Anda di halaman 1dari 7

Nama : Handio Nurfikra

NIM : 13717021
TUGAS PERLAKUAN PANAS MT4014
a. Pertanyaan :
1. Jelaskan perbedaan proses pengerasan permukaan, pada baja AISI 1020 dan AISI
1080!
2. Jelaskan perhitungan kedalaman panas dari proses induction hardening dan faktor yang
mempengaruhinya!
3. Jelaskan masing2 2 metode pengerasan pada proses: induction hardening dan flame
hardening!
4. Jelaskan 3 metoda pengerasan permukaan pada proses carburizing!
5. Cari 3 contoh komponen teknik yang diproses dengan proses karburisasi dan nitridasi,
dan bagaimana perbedaan tingkat kekerasan dari keduanya

b. Jawab :
1. Proses pengerasan pada permukaan baja AISI 1020 dan AISI 1080 dilakukan dengan
teknik yang berbeda. Ini disebabkan akibat perbedaan komposisi karbon yang ada
pada kedua baja tersebut. Untuk baja AISI 1020 dengan komposisi karbon sekitar 0,2
% yang merupakan baja karbon rendah dan untuk AISI 1080 dengan komposisi
karbon sekitar 0,8 % yang merupakan baja karbon tinggi. Dengan komposisi karbon
yang banyak, maka AISI 1080 sangat besar kemungkinan terbentuk senyawa carbide
yang banyak. Dan jika banyak senyawa karbida yang terbentuk maka akan mudah
sekali baja tersebut retak ketika dilakukan pengerasan pada permukaannya. Proses
pengerasan pada baja AISI 1080 perlu dikontrol dengan baik agar tidak terjadi crack
pada proses pengerasan baja tersebut.
Contoh proses pengerasan pada permukaan AISI 1080 yang sudah dinormalkan dapat
dilakukan dengan pemanasan hingga mencapai fasa austenite lalu didinginkan dengan
cepat ke temperature kamar lalu di tempering agar mendapatkan fasa martensite
temper yang keras. Kontrol disini yang dimaksudkan adalah dari laju pendinginan.
Laju pendinginan sangat penting karena akan mempengaruhi timbulnya crack atau
tidak. Selain itu, pada proses juga harus dikontrol agar tidak terbentuk austenite sisa.
Ini bisa dihilangkan dengan cara menggunakan double temper.
Sedangkan pada AISI 1020 karena komposisi carbon yang tidak mencukupi untuk
membentuk fasa martensite maka tidak bisa dilakukan proses pengerasan permukaan
yang sama seperti AISI 1080. Proses pengerasan AISI 1020 bisa dilakukan dengan
carburizing atau bisa dilakukan proses pengerasan dengan metode mekanik yaitu
dengan cold deformation.
2. Persamaan kedalaman induksi merupakan fungsi dari daya dan frekuensi yang
digunakan. Sehingga persamaan yang digunakan sebagai berikut :
𝐷𝑐 = 20/√𝑓
𝐷ℎ = 500√𝑓

Gambar 1.1 Persamaan Kedalam Induction hardening [1]

Dc merupakan kedalaman pada cold state suatu benda saat induction hardening di
temperature 20 0C. Ketika sudah mendekati akhir dari suatu hardening maka
dalamnya penetrasi digunakan persamaan Dh atau pada saat hot state
Selain itu, dalamnya penetrasi dipengaruhi oleh konduksi panas yang besarnya :
𝐷𝑖 = 0.2 √𝑡
Sehingga kedalaman penetrasi total menjadi 𝑑 + 𝑑𝑖.
Faktor – faktor yang mempengaruhi :
- Besarnya frekuensi
- Konduksi Panas
- Hambatan
- Jenis Benda uji (Kadar C dan Unusr – unsur paduan)
- Waktu Pemanasan dan Waktu Penahanan (Holding)
- Temperatur Hardening
- Besarnya medan listrik yang dialirkan
- Daya

3. Metode induction hardening :


- Single Shot Hardening : Permukaan baja dipanaskan hingga mencapai
temperature austenisasinya kemudian dikeraskan dengan dicelupkan ke dalam
medium pendingin atau dengan cara disemprot. Permukaan dipanaskan dengan
menggunakan coil. Baja dimasukkan kedalam coil atau induktor tersebut lalu
dipanaskan. Setelah itu langsung dicelup kedalam medium pendingin. Biasanya
untuk pengerasan dengan kedalaman pengerasan yang cukup dalam.

Gambar 1.2 Shot Single Hardening [1]


- Progressive Hardening
Progressive Hardening biasanya dilakukan pada komponen – komponen yang
memerukan kedalaman yang dangkal pada sautu bagiannya atau secara
keseluruhan dari komponen tersebut. Selain itu juga, metode digunakan pada
komponen panjang dengan luas penampang yang hampir seragam. Metode ini
dilakukan dengan komponen diletak dan dipegang pada posisi chuck berputar.
Komponen tidak hanya berputar tidak hanya berputar di dalam inductor, tetapi
bergerak maju pada kecepatan tertentu melalui koil sehingga menjadi panas
sampai kedalaman yang diperlukan. Lalu komponen tadi bergerak ke semprotan
pendingin sehinga didinignkan secara progresif selama gerakan pada komponen.

Gambar 1.3 Progressive Hardening [1]


Metode ini juga dapat dilakukan pada komponen yang tidak simetris aksial yaitu
tanpa rotasi. Komponen dipindahkan terus menerus berdekatan dengan inductor
ataupun sebaliknya. Lalu disemprot dengan cairan atau spray pendingin.

Metode Flame Hardening :

- Manual Hardening : Benda kerja dipanaskan secara manual menggunakan


welding torch kemudian didinginkan dengan cepat ke dalam air atau oli. Cocok
untuk pengerasan kompon – komponen berukuran kecil.
- Spin Hardening : Metoda ini diterapkan pada benda kerja yang simetris. Metode
ini bekerja dengan cara benda kerja diletakkan pada meja putar dengan kecepatan
putar yang rendah.
Gambar 1.4 Spin hardening [2]

4. 3 Metode Carburizing
- Metode karburasi dalam medium padat

Gambar 1.5 Carburizing medium padat [3]


Medium yang digunakan adalah arang kayu (charcoal). Pada saat pemanasan,
arang kayu bereaksi dengan oksigen membentuk gas karbondioksida. Dan gas
karbondioksida tersebut akan bereaksi dengan kabon membentuk CO. C dari CO
kemudian larut ke dalam baja pada saat baja dalam kondisi austenitic dan
menghasilkan karbondioksida dan bereaksi kembali dengan arang kayu. Pada
proses diperlukan energizer agar proses bisa dilakukan dengan lebih cepat.
Energizer yang lazim digunakan adalah barium karbonat.
- Metode Karburasi dengan medium cair (liquid carbuziring)

Gambar 1.6 Liquid Carburizing [3]


Proses karburasi dilakukan dalam tungku garam atau salt bath carburizing. Garam
yang digunakan adalah sodium sianida (NaCN) atau potassium sianida (KCN).
Garam – garam tersebut lazimnya dicampur dengan NaCl, BaCl, KCl, dan
Na2CO3 yang berfungsi sebagai activator. Proses karburasi ini biasanaya
digunakan untuk memproses benda kerja yang kecil dengan kedalaman
penegerasan sekitar 0.5 mm.
- Karburasi dengan medium gas (Gas Carburizing)
Medium gas yang digunakan adalah gas hidrokarbon pada saat proses karburasi
sehingga terjadi reaksi sebagai berikut :
2CO - C + CO2
CH4  C + 2H2
CO + H2  C + H2O
Dari reaksi diatas, maka besarnya karbon potensial dapat diukur dari keberadaan
tetesan air dari gas yang masuk ke tungku. Tungku yang digunakan disebut
tungku sumur.

Gambar 1.7 Carburizing medium gas


4 langkah yang dapat dilakukan :
 Meneteskan cairan karburasi ke dalam tungku. Lazimnya mengandung
ethyl alcohol. Namun karbon potensial yang dihasilkannya relative
rendah.
 Mengalirkan gas karburasi yang dihasilkan dari suatu generator
 Memasukkan gas dan udara secara bersama – sama ke dalam tungku.
Reaksi gas dengan udara menghasilkan gas karburasi
 Melakukan proses karburasi dalam tungku vakum. Gas yang digunakan
adalah gas hidrokarbon saja.
5. Contoh komponen yang dilakukan proses carburizing yaitu Rod, gear, mandrel, dan
valve rocker arms. Untuk komponen nitriding yaitu cetakan forging, extruder screws,
aluminium – extrution dies, crankshafts. Tingkat kekerasan yang dihasilkan dari
kedua proses tersebut berbeda. Proses nitiriding akan menghasilkan tingkat kekerasan
enam kali lebih keras dibanding karburasi. Ini disebabkan karena pada nitiriding
membentuk senyawa nitirida yang keras dan stabil pada temperature hingga 600 0C

Daftar Pustaka

[1] J. S, "Engineering Notes," [Online]. Available:


http://www.engineeringenotes.com/metallurgy/steel/induction-hardening-types-
and-methods-steel-metallurgy/26832. [Accessed 24 Maret 2020].

[2] J. S, "Engineering Notes," [Online]. Available:


http://www.engineeringenotes.com/metallurgy/steel/flame-hardening-methods-and-
variables-steel-metallurgy/26684. [Accessed 24 Maret 2020].

[3] R. Suratman, Proses - Proses Pengerasan Permukaan, 2014: ITB.

Anda mungkin juga menyukai