AirAsia awalnya adalah armada nasional Malaysia, didirikan oleh DRB-Hicom Bhd pada akhir 1996.
Dalam perjalanannya AirAsia mengalami krisis manajemen , krisis keuangan, akhirnya merugi dan
mempunyai hutang hampir Rp 100 milyar. AirAsia diambil alih oleh Tune Air yang didirikan Tony Fernandes dan beberapa investornya pada Desember 2001 dan muncullah AirAsia dengan konsep maskapai biaya rendah. Mengambil rumusan keberhasilan konsep yang disesuaikan dari maskapai biaya rendah Southwest Airlines dari Amerika, dan dari Eropa, Ryanair (Irlandia) dan EasyJet (Inggris). Dengn konsep biaya rendah tersebut, AirAsia telah meraup keuntungan dengan mengangkut 380.400 penumpang, 86,7% tamu untuk rute dalam wilayah Thailand, sisanya 13,3% tamu dari dan ke Singapura. Analisi kasus di atas menggunakan Porter’s generic strategic.