Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

JALAN REL

VIOLA PARAMITA SUSANTI

17323012

TEKNIK SIPIL (NK)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


1. Apa pengertian peron ?
Jawab :
Peron adalah lantai pelataran tempat penumpang naik-turun dan jalur melintas
kereta di stasiun.

Sumber : Pixabay.com
2. Jelaskan mengenai peron (lengkapi dengan gambar/foto)!
Jawab :
A. Peron berdasarkan lantai konstruksinya adalah sebagai berikut :
a. Peron Lama (sebelum Perang Dunia II)
Peron sebelum peran dunia ke II memiliki konstruksi lantai
yang rendah , hal ini kereta buatan pada tahun 1920 umumnya
memiliki tangga turun ke bawah sedangkan kereta pada tahun 1941
mempunyai tangga di dalam. Karena pada umumnya stasiun
didirikan pada masa sebelum perang dunia II maka lantai stasiun
sama dengan lantai peron.
b. Peron Baru ( Setelah Proklamasi)
Peron setelah proklamasi umumnya dilakukan dengan
penyesuaian dengan kereta baru sehingga dapat dua ketinggian
peron yang berbeda pada stasiun besar saat ini. Pada umumnya
peron tinggi dimaksudkan untuk melayani penumpang kelas bisnis
dan eksekutif.
B. Peron berdasarkan perletakkannya adalah sebagai berikut :
a. Peron Teluk
Peron teluk merupakan peron yang umum ada pada stasiun
terminus (bertipe perjalanan awal dan akhir).
b. Peron Bertingkat
Peron bertingkat umumnya dibuat apabila dua peron bertemu
dengan salah satunya lebih tinggi dibandingkan peron di
bawahnya, stasiun berada pada titik temu kedua jalur tersebut.
c. Peron Barang Peron barang memiliki kemiripan dengan peron
teluk tetapi lebih sempit dan hanya untuk membongkar muat
barang.
d. Peron Pulau Peron pulau adalah peron yang letaknya diapit oleh
dua atau lebih jalur rel. Peron pulau dapat dijangkau dengan
terowongan bawah tanah, jembatan penyeberangan, atau
perlintasan. Pada stasiun di atas rel layang atau dibawah tanah
dapat dijangkau melalui lift, eskalator, tangga, atau perpaduan
ketiga-tiganya.
e. Peron Sisi Peron sisi adalah peron yang paling umum di stasiun-
stasiun, biasanya berupa peron yang terletak di samping kiri
ataupun kanan rel.
C. Peron berdasarkan ukuran sebagai berikut :

Peron Sedang

Peron Tinggi
Peron Rendah
3. Apa yang dibutuhkan untuk perencanaan dan perhitungan peron (buat data
beserta langkahnya) !
Jawab :
A. Ketentuan Perencanaan Peron :
a. Ketentuan perkerasan, yakni lantai peron dibuat dari beton bertulang.
Beton bertekstur dan berwarna diperbolehkan asalkan semua
persyaratan untuk antislip koefisien gesekan dipertahankan.
b. Ketentuan panjang peron yakni diutamakan 300 kaki dan minimal 260
kaki. Hal lain yang dapat dipakai sebagai acuan adalah panjang
rangakaian kereta (jumlah kereta dalam suatu rangkaian) yang dilayani
oleh peron. Selain itu, peron juga harus berada di garis singgung.
c. Sisi luar peron harus dibuat menjorok (cantilever) selebar 700 mm.
Hal ini adalah sebagai ruang emergensi, dan juga sebagai ruang untuk
pemeriksaan bagian bogi kereta.
d. Ketentuan lebar harus berada di tengah atau di sisi luar. Bidang peron
utama sebaiknya memiliki lebar minimum 7,50 meter, Bidang peron
kedua sebaiknya memiliki lebar minimum 4,80 meter, dan Bidang
peron ketiga sebaiknya memiliki lebar minimum 3,00 meter.
Ujung/tepi peron bagian jalur kereta seharusnya tidak dianggap
sebagai bagian dari akses jalan.
e. Ketentuan Ruang Tunggu harus dibuat sederhana sama seperti tempat
penampungan kecil atau dapat berupa kanopi yang lebih kompleks,
apabila anggaran yang dimiliki memungkinkan.
f. Ketentuan Layanan Difabel harus dilengkapi dengan tangga datar
(ramp) yang dilengkapi dengan rambalan yang dijamin kekuatannya
dengan ketinggian yang disesuaikan sebagai fasilitas naik turun bagi
difabel dengan kemiringan maksimal 70 .
B. Langkah- Langkah Perhitungan Peron :
1) Analisa Headway
Headway Kebutuhan :
h = 60 x Kapasitas x Load Factor/Jumlah Pnp
Keterangan :
 Load Factor diasumsikan 1 (monorel terisi penuh)
 Jumlah penumpang didapat dari demand tahun 2013
(tabel)
2) Menentukan Queueing Area
Queueing area merupakan area yang di sediakan pada peron
untuk penumpang sebagai tempat menunggu kedatangan monorel.
Luasan queueing area dapat ditentukan berdasarkan banyaknya
jumlah penumpang yang mengatri dalam waktu tunggu kedatangan
monorel (headway). Posisi Queueing Area berada di samping pintu
dari monorel agar mempermudah penumpang untuk masuk
kedalam monorel. Berikut Perhitungan Queueing Area :
Panjang = 0,9 m2 /orang x V
Lebar tergantung dengan Level of Service (LOS) C yang memiliki
space antara 0,7 – 0,9 m²/orang.
3) Menentukan Walking Area
Walking area adalah jalur pejalan kaki yang disediakan pada peron
sebagai akses bagi penumpang yang masuk peron menuju
Queueing Area maupun penumpang yang turun dari monorel
menuju keluar peron. Walking area dihitung berdasarkan jumlah
penumpang naik ditambah dengan jumlah penumpang turun.
Berikut perhitungan luasan Walking:
Panjang = 2,2 m2 /orang x V
Lebar = L/ Panjang monorel
4) Perhitungan Peron
- Panjang peron yang digunakan menyesuaikan dengan panjang
monerel tipe yang digunakan (disesuaikan kembali).
- Lebar Peron
Lebar Walking Area + Lebar Queueing Area
- Luas Peron
P x L =….. m²
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-28522-3111105015-Paper.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/11388/3/TA144372.pdf
http://proceeding.unisba.ac.id/index.php/sosial/article/download/294/pdf
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d4/Peron_Tinggi.JPG
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b9/Peron_Rendah.JPG/80
0p
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/be/Peron_Sedang.JPG/80
0px-Peron_Sedang.JPG

Anda mungkin juga menyukai