Anda di halaman 1dari 2

Dapat dilihat bahwa nilai CRI berbanding lurus dengan kekerasan.

Artinya kekerasan yang bagus


dibarengi dengan banyaknya karbida di lapisan dengan perubahan seminimum mungkin. Ini kemudian
sesuai dengan teori dan pengujian sebelumnya. Pada HVOF sendiri terlihat bahwa CRI yang dihasilkan
lebih rendah dibandingkan HVAF. Karena temperatur proses yang tinggi dan kecepatan partikel yang
lambat membuat partikel akan semakin besar mengalami dekarburisasi dan carbide dissolution. Hal
inilah yang menjadi masalah dalam pelapisan menggunakan HVOF. Dekarburisasi dan carbide dissolution
yang semakin besar tentu akan menurunkan kekerasan lapisan HVOF.

Sedangkan pada HVAF, CRI yang didapatkan bernilai lebih besar dibandingkan HVOF. Parameter proses
seperti temperatur dan kecepatan partikel HVAF yang lebih baik dibandingkan HVOF menghasilkan CRI
yang lebih tinggi sehingga menghasilkan kekerasan yang tinggi. Faktor itulah yang kemudian membuat
kekerasan HVAF dapat sama dengan HVOF. Hal ini jelas menguntungkan, karena dengan menggunakan
HVAF dapat mengurangi biaya penggunaan oksigen murni tetapi masih mampu menghasilkan kekerasan
yang sama seperti HVOF.

Dari hasil perhitungan didapatkan porositas lapisan HVAF memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan
HVOF. Porositas yang terbentuk dipengaruhi oleh parameter pelapisan. Porositas akan semakin rendah
jika kecepatan partikel selama pelapisan meningkat. Dengan kecepatan yang semakin meningkat akan
mempersingkat waktu partikel ketika berada dalam posisi in flight sehingga mengurangi reaksi yang
terjadi antara partikel pelapis dengan lingkungan sekitarnya. Kecepatan yang tinggi ini dihasilkan dari
tekanan yang tinggi pada pistol semprot. Sudah diketahui bahwa tekanan HVAF lebih tinggi
dibandingkan HVOF.

Selanjutnya porositas juga dipengaruhi oleh temperatur partikel. Temperatur partikel yang terlalu tinggi
dapat memberikan kesempatan yang lebih besar kepada partikel pelapis untuk bereaksi dengan
lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dapat membuat tingkat oksidasi pada partikel pelapis akan semakin
besar. Dengan tingkat oksidasi yang lebih tinggi maka porositas yang terbentuk juga akan semakin besar.
Temperatur yang tinggi juga dapat membuat gas sekitar semakin mudah larut dan bereaksi kedalam
partikel pelapis sehingga menambah konsentrasi gas dalam partikel pelapis. Sehingga pada saat
pendinginan, gas – gas tersebut tentunya akan keluar dan karena banyaknya gas yang terlarut maka
akan semakin banyak prositas yang terbentuk. Karena HVAF menghasilkan kecepatan partikel yang
tinggi serta temperatur yang rendah, maka porositas yang dihasilkan juga lebih rendah.

Dari hasil perhitungan didapatkan porositas lapisan HVAF memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan
HVOF. Porositas yang terbentuk dipengaruhi oleh parameter pelapisan. Porositas akan semakin rendah
jika kecepatan partikel selama pelapisan meningkat. Dengan kecepatan yang semakin meningkat akan
mempersingkat waktu partikel ketika berada dalam posisi in flight sehingga mengurangi reaksi yang
terjadi antara partikel pelapis dengan lingkungan sekitarnya. Kecepatan yang tinggi ini dihasilkan dari
tekanan yang tinggi pada pistol semprot. Sudah diketahui bahwa tekanan HVAF lebih tinggi
dibandingkan HVOF.

Selanjutnya porositas juga dipengaruhi oleh temperatur partikel. Temperatur partikel yang terlalu tinggi
dapat memberikan kesempatan yang lebih besar kepada partikel pelapis untuk bereaksi dengan
lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dapat membuat tingkat oksidasi pada partikel pelapis akan semakin
besar. Dengan tingkat oksidasi yang lebih tinggi maka porositas yang terbentuk juga akan semakin besar.
Temperatur yang tinggi juga dapat membuat gas sekitar semakin mudah larut dan bereaksi kedalam
partikel pelapis sehingga menambah konsentrasi gas dalam partikel pelapis. Sehingga pada saat
pendinginan, gas – gas tersebut tentunya akan keluar dan karena banyaknya gas yang terlarut maka
akan semakin banyak prositas yang terbentuk. Karena HVAF menghasilkan kecepatan partikel yang
tinggi serta temperatur yang rendah, maka porositas yang dihasilkan juga lebih rendah.

Untuk ukuran serbuk yang sama dapat dilihat pada gambar 4.13. Dari gambar tersebut, lapisan HVOF
dan HVAF menghasilkan lapisan yang padat. Walaupun terlihat sama – sama menghasilkan lapisan padat
tetapi dari hasil perhitungan porositas, HVAF pada ukuran serbuk yang sama tetap memiliki porositas
yang lebih rendah dibandingkan HVOF. Hal ini dikarenakan, serbuk halus yang digunakan dan
temperatur penyemprotan yang tinggi pada HVOF akan membuat serbuk semakin mudah untuk terkena
panas dan terdegradasi. Ditambah lagi dengan kecepatan partikel yang lebih rendah sehingga semakin
memperbesar terbentuknya porositas pada lapisan. Tentu juga faktor lain seperti tekanan dan
pengurangan karbida pada lapisan juga mempengaruhi.

Fakta tersebut juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Tommi Varis et al [58]
dimana menggunakan serbuk yang ukurannya sama dalam pelapisan baik HVOF maupun HVAF.

Hasil SEM menunjukkan hal yang sama yaitu baik HVOF maupun HVAF menunjukkan lapisan yang padat
dengan tingkat porositas yang rendah. Tetapi dilihat dari hasil perhitungan porositas di pojok kanan atas
pada gambar terlihat bahwa porositas HVOF masih jauh lebih tinggi dibandingkan HVAF. Bahkan di
lapisan HVOF 1 memiliki ukuran pori yang cukup besar serta ada beberapa retak ukuran mikro yang
terkonsentrasi pada daerah interlamellar

Anda mungkin juga menyukai