Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

“PENCEMARAN UDARA, AIR, DAN TANAH”

RAHMANIAR
1713040016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
A. PENGERTIAN KIMIA LINGKUNGAN
Kimia lingkungan adalah ilmu yang mempelajari sumber, reaksi-reaksi transport,
pengaruh dan nasib dari suatu jenis senyawa kimia dalam lingkungan air, tanah dan udara.
Bila disederhanakan kimia lingkungan adalah ilmu yang mempelajari fenomena dalam
lingkungan (Saeni, 1984) dalam (Malka, 2018: 1). Kimia lingkungan mempelajari tentang
perubahan-perubahan kimia dalam lingkungan. Bidang ini juga menganalisis tentang
bagaimana terjadinya degradasi kimiawi sekaligus pergerakan bahan-bahan kimia dalam
lingkungan, serta pengaruh bahan bahan kimia, khususnya bahan pencemaran lingkungan
terhadap biota air dan teresterial yang mungkin menjadi penyebab atas hilangnya spesies
spesies hewan dan tumbuhan ataupun bahaya bahan kimia terhadap spesies tertentu
(endeangered species) (Sutresna, dkk, 2006: 24.
Polusi adalah kehadiran suatu senyawa kimia atau materi yang melebihi jumlah
alamiah sebagai hasil aktivitas manusia yang akan memberikan akibat kurang baik terhadap
lingkungan. Polusi dapat juga didefinisikan sebagai terjadinya perubahan secara langsung
atau tidak langsung terhadap sifat fisik, suhu, kondisi biologi, atau sifat radioaktif, dari
bagian lingkungan yang dapat menimbulkan bahaya atau berpotensi menimbulkan bahaya
terhadap kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan makhluk hidup. Sedangkan pencemaran
(kontaminasi) adalah kehadiran sesuatu (senyawa, zat kimia, materi, radiasi, suara, energy,
atau apa saja) yang dapat mengakibatkan penyimpangan dari komposisi normal terhadap
lingkungan.
B. PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang
dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi dalam lingkungan (keseimbangan
lingkungan) baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga dapat mengganggu
kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan meliputi pencemaran udara, pencemaran air,
dan pencemaran tanah (daratan). Lingkungan dapat tercemar karena:
1. Kecepatan hilangnya senyawa tertentu dari lingkungan lebih besar daripada
kecepatan masuknya senyawa pengganti.
2. Kecepatan masuknya senyawa ke dalam lingkungan lebih besar daripada kecepatan
pengambilannya.
3. Rusaknya atau putusnya alur siklus biokimia.
4. Masuknya senyawa yang tidak terdegredasi ke dalam lingkungan.
C. PENCEMARAN UDARA
Udara adalah campuran dari beberapa gas yang terdapat di lapisan yang
mengelilingi bumi dan komponen antara gabungan dari gas tersebut tidak selalu konstan.
Menurut wikipedia, udara bumi yang kering mengandungi 1% uap air, 21% oksigen,
78%nitrogen, karbon dioksida, dan gas-gas lain. Pencemaran udarah adalah masuknya, atau
tercampurnya unsur-unsur berbahaya kedalam atmosfir yang dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatam manusia secara umum
menurunkan kualitas lingkungan.
Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam, seperti:
a. abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi
b. gas-gas vulkanik
c. debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin
d. bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organic
2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia, seperti:
a. hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor
b. bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimia
organik dan anorganik
c. pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
d. pembakaran sampah rumah tangga
e. pembakaran hutan
Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan penyebab utama
(sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di seluruh dunia yaitu:
1. Gas karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai
rasa, titik didih –192º C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara.
Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain:
a. Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa-senyawa karbon
lainnya: 2C + O2 → 2 CO
b. Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri yang
terjadi dalam tanur: CO2 + C → 2CO
c. Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi: 2CO2 → 2CO + O2
d. Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer lebih
sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari kegiatan manusia.
2. Gas-gas Nitrogen oksida, NOx
Gas-gas Nitrogen oksida yang ada di udara adalah Nitrogen monoksida NO, dan
Nitrogen dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas Nitrogen monoksida
tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan
dan berbau tajam dan menyebabkan orang menjadi lemas. Reaksi-reaksi yang
menghasilkan gas NO dan NO2 antara lain:
2 N + O2 2 NO

2NO + O2 2 NO
3. Hidrokarbon CH
Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuh tumbuhan. Gas metana CH 4
adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari penguraian senyawa organik
oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen yang
masuk ke dalam lapisan atmosfer: 2 (CH2O)n → CO2 + CH4
4. Gas-gas belerang oksida SOx
Gas belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawa-senyawa yang
mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya
bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol
sebagai SOx.
S + O2 SO2
2 SO2 + O2 2 SO3
5. Partikulat
Partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padat dan tetes-tetes air. Partikulat-
partikulat ini banyak terdapat dalam lapisan atmosfer dan merupakan bahan
pencemar udara yang sangat berbahaya. Dihasilkan dari cerobong pabrik berupa asap
hitam tebal. Macam-macam partikel, yaitu :
a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan
melayang berhamburan di udara.
Ada beberapa dampak pencemaran udara
1. Dampak Pencemaran Udara Bagi Alam
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara
lain:hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
a. Hujan Asam
Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan pH (derajat
keasaman) kurang dari 5,6. SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari
proses pembakaran bahan bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran
batubara (pabrik dan pembangkit energi listrik) akan menguap ke udara. Reaksi
hujan asam, secara kimia dapat dijelaskan Dua gas yang dihasilkan dari
pembakaran mesin kendaraan serta pembangkit listrik tenaga diesel dan
batubara yang utama adalah sulfur dioksida(SO2) dan nitrogen
dioksida(NO2).Gas yang dihasilkan tersebut bereaksi di udara membentuk
asam. Misalnya ,sulfur dioksida bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur
trioksida.
S(s) + O2 (g) →SO2(g)
2SO2(g) + O2(g) →2SO3(g)
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
Uap air yang telah mengandung asam ini menjadi bagian dari awan yang
akhirnya turun ke bumi sebagai hujan asam atau salju asam.
b. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon adalah molekul yang sangat reaktif, mudah mereduksi senyawa ini
menjadi bentuk oksigen yang lebih stabil dengan bantuan katalis. Atom Cl dan
Br menghancurkan molekul ozon melalui berbagai siklus katalitik. Persamaan
reaksi kimia untuk reaksi fase gas ini adalah:
 Cl + O3 → ClO + O2
Sebuah atom klor melepaskan atom oksigen dari molekul ozon untuk
membentuk molekul ClO.
 ClO + O3 → Cl + 2O2
ClO ini juga dapat melepaskan atom oksigen dari molekul ozon lain, klor
dapat secara bebas mengulangi siklus dua tahap ini
d. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan
menimbulkan dampak berupa berubahnya pola iklim. Permukaan bumi akan
menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke bumi dan memantulkan
sisanya. Namun, karena meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer maka pantulan
radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan kembali
dipantulkan ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi
semakin panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yang terjadi di
rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu di dalam ruangan rumah kaca menjadi
lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan. Hal ini dapat terjadi karena
radiasi matahari yang masuk ke dalam rumah kaca tidak dapat keluar.
3. Dampak pencemaran bagi manusia
Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa
dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan
danmanusia. Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:
a. Karbon monoksida (CO), mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan
O2 ke jaringan tubuh terhambat.
b. Nitrogen dioksida (SO2), dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
c. Hidrokarbon (HC), menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
d. Chlorofluorocarbon (CFC)., menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya
bagi orang-orang berkulit terang, katarak dan melemahnya sistem daya tahan
tubuh
e. Ozon (O3), menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan
memperkecil paru-paru.
f. Nox, menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang
dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah
terjadinya pencemaran.
1. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)
a. mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan
b. mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat
c. mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi
industry atau usaha yang menghasilkan limbah
d. tidak membakar sampah di pekarangan rumah
e. tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan
AC dalam kehidupan sehari-hari
f. tidak merokok di dalam ruangan
g. menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot
h. ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan
i. ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung
j. tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan
k. mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang
l. menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC
m. mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC
n. mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4
2. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
a. menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.
b. kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan
lingkungan dari polutan.
c. melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur
ulang.
d. menggunakan penyaring pada cerobong-cerobong di kilang minyak atau pabrik yang
menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.
e. mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna
yang berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran
udara, misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah
(BBG).
3. Untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan bakar yang sedikitnya mencemari udara,
seperti bahan bakar gas atau bahan bakar sinar matahari. Bagi kendaraan bermotor yang
sisa pembakarannya lebih banyak, sebaiknya menggunakan jalan-jalan di pinggir kota.
4. Melakukan penghijauan kota, karena tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan oksigen
pada siang hari di samping menyerap karbon dioksida dari udara. Oleh alam, hujan yang
turun menyebabkankotoran di udara berkurang dan angin akan menyebabkan kotoran di
udara tersebar luas, sehingga tidak terkonsentrasi pada daerah tertentu.
D. PENCEMARAN AIR
Menurut Eko Budi Kuncoro, air merupakan zat yang paling penting dalam
kehidupan ini. Air merupakan suatau senyawa kimia sederhana yang terdiri atas dua atom
yaitu dua atom Hidrogen (H) dan satu atom Oksigen (O), secara kimia air dinyatakan
dengan rumus H2O. Air mempunyai ikatan hidrogen yang cenderung bersatu padu untuk
menghalangi kekuatan dari luar yang akan memecahkan ikatan-ikatan ini. Pencemaran air
adalah masuknya komponen, energi atau zat tertentu ke dalam air oleh kegiatan manusia,
sehingga mengakibatkan kualitas air turun sampai tingkat terentu dan tak bisa digunakan
sesuai peruntukannya.
Ciri-ciri air tercemar yaitu sebagai berikut:
1. Adanya bahan pelarut dan endapan, bahan pelarut dan endapan dapat membuat air
berbau, memiliki derajat keasaman yang tinggi, memiliki rasa, dan berwarna.
2. Berbau, air yang murni dan sehat tidak akan menimbulkan bau. Jika sudah tercemar
oleh zat polutan, air tersebut akan menimbulkan bau busuk dan menyengat.
3. Derajat keasaman tidak netral, normalnya, derajat keasaman air adalah 7. Jika
melebihi atau kurang dari 7, air tersebut sudah tercemar.
4. Mikroorganisme yang berlebih, limbah atau sampah yang ada di dalam air akan
diuraikan oleh mikroorganisme. Hal ini akan membuat kandungan oksigen di dalam
air berkurang sehingga hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya akan
kekurangan oksigen.
5. Memiliki rasa, air yang baik, murni, dan sehat adalah air yang tidak memiliki rasa.
Jika memiliki rasa, baik itu asam, manis, atau pahit, dapat dipastikan air tersebut
tercemar.
6. Radioaktivitas air meningkat, jika jumlah zat radioaktif sangat banyak, radioaktivitas
air akan meningkat yang kemungkinan besar air tersebut sudah tercemar. Jika tidak
segera ditangani, zat-zat yang berasal dari aktivitas manusia dan aktivitas mesin ini
dapat merusak lingkungan.
7. Suhu air berubah, dalam kondisi normal, suhu air lebih rendah dibandingkan dengan
suhu lingkungan. Karena itulah, air akan terasa dingin saat disentuh. Jika dalam
kondisi normal suhu air terus berubah, dapat dipastikan air tersebut sudah tercemar.
8. Berwarna, air yang bersih tidak akan berwarna dan terlihat bening. Jika zat polutan
sudah mencemarinya, air akan mudah berubah warna.
Pencemaran air disebabkan oleh berbagai jenis sampah dan limbah. Berikut adalah
jenis-jenis penyebab pencemaran air yaitu :
1. Limbah rumah tangga, bisa berupa air sabun, sampah rumah tangga.
2. Limbah pabrik atau industri yang biasanya langsung dibuang ke perairan tanpa
diolah terlebih dahulu.
3. Limbah pertanian yang berasal dari pupuk kimia dan pestisida yang digunakan untuk
memelihara tanaman.
4. Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan.
5. Penggunaan detergen dan pembuangan limbah detergen langsung ke dalam air.
Reaksi yang terjadi pada saat detergen mencemari air adalah:
C17H35COOH + NaOH C17H35COONa + H2O
6. Limbah peternakan dan perikanan yang dihasilkan berupa kotoran ternak dan sisa
makanan ternak yang tidak diolah terlebih dahulu.
7. Penggundulan hutan berupa pembuangan kayu, ranting-ranting dan dedaunan yang
akan menyebabkan sumber air menjadi tercemar.
8. Limbah pertambangan seperti batubara yang mengandung merkuri yang dikenal
dapat mencemari air.
9. Tumpahan minyak di laut, saat minyak tersebut bocor dan tumpah, maka resikonya
akan terjadi pencemaran air laut di sekitar area kilang minyak tersebut.
10. Sampah yang di buang sembarang ke sungai dan laut. Industri membuang berbagai
macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak,
nutrien dan padatan. Adapun reaksi yang terjadi:

Ada beberapa dampak dan akibat pencemaran air yang bisa merugikan, seperti
banjir, tanah longsor, menjadi sarang penyakit, kematian biota air, merusak ekosistem air,
terganggunya keseimbangan lingkungan, merugikan nelayan, erosi, perubahan tingkat
keasaman (pH), sumber air bersih berkurang, timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut.
Berikut adalah beberapa contoh pencemaran air di sekitar kita berupa zat-zat yang
biasa menjadi sumber terjadinya pencemaran air.
 Agen infeksius, misalnya seperti bakteri, virus, parasit.
 Zat kimia organik, misalnya seperti pestisida, plastik, minyak, bensin, deterjen.
 Pencemar anorganik, misalnya seperti asam, basa, logam.
 Zat radioaktif, misalnya seperti thorium, uranium, radon, iodine, cesium.
 Sedimen, misalnya seperti tanah, lumpur, kerikil.
 Nutrisi atau unsur hara, misalnya seperti nitrat, fosfat, amonium.
 Zat-zat pengikat oksigen, misalnya seperti pupuk kandang, residu tumbuhan.
Berikut adalah beberapa cara-cara mengatasi pencemaran air yaitu :
2. Membuang sampah pada tempatnya, merupakan solusi pencemaran air yang bersifat
pencegahan yang paling mudah dan paling mendasar.
3. Melakukan pemisahan antara sampah organik dan sampah anorganik serta jenis-jenis
sampah lain sehingga dapat mengurangi pencemaran air.
4. Melakukan pengolahan limbah industri, pertanian, peternakan dan perikanan agar
aman dan tidak berbahaya sebelum dibuang.
5. Menggunakan air seperlunya dengan bijaksana, gerakan hemat air dengan tidak
membuang-buang air bersih pada kegiatan yang tidak perlu.
6. Menempatkan industri pabrik di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk agar
limbah pabrik tidak mencemari air dekat pemukiman penduduk.
7. Mengawasi penggunaan pestisida dan zat kimia berbahaya lain yang digunakan oleh
perusahaan, industri atau perseorangan juga.
8. Mencegah terjadinya penggundulan hutan dan melakukan program reboisasi agar bisa
menjaga keseimbangan air berkat adanya pohon yang membantu mengikat air di
dalam tanah.
9. Mengurangi penggunaan detergen di lingkungan rumah tangga dan menggantinya
dengan bahan yang lebih ramah lingkungan.
10. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan untuk
meningkatkan konservasi air bawah tanah
11. Tidak menggunakan aliran sungai sebagai tempat MCK (mandi, cuci, kakus) juga
untuk tempat memandikan hewan ternak.
E. PENCEMARAN TANAH
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah
cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping). Penyebab pencemaran tanah antara lain :
1. Limbah domestik yang dapat berasal dari daerah pemukiman penduduk, perdagangan,
pasar,tempat usaha, hotel, kantor-kantor pemerintahan dan swasta dan tempat wisata,
dapat berupa limbah padat dan cair.
2. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri
berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa
pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging
dll.
3. Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau
tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.
Dampak pencemaran tanah terhadap lingkungan sekitar yaitu :
1. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur
masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai
macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak,
serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap
benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena
leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan
ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada
keracunan hati. Organo fosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf
otot. Pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian
2. Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan
kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya
bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan
perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di
lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies
primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator
atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Dampak pada pertanian terutama
perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan
hasil pertanian.
Langkah-langkah pencegahan dampak pencemaran tanah dapat dilakukan dengan :
1. Membuang sampah pada tempatnya.
2. Mengolah sampah organik menjadi kompos.
3. Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak
4. Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukan proses daur ulang,
seperti kaca, plastik, kaleng, dan sebagainya.
5. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (nonbiodegradable).
6. Melakukan proses pemurnian terhadap limbah industri sebelum dibuang ke sungai
atau ke tempat pembuangan.
7. Penggunaan pupuk, pestisida sesuai dengan aturan, tidak menggunakan obat melebihi
takaran.
Ada beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan
oleh pencemaran tanah, diantaranya adalah:
1. Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu:
a. in-situ (atau on-site), adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah
dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
b. ex-situ (atau off-site), meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian
dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di
bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit..
2. Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Jenis jenis biomerasi:
a. Biostimulasi, dimana nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas,
ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat
pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau
tanah tersebut.
b. Bioaugmentasi, dimana mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan
kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar.
c. Bioremediasi Intrinsik, bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air
atau tanah yang tercemar. Transformasi kimia dari bahan pencemar pestisida
melalui proses bioremediasi ini meliputi beberapa proses, yaitu
1) Detoksikasi, yaitu konversi dari molekul yang bersifat toksik menjadi produk
yangtidak bersifat toksik.
2) Degradasi, yaitu transformasi dari substrat kompleks menjadi produk yang
lebih sederhana.
3) Konjugasi, yaitu pembentukan senyawa kompleks, atau reaksi penambahan,
dimana suatu organisme dapat menghasilkan substrat yang lebih kompleks
dan mengkombinasikannya dengan pestisida dengan sel metabolis.
4) Aktivasi, yaitu konversi substrat yang nontoksik menjadi molekul toksik
seperti bahan aktif awal dari pestisida. Sebagai contoh, herbisida 4- (2,4-
dichlorophenoxy) butyric acid ditransformasi dan diaktivasi oleh
mikroorganisme dalam tanah menghasilkan senyawa yang bersifat toksik
terhadap gulma dan serangga. Proses aktivasi ini lebih menekankan pada
efisiensi penggunaan pestisida, atau aktivasi residu.
5) Proses defusi, yaitu konversi molekul nontoksik berasal dari pestisida yang
sedang dalam proses aktivasi secara enzimatik, menjadi produk nontoksik
yang tidak lagi dalam proses enzimatik.
6) Perubahan spektrum toksisitas. Yang pertama dilakukan adalah
mengaktifkan bakteri alami pengurai minyak bumi yang ada di dalam tanah
yang mengalami pencemaran tersebut. Bakteri ini kemudian akan
menguraikan limbah minyak bumi yang telah dikondisikan sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalam waktu yang
cukup singkat kandungan minyak akan berkurang dan akhirnya hilang, inilah
yang disebut sistem bioremediasi.
Proses Bioremediasi bergantung pada jenis mikroorganismenya, ada dua
mikroorganisme yang dipakai yaitu bakteri dan jamur. Bacillus merupakan
bakteri yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi pada lingkungan tempat
tinggalnya. Bacillus digunakan untuk mendegradasi senyawa organik seperti
styrene, trinitrotoluene, dan PAHs.
Adapaun reaksinya:
2C7H5N3O6 3N2 + 5H3 +12CO + 2C

+ Bacillus (bakteri) Bacillus.C7H5N3O6


Trinitrotoluena
3. Fitoremediasi adalah teknologi pembersihan, penghilangan atau pengurangan polutan
berbahaya, seperti logam berat, pestisida, dan senyawa organik beracun dalam tanah
atau air dengan menggunakan bantuan tanaman (hiperakumulator plant). Proses
Fitoremediasi meliputi :
a. Phytoacumulation : tumbuhan menarik zat kontaminan sehingga berakumulasi
disekitar akar tumbuhan

b. Rhizofiltration : proses adsorpsi / pengendapan zat kontaminan oleh akar untuk


menempel pada akar.

c. Phytostabilization : penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar yang tidak


mungkin terserap kedalam batang tumbuhan.

d. Rhyzodegradetion : penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas microba

e. Phytodegradation : penguraian zat kontamin

f. Phytovolatization : transpirasi zat contaminan oleh tumbuhan dalam bentuk yang


telah menjadi larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya

Anda mungkin juga menyukai