Disusun oleh:
NIMAS ASRIWIDIANTARI
2019040729
2. Proses Fisiologis
a) Mulut
Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses
pencernaan. Mengunyah dengan baik dapat mencegah terjadinya
luka parut pada permukaan saluran pencernaan. Setelah dikunyah
lidah mendorong gumpalan makanan ke dalam faring, dimana
makanan bergerak ke esophagus bagian atas dan kemudian ke
bawah ke dalam lambung.
b) Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas
adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang
licin. Permukaannya diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan
sekret mukoid yang berguna untuk perlindungan.
c) Lambung
Gumpalan makanan memasuki lambung, dengan bagian porsi
terbesar dari saluran pencernaan. Pergerakan makanan melalui
lambung dan usus dimungkinkan dengan adanya peristaltik, yaitu
gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian dari otot yang
mendorong substansi makanan dalam gerakan menyerupai
gelombang. Pada saat makanan bergerak ke arah spingter pylorus
pada ujung distal lambung, gelombang peristaltik meningkat. Kini
gumpalan lembek makanan telah menjadi substansi yang disebut
chyme. Chyme ini dipompa melalui spingter pylorus ke dalam
duodenum. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengosongkan
kembali lambung setelah makan adalah 2 sampai 6 jam.
d) Usus halus
Usus halus terdiriri dari duodenum, jejenum, dan ileum yang
panjangnya kira-kira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Pada
dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula
jaringan limfa yang disebut kelenjar soliter yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap infeksi. Pada umumnya, fungsi usus halus
adalah mencerna dan mengabsorbsi chime dari lambung.
e) Usus besar (kolon)
Kolon orang dewasa, panjangnya kurang lebih 125-150 cm, terdiri
dari sekum yang berhubungan langsung degan usus halus. Kolon
terdiri dari kolon asenden, transversum, desenden dan sigmoid.
Usus besar (kolon) merupakan kelanjutan dari usus halus, mulai
dari katup ileokolik ataunileosaekal sebagai tempat lewatnya
makanan. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorbsi air (+
90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa.
f) Rektum
Serupa dengan kolon tetapi dilindungi oleh otot yang lebih tebal
dan membran mukosanya memuat lipatan-lipatan membujur ke
kolumna mergagni.
g) Anus
Anus adalah jalan atau tempat kelurnya feses.
(Mubarak, 2008)
3. Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Nutrisi
a) Pengetahuan
b) Prasangka
c) Kebiasaan
d) Kesukaan
e) Ekonomi
f) Usia
g) Jenis kelamin
h) Tinggi dan berat badan
i) Status kesehatan
j) Faktor psikologis seperti stress dan ketegangan
k) Alkohol dan obat
(Perry Potter, 2005)
D. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a) Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternatif untuk memastikan
kecukupan nutrisi meliputi metode enteral (melalui sistem
pencernaan). Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui
selang nasogastrik dan selang pemberian makan berukuran kecil
atau melalui selang gastromi.
b) Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral disebut juga sebagai nutrisi parenteral total atau
hiperalimentasi intravena, diberikan jika saluran gastrointestinal
tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas
fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu.
Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter
vena sentral ke vena kava superior. Makanan parenteral adalah
larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan unsur
renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang dibutuhkan.
(Kozier, 2011)
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Menstimulasi nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai
klien yang disesuaikan dengan kondisi klien
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan
klien yang anoreksik
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman
sesaat sebelum atau setelah makan
4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan
dan bau yang tidak enak.
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum
waktu makan; istirahat bila mengalami keletihan
6) Kurangi stres psikologi
(Kozier, 2011)
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Komponen pengkajian nutrisi
a) Antropometri
Meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, indeks masa tubuh,
LILA, lipatan trisep, dan lingkar otot lengan tengah.
b) Biokimia
Meliputi hemoglobin, albumin serum, hitung limfosit total, kadar
transferin serum, nitrogen urea kemih, dan ekskresi kreatinin kemih
c) Clinical sign
Meliputi kuku, kulit, mata, otot, membran mukosa, analisis rambut,
dan neurologi.
d) Diet
Meliputi porsi makan dalam 24 jam, frekuensi makan, dan riwayat
diet.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)