap sebagai bumper Seorang PR
sangat dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan baik karena seorang PR dituntut untuk
mengemas keluhan menjadi informasi, sehingga orang yang menerimanya akan sama sama
enak dan mendapatkan solusi yang baik.

Seorang PR juga harus kreatif, Karena kalau tidak ia akan mati Fisik dan penampilan
yang menarik saja tidak cukup bagi seorang PR untuk menjalankan tugasnya. Seorang PR
harus kreatif ketika menyampaikan info tentang perusahaan dalam press release atau ketika
mempromosikan perusahaan fisik atau penampilan memang faktor penunjang, tetapi bukan
satu satunya penentu.

Selain kreatif, seorang PR juga harus berwawawasan luas karena ia akan menangani
perusahaan. Kemampuan berkomunikasi yang melibatkan pihak-pihak luar atau pers
dengan berbagai segmen Di samping itu seorang PR juga harus disertai terampil.

Tuntutan menjadi seorang PR memang berat karena harus memiliki penampilan dan
kapabilitas yang mendekati sempurna. Namun, yang paling penting dari seorang PR adalah
kemampuannya untuk berkomunikasi dan menjalin relasi dengan semua pihak dan kalang

E. Mengadakan Press Conference dengan Tepat Sasaran

Press conference adalah media promosi untuk memperkenalkan suatu produk baru
dengan mengadakan event-event yang sifatnya memperkenalkan sebuah produk kepada
masyarakat. Ini juga merupakan bahan untuk mengisi media massa Press conference juga
bisa digunakan untuk mengenali produk perusahaan lain sekaligus menambah relasi bisnis.
Dalam ajang ini, ada banyak kesempatan yang dapat dilakukan pebisnis atau profesional
untuk saling tukar informasi mengenai produk masing-masing. Semua ini tentu sangat
bermanfaat untuk menambah jaringan relasi bisnis kita.

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam press conference adalah persepsi yang sama
antar produsen yakni perusahaan kita sebagai pengirim berita dan media massa sebagai
penerima berita Jangan sampai ada kesalahan atau miscommunication Karena itu, ada

20
banyak segi yang harus dipertimbangkan. Hal yang lain yang perlu dipertimbangkan adalah
kenyamanan tempat penyelenggaraan press conference hindari kebisingan dan segala
macam gangguan.

Press conference atau jumpa pers tidak harus memerlukan dana besar, Mencari tempat
yang representatif untuk mengadakan jumpa pers tidak harus berdana mahal,yang penting,
lokasinya mudah dijangkau jika perusahaan kita terketak dipinggir kota, memang bisa
menyulitkan rekan-rekan wartawan, karena itu, kita bisa ambil alternatif misalnya dengan
mengadakannya di tengah kota namun,ini pun tidak harus memerlukan dana besar karena
media massa dan perusahaan akan saling take and give.

Setelah jumpa pers, jika ingin mengajak para wartawan pergi ke perusahaan kita bisa
menyediakan transportasi untuk mereka,bila dana terbatas, sarana-sarana lain harus
dipertimbangkan.

Press conference adalah sarana utk membantu promosi produk kepada masyarakat kata,
baik melalui media cetak atau elektronik atau audio visual. Terlebih dahulu kita harus tahu
knowledge-nya, siapa yang diundang, dan segmen pasarnya. Jadi semakin tepat kita
memilih media, semakin tepat sasaran yang kita capai. Sebagai peserta press conference,
kita harus benar-benar menguasai etika jurnalistik.

Kemampuan kita harus mumpuni supaya penulisan kita tepat. Jika acara itu dalambidang
budaya, wartawannya sebaiknya juga wartawan budaya. Jika bidang pendidikan, sebaiknya
wartawan pendidikan, Dengan demikian, pengirim dan penerima berita bisa matching.

Bila penyajian kita dalam press conference terasa ada yang kurang, tak ada salahnya
meminta maaf kepada audience. Kata maaf itu tidak akan menurunkan citra seseorang atau
perusahaan. Setiap kesalahan itu manusiawi Dengan mesikap bahwa kita bersedia meminta
maaf atas kekurangan kita, hal itu menunjukkan bahwa kita bersikap manusiawi.

F. Menyikapi Media-Media Yang Tidak Diundang

Kita harus menyadari bahwa ketika kita mengirim berita hanya ke salah satu media yang
kita anggap tepat dengan segmen pasar kita, hal itu harus ada dampaknya. Setelah seorang
pebisnis atau profesional muda memasukkan suatu release ke salah satu media, biasanya
mereka akan mengevaluasi hasilnya, Apakah dampaknya positif (menguntungkan) terhadap
produknya? Kalau hasilnya nol, kita tidak akan mengulang kembali Jadi, itu pun harus ada
upaya sedemikian rupa dari media yang bersangkutan Media akan laku karena si penerima
iklan juga menerima dampak yang menguntungkan.

21
Jadi, kalau kita melakukan jumpa pers,kita tidak bisa main perasaan Bila media-media
lain complain kepada kita, tidak ada salahnya kita masukkan release media media tersebut,
toh ini tidak membutuhkan biaya. Sekarang ini marak segmentasi media ada media yang di
desa, di kabupaten, dan di kota Misalnya produk kita termasuk middle up (menengah ke
atas) produk tersebut tidak akan cocok bila dipasarkan di pedesaan. Kalaupun produk kita
universal, apakah jumpa pers yang kita adakan harus diklasifikasikan menjadi hari pertama
untuk media besar hari kedua media medium, hari ketiga media kecil? Cara yang demikian
tidak etis. Jumpa pers itu tidak boleh dipisah-pisahkan.

Kalau kita berencana mengundang seluruh media, undanglah sekaligus hari itu juga.
Sebelum jumpa pers diadakan, sediakanlah buku tamu untuk menghindari beberapa oknum
yang tidak diundang yang dikhawatirkan akan mengacaukan acara tersebut. Jumpa pers
adalah acara formal, jadi kita harus memberi mereka undangan Jika kita tidak memiliki
kenalan seorang wartawan, kita bisa ke redaktur, dan dia akan mengutus wartawannya
untuk meliput jumpa pers tersebut.

Biasanya kalau perusahaan sudah memiliki PR, perusahaan cukup diwakili oleh PR saja
dalam press conference Jadi, dia menjadi project officer-nya karena PR mempunyai
kemampuan jurnalistik dan presentasi produk Bila memungkinkan, PR bisa didampingi
product manager, Namun, orang yang menyampaikan presentasi produk cukup satu saja
Biasanya, pendahuluan dibuka oleh PR, kemudian setelah itu baru product manager.

Sebagai presenter dalam press conference, kita harus memerhatikan penampilan


Penampilan adalah value tertinggi dari penampilan, orang akan bisa menilai citra
perusahaan. Begitu pula dengan peserta Jika pada undangan sudah dicantumkan supaya
berpakaian resmi, pakailah pakaian resmi. Jika tidak ada ketentuan tentang pakaian
berpakaianlah sepantasnya.

22
BAB V PROFESIONAL MENGHADAPI JAMUAN MAKAN DENGAN RELASI & REKAN
EKSPARIAT

A. Berbagai Kiat Menjamu Relasi Bisnis

Apa yang pertama kali harus kita perhatikan dalam menjamu relasi? Pertama, jelas
bisnisnya. Tentu, tujuan kita adalah menjalin suatu relationship yang lebih baik Dan yang
tidak kalah penting, kita harus memahami situasi dan keadaan relasi-relası kita. Tempat
yang enak untuk menjamu relasi mungkin tergantung tipe masing-masing orang karena itu,
kita perlu menanyakan kepada relasi tempat-tempat yang disukainya.

Faktor tempat dan ruangan otomatis akan lebih memudahkan kita melakukan
pendekatan kepada relasi kita. Lagi pula kesukaan orang berbeda-beda, Ada yang suka
tempat-tempat yang ramai, tetapi ada pula yang suka tempat-tempat yang tenang. Kita tidak
bisa memukul rata kesukaan tiap orang atau menebak-nebak kesukaan relasi di depan kita.
Namun, dalam menjamu relasi, kita tidak boleh terbuai atau larut dalam suasana yang
akhirnya membuat kita lupa akan misi kita.

Kita memiliki misi tertentudalam menjamu relasi. Ini yang perlu kita tekankan, Bila relasi
menyukai tempattempat yang hingar-bingar turuti saja Setelah itu, kita arahkan dia kepada
sasaran kita Jadi, tujuan kita tercapai.

B. Kiat Memanjakan Customer

Bagaimana dengan kecenderungan memanjakan customer? Kadang-kadang, mau tak


mau kita menuruti ajakan yang ditawarkan kepada kita Apakah ini baik kita lakukan? Boleh,
tetapi sekali waktu harus berbalikan. Misalnya, kali ini mungkin saya orang yang ditawarkan
si A, tetapi sekali waktu saya juga harus menawarkan si A untuk memberikan alternative,
Jadi saya tahu kesukaan si A, kalau hanya mengikuti kemauan saya, tentu hanya akan
menyenangkan diri saya. Bisa-bisa misi kita tidak tercapai padahal inilah yang dipentingkan
dalam menjamu customer mengenali pribadi dan keadaan mereka.

Sebelum menjamu relasi bisnis, kita harus betul-betul tahu misi kita. Setelah tujuan
tercapai, misi ini tidak harus berhenti, tetapi diusahakan ada kesinambungan. Kita harus
tahu tipikal customer kita agar kita berhasil mencapai sasaran dengan efektif. Kalau
customer menyukai tempat-tempat yang tenang, jangan dipaksa untuk menuruti
kesenangan kita. Kita harus korbankan kesenangan kita untuk menyenangkan relasi ini.
Etika bisnis tetap harus dipegang.

23
Sekalipun masa sekarang kita ada pada era kompetitif, di mana setiap waktu di
manfaatkan orang untuk meraih profit sebanyak-banyaknya, kita harus memahami dan
memakai etika pada setiap situasi. Meskipun kita yang mengajak makan siang, tetapi kita
harus memiliki etika yang pantas kepada tamu.

Kita juga perlu tahu kepribadian tamu, kapan saat yang tepat atau tidak tepat untuk
membicarakan bisnis. Memang ada tamu yang tidak suka berbasa-basi dan maunya to the
point membicarakan pokok permasalahan, tetapi tidak semua tamu bertipe seperti ini.
Karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami karakter atau tipe orang yang kita
hadapi.

Tentu lebih enak kalau kita memberi kesempatan kepada tamu agar merasa nyaman dan
percaya lebih dulu kepada kita, baru kita membicarakan bisnis karena bisnis adalah sebuah
kepercayaan.

C. Akrab Menjamu Makan Mitra Bisnis di Rumah

Sebagai seorang pebisnis, kita tentu memiliki banyak relasi dan mitra bisnis. Namun,
tidak semua relasi bisnis ini dekat dengan kita meskipun kita paham bahwa kedekatan kita
dengan banyak relasi atau sahabat itu ikut menentukan kemajuan dan kelancaran bisnis
kita. Bila kita memiliki beberapa mitra bisnis atau klien yang perlu kita jajaki, tak ada nya
sekali-kali kita beriinisiatif melakukan pendekatan dengan menjamunya makan di rumah,
Tujuannya agar terjalin suatu hubungan yang lebih akrab antara kita dan mitra bisnis
kita,sehingga usaha bisnis kita dengannya semakin lancar.

Jumlah undangan kita tentu tidak banyak lebih baik bila kita mengundangnya beberapa
hari sebelumnya supaya mitra bisnis atau klien itu dapat mengatur waktunya. Sebagai tuan
rumah, kita juga jangan terburu-buru mempersiapkan jamuan makan ini.

Jika keluarga relasi juga turut kita undang, kedua pihak harus sama-sama punya waktu
luang-mungkin waktu hari libur, Kalau rumah kita tidak memungkinkan untuk menjamu tamu
makan dirumah,sebaiknya kita tidak memaksakan hal itu karena masih banyak tempat yang
lain yang lebih memungkinkan.

D. Rekan Ekspatriat

Sebagai orang Indonesia, kita tidak perlu apriori karena orang asing tidak bisa menerima
keberadaan kita dan kita pun tidak bisa menerima ke beradaan mereka. Namun, sebagai
orang yang ingin terjun ke dunia yang luas dalam kancah globalisasi yang akan datang, kita
harus menang sikap apriori.

24
Bagaimanapun, pasti ada sesuatu yang dapat kita ambil dari sedan budaya bangsa
Kalau kita sudah memiliki merital seperti ini, kita tentu dapat dengan mudah bersosialisasi
dengan bangsa manapun. Perlu kita sadari bahwa setiap bangsa selalu memiliki kelemahan
dan kelebihan.

Kalau kita beranggapan bahwa kaum ekspatriat tenaga kerja asing) pasti menikmati
kekayaan alam dan sumber-sumber daya lain yang kita miliki, ini harusnya menjadi pemicu
kita untuk dapat memertahankannya atau melebihi kemampuan mereka.

E. Kerja Sama Dengan Ekspatriat

Kerja sama yang kita lakukan dengan mereka sebaiknya bersifat sementara Mengapa?
Sebab kalau dilihat dari penggajian, gaji mereka lebih tingg Ini jelas tidak menguntungkan
perusahaan Selalu ada alasan mengapa ekspatriat dikaryakan alasannya adalah kontinuitas
mereka.

Kita cenderung moody (kadang naik, kadang turun), Bukannya kita merendahkan bangsa
sendiri mengenai kedisiplinan, Konsekuensi, dan responsibilitas, tetapi kenyataannya
memang mereka lebih dari kita walau menyewa jasa mereka, sebaiknya ini karena
keterampilan yang mereka miliki jauh melampaui kita.

Demikian juga dengan falsaa dalam berbisnis. Kita bisa belajar dari mereka Untuk itu.
kerja sama dengan mereka harus sementara saja sifatnya.

Kalau kita menyewa atau mengoritrak mereka tentu ada tujuan tertentu, yaitu untuk
menyerap ilmu mereka Inilah keuntungan kita mendatangkan tenaga asing.

Kerugiannya adalah gaji mereka akan lebih tinggi daripada kita karena standar hidup
mereka berbeda dengan standar hidup kita.

Sebelum menandatangani kontrak, biasanya tempat sudah ditentukanlah profesionalisme


mereka Pada saat deal pertama, mereka sudah mengajuk beberapa persyaratan misalnya
apartemen yang mereka minta dan harganya termasuk tempat untuk bekerja Semua itu
tergantung pada komitmen awal disamping itu, mereka juga akan menentukan gaji.

Kalau dikontrak dalam jangka waktutertentu mereka akan menentukan jumlah gaji yang
mereka terima Mereka juga membuat MOU dari apa yang akan mereka lakukan, Sebelum
kontrak yang ditandatangani jatuh tempo, mereka sudah tidak efektif dan cost-nya sudah
tinggi Sebaiknya sebelum PHK, kita sudah memberi sanksi.

25
Kalau perusahaan yang memutuskan perusahaan harus memberi ganti rugi sementara
pihak ekspatriat harus juga ada sanksinya. Mereka biasanya membuat MOU, Itu sudah
diantisipasi dari beberapa sisi. Dengan demikian, kita harus hati-hati Untuk itu MOU
biasanya tidak lama-lama, sehingga dapat menghindari sesuatu yang dirasakan Paling lama
masa kerjanya setahun karena seseorang dapat dilihat hasilnya kalau sudah setahun.

Kalau kita sudah tidak membutuhkan tenaganya, kita boleh saja menekan mereka karena
sudah selesai sehingga etis sekali kalau diadakan PHK Mereka dibiasakan assertive,
sehingga tidak sungkan-sungkan yang nantinya akan berbuntut di belakang.

Kalau setahun pekerjaannya belum 100% seperti yang diharapkan perusahaan pemimpin
harus meminta penjelasan mereka, termasuk hal hal seperti kita merasa tidak mendapat
untung untuk mengontrak mereka ini semua tergantung pemimpin. Kalau ekspatriat
ditempatkan sebagai karyawan, pemimpin dapat menyarankan orang-orang yang berada di
bawahnya tetapi orang yang berperan adalah mereka sendiri Dengan demikian, ini dapat
membantu pekerjaan mereka.

Sebagai seorang profesional, kita harus mampu bergaul secara smart dengan para
ekspatriat Manfaatkan jasa mereka secara profesional. Kalau terpaksa mengontrak
ekspatriat, kita harus dapat menyerap ilmu mereka sebanyak mungkin, sehingga hal ini
dapat meningkatkan mutu kita sendiri. Kehadiran mereka bukan untuk mengubah semuanya
seperti tradisi atau budaya mereka. Sebagai orang Indonesia, kita tidak boleh apriori, tetapi
harus dapat menyikapi hal ini dengan cara pandang yang luas. Semua ilmu dan pengaruh
positif harus dapat kita simpan dan manfaatkan supaya kita dapat maju seperti mereka.2

2
Indayati Oetomo, Relationship work (Membangun Hubungan Harmonis Dalam Bisnis),
(Yogyakarta: CV Andi Offset, 2014), hlm. 1-67

26
DAFTAR PUSTAKA

Juwito. 2008. Public Relations. Jawa timur: UPN Press

Oetomo, Indayati. 2014. Relationship Work (Membangun Hubungan Harmonis dalam


Bisnis). Yogyakarta: CV Andi Offset

27

Anda mungkin juga menyukai