Anda di halaman 1dari 9

1

TUGAS MATA KULIAH


PRODUCT AND BRAND MANAGEMENT
Pertemuan ke-2
(Dosen : Herni Ali, Dr., SE, MM)

KELOMPOK 3

DIAN ERDIANSYAH 55119310048


ILHAM FAUZI 55119310034
WISNU SUCAHYO EKO PRASTOWO 55119310038

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA
2020
2

Tanggal 28 Maret 2020


Product and Brand Management
Kuliah 2

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar dengan
tujuan memenuhi kepuasaan yang diinginkan oleh konsumen seperti benda, service, ide dan
lain-lain. Pengembangan produk baru dikembangkan dari produk yang telah ada, lebih
kurang dari 10% produk baru diciptakan dari konsep baru dan kesuksesan produk baru adalah
kurang dari 5% dan produk baru harus berbarengan dengan adanya teknologi.
Tahapan pembuatan produk baru ada 8 tahap yang pertama adalah penciptaan ide,
dalam mengenerate produk baru perusahaan harus mengikuti sistematika proses penciptaan
ide produk baru. Secara umum dalam tahap awal proses penciptaan ide akan mampu
menghasilkan sekali ide produk baru. Tidak semua ide bisa dilanjutkan ke proses tahap
selanjutnya, akan ada banyak ide produk yang berguguran setelah melewati berbagai
persyaratan akan kelayakan sebuah ide produk baru, sumber dari ide produk biasanya bisa
dari berbagai sumber seperti departemen riset dan pengembangan (R&D) perushaan,
karyawan internal biasanya dari program khusus yang dicanangkan perusahaan, competitor
bisa menjadi sumber ide akan produk baru seperti konsem amati tiru modifikasi, dari mitra
kerja seperti distributor yang sering kali menerima masukan dan keluhan, lalu dari konsumen
dan pelanggan seperti survey untuk meningkatkan pelayanan dan mutu produk. Tahap kedua
adalah penyaringan ide (screening), pada tahap ini mendapatkan ide produk yang benar-benar
layak untuk diproses ke tahap selanjutnya, untuk mengurangi biaya proses, untuk
meminimalkan resiko gagal produk dan untuk memilih hanya ide produk yang benar-benar
bagus dan bisa dikerjakan oleh perusahaan saja yang akan diproses lebih lanjut. Pada tahap
screening perusahaan tentu saja harus menggunakan atau memiliki mekanisme khusus untuk
setiap tujuan produk. Mekanisme tersebut dimulai dari tujuan penciptaan produk, proses yang
dibutuhkan versus sumber daya perusahaan, bagaimana dengan regulais yang ada, tingkat
keuntungan yang bisa didapatkan, berapa tingkat return nya, ketersediaan bahan baku beserta
legalitasnya. Tahap ketiga adalah pengujian konsep, konsep adalah hasil dari proses
pengembangan atas ide-ide yang terpilih dalam proses screening dimana dalam konsep
produk ini harus dinyatakan dalam bahasa sehari-hari yang bisa dipahami oleh target market
dalam segmen yang dituju. Dalam tahap pengembangan konsep produk, haruslah dibuat
dalam beberapa alternative yang disesuaikan dengan kebutuhan segmen pasar yang paling
menarik. Tahap keempat adalah pengujian konsep, konsep produk baru yang sudah
dirumuskan harus diuji lagi dengan target konsumen yang disasar dalam skala kecil. Konsep-
konsep tersebut harus bisa disajikan dalam berbagai bentuk tetapi untuk beberapa jenis
produk bisa disajikan dalam gabar dan deskripsi kata, apa yang hendak disampiakna oleh
perusahaan harus bisa diterima dengan baik oleh konsumen. Setelah memaparkan konsep
tersebut kepada kelompok sasaran konsumen berikutnya adalah konsumen akan diminta
untuk menjawab serangakaian pertanyaan untuk mengetahui daya tarik konsumen dan nilai
pelanggan dari masing-masing konsep. Tahap kelima adalah pengembangan strategi dimana
proses pengembangan produk baru adalah menyusun dan mengembangkan strategi
pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang dikembangkan dimulai dari strategi awal
yaitu peluncuran produk ke pasar, hingga produk bisa diterima pasar dan mulai menunjukan
pertumbuhannya. Tiga bagian utama dari konsep strategi pemasaran yang harus dirumuskan
yaitu pasar sasaran dengan proporsi nilai yang direncanakan, penjualan, pangsa pasar, dan
sasaran laba untuk beberapa tahun pertama harus didekripsikan dengan jelas. Garis besar dari
struktur dan metode penetapan harga yang direncanakan, model distribusi serta anggaran
pemasaran untuk tahun pertama & rencana penjualan jangkan panjang, sasaran laba dan
3

strategi bauran pemasaran. Pada tahap analisis bisnis, prosses pengembangan produk baru
akan dilakukan peninjauan atas proyeksi penjualan, biaya dana laba untuk produk baru
tersebut dikarenakan penawaran produk kepada konsumen tidak selalu mendatangkan
penghasilan. Jika hasil analisa bisnis menunjukan hasil positif atau sudah sudah sesuai
dengan tujuan perusahaan. Proyeksi penjualan bisa didapatkan dengan melihat histori produk
yang lain di perusahaan tersebut akan baik jika masih dalam satu kategori. Selain itu bisa juga
dengan melihat produk serupa yang sudah ada di pasar. Bagaimana pertumbuhannya, apa
yang dilakukan untuk mencapai semua itu. Kemudian dikombinasikan dengan serangkaian
strategi pemasaan, distribusi penjualan serta promosi dan komunikasi yang hendak
dijalankan. Sebelum produk benar-benar diluncurkan ke pasar bersamaan dengan strateginya,
maka harus dilakukan uji pemasaran di pasar yang riil namun skala kecil. Dengan uji
pemasaran maka perusahaan dan pemasar akan mendapatkan gambaran dan pengalaman
dengan pemasaran produk tersebut, sebelum produk benar-benar diluncurkan ke pasar dalam
skala yang besar yang mana akan menelan biaya yang tidak sedikit. Uji pemasaran
memungkinakan perusahaan untuk menguji produk dan seluruh program pemasaran awal,
termasuk ketepatan target market dalam segmen yang dipilih, penetapan positioning, iklan
dan promosi, distribusi dan lainnya, sebeleum perusahaan melakukan investasi secara
maksimal atas produk baru tersebut. Hasil dari tes pemasaran seharusnya sudah bisa
memberikan gambaran bagaimana prospek produk baru tersebut. Atas hasil tes pemasaran
tersebut, manajemen perusahaan akan memutuskan apakah akan meluncurkan produk baru
tersebut, menunda atau bahkan membatalkannya. Jika perusahaan memilih opsi meluncurkan
produk baru, maka perusahaan harus menyiapkan serangkaian aktivitas lanjutan, yaitu
aktivitas komersialisasi, dimulai dari persiapan produksi dalam kapasitas yang lebih besar,
persiapan untuk aktivitas peluncuran produk baru seperti iklan, promosi penjualan, distribusi
dalam skala yang lebih besar dan berbagai aktivitas pemasaran lain. Beberapa faktor harus
dipertimbangkan sebelum produk diluncurkan ke pasar yaitu waktu peluncuran produk, area
peluncuran produk, bagaimana dengan sumber daya perusahaan.
Ada beberapa tingkatan produk, yang pertama adalah core benefit (manfaat utama)
adalah manfaaat yang paling dasar dari suatu produk. Produk yang memposisikan tingkatan
produk nya dalam core benefit biasa memiliki segmen harga yang kompetitif. Basic product (
kebutuhan dasar) adalah core benefit yang bisa dipilih, jadi sama-sama memiliki manfaat
dasar namun ada alternative pilihan yang ditawarkan, pada tahap ini konsumen bisa
membandingkan produk mana yang dirasa lebih meyakinkan. Expected product (produk
harapan) adalah produk yang didasari dari sesuatu keinginan atau imajinasi seseorang.
Augmented product (Nilai lebih) adalah expected product yang ditambah value lain untuk
membuat konsumen lebih tertarik, bisa disebut positioning yang paling sering untuk produk
yang inovatif. Potential product ( produk masa depan) sering disebut memiliki harapan di
masa yang akan datang, produk seperti ini sangat tergantung bagaimana seorang marketing
membuat yakin bahwa ini adalah sebuah investasi di masa depan.
Menurut Kotlet (1996:58) identifikasi tujuh tingkat hierarki produk yaitu pertama
adalah kolompok kebutuhan merupakan kebutuhan inti yang nantinya akan membentuk
kelompok produk, kedua kelompok produk merupakan kelas produk yang dapat memuaskan
suatu kebutuhan inti dengan tingkat efektivitas yang kurang memadai. Ketiga adalah kelas
produk adalah sekumpulan produk didalam kelompok produk yang dianggap memiliki
hubungan fungsional tertentu. Lini produk adalah sekumpulan produk didalam kelas produk
yang berhubungan erat, karena fungsinya yang sama atau karena dijual pada kelompok
konsumen yang sama atau karena dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau
karena harganya berbeda dalam skala yang sama. Tipe produk adalah barang atau hal yang
berbeda dalam lini produk dan memiliki bentuk tertentu dari sekian banyaknya kemungkinan
bentuk. Merek adalah nama yang dapat dihubungkan/diasosiasikan dengan satu atau lebih
4

barang dan digunakan untuk mengenal sumber atau ciri barang/hal tersebut. Jenis produk
adalah sesuatu yang khusus didalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan
dengan ukuran, harga penampilan atau atribut yang lain disebut dengan stockkeeping unit,
varian produk atau sub varian.
Klarifikasi produk menurut Kotler (1996: 59-62) dapat digolongkan menjadi beberapa
macam diantaranya barang tidak tahan lama, barang berwujud yang biasanya dikonsumsikan
satu atau beberapa kali seperti sabun, garam, minuman ringan. Barang tahan lama adalah
barang berwujud yang biasanya bertahan lama dengan banyak pemaiakain seperti lemari es,
mesin bubut, dan pakaian. Jasa adalah kegiatan, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual seperti salon, bengkel dan tempat kursus.
Klarifikasi barang konsumsi ada beberapa yang pertama adalah barang kebutuhan
sehari-hari adalah barang yang pada umumnya dibeli seringkali, segera dan memerlukan
usaha yang sangat kecil dalam pembandingan dan pembelinya seperti sabun, beras dan mie
instant. Barang belanjaan merupakan barang-barang yang dalam proses memilih dan
membilnya dibeli konsumen dengan cara membanding-bandingkan berdasarkan kesesuaian,
mutu, harga dan modelnya contoh pakaian, kursi tamu dan peralatan rumah tangga. Barang
khusus adalah barang yang memiliki ciri unik dan atau merek khas dimana sekolompok
konsumen bersedia berusaha lebih keras dalam proses membeli contoh tas yang limited
edition. Barang yang tidak dicari adalah konsumen tahu atau tidak tahu mengenai barang ini
tetapi pada umumnya mereka tidak berfikir untuk memberlinya seperti batu nisan, tanah
kuburan & asuransi jiwa.
Klarifikasi barang industry yang pertama adalah bahan dan suku cadang adalah
barang-barang yang seluruhnya masuk ke dalam produk jadi. Dua kelas merupakan perincian
dari kelompok ini yaitu bahan baku serta bahan jadi dan suku cadang. Barang modal adalah
barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. Barang modal ini dipecah
menjadi dua kelompok yaitu instalasi dan peralatan tambahan. Barang perbekalan dan
pelayanan keduanya tidak masuk ke barang jadi dan barang akhir.
Bauran produk merupakan perpaduan atau rangkaian dari semua lini produk yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada konsumen, bauran produk terdiri atas semua lini
produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan atau penjual dengan kata laini lini produk
adalah bagian dari bauran produk mempunyai 4 dimensi yaitu kelebaran yang berhubungan
dengan berapa banyak lini produk yang ditangani oleh perusahaan, kepanjangan bauran
produk mengacu pada keseluruhan jumlah item produk didalm bauran itu sendiri, kedalaman
produk mengarah kepada seberapa banyak variasi tersebut bisa berupa ukuran, warna, rasa
dan sebagainya yang membedakan satu dan lainnya. dan konsistensi bauran produk
berhubungan dengan seberapa erat hubungan antar berbagai lini produk dalam ketentuan
produksi, saluran distribusi, penggunaan akhir dan sebagainya.
Keputusan lini produk merupakan sekelompok produk yang berkaitan erat karena
memiliki fungsi yang sama, dijual untuk kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui
jenis-jenis outlet saluran distribusi yang sama atau berada dalam rentang harga tertentu.
Keputusan lini produk, mencakup beberapa keputusan penting yang berkaitan dengen rentang
lini produk, merentangkan lini produk, mengisi lini produk, modernisasi lini produk dan
menetapkan lini produk.

Merek
Sederhananya, merek ialah janji penjual kepada konsumen. Brand memberi tahu mereka apa
yang dapat mereka harapkan dari produk dan layanan Anda, dan itu membedakan penawaran
Anda dari kompetitor Anda.
5

Brand Anda berasal dari siapa Anda, Anda ingin menjadi siapa, dan persepsi orang terhadap
Anda.

Aset Merek
Brand Equity sebagai aset yang menciptakan value bagi pelanggan dengan meningkatkan
kepuasan dan menghargai kualitas.
Merek kuat dapat menguasai pasar
Perbedaan antara nilai persepsi dan Nilai tambah intrinsik
Menurut David A.Aaker (1997), persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen terhadap
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dnegan
maksud yang diharapkannya. Persepsi kualitas adalah salah satu kunci dimensi ekuitas
merek.
Nilai tambah intrinsik untuk ekuitas brand sering kali datang dalam bentuk persepsi kualitas
atau ikatan emosional.
Terdapat enam tingkat pengertian merek menurut Surachman (2008;3). Keenam tingkat
tersebut akan membantu kita memahami secara lebih jauh mengenai apa arti merek yang
sebenarnya.
1. Atribut : memiliki kaitan dengan pengertian dari merek, disebutkan merek akan
mengingatkan pada hal tertentu. Sebagai contoh, merek BMW akan cenderung
mengingatkan para konsumen atas sebuah produk mobil dan lain sebagainya.
2. Manfaat : selain menyatakan atribut, merek juga memiliki nilai manfaat dimana hal
ini cenderung berkaitan dengan manfaat fungsional. Seperti halnya “tahan lama”
memiliki manfaat supaya tidak cepat membeli lagi.
3. Nilai : merek juga memiliki keterkaitan dengan nilai produsen seperti merek
mercedez yang sangat berkaitan dengan bergengsi, memiliki kinerja yang tinggi dan
lain sebagainya.
4. Budaya : sebuah merek juga mewakili adanya budaya tertentu. Misalnya saja
Mercedez yang mewakili sebuah budaya Jerman yang sangat bermutu dan juga
terorganisir
5. Kepribadian : merek ternyata juga mewakili sebuah kepribadian tersendiri seperti
halnya Mercedez yang mencerminkan sebuah pemimpin yang sangat masuk akal atau
lainnya.
6. Pemakai : maksud dari hal ini adalah bahwa merek menunjukkan siapa pemakai dari
kendaraan Mercedez tersebut yang dalam hal ini adalah para diplomat ataupun
eksekutif.Merek itu sendiri adalah sebuah pembeda antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya atas apa yang saat ini ditawarkan.

Manfaat adanya kekuatan merek


 Pelanggan akan mengganti merek karena alasan harga
 Pelanggan puas. Tidak ada alasan untuk berubah.
 Pelanggan puas dan akan bersusah payah untuk mendapatkan merek
 Pelanggan menghargai merek dan melihatnya sebagai teman
 Pelanggan dikhususkan untuk merek

Adanya Ekuitas Merek - Keunggulan Kompetitif


 Mengurangi biaya pemasaran
 Pengaruhi perdagangan
 Dapat memasang harga tinggi
6

 Dapat dengan mudah meluncurkan ekstensi merek


 Dapat mengambil beberapa kompetisi harga

Mengelola Ekuitas Merek


 Ekuitas Merek dapat dipelihara dan dikembangkan. Kita tidak boleh membuat merek
agar ekuitasnya tidak berkurang atau hilang
 Brand store, Contoh Brand Store di Indonesia adalah seperti: Bhinneka.com yang
sampai sekarang orang masih mengingatnya sebagai toko online untuk peralatan
komputer dan teknologi lainnya.

Beberapa manfaat merek


 Mudah bagi penjual untuk mempelajari masalah dan memproses pesanan
 Memberikan perhatian terhadap fitur produk yang unik
 memberikan peluang untuk menarik pelanggan setia dan menguntungkan
 Ini membantu untuk memberikan kategori produk di segmen yang berbeda, memiliki
bundel Manfaat yang terpisah
 Ini membantu membangun citra perusahaan
 pada saat perusahaan mengeluarkan merek jika gagal sebagai evaluasi

Umbrella Branding digunakan untuk memberikan keseragaman ke lini produk tertentu


dengan mengelompokkan mereka di bawah satu nama merek, membuatnya lebih mudah
diidentifikasi dan dengan demikian meningkatkan daya jual mereka. Dari semua produk di
bawah payung perusahaan yang sama, akan diharapkan juga, kualitas yang seragam dan
pengalaman pengguna yang memuaskan. Faktor-faktor yang dapat menentukan dampak
dari Umbrella Branding meliputi:
 Tingkat kesepakatan antara produk yang termasuk dalam payung perusahaan
(misalnya, apakah produk dapat bertindak sebagai pengganti satu sama lain).
 Nilai merek suatu perusahaan (misalnya apakah merek tersebut dikenal di pasar
produk).

Berikut ini adalah beberapa keuntungan bagi perusahaan yang menerapkan Umbrella
Branding untuk merek produknya :
1. Melalui Umbrella Branding, merek tersebut sudah memiliki reputasi di pasar,
konsumen cukup akrab dengan merek itu dan dapat dijamin kualitasnya. Hal ini
memudahkan organisasi untuk meluncurkan produk baru dan mendapatkan manfaat
karena upaya pemasaran sebelumnya. Ini berarti bahwa produk baru memiliki akses
lebih mudah ke pasar.
2. Karena semua produk di bawah Umbrella Branding saling bergantung satu sama
lain, maka keberhasilan satu produk memberi dorongan pada produk lain. Misalnya
sebuah organisasi memiliki Umbrella Branding yang menjual bubuk cuci pakaian,
sabun cuci, dan produk perawatan laundry. Jika sabun pencuci yang mereka
menghasilkan ulasan yang baik, konsumen akan lebih tertarik mencoba produk lain
dari organisasi itu dengan Umbrella Branding yang sama.
3. Sebuah organisasi dapat alih-alih berinvestasi dalam berbagai kampanye untuk
produk yang berbeda dan dapat memfokuskan seluruh energi maupun sumber
dayanya untuk mempromosikan satu merek. Ini menghemat waktu dan uang dan
juga meningkatkan efisiensi mereka.
7

4. Jika sebuah organisasi memiliki jumlah uang yang cukup dan ingin
mempromosikan satu produk, mereka dapat melakukannya karena nama Umbrella
Branding memungkinkannya untuk tetap fleksibel untuk melakukan berbagai
kampanye kecil untuk produknya. Contoh: jika sebuah organisasi memiliki 5 produk
di bawah satu nama merek, secara sah dapat mempromosikan nama Umbrella
Brandingnya dan mengiklankan produknya pada saat yang bersamaan.
5. Nama merek yang sudah mapan memberikan posisi yang mudah ke produk di
pasar yang sangat kompetitif. Produk baru mudah dikenali oleh konsumen, dan
produk memiliki pengaturan pasar.
6. Ingatan pelanggan adalah bantuan yang sangat membantu dalam hal perencanaan
kebijakan pemasaran apa pun. Misalkan sebuah perusahaan telah meluncurkan 10
produk baru dengan nama merek yang berbeda, akan sangat sulit bagi konsumen
untuk mengingat setiap dan setiap nama produk. Memperkenalkan produk di bawah
satu merek akan membantu konsumen untuk mengingat produk tersebut.
7. Skala ekonomi dapat dicapai, karena perusahaan dapat memperoleh manfaat dari
mempromosikan satu nama merek. Hal ini menghemat biaya untuk iklan, paten,
promosi, dll.

Maksud memberi Nama Merek


 Manfaat produk
 Kualitas produk
 Mudah diingat
 Membedakan dengan kompetitor
 Tidak mempunyai nama negative dalam semua bahasa

Strategi merek berupa:


1. Merek Baru (New Brand), Dilakukan ketika perusahaan tidak memiliki satupun merek
yang sesuai dengan produk yang akan dihasilkan atau apabila citra merek tersebut tidak
membantu untuk produk tersebut.
2. Perluasan Lini (Line Extention), Perluasan lini terjadi ketika perusahaan
memperkenalkan unit produk tambahan dalam kategori produk yang sama dengan
merek yang sama, biasanya dengan tampilan baru.
3. Perluasan Merek (Brand Extention), Perluasan merek terjadi ketika perusahaan
memutuskan untuk menggunakan merek yang sudah ada pada produknya dalam
kategori baru. Strategi perluasan merek memberikan sejumlah keuntungan, karena
merek tersebut pada umumnya lebih cepat dihargai (karena sudah dikenal sebelumnya),
sehingga kehadirannya dapat cepat diterima oleh konsumen.
4. Multi Merek (Multi Brand Strategy), Terjadi ketika perusahaan memperkenalkan
berbagai merek tambahan dalam kategori produk yang sama. Tujuannya adalah untuk
mencoba membentuk kesan, kenampakan (feature) serta daya tarik lain kepada
konsumen sehingga lebih banyak pilihan. Dapat juga terjadi akibat warisan beberapa
merek dari perusahaan lain yang telah diakuisisi oleh perusahaan.
5. Merek Bersama (Co-brand), Co-branding terjadi apabila dua merek atau lebih
digabung dalam satu penawaran. Tujuan co-branding adalah agar merek yang satu
dapat memperkuat merek yang lain, sehingga dapat menarik minat para konsumen.
Apabila co-branding dilakukan dalam bentuk kemasan bersama, maka setiap merek
tersebut memiliki harapan dapat menjangkau konsumen baru dengan mengaitkannya
dengan merek lain.
8

Ada berbagai jenis reposisi produk, termasuk:


1. Reposisi citra (image repositioning), dimana produknya dan target pasar sama tetapi
dengan persepsi yang berbeda. Tujuannya adalah untuk mengubah citra produk di target
pasar saat ini.
2. Reposisi produk dimana produk disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pasar targetnya
lebih dekat atau untuk meningkatkan ukuran pasar.
3. Reposisi tidak berwujud di mana segmen pasar yang berbeda ditargetkan dengan produk
yang sama.
4. Reposisi pasar, di mana produk tetap tidak berubah tetapi diposisikan ulang untuk
menarik segmen pasar baru.

Pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah untuk suatu produk
Pengemasan dilakukan pada tiga tahapan yaitu :
    - primer
    - sekunder
    - pengiriman

Pengemasan sebagai alat pemasaran, contohnya :


 Swalayan
 konsumen
 Citra perusahaan dan merek
 inovasi

Tahapan dalam merancang kemasan


 Konsep pengemasan
 Spesifikasi teknis
 Tes teknik
 Tes visual
 Tes dealer
 Tes konsumen
 Inovasi pengemasan
 Pertimbangan lingkungan

Label adalah salah satu bagian dari produk berupa keterangan baik gambar maupun kata-kata
yang berfungsi sebagai sumber informasi produk dan penjual. Label umumnya berisi
informasi berupa nama atau merek produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi,
informasi gizi, tanggal kedaluwarsa, isi produk dan keterangan legalitas.
Tujuan pemberian label pada produk diantaranya yaitu:
 Identifikasi
 Klasifikasi kelas
 Deskripsi produk
 Identitas produsen
 Tanggal mfg., Nomor batch.
 Instruksi untuk penggunaan
 Promosi

Label sebagai alat pemasaran


9

Label perlu diubah seiring perubahan waktu atau kemasan untuk memberikan tampilan yang
kontemporer dan kekinian

Anda mungkin juga menyukai