Disusun oleh :
SUMATERA BARAT
2019
Lampiran II. Format Data Diri
Dosen Pembimbing
Mahasiswa 1
Nama Lengkap : Arief Chandra
NIM : 17323021
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Sipil/S1 Teknik Sipil NK/5
Foto
Alamat Rumah : Parkit XVI no.3, air tawar barat,
padang utara, padang, sumatera barat. 3x4
Telepon/Faksimile/HP :082285704154
Mahasiswa 2
Nama Lengkap : Viola Paramita Susanti
NIM : 17323012
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Sipil/S1 Teknik Sipil NK/5
Foto
Alamat Rumah : Komplek Arianta no 3 Air Tawar Barat,
Padang Utara, Padang, Sumatera Barat. 3x4
Telepon/Faksimile/HP : 082325600491
Mahasiswa 3
Nama Lengkap : Esih Ernawati
NIM : 17061004
Jurusan/Program Studi/Semester : Teknik Sipil/
Pendidikan Teknik Bangunan /5
Foto
Alamat Rumah : Jl.Teratai no. 63, Air Tawar Barat,
3x4
Padang Utara, Padang, Sumatera Barat.
Telepon/Faksimile/HP : 082325600491
MINI BARBI (Mitigasi Dini dengan Buku Augmented reality
Bencana Tsunami) untuk Siswa Sekolah Dasar
Arief Chandra), Viola Paramita Susanti 2), Esih Ernawati 3). 1Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang Email :
ariefchandra061@gmail.com
2Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Universitas Negeri Padang Email
:violaparamita03@gmail.com
3Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Universitas Negeri Padang Email
: esihernawati04@gmail.com
ABSTRAK
BNPB menyebutkan bahwa, dalam kejadian bencana, termasuk bencana
tsunami, jumlah korban jiwa anak-anak berisiko meninggal 14x lebih besar dari
pria dewasa. Ini menunjukkan pentingnya mitigasi bencana bagi anak-anak. Salah
satu bentuk mitigasi bencana dini terkusus bagi siswa sekolah dasar di indonesia
diantaranya, dengan penerbitan berbagai buku mitigasi bencana. Namun upaya ini
dihadapkan dengan minat baca siswa sekolah dasar yang sangat rendah serta
kecenderungan menikmati dan menghabiskan waktu yang lama dalam kegiatan
interaksi dengan gadget dari pada membaca dan menambah koleksi bacaan. Maka
penulis menganggap sangat diperlukannya suatu inovasi dari buku yang telah ada,
penulis mengusulkan sarana buku mitigasi bencana dengan augmented reality
dengan rancangan “MINI BARBI (Mitigasi Dini dengan Buku Augmented
reality Bencana Tsunami) untuk Siswa Sekolah Dasar”. Karena penulis
menganggap MINI BARBI ini, selaras dengan tingkat ketertarikan siswa yang
tinggi dengan gadget. Buku MINI BARBI akan dikolaborasikan dengan teknologi
AR dengan sarana gadget sistem operasi android sehingga foto atau gambar yang
ada pada buku MINI BARBI akan tampak nyata, jelas, menarik serta interaktif
dalam bentuk audio visual serta dapat diatur dan di sentuh sedemikian rupa lewat
layar gadget siswa sekolah dasar tersebut. Penelitian ini bertujuan menyampaikan
gagasan ide penerapan AR pada buku sebagai sarana interaktif untuk mitigasi
bencana tsunami. Penulis menggunakan metodologi deskritif dimana penulis
menganalisis dokumen yang kami kutip langsung dari artikel dan jurnal ilmiah
terdahulu yang relevan. Dan berdasarkan studi dokumen dari penelitian yang
relevan ditemukan bahwa media interaktif berbasis AR untuk mitigasi bencana
dinyatakan layak digunakan sebagai media pengenalan terhadap langkah mitigasi
bencana.
Kata Kunci : Augmented reality (AR), Mitigasi, bencana Tsunami, Siswa sekolah
dasar, gadget
HALAMAN PENGESAHAN
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH FKMTSI WILAYAH III SUMBAR-
JAMBI 2019
Mengetahui,
Wakil Dekan III Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Sipil
Dr. Mukhlidi Muskhir, S.Pd, M.Kom Faisal Ashar, S.T, MT, P.hD
NIP: 19730908 200501 1 002 NIP: 197501032003121001
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran mitigasi bencana
tsunami, yaitu penerbitan berbagai buku-buku mitigasi bencana tsunami dengan
beragam gaya penulisan bahkan dilengkapi berbagai gambar contohnya buku
pembelajaran jangan panik, beragam cerita praktik baik kebencanaan terbitan
BNPB. Namun buku pada era sekarang di hadapkan pada tantangan minat baca
siswa sekolah dasar yang rendah serta pengaruh eksternal seperti lebih tertarik
dengan hp atau smartphone. Dalam sebuah penelitian dan survey terungkap
bahwa kebanyakan siswa di era sekarang merupakan pengguna gadget, dan
bahkan lebih mementingkan hp atau smartphone. Banyak di temui, siswa lebih
suka menikmati dan menghabiskan waktu yang lama dalam kegiatan interaksi
dengan hp atau smartphone dari pada membaca dan menambah koleksi bacaan.
Seperti penelitian dan survey yang dilakukan Kementerian Kominfo, Kementerian
PPPA, UNICEF serta Berkman Center for Internet and Society, Harvard
University, dengan judul "Digital Citizenship Safety among Children and
Adolescents in Indonesia" (Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak dan
Remaja di Indonesia). kesimpulannya bahwa di Indonesia kepemilikan telepon
selular mencapai 84 persen dari total penduduk dan 30 juta di antaranya adalah
anak-anak dan remaja. Penggunaan gadget atau media digital telah menjadi
bagian yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari anak muda Indonesia. Studi ini
menemukan bahwa 98 persen dari anak-anak dan remaja yang disurvei tahu
tentang gadget dan internet dan bahwa 79,5 persen diantaranya adalah pengguna
gadget dan internet. Maka penulis menganggap inovasui buku dengan augmented
reality “MINI BARBI (Mitigasi Dini dengan Buku Augmented reality
Bencana Tsunami) untuk Siswa Sekolah Dasar” sangat tepat digunakan sebagai
pemanfaatan teknologi dalam mengarahkan siswa sekolah dasar ke arah sisi
positif dari perkembangan teknlogi ini. Karena MINI BARBI mengkolaborasikan
teknologi augmented reality pada buku bahan ajar mitigasi bencana tsunami
dengan menggunakan gadget dengan sistem operasi android sehingga foto-foto
yang ada pada buku, tampak nyata, jelas, menarik serta interaktif dalam bentuk
audio visual serta dapat diatur dan di sentuh sedemikian rupa lewat layar gadget
siswa sekolah dasar tersebut.
A. Bencana Tsunami
a. Defenisi bencana
Defenisi bencana menurut Undang – Undang No.24 Tahun
2007 Tentang Penanggulangan Bencana adalah, peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
b. Kategori Bencana
Klasifikasi bencana menurut Undang – Undang No.24 Tahun
2007 Tentang Penanggulangan Bencana, antara lain: a). Bencana
alam (natural disaster) Bencana yang terjadi secara alamiah karena
terjadinya perubahan kondisi alam semesta. Misalnya bencana alam
yang berhubungan dengan angin (puting beliung, badai, topan), api
(kebakaran dan letusan gunung api) Bencana alam akan
mengganggu kehidupan masyarakat, menghancurkan harapan
masyarakat, menyebabkan kerugian bagi masyarakat sehingga
terjadi perubahan dalam kehidupan sosial serta kehilangan mata
pencaharian; b). Bencana non alam Kejadian yang biasanya
disebabkan karena ulah tangan manusia sebagai komponen sosial
berupa kegagalan teknologi, kegagalan dalam segi modernisasi,
epidemic, dan wabah penyakit; c). Bencana komplek Bencana yang
terjadi karena adanya perpaduan antara bencana alam dan non
alam.Akibat dari bencana tersebut menimbulkan dampak negatif
begi kehidupan masyarakat.Misalnya, terjadi polusi lingkungan,
epidemi penyakit, kerusakan ekosistem, dan lain-lain.
c. Bencana tsunami
a). Gambaran singkat
Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti
gelombang ombak lautan ("tsu" berarti lautan, "nami" berarti
gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian gelombang
ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di
dasar laut akibat gempa bumi. Tsunami merupakan salah satu
ancaman bencana untuk banyak wilayah pesisir di Indonesia.
Bencana ini umumnya dipicu oleh terjadinya gempabumi di
laut yang menyebabkan pergeseran secara vertikal didasar laut.
Analisis ancaman tsunami dimaksudkan untuk mengetahui
karakter tsunami yang mungkin telah terjadi atau akan terjadi
dengan mempertimbangkan mekanisme sumber, lokasi,
penjalaran gelombang, perambatan gelombang tsunami serta
ketinggian genangan tsunami. Tsunami merupakan bencana
dengan karakter fast-onset disaster atau jenis bencana dengan
proses yang cepat. Tsunami dapat terjadi bersumber dari lokasi
yang dekat (near field) yang waktu penjalarannya kurang dari
30 menit dari sumber ke garis pantai pantauan dan lokasi yang
jauh (far-field) yang waktu penjalaran ke wilayah pantai
pantauan lebih lama dari 30 menit atau sumber tsunami
memiliki jarak lebih jauh dari 1000 km. Karakter-karakter
ancaman tsunami cenderung site-specific yang menyebabkan
kita harus secara khusus pula melakukan analisis terhadap
ancaman tersebut dan menghindari proses generalisasi.
Karakter kejadian tsunami di Indonesia umumnya bersifat
lokal, dimana jarak sumber terjadinya tsunami relatif dekat
sehingga hanya memiliki waktu yang singkat untuk melakukan
upaya antisipasi atau evakuasi. Berdasarkan catatan sejarah,
sejak tahun 1600 sampai dengan tahun 2007, Indonesia telah
mengalami beberapa kali tsunami besar dan hampir 90%
kejadiannya disebabkan oleh gempa bumi di laut, 9%
diakibatkan oleh letusan gunung api dan 1% karena tanah
longsor bawah laut . Dalam kurun waktu tersebut tercatat lebih
kurang 172 tsunami telah terjadi di Indonesia. Catatan kejadian
tsunami yang juga pernah terjadi adalah tsunami tanggal 26
Desember 2004 yang meluluhlantakkan kawasan pesisir
Samudera Hindia juga sudah menjadi catatan sejarah bencana
yang sangat kelam di Indonesia. Pusat gempa berada di
perairan Samudera Hindia (255 km terhadap Kota Banda
Aceh), penjalaran gelombang tsunami mencapai sepuluh
negara yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Bila dilihat dari banyaknya korban jiwa, bencana tsunami Aceh
menduduki peringkat pertama, dimana korban jiwa yang
tercatat lebih dari 200.000 jiwa. Bencana tsunami ini
menyebabkan korban meninggal di keseluruhan kawasan
tersebut mencapai 283.100 jiwa. Sementara korban meninggal
di Indonesia mencapai 108.100 jiwa, dan127.700 jiwa telah
hilang (BNPB, 2016).
b. Marker-Based Tracking
Fiducial images atau yang lebih dikenal dengan marker adalah
sebuah penanda yang di dalamnya terdiri dari kumpulan titik acuan untuk
memudahkan komputasi dari pengukuran parameter-parameter yang
dibutuhkan dalam pengolahan citra (Milgram, 1994). Marker adalah suatu
pola yang didesain dalam bentik titik-titik hitam yang dapat dikenali oleh
webcam. Marker merupakan kunci dari AR. Informasi marker akan
digunakan untuk menampilkan objek 3D .
Pola marker pada AR memiliki beberapa aturan diantaranya :
1. Bentuk, harus kotak berbingkai hitam dan ini adalah rahasia dari
pelacakan sebuah marker.
2. Ukuran, tidak lebih dari 631x634 pixel.
3. Warna, selain hitam putih masih bisa dikenali oleh sistem
Marker-based tracking bekerja dengan cara mendeteksi serta
mengenali marker untuk menentukan lokasi dan orientasi dari kamera,
dengan kamera yang telah dikalibrasi maka sistem kemudian dapat
menampilkan objek virtual pada tempat yang telah ditentukan
(Siltanen, 2012). Penanda yang paling sederhana dan bekerja dengan
sangat baik adalah penanda matrix. Penanda matriks menggunakan 2D
barcode sederhana, yang dipakai untuk mengenali sebuah obyek dan untuk
mengetahui hubungan antara posisi kamera dengan penanda tersebut.
b. Bentuk 3D Model
Pemodelan Tiga Dimensi (3D) modeling atau dikenal juga dengan
meshing adalah proses pembuatan representasi matematis permukaan tiga
Dimensi dari suatu objek dengan software tertentu. Produk hasil
pemodelan itu disebut model 3D. Model 3D tersebut dapat ditampilkan
sebagai citra dua Dimensi melalui sebuah proses yang disebut 3D
rendering. Model 3D direpresentasikan dari kumpulan titik dalam 3D,
terhubung oleh berbagai macam entitas geometri, seperti segitiga, garis,
permukaan lengkung, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat dilihat pada
gambar 3 sebagai berikut:
2. Story Board
Pembuatan story board dari buku mitigasi
bencana tsunami MINI BARBI :
COVER BUKU PENDAHULUAN HALAMAN 1
Ingat anggota
keluarga
TEKS
TEKS TEKS
HALAMAN 5 HALAMAN 6
MARKER GAMBAR
MARKER
TEKS
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
5. Pemanfaatan-Augmented-Reality-Learning-Information-System-
Volcano--Lis-V--Dalam-Pendidikan-Bencana-Era-4-0.
https://www.ubaya.ac.id/2018/content/articles_detail/272/PEMANFAATA
N-AUGMENTED-REALITY-LEARNING-INFORMATION-SYSTEM-
VOLCANO--LIS-V--DALAM-PENDIDIKAN-BENCANA-ERA-4-
0.html , di akses pada 15 Oktober 2019.
6. https://www.ubaya.ac.id/2018/content/articles_detail/272/PEMANFAATA
N-AUGMENTED-REALITY-LEARNING-INFORMATION-SYSTEM-
VOLCANO--LIS-V--DALAM-PENDIDIKAN-BENCANA-ERA-4-
0.html, di akses pada 15 Oktober 2019.