Anda di halaman 1dari 9

1.

1 Sifat dan Contoh Beban Usaha

Beban usaha adalah arus keluar aktiva atau penggunaan lainnya atas aktiva
atau terjadinya kewajiban entitas yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan
barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasu utama atau
operasi sentral perusahaan. Beban terdiri dari beberapa macam, Berikut adalah jenis-
jenis beban usaha :
·         Beban Akrual (accured expense)
Beban akrual adalah beban yang masih harus dibayar (beban-beban tertentu mungkin
telah terjadi), tetapi pembayarannya belum dilakukan sampai pada periode
berikutnya. Pada akhir periode akuntansi adalah perlu untuk menentukan dan
mencatat beban-beban yang telah terjadi ini meskipun belum dibayarkan.
Beban kredit macet (bad debts expense)
Beban kredit macet adalah beban yang timbul atas tindakan tertagihnya piutang
usaha. Contohnya beban piutang ragu-ragu (doubtful accounts expense), beban
piutang yang tidak dapat ditagih (uncollectible accounts expense), dan seterusnya.
Beban lain-lain (other expenses)
Beban lain-lain adalah beban yang berasal dari transaksi peripheral (transaksi diluar
operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau aktivitas sekunder perusahaan.
Contohnya adalah beban sewa dan bunga.
·         Beban operasional (operational expense)
Beban operasional adalah beban-beban yang terdiri atas beban penjualan dan beban
umum dan administrasi. Laba operasi dihitung dengan cara mengurangkan laba kotor
dengan beban operasional.
·         Beban penjualan (selling expense)
Beban penjualan adalah beban-beban yang terkait langsung dengan segala aktivitas
toko atau aktivitas yang mendukung operasional penjualan barang dagang.
Contohnya adalah beban gaji atau beban upah karyawan, beban iklan, beban
perlengkapan/ keperluan, dan beban penyusutan peralatan.
·         Beban penyusutan (depreciation expense)
Beban penyusutan adalah pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari suatu
aktiva. Sifat beban penyusutan secara konsep tidak berbeda dengan baban yang
mengakui pemanfaatan atas premi asuransi ataupun sewa yang dibayar dimuka
selama periode berjalan. Beban penyusutan adalah beban yang tidak memerlukan
pengeluaran uang kas (non-cash expense). Alokasi harga perolehan aktiva tetap
dilakukan dengan cara mendebet akun beban penyusutan dan mengkredit akun
akumilasi penyusutan. Akun beban penyusutan akan tampak dalam laporan laba-rugi,
sedangkan akun akumulasi penyusutan akan terlihat dalam neraca.
·         Beban umum dan administrasi (general and administration expense)
Beban umum dan beban administrasi merupakan beban-beban yang dikeluarkan
dalam trangka mendukung aktiva/ urusan kantor (administrasi) dan operasi umum.
Contohnya adalah beban gaji, beban perlengkapan, dan beban penyusutan peralatan.
·         Beban yang ditangguhkan (deffered expense,prepaid expense)
Beban yang ditangguhkan adalah beban dibayar dimuka/ pengeluaran-pengeluaran
tertentu yang telah dibayarkan namun atas barang atau jasa yang belum digunakan.
Untuk bagian dari pengeluaran-pengeluaran yang baru akan digunakan dalam periode
berikutnya memerlukan pengakuan sebagai aktiva.

1.2 Prosedur Pemeriksaan Beban Usaha

1. Meminta buku besar (atau buku pembantu/rincian) masing-masing jenis


beban, kemudian cocokkan dengan saldo biaya untuk laporan laba-rugi
2. Meminta SK Direksi yang mengatur jenis beban (misalnya yang mengatur
biaya gaji, honor, jasa, produksi)
3. Periksa apakah beban yang dikeluarkan telah sesuai dengan ketentuan
4. Periksa apakah ada pengeluaran/pembebanan beban telah mendapat
persetujuan dari pejabat yang yang berwenang
5. Periksa apakah ada pengeluaran beban yang tidak ada kaitannya dengan
kegiatan operasional perusahaan, kalau ada tanyakan dan ungkap.
6. Periksa apakah struktur gaji sesuai dengan jabatan (misalnya apakah gaji
direksi lebih kecil dari komisaris/kabag)
7. Periksa apakah semua pengeluaran beban telah didukung oleh bukti-bukti yng
akurat dan sah
8. Menentukan ketetapan sistem pengendalian intern atas beban.
9. Menentukan kebenaran jumlah beban.
10. Menentukan bahwa beban telah dicatat dengan tepat.
11. Menentukan bahwa beban telah diklasifikasikan dengan tepat.

Prinsip beban diverifikasi pada saat menerima buku-buku harian. Prosedur


pemeriksaan apa yang harus dilakukan akan tergantung pada sistem pengendalian
intern, praktek-praktek perusahaan dan klasifikasi beban yang tepat. Pemeriksa harus
mempelajari prosedur pembukuannya, luas tidaknya pemeriksaan perkiraan beban
akan tergantung kepada efektivitas pemeriksaan intern dan pengendalian melalui
anggaran biaya overhead pabrik.

1.3 Contoh Kertas Kerja Top dan Supporting Schedule Beban Usaha dan Proses
Penyelesaian Audit

Kertas kerja top supporting schedule audit merupakan kertas-kertas yang


diperoleh akuntan selama melakukan pemeriksaan dan dikumpulkan untuk
memperlihatkan pekerjaan yang telah dilaksanakan, metode dan prosedur
pemeriksaan yang diikuti serta kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuatnya.
Contoh kertas kerja antara lain :Catatan memo ; Hasil analisa jawaban konfirmasi,
Clients Representation Letter ; Komentar yang dibuat atau didapat oleh akuntan
pemeriksa ; Tembusan (copy) dari dokumen penting dari suatu daftar baik yang
diperoleh ataupun yang didapat dari klien dan diverifikasi oleh akuntan.
Dengan kata lain kertas kerja top supporting schedule audit dapat berasal dari
pihak klien, hasil analisis yang dibuat auditor atau dari pihak ketiga yang
independen baik secara langsung maupun tidak langsung. Berkas kertas kerja yang
berasal dari klien dapat berupa :Neraca Saldo (Trial balance), Rekonsiliasi bank
(Bank reconciliation), Analisa Umur Piutang (Accounts Receivable Aging
Schedule), Rincian Persediaan (Final Inventory List), Rincian Utang, Rincian Biaya
Umum dan Administrasi, Rincian Biaya Penjualan, Surat Pernyataan Langganan.
Hasil analisis yang dibuat oleh auditor , misalnya : Berita Acara Kas Opname (Cash
Count Sheet), Internal Control Questionare dan evaluasi serta hasil analisis
pengendalian interen.
Analisis Aktiva Tetap, Analisis kecukupan allowance for bad debt (penyisihan
piutang/cadangan kerugian piutang), Working Trial Balance , atau dapat dipecah
menjadi dua yaitu Working Balance sheet dan Working Profit and Loss, Top
Schedule, Supporting Schedule, Konsep Laporan Audit .
Berkas yang diperoleh dari pihak ketiga yang independen meliputi antara
lain : Hasil konfirmasi piutang, Hasil konfirmasi utang, Informasi dari bank,
Pernyataan dari penasihat hukum.
Isi Kertas Kerja Audit
Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan
laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar auditing yang
dapat diterapkan telah dilaksanakan.
Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang
memperlihatkan :
 Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang
menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
 Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang telah dilakukan.
 Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan
pengujian yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang
cukup sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan
lapangan yang ketiga.
 
Tujuan Pembuatan Kertas Kerja top supporting schedule Audi antara lain :
•         Untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap pengauditan
•         Sebagai pendukung yang penting terhadap pendapat akuntan atas laporan
keuangan yang diauditnya
•         Sebagai penguat kesimpulan akuntan dan kompetensi pengauditannya.
•         Sebagai Pedoman dalam pengauditan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno.2008.Auditing edisi 3, jilid 1


https://www.academia.edu/29704768/AUDIT
PENGAUDITAN
BEBAN USAHA

KELOMPOK 8

PUTU YUMETA DEWI ANJALI (1807311003)


NI KADEK DWI AYU UTAMI (1807311019)

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019

Anda mungkin juga menyukai