Anda di halaman 1dari 8

Tugas Tutorial Ke-1

Nama : Muhammad Zulham Tarmuzi Maradjabesi


NIM : 530024912
TUGAS TUTORIAL KE-1
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Nama Mata Kuliah : Manajemen Investasi


Kode Mata Kuliah : EKMA5312
Jumlah sks : 3
Nama Pengembang : Hijroini Fajaryati, SE, M. Ak
Nama Penelaah :
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2019.1
Edisi Ke- : 2

Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jika seorang karyawan memiliki penghasilan Rp. 10.000.000/bulan. 30
Dengan asumsi pengeluaran operasional per bulan 30%. Jenis investasi
apa yang akan saudara pilihkan untuk karyawan tersebut? Berapa tingkat
keuntungan yang diharapkan dari investasi yang Saudara pilih!

2 Dalam manajemen investasi, diketahui ada aktiva-aktiva nyata (real 30


assets) dan juga aktiva-aktiva pembiayaan (financial assets). Jelaskan
dengan menggunakan referensi yang relevan!

3 Dari semua jenis sekuritas yang dapat dibeli investor dari pasar uang dan 40
pasar modal, sekuritas apakah yang paling baik dimiliki atau dibeli oleh
investor agar kekayaan atau kesejahteraan investor dapat ditingkatkan.
(Arahkan jawaban Saudara kepada pengertian setiap sekuritas yang ada,
tingkat imbal-hasil dan risiko serta tipe investor yang ada dalam pasar)

Jawab
1. Saya penganut paham "don't put your egg in one basket". Karenya saya akan memilih
untuk melakukan investasi pada beberapa jenis investasi, sebagai berikut :
a. Saham
Pertama saya akan memilih investasi saham karena dibandingkan dengan jenis investasi
yang lain investasi saham menawarkan high return yang tingi sekalipun juga memiliki risiko
yang tinggi. Harapan saya tingkat risikonya dapat saya reduksi dengan pemilihan investasi
berikutnya.
Saya akan mencari data harga saham saat pertama kali IPO dan membandingkannya
dengan harga saham saat ini. Kemudian saya akan menginvestasikan 25% dari penghasilan
yakni sebesar 2.500.000. Dengan perhitungan harapan return sebagai berikut :
Misalnya PT. Waskita Beton Precast Tbk. IPO dengan kode saham WSBP harga
saham saat IPO adalah 490 dan harga saham saat ini adalah 540. Maka harapan return
tahunannya adalah (harga saat ini-harga saham saat IPO)/harga saham saat IPO.
sehingga menjadi (540-490)/490 = 10,2%
Maka return yang saya harapkan dari investasi ini perbulannya adalah 10,2% x
2.500.000 = 255.000.
b. Obligasi
Obligasi baik obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah memang memiliki return
yang lebih rendah daripada saham namun memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi.
Khususnya obligasi pemerintah. Saya akan melihat terlebih dahulu jenis-jenis obligasi
korporasi yang ada di penawaran umum, dan kemudian membandingkan dengan obligasi
yang diterbitkan oleh pemerintah. Memperhatikan Nominal Yield, Current Yield, Yield to
Maturity, Yield to Call dan Realized Yield.
Saya akan menginvestasikan 25% dari total penghasilan atau sebesar 2.500.000. Misalnya
saya membeli obligasi 5 tahun dari perusahaan XYZsebesar Rp 2.500.000, dengan bunga
10% yang dibayar paruh tahunan. Obligasi diterbitkan pada harga diskonto karena tingkat
bunga pasar besarnya 12%. Harga jual obligasi adalah nilai sekarang dari nilai pokok obligasi
(principal) ditambah nilai sekarang dari pembayaran bunga (coupon payment).
Diskonto adalah selisih antara harga jual dan nilai nominal obligasi. Dari informasi tersebut
dapat ditarik kesimpulan.

 Bunga dibayarkan paruh tahunan sehingga tingkat bunga nominal per periode adalah
6% (12% dibagi 2).
 Jumlah periode adalah 10 (2 periode x 5 tahun).
 Pembayaran bunga per periode adalah Rp125.000 (Rp2.500.000 x 5%).

Kemudian kita hitung present value interest factor (PVIF) dengan rumus: 1 : (1+r)t

 r = tingkat bunga pasar per periode


 t = jumlah periode

PVIF=1 : (1+0,06)1 = 0,5584

Nilai sekarang dari nilai pokok obligasi = Rp 2.500.000 x 0,5584 = Rp 1.396.000.

Kemudian kita hitung pembayaran bunga dengan mengalikan jumlah pembayaran bunga
nominal dengan faktor nilai sekarang dari ordinary annuity (present value of ordinary
annuity atau disingkat PVOA).

Hitunglah PVOA dengan rumus: (1 – (1 : (1+r)t)) : r

PVOA = (1 – (1 : (1+0,06)10)) : 0,06 = 7,3601

Kalikan jumlah pembayaran bunga dengan PVOA untuk mendapatkan nilai sekarang dari
bunga.
Rp 125.000 x 7,3601 = Rp 920.012,5

Harga jual obligasi = nilai sekarang pokok obligasi + nilai sekarang bunga.

Rp 1.396.000 + Rp 920.012,5= Rp 2.316.012,5

Diskonto Obligasi =  Rp2.500.000− Rp 2.316.012,5= Rp 183.988,5

c. Emas & Logam Mulia

Investasi jenis ini cocok untuk investasi jangka panjang, karena harga emas dan logam mulia
akan terus meningkat dan biasanya peningkatan harga ini disebabkan atas respons  terhadap
kejadian-kejadian tertentu yang menyebabkan nilai paper investment, seperti saham dan
obligasi menurun. Karenanya saya menganggap investasi emas dan logam mulia bisa
menyeimbangkan risiko dari dua investasi yang saya kemukakan sebelumnya. Saya akan
menginvestasikan sisa 20% dari penghasilan yang sebagiannya telah terinvetasi dan
digunakan untuk kebutuhan operasional.

Misalnya dari chart diatas harga emas awal adalah 584.000 dan harga akhir adalah
599.763,68. Return = (599.763,68-584.000)/599.763,68 = 2,6%

Jadi ROI yang saya harapkan adalah 2.000.000 x 2,6% = 52.000


Meskipun terbilang kecil, namun investasi emas tergolong sangat aman dan cukup likuid jika
sewaktu-waktu perlu kita cairkan untuk memenuhi kebutuhan.

2. Sebelumnya perlu kita perhatikan pengertian Real assets dan Financial Assets
berikut yang saya kutip dari https://www.investopedia.com/terms/r/realasset.asp :
Real assets are physical assets that have an intrinsic worth due to their substance and
properties. Real assets include precious metals, commodities, real estate, land, equipment,
and natural resources.
Financial assets are a liquid property that derives value from a contractual right or
ownership claim. Stocks, bonds, mutual funds, bank deposits, investment accounts, and good
old cash are all examples of financial assets. They can have a physical form, like a dollar bill
or a bond certificate, or be nonphysical—like a money market account or mutual fund.
Dengan penjelasan yang lebih mudah, real assets atau aktiva nya adalah aset yang memiliki
fisik seperti gedung, tanah, peralatan dan mesin sedangkan financial assets atau aktiva
pembiayaan adalah aset yang tidak memiliki bentuk fisik dan berbentuk seperti
perjanjian,hak milik, hak paten, nilai saham dan lain sebagainya yang memiliki nilai
finansial.
Terkadang bisa terjadi tumpang tindih pengertian. misalnya kita melakukan investasi
pembelian saham yang bergerak di bidang pertambangan emas. Sejatinya kita memiliki
bagian aset dalam bentuk emas atau real asset. Akan tetapi karena status kita adalah pemilik
saham atau dalam bentuk bond kepemilikan, maka aset yang kita miliki tersebut tetaplah
tergolong sebagai financial asset.
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan investasi pada real asset dan financial asset yang
saya dapat dari https://btradetc.com/kelebihan-dan-kekurangan-investasi-riil-dan-finansial/.
Investasi pada aset riil
a. Tanah
Kelebihan:
Harga tanah secara umum terus naik, dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif, biaya
perawatan rendah, tidak dapat dicuri asal administrasi jelas
Kekurangan:
biaya investasi besar, likuiditas rendah, pajaknya besar (PBB), terdampak proyek pemerintah,
potensi adanya biaya makelar tanah, administrasi dan pengurusan yang lama (balik nama,
dll), biaya atas administrasi di atas, tidak likuid (tidak dapat langsung laku ketika ingin dijual)
b. Property
Kelebihan:
Sumber pendapatan dengan cara disewaka harga naik selama dalam perawatan, dapat menjadi
agunan kredit di bank, dapat digunakan sebagai tempat usaha
Kekurangan:
Risiko kebakaran, memerlukan biaya perawatan, pajaknya besar (PBB), terdampak proyek
pemerintah, pengurusan administrasi (sertifikat, dll), tidak likuid (tidak dapat langsung laku
ketika ingin dijual)
c. Emas
Kelebihan:
Mudah diperjualbelikan, dapat digunakan sebagai jaminan atas pinjaman, pelindung nilai
kekayaan, harga yang relatif stabil dan cenderung meningkat
Kekurangan:
Risiko kehilangan karena dicuri, biaya penyimpanan tinggi, hanya cocok untuk investasi
jangka panjang, Barang seni
Kelebihan:
Fluktuasi harga tak terhingga,memperluas lingkup pergaulan, lebih kepada pride  /
kebanggaan
Kekurangan:
Risiko kehilangan karena dicuri,penyimpanan yang rumit,risiko rusak, kotor atau kebakaran,
risiko forgery / pemalsuan
Investasi pada aset finansial
a. Pasar uang
Kelebihan:
Pilihan dalam memberi pinjaman jangka pendek, memanfaatkan uang menganggur agar
produktif, mendukung kemajuan usaha dan perekonomian, pengendalian jumlah uang beredar
oleh BI
Kekurangan:
Risiko gagal bayar apabila saat jatuh tempo peminjam tidak dapat membayar, inflasi yang
mengakibatkan turunnya nilai uang, likuiditas karena waktu penjualan mungkin tidak secepat
yang diharapkan, penurunan harga di pasar (capital loss)
b. Pasar modal
Kelebihan:
Kemudahan dalam bertransaksi (online), biaya administrasi rendah, tawaran keuntungan dari
dividen dan capital gain, mudah diperjualbelikan (likuiditas tinggi), tidak memerlukan biaya
penyimpanan
Kekurangan:
Risiko delisting perusahaan oleh BEI, turunnya harga di pasar menimbulkan kerugian saat
penjualan (capital loss), risiko bisnis manakala perusahaan merugi dan tidak membagikan
dividen, Pasar berjangka
Kelebihan:
Waktu perdagangan yang panjang, 24 jam selama 5 hari bursa dalam seminggu, likuiditas
tinggi, dapat memperoleh keuntungan dalam situasi apapun, potensi keuntungan yang lebih
besar daripada investasi bentuk lainnya, dapat dimulai dengan dana kecil.
Kekurangan:
Bergantung pada produk underlying atau asset induknya, memerlukan pengetahuan dan
pengalaman yang baik, risiko kecurangan (fraud), risiko fluktuasi harga yang besar.

3. Secara sederhana sekuritas bisa dipahami sebagai sebuah bukti perjanjian bahwa
suatu entitas (perorangan atau perusahaan) memiliki sebagian hak atau kekayaan dari
perusahaan yang menerbitkan sekuritas dengan syarat-syarat tertentu yang disepakati
oleh kedua belah pihak dan peraturan-peraturan yang mengikat.

Secara garis besar sekuritas dibagi menjadi : sekuritas yang memberikan penghasilan tetap,
dan sekuritas yang memberikan penghasilan tidak tetap

Sekuritas berpenghasilan tetap contohnya adalah obligasi. ciri- cirinya adalah mempunyai
nominal/face value misalnya 2.000.000, kapan jatuh tempo misalnya 5 tahun, dan coupon rate
misalnya 15% per tahun.
Jika kita asumsikan obligasi tersebut tidak akan dilunasi, maka kita akan memperoleh 15% x
2.000.000=300.000 setiap tahunnya sampai dengan jatuh tempo, dan pada tahun terakhir
ditambah dengan 2.000.000 yang merupakan pokok utang.

Tahun 1 = 300.000

Tahun 2 = 300.000

Tahun 3 = 300.000

Tahun 4 = 300.000

Tahun 5 = 300.000 + 2.000.000

=1.500.000 + 2.000.000 ( pokok utang)

Jadi jika kita mengabaikan kemungkinan pelunasan sebelum tahun jatuh tempo maka harga
obligasi akan bergantung dari tingkat bunga ( coupon rate)

Sekuritas dengan penghasilan tidak tetap contohnya adalah saham. Dengan membeli
sekuirtas dalam bentuk saham kita kan mendapatkan dividen saham dan perubahan harga
saham sebagai return of investment kita.

Jika harga saham naik maka kita akan mendapatkan capital gain dan jika harga saham turun
maka kita akan menderita kerugian yang disebut capital loss.

Misalnya harga saham saat ini sebesar Rp 20.000, dividen Rp 2.000. Tahun depan
diperkirakan harganya Rp 22.000.

Maka keuntungan yang diharapkan (r) yang akan diperoleh adalah:

= (P1 + P0 + D) : P0

= (22.000 – 20.000 + 2.000) : 20.000

= 0,20 atau 20%

Risiko dalam portofolio sekuritas bisa dibilang sebagai deviasi standar tingkat sekuritas.
Deviasi standar menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai yang diperoleh menyimpang
dari yang diharapkan. Misalnya kita lihat perhitungan pada dua investasi berikut
Investasi A

Profitablitas R

0,2 0,10

0,6 0,2

0,2 0,3

Investasi B

Profitablitas R

0,10 0,10

0,80 0,20

0,20 0,30

E(RA) = 0,2(0,10) + 0,6(0,20) + 0,20(0,30) = 0,20


E(RB) = 0,10(0,10) + 0,8(0,20) + 0,20(0,30) = 0,20
Keduanya memiliki hasil E yang sama akan tetapi jika kita amati penyebaran nilai-nilai
tingkat keuntungan terlihat bahwa instasi A mempunyai penyebaran yang lebih besar. Hal ini
terlihat dari distribusi probabilitasnya. Probabilitas investasi B akan menghasilkan tingkat
keuntungan di bawah 20% adalah 0,10. Sedangkan untuk A adalah 0,20. Dapat disimpulkan
bahwa investasi A lebih berisiko dari B.

Berdasarkan tipe investor, terdapat tiga jenis investor yang ada dalam pasar:

1. Investor konservatif (risk averse)

Merupakan tipe investor yang tidak menyukasi risiko, dan cenderung melakukan investasi
yang memiliki risiko rendah. Jenis sekuritas yang dibeli biasanya: deposito, obligasi
pemerintah, reksa dana pasar uang dan reksa dana terproteksi.

2. Investor moderat (risk neutral)

Merupakan tipe investor yang berinvestasi dalam beberapah jenis sekuritas dan berusaha
menyeimbangkan antara risk dan return dari setiap investasi sekuritas yang dibeli.
3. Investor agresif

Merupakan tipe investor yang senang dengan sekuriti high return sekalipun memiliki risiko
yang tinggi.

Sumber:
1. BMP Manajemen Investasi Universitas Terbuka
2. https://analis.co.id/return-saham.html
3. https://www.youtube.com/watch?v=xOMlPec7vaw
4. https://libera.id/blogs/7-jenis-investasi-terbaik-untuk-startup-anda/
5. https://www.finansialku.com/menghitung-roi-atau-tingkat-pengembalian-investasi/
6. https://www.investopedia.com/terms/r/realasset.asp
7. https://manajemenkeuangan.net/

Anda mungkin juga menyukai