Anda di halaman 1dari 14

M - IX

SHAKING TABLE

9.1 Tujuan Percobaan


Tujuan pada praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
1. Memisahkan mineral-mineral berharga dari pengotornya berdasarkan
berat jenisnya.
2. Menentukan Recovery mineral berharga.
3. Menentukan Ratio of Concentration mineral berharga.

9.2 Teori Dasar


Shaking Table adalah salah satu alat pemisahan mineral (gravity
separation) yang berprinsip dengan pengaliran air yang tipis pada suatu meja
yang bergoyang.

Sumber : Renaldy,2010
Foto 9.1
Shaking Table
Shaking Table mempunyai gerakan bolak-balik yang arahnya tegak lurus
pada aliran dengan bidang horizontal. Gerakan bolak-balik dengan percepatan
yang tidak sama, gerakan yang tertahan dengan tiba-tiba, mengakibatkan
gerakan partikel solid yang tertinggal di atas riffle.
Shaking Table terdiri dari segi empat yang dibuat miring menurut salah
satu sisi panjang. Pada permukaan deck dipasang riffle dan deck sendiri
digerakkan oleh head motion.

VIII-1
VIII-2

Feed dimasukkan dari feedbox pada pojok sebelah atas dekat dengan
head motion dengan wash water distributint box. Feed dan wash water
dimasukkan dari sisi sebelah atas dari deck wash water yang akan mendorong
partikel menurut kemiringan deck dan tertahan oleh riffle.
Shaking table pada umumnya dipakai untuk pemisahan sutu bijih jenis
aluvial atau endapan pantai, dimana mineral-mineralnya sudah diliberalisasi dan
berukuran pasir, misalnya : bijih timah, emas da pasir besi. Umumnya mineral
yang mempunyai perbedaan berat jenis besar serta perbedaan ukuran yang kecil
akan lebih mudah untuk dipisahkan Pada pemisahan menggunakan meja
goyang, distribusi partikel dipengaruhi oleh sifat-sifat riffle, permukaan,deck,
water supply , perbedaan bentuk, ukuran partikel dan ada tidaknya material yang
termasuk middling atau material interlog atau partikel dengan sebagian material
berat dan sebagian material ringan.
Riffle (penghalang) merupakan perangkat dukung yang berfungsi untuk
membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel ringan diberi kesempatan
berada diatas dan partikel berat relatif dibawah.
Prinsip Kerja Shaking Table yaitu berdasarkan perbedaan berat dan
ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan
diameter yang sama akan memiliki gaya dorong yang sama besar. Sedangkan
apabila ssspecific Gravitynya berbeda maka gaya gesek pada partikel berat akan
lebih besar daripada partikel ringan. Karena pengaruh gaya dari aliran, maka
partikel ringan akan terdorong / terbawa lebih cepat dari partikel berat searah
aliran. Karena gerakan relative Horizontaldari motor maka partikel berat akan
bergerak lebih cepat daripada material ringan dengan arah horizontal. Untuk itu
perlu dipasang riffle (penghalang) untuk membentuk turbulensi dalam aliran
sehingga partikel ringan diberi kesempatan berada diatas dan partikel berat
relative dibawah. Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan,
meja goyang dapat dibedakan menjadi “ sand table  ” dan “ slime table ”.
Perbedaan pada kedua alat ini terletak pada Jumlah dan Jarak antar
Riffle. Jumlah riffle pada Sand Table sangat banyak sedangkan jumlah riffle pada
Slime Table sedang. Jarak antar riffle sand Table antara ¼ hingga 1 ¼ inch
sedangkan Slime Table lebih besar daripada Sand Table. Selain itu Sand Table,
ada bagian deck yang tidak diberi riffle digunakan untuk slime sedangkan pada
Slime Table, ada bagian deck yang tidak dipasang riffle. Kapasitas shaking table
VIII-3

(meja goyang) tergantung pada jumlah air, jumlah Strore, sifat bijih, slope, meja
dan ukuran feed.
Mekanisme Kerja Alat Pada meja goyang didalam proses pemisahannya,
pemisahan mineral terjadi karene adanya sentakan meja yang ditimbulkanoleh
headmotion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari wash water. Mineral berat
karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan terlempar
kesamping (searah sentakan meja). Lebih jauh, mineral yang berukuran halus
akan terlempar kesamping lebih jauh disbanding dengan mineral yang berukuran
kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih jauh
dari pada mineral berat berukran halus. Sedangkan adanya riffle, di atas meja
akan mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk perlapisan/susunan mineral
berat dan ringan.

Sumber : Renaldy,2010
Foto 9.2
Shaking Table
Partikel yang bergerak dipengaruhi oleh gaya-gaya sebagai berikut :
1. Gaya dorong air
2. Gaya gravitasi
3. Gaya gesek partikel mineral dengan alas
Shaking Table mempunyai gerakan bolak-balik yang arahnya tegak lurus
pada aliran dengan bidang horizontal. Gerakan bolak-balik dengan percepatan
yang tidak sama, gerakan yang tertahan dengan tiba-tiba, mengakibatkan
gerakan partikel solid yang tertinggal di atas riffle. Shaking Table terdiri dari segi
empat yang dibuat miring menurut salah satu sisi panjang. Pada permukaan
deck dipasang riffle dan deck sendiri digerakkan oleh head motion.
Feed dimasukkan dari feedbox pada pojok sebelah atas dekat dengan
head motion dengan wash water distributint box. Feed dan wash water
VIII-4

dimasukkan dari sisi sebelah atas dari deck wash water yang akan mendorong
partikel menurut kemiringan deck dan tertahan oleh riffle.
Faktor yang mempengaruhi Shaking Table :
1. Ukuran dari feed
2. Operasi (roughing/cleaning)
3. Perbedaan SG mineral-mineralnya
4. SG rata-rata mineralnya
Distribusi partikel dipengaruhi oleh :
1. Sifat-sifat riffle
2. Permukaan deck
3. Water supply
4. Perbedaan bentuk dan ukuran partikel
5. Ada tidaknya material yang termasuk middling atau material interlog yaitu
partikel dengan sebagian material berat dan sebagian material ringan.

9.3 Alat dan bahan


Pada praktikum kali ini terdapat beberapa alat dan bahan yang digunakan
diantaranya adalah :
9.3.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini diantaranya
adalah:
1. Timbangan
2. Splitter
3. Alas pelastik/karpet
4. Sendok
5. Nampan
6. Kantong plastik
7. Loope
8. Corong
9. Papan grain counting
10. Pan pemanas
11. Pemanas
12. Ember
13. Gelas ukur
VIII-5

14. Stopwatch
15. Shaking Table
Tabel 8.3
Alat-alat yang Digunakan
Alat Foto Alat

Timbangan

Sendok

Papan Grain Counting


VIII-6

Nampan

Kantong plastic sampel

Loope

Pan pemanas
VIII-7

Ember

Gelas ukur

Stopwatch

Shaking table

Sumber: Data hasil peraktikum pengolahan bahan galian,2019


9.3.2 Bahan
VIII-8

Bhan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:


1. Mineral Kasiterit (SnO2) sebanyak 100gr, dengan ukuran – 40 + 70 #.
2. Mineral Kuarsa (SiO2) sebanyak 300gr, dengan ukuran – 40 + 70 #.
3. Total berat kuarsa dan kasiterit sebanyak 500 gr.
Tabel 8.4
Bahan – bahan yang Digunakan
Alat Foto Alat

Mineral Kasiterit dan Kuarsa

Sumber: Data hasil peraktikum pengolahan bahan galian,2019

9.4 Prosedur Percobaan


1. Lakukan mixing antara kasiterit dengan kuarsa.
2. Lakukan coning dan quartering.
3. Tentukan kadar feed dengan grain counting.
4. Ukur debit air yang digunakan.
5. Campur kasiterit dan kuarsa dengan air dan aduk hingga merata.
6. Hidupkan motor.
7. Masukkan feed diatas pada feeder setiap 15 detik.
8. Atur kecepatan air hingga feed habis semuanya.
9. Matikan motor.
10. Ambil konsentrat kemudian saring.
11. Masukkan ke pan pemanas dan keringkan pada suhu 100° C sampai
105° C sampai airnya hilang.
12. Timbang konsentrat.
13. Tentukan kadar konsentrat (kasiterit) dengan grain counting.
14. Tentukan berat tailing dan kadarnya.
Sumber: Data hasil peraktikum pengolahan bahan galian,2019
Gambar 8.3
Diagram alir Shaking table

VIII-9
9.5 Rumus yang Digunakan
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
1. Matrial Balance
F = C + T.................................................................(8.1)
2. Metallurgical Balance
F. f = C.c + T.t........................................................(8.2)
Dimana : F = Berat feed (gr)
f = Kadar Feed (%)
C = Berat Konsentrat (gr)
C = Kadar konsentrat (%)
T = Berat Taailing (gr)
t = Kadar Tailing (%)

9.6 Data hasil pengujian


Adapun data hasil pengujian diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 8.5
Data Jumlah Butir Mineral
No SnO2 SiO2 No Bebas Terikat
1 4 1 26 4 1
2 2 -2 27 1 -1
3 1 2 28 4 2
4 2 2 29 3 1
5 3 1 30 1 2
6 1 7 31 1 0
7 3 1 32 0 1
8 5 1 33 1 1
9 2 1 34 4 2
10 1 7 35 1 1
11 0 1 36 1 2
12 1 1 37 3 1
13 1 3 38 3 3
14 1 2 39 3 2
15 2 2 40 0 0
16 3 1 41 3 0
17 2 3 42 2 0
18 1 2 43 5 2
19 3 2 44 0 1
20 1 1 45 1 4
21 0 1 46 1 4
22 1 1 47 2 2
23 1 2 48 1 2
24 1 2 49 1 1

VIII-10
VIII-11

25 3 1 50 2 3
𝝨 91 78 𝝨 92 78
Sumber: Data hasil peraktikum pengolahan bahan galian,2019

9.7 Pengolahan Data


Adapun data hasil pengolahan yaitu sebagai berikut:
1. Diketahui :c = 316
: n SnO2 = 91
: n SiO2 = 78
Ditanyakan : a. Kadar konsentrat (Sno2 dan SiO2)
b. Kadar tailing (SnO2 dan SiO2)
c. Berat konsentrat,Tailing (SnO2 dan SiO2)
d. Recorvary SnO2
e. Ratio
Jawab :
a. Konsentrat
Kadar SnO2 =

n SnO2 x ρ SnO2
X100%
( n SnO2 x ρ SnO2) + ( ρ SnO2 x ρ SiO2)

91 x 7
= X100%
(91 x 7) + (78 x 2,65 )
= 75,5%
Berat SnO2 = Kadar SnO2 x Berat Konsentrat
= 75,3% x 316 gr
= 238,588 gr
Kadar SiO2 = 100% - 75,5%
= 24,5%
Berat SiO2 = 316 – 238,589 gr
= 77,42 gr
b. Tailing
Berat Tailing = 500 gr x 316 gr
= 184 gr
VIII-12

F.f - C.c
Kadar SnO2 = x 100%
T
=

(500 gr x 40,95) + (316 gr x 75,5%)


x 100%
184
= 3,21%
Berat SiO2 = Kadar SnO2 x Berat Tailing
= 3,21% x 184 gr
= 5,9 gr
Kadar SiO2 =100% x 7,21%
= 178,1 gr
C.c
Recorvary SnO2 = x 100%
F.f
316 gr x 75,5 %
= x 100%
500 gr x 40, 9 %
= 97,57%
F
K =
C
500 gr
=
316 gr
= 1,53
9.8 Analisis
Pada proses pemisahan mineral berharga dengan mineral pengotornya
menggunakan alat shaking table, proses pemisahan terjadi karena adanya
hentakan yang ditimbulkan oleh alat shaking table dari headmotion dan adanya
aliran air di permukaan shaking table. Mineral yang mempunyai berat jenis yang
lebih besar akan terbawa ke sisi shaking table searah dengan hentakan alat.
Sedangkan mineral yang mempunyai berat jenis lebih ringan akan terlempar ke
sisi lebih jauh dari mineral yang berat.
Dengan membandingkan hasil recovery alat shaking table dengan alat
sluice box di laboratorium hasil pemisahan yang lebih optimal adalah
menggunakan alat sluice box. Hal ini dikarenakan pada proses kerja alat shaking
table yang menggunakan motor untuk menggerakan alat sehingga apabila
keadaan motor tidak dalam kondisi yang baik hasil pemisahannya akan tidak
VIII-13

optimal. Berbeda dengan alat sluice box yang proses pemisahannya


dikendalikan oleh debit air tanpa ada penggerak motor, sehingga proses
pemisahan dapat dilakukan dengan mengatur debit air yang mengalir pada
sluice box.

9.9 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini didapatkan berat total feed sebesar 500gr untuk
mineral SnO2 yaitu 949,39 gr dengan kadar 48,9%, sedangkan untuk berat
mineral SiO2 260,6 gr dengan kadar 51,1%. Untuk berat konsetrat didapatkan
berat total 316 gr dengan berat mineral SnO 2 sebesar 238,58 gr dengan kadar
75,5%, sedangkan untuk berat mineral SiO 2 77,42 gr dengan kadar 243%. Untuk
tailing didapatkan berat total 184 gr dengan berat mineral SnO2 5,9gr dengan
kadar 3,2%, sedangkan mineral SiO2 sebesar 178,1 gr dengan kadar 96,79%.
Nilai recovery yang didapat yaitu sebesar 97,57% dan nilai ratio of concentration
sebesar 1,53.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hikari, Irfan, 2013, “Tentang Meja Goyang atau Shaking Table”,


2013/12/tentang-meja-goyang-atau-shaking-table. Diakses pada
tanggal 7 April 2019. Pukul 23.15 WIB

2. Kurniawan, 2011,” Pengertian Shaking Table”id.scribd.com.laporan-


.awal- Shking table Diakses pada tanggal 7 April 2019.pukul
23.09 WIB

3. Ir. Zaenal M.T. 2013. Modul Praktikum Pengolahan Bahan Galian.


Laboratorium Tambang Universitas Islam Bandung.
VIII-14

Anda mungkin juga menyukai