Audit internal telah berkembang dari sekedar profesi yang hanya memfokuskan diri pada masalah- masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen. Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai “adik” dari profesi auditor eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas. Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas control, kinerja, risiko, dan tata kelola (governance) perusahaan public maupun privat. Audit Internal di Abad-abad Permulaan Sejarah audit internal menunjukkan bahwa profesi ini telah berkembang secara sistematik, mengikuti perubahan yang terjadi di dunia usaha. Ilmu dan profesi audit internal telah dimulai pada 3.500 Sebelum Masehi. Catatan sejarah mengenai peradaban Mesopotamia menunjukkan adanya tanda-tanda kecil yang dibuat disamping angka-angka transaksi-transaksi keuangan. Tanda-tanda seperti titik, tanda silang, dan tanda “ü” yang ada pada saat itu merupakan potret dari system verifikasi yang telah dijalankan. Seseorang menyiapkan laporan transaksi; orang lain akan memverifikasi (memeriksa) laporan tersebut. Control internal, system verifikasi, dan konsep pembagian tugas kemungkinan telah dilakukan pada masa-masa itu. Sejarah mencatat bahwa masyarakat Mesir, Cina, Persia, dan Yahudi pada abad-abad permulaan juga menerapkan system yang sama. Pencapaian Identitas Diri Auditor Internal Selama beberapa tahun, auditor eksternal terus memberikan pengaruh terhadap perkembangan audit Internal. Audit internal modern mulai muncul pada tahun 1941 ketika Ikatan Auditor Internal-Institute Of Internal Auditors (IIA) dibentuk. Sejak saat itu para auditor internal memperluas ruang lingkup audit untuk menilai semua aspek yang berkaitan dengan operasional perusahaan. Sejak saat itu profesi auditor internal menjadi setara dengan auditor eksternal. Perbedaan Antara Audit Internal dan Audit Eksternal Perbedaan auditor internal dengan auditor eksternal diantaranya dapat dilihat tabel dibawah ini:
KETERANGAN AUDITOR INTERNAL AUDITOR EKSTERNAL
Melakukan penilaian secara
independent atas aktivitas operasional Memberi pendapat mengenai Tujuan Audit perusahaan dengan mengukur dan kewajaran laporan keuangan suatu mengevaluasi kecukupan kontrol serta organisasi. efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan
Internal perusahaan yaitu direksi & Pihak ketiga, seperti para pemegang Pengguna Laporan manajemen saham, calon investor.
Masalah operasional masa lalu, sekarang
dan yang akan datang dengan melakukan Melihat catatan keuangan yang terjadi Orientasi perbaikan agar lebih baik dimasa pada periode lalu(historical) mendatang Berbagai disiplin ilmu dapat menjadi Kualifikasi Sarjana Akuntansi anggota internal audit.
Kegiatan audit dilakukan
Timing Bersifat periodik biasanya tahunan. berkesinambungan.
Sertifikasi Audit Internal
Begitu Common Body of Knowledge diterapkan, maka program sertifikasi mulai bermunculan. Dewan Direksi melaksanakan program ini tahun 1972, dan ujian pertama dilaksanakan pada tanggal 16 dan 17 Agustus 1974. Sekitar 7.900 auditor internal yang berpraktik, dari 8.500 yang mendaftar, menerima gelar CIA berdasarkan ketentuan lama. Peserta yang mendapat gelar menunjukkan bahwa mereka telah melakukan audit internal dalam kapasitas pengambilan keputusan dan setuju untuk patuh pada Kode Etik IIA. Ujian CIA menguji pengetahuan dan kemampuan peserta mengenai praktik audit internal saat ini. Ujian tersebut menguji keahlian manajemen, prinsip-prinsip control manajemen, manajemen risiko, control internal, teknologi informasi, strategi untuk mengembangkan usaha dan tata kelola, serta topic-topik lainnya yang berkaitan. Dalam perkembangan selanjutnya, direncanakan ujian CIA terkomputerisasi. Ujian secara elektronik memudahkan penerjemahan dan peningkatan yang berkelanjutan atas keabsahan statistic dari ujian. Konsep awal penyelenggaraan ujian diberika bila terdapat “permintaan,” dan dilaksanakan di beberapa tempat di seluruh dunia.
Independensi Dalam Audit Internal
Salah satu hal yang harus diperhatikan agar suatu perusahaan dapat memiliki departemen audit internal yang efektif adalah departemen audit internal tersebut harus mempunyai kedudukan yang independen dalam organisasi perusahaan. Sukrisno (2004:227), mengemukakan bahwa independensi internal auditor antara lain tergantung pada: Kedudukan Internal Audit Department (IAD) tersebut dalam organisasi perusahaan, maksudnya kepada siapa IAD bertanggung jawab. Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional. Jika ingin independen, departemen audit internal tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan. Misalnya tidak boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan dan pemasaran, penyusunan sistem akuntansi, proses pencatatan transaksi, dan penyusunan laporan keuangan perusahaan. Kedudukan departemen internal audit di dalam perusahaan akan menentukan tingkat kebebasannya dalam menjalankan tugas sebagai auditor. Kedudukan ataupun status departemen audit internal dalam suatu organisasi perusahaan mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkat independensinya didalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status organisasi dari departemen audit internal harus cukup untuk dapat menyelesaikan tanggung jawab audit. Departemen audit internal hanyalah akan seefektif seperti yang diinginkan manajemennya jika ia bebas dari aktivitas-aktivitas yang diauditnya. Hal ini hanya akan dapat tercapai bila departemen audit internal mempunyai kedudukan yang memungkinkan baginya untuk mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian lain yang harus diperiksanya. Untuk mencapai keadaan seperti ini, maka auditor internal harus memperoleh dukungan dari pihak manajemen dan dewan komisaris. Terdapat alternatif kedudukan internal auditor dalam perusahaan yaitu sebagai berikut: Internal auditor berada di bawah direktur keuangan. Internal auditor berada di bawah direktur utama yang merupakan staf dari direktur utama. Internal auditor merupakan staf dewan komisaris. Kedudukan seorang internal auditor juga tidak memiliki wewenang langsung terhadap tingkatan manajemen di dalam organisasi perusahaan, kecuali pihak yang memang berada di bawahnya dalam satuan kerja internal audit itu sendiri. Internal audit yang independen tidak dibolehkan untuk terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan apalagi kegiatan yang diperiksanya. Sulit bagi seorang auditor untuk memberikan penilaian yang objektif dan independen apabila ternyata ia terlibat dalam kegiatan yang diperiksanya.