Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATA KULIAH BISNIS INTERNASIONAL

BISNIS INTERNASIONAL DAN TANTANGAN LINGKUNGAN


Dosen pengampu:

Disusun Oleh:
Intan Aulia Alief 185030207111061
Diannira Vega A. 185030207111018
Hella mardha 18503020
Angela Rika 185030207
Shafa Abid Istihsan 185030200111025
Naufal Surya 18503020

PROGRAM STUDI S1 ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan
nikmatnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah tentang “Bisnis
Internasional dan Tantangan Lingkungan” ini disusun untuk memenuhi tugas UTS
mata kuliah Bisnis Internasional yang diampu oleh..........

Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Untuk
itu kami ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan


makalah ini, baik dari segi EYD, kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh
karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sekalian untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi.

Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari karya ini.

Malang, 16 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bisnis Internasional.................................................................................


2.2 Pengertian Bisnis Internasional ………………………………………………..
2.3
2.4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bisnis internasional merupakan salah satu bentuk Hubungan


Internasional. Bisnis Internasional merupakan kinerja aktivitas bisnis yang
melintasi batas nasional. Seperti yang kita ketahui , tidak ada satu Negara pun
yang dapat menghasilkan sendiri semua barang atau jasa yang dibutuhkan
oleh Negara tersebut. Karena tak semua Negara memiliki sumber alam untuk
keperluam industri serta tidak semua iklim cocok untuk hasil bumi. Dan
masih banyak lagi faktor yang melatar belakangi dilakukannya Bisnis
Internasional.
Bisnis internasional yang digerakkan suatu Negara memiliki macam
aktivitas di dalamnya dan memiliki tahapan memasuki kegiatan bisnis.
Selain itu diadakannya bisnis internasional memiliki spesialisasi keunggulan
atau kekuatan beserta kelemahannya maka suatu Negara haruslah menentukan
pilihan yang strategis. Pertimbangan pengembangan bisnis yang mendorong
mengapa suatu perusahaan terjun ke bisnis internasional. Serta hambatan –
hambatan dalam memasuki bisnis internasional.
Bisnis international merupakan salah satu komponen penting dalam
penggerak perekonomian suatu bangsa. Maka dari itu salah satu komponen ini
harus berjalan dalam rangka keberlangsungan kehidupan bangsa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah bisnis internasional?
2. Apa pengertian dari bisnis internasional?
3. Bagaimana aktifitas-aktifitas yang terjadi dalam bisnis internasional?
4. Apa saja hambatan dalam memasuki bisnis internasional?
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bisnis Internasional

Pada waktu sebelum Masehi, pedagang-pedagang dari Venesia dan Yunani


mengirim perwakilannya ke luar negeri untuk menjual barang-barang mereka,
kemudian pada tahun 1600-an British india company mendirikan cabang-cabang
di seluruh asia, hal ini juga diikuti dengan beberapa perusahaan Belanda
membuka rute-rute perjalanan pada tahun 1590. Singer sewing machine (SSM)
adalah perusahaan yang pertama memulai produksi luar negeri, jaringan distribusi
internasional dan memasarkan produk-produknya dalam satu merek, SSM
mendirikan pabrik di Skotlandia pada tahun 1868 dan menjadi perusahaan
Amerika pertama yang sukses dalam produksi luar negeri. Pada tahun 1914
sedikitnya ada 37 Perusahaan Amerika yang sukses memiliki fasilitas produksi di
dua atau tiga lokasi diluar negeri.
Diantara perusahaan-perusahaan yang telah didirikan diluar negeri itu adalah
National cash register and Burroughs dengan pabrik manufakturingnya di Eropa;
parke-devis, di london (1902); dan Ford motor company yang memiliki pabrik
dan outlet distribusi di 14 negara. Kemudian dilanjutkan general motors Dan
Chrysler, sehingga pada tahun 1920-an ketiga perusahaan itu memiliki operasi-
operasi luar negeri dengan ukuran yang besar. Menariknya hal tersebut sangat
berlawanan dengan situasi sekarang ini, pada tahun 1920-an semua mobil yang
dijual di Jepang adalah buatan Amerika dalam bentuk bongkar pasang (knocked-
down) untuk dirakit ditempat. Pada tahun 1919,  investor pertama menanamkan
modalnya diluar negeri adalah general electric yang berhasil memiliki pabrik-
pabrik di Eropa, Amerika latin dan Asia. Adapun perusahaan-perusahaan amerika
lainya yang terkenal dierofa waktu itu adalah Alcoa, American tobacco, armour,
Coca-Cola, Eastman Kodak, Gillette, Quaker oats, Western electric dan
Westinghouse.
Bisnis yang dilakukan amerika ke luar negeri menyebabkan kekhawatiran
diantara orang-orang Eropa. Seorang penulis menulis "invasi berlanjut terus
menerus tanpa henti-hentinya dan tanpa suara atau bayangan di dalam 500
industri sekaligus. Mulai dari sabun cukur hingga motor-motor listrik, dan dari

kemeja perempuan sampai telepon, Amerika membabat habis bidang ini.

Meskipun perusahaan Amerika sejauh itu merupakan investor asing terbesar,


perusahaan-perusahan erofa juga tidak mau ketinggalan. Friedrich Bayer membeli
kepemilikan atas sebuah pabrik di new York yaitu pada tahun1865, dua tahun
setelah mendirikan pabriknya di Jerman. Kemudian karena pajak impor yang
tinggi di pasar-pasar luar negeri, Friedrich Bayer mendirikan pabrik di Rusia
(1876), Prancis (1882) dan Belgia (1908). Bayer menjadi salah satu diantara
empat perusahaan kimia terbesar di dunia (penjualan tahun 1999 sebesar $29
milyar) sudah memiliki 350 perusahaan yang beroperasi di 140 negara. Bayer
sempat kehilangan hak untuk menggunakan nama Bayer di Amerika Utara, dan
memperoleh kembali haknya pada tahun 1995 dengan membeli divisi obat-obatan
over-the-counter dari Kodak yang telah menjadi pabrik dan pemilik aspirin Bayer.
Meskipun perusahaan-perusahaan internasional telah ada sebelum perang
dunia I, globalisasi juga mempengaruhi terjadinya bisnis yang dilakukan diluar
negeri, globalisasi dalam bisnis internasional adalah globalisasi ekonomi
(gabungan dari barang-barang, teknologi, tenaga kerja dan modal/investasi yang
bersifat internasional), perusahaan-perusahaan mengimplementasikan strategi-
strategi global yang menghubungkan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
mereka di seluruh dunia. Pada tahun 1999, terjadi pertemuan tahunan antara
forum ekonomi dunia (world economic forum) di Davos Swiss, pertemuan itu
memperkenalkan globalitas (globality). Ada lima jenis pendorong perusahaan-
perusahaan internasional melakukan aktivitas globalisasi, diantaranya adalah:
1. Politik
Dalam bidang politik terdapat kesepakatan dan perjanjian khususnya
dalam perdagangan, seperti persetujuan perdagangan bebas Amerika Utara
(NAFTA), uni Eropa, dan masyarakat ekonomi Asian (MEA), yang
mengelompokan beberapa negara menjadi satu pasar dan telah menyajikan
kepada perusahaan-perusahaan berbagai peluang pemasaran yang
menjanjikan. Bentuk kerjasamanya dapat berupa ekspor maupun membuka
entitas produksi di wilayah tersebut.
Selain itu dalam bidang politik terdapat kebijakan-kebijakan yang
mempengaruhi negara yang ingin berbisnis di negara tersebut antara lain:
pengurangan hambatan-hambatan terhadap perdagangan dan investasi luar
negeri secara progresif oleh pemerintah, dan menginginkan pembukaan pasar-
pasar internasional baru baik dalam bentuk ekspor maupun mendirikan
fasilitas-fasilitas produksi di negara tersebut, dan rivatisasi banyak industri di
bekas negara komunis dan membuka perekonomian mereka terhadap
Ekonomi global.

2. Teknologi
Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
memungkinkan terjadinya peningkatan aliran gagasan dan informasi yang
melewati batas-batas negara, dan memungkinkan para konsumen mengetahui
barang-barang luar negeri. Selain itu jaringan komunikasi global juga dapat
mengkoordinasikan Fungsi-fungsi produksi dan desain ke seluruh dunia
sehingga pabrik-pabrik di banyak bagikan dunia bisa mengerjakan produk
yang sama.
Internet dan komputerisasi jaringan memungkinkan perusahaan-
perusahaan kecil agar dapat bersaing secara global karena memungkinkan
adanya aliran informasi yang cepat Tanpa mempedulikan lokasi pembeli dan
penjual. Selain itu konferensi video juga memungkinkan perusahaan-
perusahaan internasional untuk melakukan rapat-rapat perusahaan dari kantor
pusat dan cabang-cabang di seluruh dunia tanpa melakukan perjalanan yang
Mahal dan menghabiskan waktu, dalam komunikasi dapat dilakukan melalui
E-mail do internet, karena selain lebih cepat dan mudah juga dapat dipercaya
dari pada pengiriman melalui pos.

3. Pasar
Mengetahui bahwa pasar dalam negeri yang jenuh membuat
perusahaan mulai merambah pasar-pasar luar negeri, terutama ketika para
pemasar menyadari adanya suatu kesamaan selera dan gaya hidup pelanggan
yang diakibatkan oleh meningkatnya perjalanan wisatawan, TV satelit dan
pemakaian merek global. Selain itu perusahaan-perusahaan yang semakin
mendunia membuat agen iklan  dan pemasok bahan baku juga ikut mendirikan
kantor di pasar-pasar tempat perusahaan itu untuk melakukan bisnisnya.

4. Biaya
Hampir Semua perusahaan menekan biaya-biaya yang dikeluarkan
demi memperoleh keuntungan yang besar. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan mengglobalkan lini-lini produk, hal ini agar
mengurangi biaya pengembangan produksi dan persediaan. Selain itu
perusahaan juga dapat menempatkan produksi diluar negeri dimana biaya
faktor produksi lebih rendah.

5. Kompetisi
Persaingan yang terus meningkat secara intensif membuat perusahaan
baru yang kebanyakan berasal dari negara berkembang dan Industri baru telah
memasuki pasar-pasar dunia baik disektor otomotif maupun elektronik.

2.2 Pengertian Bisnis Internasional


Bisnis Internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati
batas-batas suatu negara. Adapun transaksi bisnis yang dilakukan oleh suatu
negara dengan negara lainyang sering disebut sebagai Bisnis Internasional
(International Trade). Pemasaran Internasional atau International Marketing
adalah transaksi bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam satu negara
dengan perusahaan lain atau individu di Negara lain. Meskipun pada dasarnya ada
dua pengertian yang membedakan adanya dua buah transaksi Bisnis Internasional
antara lain :
a.   Perdagangan Internasional (International Trade)
Perdagangan Internasional merupakan transaksi antar Negara yang dilakukan
dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya
transaksi tersebut maka akan timbul “ neraca perdagangan antar negara” atau
“balance of trade” . Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan
dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan
dengan nilai impor yang dilakukan dari Negara partner dagangnya. Apabila
keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar
dengan aliran kas keluarnya dengan aliran kas keluarnya ke Negara partner
dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar
Negara disebut “neraca pembayaran” atau “balance of payment”. Neraca
pembayaran yang mengalami surplus ini dikatakan bahwa Negara ini mengalami
pertambahan devisa negara. Sebaliknya apabila Negara itu mengalami devisit
neraca perdagangannya maka nilai importnya melebihi nilai ekspor yang dapat
dilakukannya dengan Negara lain tersebut. Maka sebaliknya Negara tersebut akan
mengalami devisit neraca pembayarannya dan akan menghadapi pengurangan
devisa negara..
b. Pemasaran Internasional (International Marketing)
Yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International
Busines)merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat terlibat terlibat
dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun
masyarakat umum diluar negeri. Maka pengusaha tersebut akan terbebas dari
hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena karena tidak ada transaksi
ekspor impor. Produk yang dipasarkan itu tidak saja berupa barang akan tetapi
dapat pula berupa jasa. 
Semua bentuk transaksi internasional akan memerlukan pembayaran yang
sering disebut sebagai Fee. Perdagangan internasional dengan perusahaan
internasional sering dianggap sama saja, akan tetapi uraian diatas memang
berbeda. Perbedaan terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasional
dilakukan oleh Negara sedangkan pemasaran internasional adalah kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan yang lebih aktif serta lebih progresif
daripada perdagangan internasional.

2.3 Aktivitas-aktivitas Bisnis Internasional


Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya melibatkan
diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung
resiko sampai tahap yang paling kompleks dan mengandung resiko bisnis yang
sangat tinggi, adapun tahap tersebut sebagai berikut :

1. EKSPORT INSIDENTIL (INCIDENT at EXPORT)


Suatu perusahaan yang dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu
dengan melakukan eksport insidentil. Terjadi pada saat adanya kedatangan orang
asing di negeri kita kemudian dia membeli barang – barang dan kemudiannya
mengirimkan ke negeri asing.
2. EKSPORT AKTIF (ACTIVE EXPORT)
Tahap terdahulu dapat berkembang terus dan terjalinlah hubungan bisnis yang
rutin dan kontinyu dan transaksi tersebut makn lama akan semakin aktif.
Keaktifan hubungan transaksi bisnis ditandai dengan semakin berkembangnya
jumlah maupun jenis komoditi perdagangan internasional tersebut. Tahap aktif di
perusahaan negeri sendiri mulai aktif melaksanakan manajemen atas transaksi.
Tidak seperti tahap awal dimana pengusaha bertindak pasif.yang disebut tahap
pembelian atau “Purchasing”.
3. PENJUALAN LISENSI (LICENSING)
Tahap berikutnya tahap penjualan lisensi adalah hanya merek atau lisensinya,
sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap
pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya.
Untuk pemakaian lisensi tersebut perusahaan dan negara penerima harus
membayar fee atas lisensi kepada perusahaan asing tersebut.
4. FRANCHISING
Tahap yang lebih aktif yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya
lisensi atau merek dagang akan tetapi lengkap segala atributnya termasuk
peralatan, proses produksi, resep – resep campuran proses produksinya,
pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya
serta bentuk pelayanannya. Yang disebut “Franchising”, atau franchise maka
perusahaan yang menerima disebut “Franchisee”, perusahaan pemberi disebut
“Franchisor”. Jenis usahanya misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness
centre dan sebagainya. Bentuk Franchise yang saat ini populer di negeri sendiri
antar perusahaan domestik ini memiliki beberapa kebaikan antara lain :
- Manajemen sistem yang sudah teruji.
- Memiliki nama yang sudah terkenal.
- Performance record yang sudah mapan untuk alat penilaian.
Sebaliknya yang memiliki kejelekan antara lain :
- Biaya tinggi untuk menerapkan Franchise
- Keputusan bisnis akan dibatasi oleh Francilisor
- Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari bentuk Frainchase lain.
Apabila kegagalan satu akan timbul anggapan bahwa bentuk frainchase
Yang lain pun jelek.

5. PEMASARAN DI LUAR NEGERI


Tahap bentuk Pemasaran di Luar Negeri, ini akan memerlukan intensitas
manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang
(Host Country) haruslah secara aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen
pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Maka perusahaan
akan mengetahui lebih pasti tentang perilaku konsumennya yang tidak lain dan
tidak asing baginya karena mereka adalah orang – orang setempat atau penduduk
setempat. Tahap ini sering disebut sebagai tahap “Pemasaran aktif” atau “Active
Marketing”.
6. PRODUKSI DAN PEMASARAN DI LUAR NEGERI (Total International
Business)
Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri
pada bisnis internasional yaitu “Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri”. Dalam
tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing itu
lengkap dengan segala modalnya, lalu melakukan proses produksi di negeri itu,
dan menjual hasil produksinya di negeri penerima tersebut. Bentuk ini memiliki
unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena negara penerima tidak
perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut
pada umumnya negara berkembang masih miskin dana untuk pembangunan
bangsanya. Hal ini wajar karena tidak impor maka barang hasil industri dari
negara asing itu akan menyaingi dan mematikan cabang industri didalam negeri
sendiri.

Hambatan perdagangan antara lain berupa pemilihan partner dagang dari


suatu negara tertentu biasanya partner dipilih atas dasar pertimbangan baik
ekonomis maupun ekonomis. Suatu cara lain yang sering dipergunakan oleh suatu
negara untuk membatasi impor suatu komoditi dengan menetapkan “Quota
Impor”, oleh sebab itu maka Indonesia yang ingin melebarkan jalur perdagangan
internasionalnya selalu mencari negara – negara lain yang tidak mengenakan
quota terhadap barang dagangan. Negara yang tidak menetapkan quota disebut
sebagai “Negara Nonquota” atau disebut juga “embargo”. Dengan cara ini maka
negara melarang masuknya komoditi yang datang dari suatu negara tertentu yang
dikenakan embargo tersebut. Masih ada bentuk lain di suatu negara untuk
membatasi Impor dari negara lain yaitu dengan cara disebut sebagai “Exchange
Control” atau disebut sebagai “Imbal Beli”. Maka setiap negara yang akan
menjual barangnya ke suatu negara maka dia harus membeli komoditi dari negara
tersebut. Apabila negara tidak membeli komoditi imbalan maka transaksi Impor
pun gagal.

2.4 Hambatan Dalam Memasuki Bisnis Internasional


Hambatan dalam memasuki Bisnis Internasional tentu saja akan lebih banyak
memiliki hambatan dibandingkan dengan pasar domestic. Negara lain tentu saja
akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kali menghambat terlaksananya
transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain
tentu saja akan berbeda dengan Negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat
beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :

- Batasan perdagangan dan tarif bea masuk : Tarif bea masuk adalah pajak
yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik barang impor
maupun ekspor.
- Perbedaan bahasa, sosial budaya/kultural : Perbedaan dalam hal bahasa
seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional , hal
ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang vital
baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.
- Kondisi politik dan hukum/ perundang-undangan : Hubungan politik yang
kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga akan
mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara
tersebut.Ketentuan hukum ataupun perundang-undang yang berlaku di
suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional.
- Hambatan operasional : Hambatan perdagangan atau bisnis internasional
yang lain adalah berupa masalah operasional yakni transportasi atau
pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu
ke negara yang lain.
- a). Peraturan atau kebijkan Negara lain, dalam bentuk proteksi yaitu: usaha
melindungi industry-industri di dalam negri
- b). Perbedaan tingkat upah

BAB III
PENUTUP

1.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai