Anda di halaman 1dari 17

Khairul Imam (2018320012)

Teknik Sistem Perkapalan

1.1 Pengantar

Definisi Mekanika Fluida

Mekanika fluida merupakan cabang ilmu teknik mesin yang mempelajari keseimbangan dan
gerakan gas maupun zat cair serta gaya tarik dengan benda-benda disekitarnya atau yang dilalui
saat mengalir. Istilah lain adalah HYDROMECHANIC ; sedangkan HIDROLIKA merupakan
penerapan dari ilmu tersebut yang menyangkut kasus-kasus teknik dengan batas-tertentu, dan
semua cara penyelesaiannya.Jadi, hidrolika membahas hukum keseimbangan dan gerakan fluida
serta aplikasinya untuk hal-hal yang praktis. Sasaran pokok dari hidrolika adalah aliran fluida yang
dikelilingi oleh selubung; seperti misalnya aliran didalam saluran-terbuka & tertutup. Sebagai
contoh : aliran pada sungai, terusan, cerobong dan juga pipa saluran; nozzle dan komponen-
komponen mesin hidrolik. Jadi sasaran utama hidrolika adalah aliran-dalam dari fluida dengan
istilah INTERNAL PROBLEMS yang berbeda dengan EXTERNAL PROBLEMS yang membahas
aliran media disekeliling benda yang dicelupkan didalamnya ; seperti misalnya benda padat yang
bergerak dalam air atau diudara. Khusus tentang aliran luar, teorinya banyak dibahas dalam
HYDRODYNAMICS dan AERODYNAMICS yang menyangkut perencanaan kapal terbang dan
kapal laut. Perlu diingat, istilah FLUIDA didalam MEKANIKA FLUIDA mempunyai pengertian
yang lebih luas dibanding yang kita lihat dalam kehidupan sehari hari. Fluida adalah semua bahan
yang cenderung berubah bentuknya walaupun mengalami gaya-luar yang sangat kecil.

Ada perbedaan antara zat-cair dan gas.

Zat cair cenderung untuk mengumpul dan membentuk tetesan ( apabila jumlahnya sedikit ) ; untuk
volume yang banyak ia akan membentuk muka - bekas ( FREE SURFACE ). Sifat penting lainnya
dari zat-cair, perubahan tekanan dan temperatur hampir atau sama sekali tak berpengaruh terhadap
volume; sehingga dalam praktek zat cair dianggap bersifat INCOMPRESSIBLE. Sedangkan gas
akan mengkerut bila mengalami tekanan dan memuai tak-terhingga besarnya bila tekanan hilang.
Jadi, sifatnya betul-betul kompresibel. Selain perbedaan tersebut, pada kondisi tertentu hukum
gerakan untuk zat cair dan gas secara praktis adalah sama. Salah satu keadaan yang dimaksudkan
adalah, gas mengalir dengan kecepatan yang rendah dibanding kecepatan suara didalamnya.
Definisi Mekanika fluida

Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinum yang mempelajari fluida (yang
dapat berupa cairan dan gas). Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik dan fluida
dinamik. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam sementara fluida dinamis mempelajari
fluida yang bergerak.
Secara umum mata kuliah mekanika fluida memberikan pemahaman terhadap prinsip-
prinsip dan persamaan dasar perilaku dan gerak fluida. Untuk lebih mudahnya, mata kuliah ini
mempelajari jati diri fluida dan mengenal perilaku fluida.
Mekanika Fluida merupakan ilmu dasar untuk oseanografi dan bidang-bidang lain yang
berhubungan dengan masalah-masalah fluida.  Selain untuk bidang oseanografi, mekanika fluida
juga dipelajari di bidang Teknik Lingkungan yang berhubungan erat dengan aspek fisika, kimia,
dan biologi.
Mata kuliah ini membahas pengertian fluida dan konsep continuum, sifat fisis fluida, gaya-
gaya stress dalam fluida, tekanan, stress viskos, lapisan batas, aliran laminer dan turbulent, dimensi
dan satuan, tegangan permukaan, statika fluida, persamaan hidrostatik, deskripsi gerak, konservasi
massa dan momentum, persamaan Bernoulli, persamaan gerak dalam bentuk integral, persamaan
gerak diferensial, analisis dimensi, dan aliran lapisan batas. Mata kuliah ini diberikan untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep dasar dan sifat fisis fluida, fluida statik,
gerak fluida, dan analisis dimensi.
Seperti halnya model matematika pada umumnya, mekanika fluida membuat beberapa
asumsi dasar berkaitan dengan studi yang dilakukan. Asumsi-asumsi ini kemudian diterjemahkan
ke dalam persamaan-persamaan matematis yang harus dipenuhi bila asumsi-asumsi yang telah
dibuat berlaku.
Mekanika fluida mengasumsikan bahwa semua fluida mengikuti:

 Hukum kekekalan massa


 Hukum kekekalan momentum
 Hipotesis kontinum

Kadang, akan lebih bermanfaat (dan realistis) bila diasumsikan suatu fluida bersifat
inkompresibel. Maksudnya adalah densitas dari fluida tidak berubah ketika diberi tekanan. Cairan
terkadang dapat dimodelkan sebagai fluida inkompresibel sementara semua gas tidak bisa.
Selain itu, terkadang viskositas dari suatu fluida dapat diasumsikan bernilai nol (fluida tidak
viskos). Terkadang gas juga dapat diasumsikan bersifat tidak viskos. Jika suatu fluida bersifat
viskos dan alirannya ditampung dalam suatu cara (seperti dalam pipa), maka aliran pada batas
sistemnya mempunyai kecepatan nol. Untuk fluida yang viskos, jika batas sistemnya tidak berpori,
maka gaya geser antara fluida dengan batas sistem akan memberikan resultan kecepatan nol pada
batas fluida.

1.2 Sejarah Singkat

Mekanika fluida berkembang sejalan dengan perjalanan perkembangan peradaban manusia.


Banyak aspek kehidupan manusia yang terkait dengan mekanika fluida, seperti transportasi,
industri, aerodinamik bangunan, mesin-mesin fluida, dan kesehatan.
Seperti kebanyakan disipilin ilmu lainnya, mekanika fluida mempunyai sejarah panjang dalam
pencapaian hasil-hasil pokok hingga menuju ke era modern seperti sekarang ini. Pada masa
prasejarah, kebudayaan-kebudayaan kuno sudah memiliki pengetahuan yang cukup untuk
memecahkan persoalan-persoalan aliran tertentu. Sebagai contoh perahu layar yang sudah
dilengkapi dengan dayung dan system pengairan untuk pertanian sudah dikenal pada masa itu. Pada
abad ketiga sebelum Masehi, Archimedes dan Hero dari Iskandariah, memperkenalkan hukum
jajaran genjang untuk penjumlahan vektor. Selanjutnya Archimedes (285-212 SM) merumuskan
hukum apung dan menerapkannya pada benda-benda terapung atau melayang, dan juga
memperkenalkan bentuk kalkulus differensial sebagai bagian dari analisisnya.

Munculnya ilmu hidrolika karena mengikuti penemuan berbagai hukum dan lahirnya sejumlah
kasus yang punya hubungan dengan keseimbangan & gerakan fluida. Yang pertama mempelajari
hidrolika adalah LEONARDO DA VINCI (pertengahan abad XV) dengan karya tulisnya : ON
THE FLOW OF WATER AND RIVER STRUCTURES. Setelah itu ia melakukan observasi dan
memperoleh pengalaman membangun instalasi hidrolika di MILAN ( ITALIA ) dan juga di
FLORENCE dsb. Berikutnya muncul GALILEO dengan studi sistematik mengenai dasardasar
hidrostatika.

Pada 1643 seorang murid GALILEO bernama TORRICELLI memperkenalkan hukum tentang
aliran-bebas zat cair melewati lobang (celah). Pada 1650 diperkenalkan hukum distribusi tekanan
dalam zat cair yang dikenal dengan hukum PASCAL. Hukum tentang gesekan dalam fluida yang
mengalir; yang sangat terkenal sampai saat ini dirumuskan oleh ISAAC NEWTON. Selain itu ia
juga dikenal sebagai penemu teori viskositas, dan pula dasar teori mengenai similaritas
hidrodinamik.

Akan tetapi hukum -hukum tersebut sampai dengan pertengahan abad XVIII statusnya masih
ngambang karena tak ada ilmu yang betul-betul mendalam tentang sifat fluida. Dasar teori
mekanika fluida dan hidrolika kemudian menjadi baku setelah DANIEL BERNOULLI dan
LEONHARD EULER memperkenalkan ilmunya dalam abad XVIII. DANIEL BERNOULLI
seorang pakar kelahiran SWISS (1700 – 1780) telah mendidik 11 orang pakar ilmu; hampir
semuanya ahli matematik dan orang teknik. Selanjutnya ia menjadi staff akademi ilmu pengetahuan
RUSIA yang kemudian menetap di St. PETERSBURG. Antara 1728 s/d 1778 ia telah menerbitkan
47 judul buku tentang matematika, mekanika dll. Tahun 1738 dengan tulisannya tentang
hidrodinamika membuat rumusan yang merupakan hukum-dasar aliran fluida yang menyatakan
hubungan antara tekanan ( p ); kecepatan ( v ) dan HEAD ( H ) dari fluida. Persamaan
BERNOULLI merupakan prinsip dari teori mekanika fluida secara umum, dan khususnya
hidrolika.

Pakar lain yang juga perlu diketahui adalah seorang ahli matematika, fisika dan astronomi
LEONHARD EULER (1707 – 1783) dari negeri SWITZERLAND tinggal di St. PETERSBURG.
Tahun 1755 ia menemukan persamaan diferensial-umum aliran fluida-ideal ( NON VISCOUS )
bila di-integral merupakan persamaan BERNOULLI. Ini merupakan tonggak awal metode analisa
teoritis dalam bidang mekanika fluida. Selain itu EULER juga sebagai pakar yang menurunkan
persamaan-usaha ( WORK ) semua mesin-mesin hidrolik jenis ROTODINAMIK ; seperti turbin;
pompa sentrifugal dan juga FANS; dan juga teori gaya -apung. Pakar lainnya dalam bidang
hidrolika adalah LOMONOSOV (menurut cerita orang RUSIA). Jadi session I yang merupakan
awal perkembangan ilmu hidrolika adalah hasil karya dari BERNOULLI ; EULER ;
LOMONOSOV.

Dalam session II yang lahir dalam tengah-abad-dua dari abad XVIII dan juga abad XIX hanya
merupakan penemuan data-data experimen dari aliran pada saluran terbuka & saluran tertutup dan
juga faktor koreksi persamaan BERNOULLI ( µ ). Kemampuan analisa sebelumnya hanya
didasarkan teori semata -mata yang menyangkut fluida-ideal sehingga tidak dapat memenuhi selera
bidang praktis, seperti misalnya yang menyangkut pengaruh viskositet.

Orang-orang yang terkenal dalam periode ini adalah :

 ANTOINE CHEZY – experimentalist.


 HENRY DARCY – Francis.
 JEAN POISEUILLE – Francis.
 JULIUS WEISBACH – German.
 G. HAGEN – German.
 LAGRANGE
 HELMHOLTZ
 SAINT–VENANT

Hasil yang paling menarik dan lengkap adalah dari WEISBACH ( 1806 – 1871 ) yang masih dianut
orang sampai saat ini. Dalam session berikutnya ditemukan massalah yang memulai abad mekanika
fluida, seperti : pengaruh viskositet fluida; teori similaritas dan berbagai teori serta hal-hal praktis.
Perkembangan seperti itu tercetus akibat tuntutan massalah produksi dan perkembangan teknologi;
sehingga muncullah beberapa pakar :
o GEORGE STOKES ( 1819 – 1903 ).
o OSBORNE REYNOLDS ( 1842 – 1912 ).
o NIKOLAI JOUKOWSKI ( 1847 – 1921 ).
o N. PETROV ( 1836 – 1920 ). dll.

STOKES telah menurunkan teori dasar dari aliran fluida yang memperhitungkan viskositet dan
berbagai massalah lainnya. REYNOLDS menetapkan teori SIMILARITAS yang sangat
memudahkan kita dalam menarik kesimpulan dan sistematik dari data-data experimen yang
sebelumnya telah dikumpulkan. REYNODLS juga sebagai pemula dari teori aliran TURBULENTT
yang amat sangat rumit itu. N.P. PETROV menyelidiki aplikasi teori NEWTON tentang gesekan
dalam fluida; sehingga dianggap sebagai penemu teori PELUMAS MESIN (LUBRICATION).
NIKOLAI JOUKOWSKI yang interest dalam hidrolika berhasil menggabungkan hasil-hasil
experimen dengan teori-teori yang telah ada sehingga bermanfaat untuk keperluan penelitian dan
aplikasi. Bidang lain yang telah dibakukan adalah dasar teori tentang AERODYNAMICS.

Yang paling menarik dari penemuan JOUKOWSKI adalah teori tentang WATER HAMMER yang
menyebabkan saluran-saluran pecah karena alatalat ditutup mendadak (VALVE ; TURBINE
GATES ; FAUCET) dan berbagai kasus dalam bangunan -air; seperti teori aliran air-tanah
( GROUND WATER = PERCOLATION THEORY ). Ia juga menyelidiki keadaan aliran melalui
lobang ( ORIFICE ); teori pelumassan ( LUBRICATION ); distribusi kecepatan dalam saluran;
reaksi dari semprotan fluida dan getaran akibat fluida; analogi antara terjadinya gelombang
( WAVE FORMATION ) pada permukaan zat cair dan perubahan tekanan yang drastis dalam
aliran udara supersonik atau teori SHOCKWAVES.

Untuk bidang hidrolika nama-nama pakar yang juga harus dicantumkan adalah : LUDWIG
PRANDTL ; THEODOR VON KARMAN ; JOHANN NIKURADSE. PRANDTL & KARMAN
terkenal dalam bidang mekanika fluida & aerodinamika terutama dalam kasus turbulensi,
sedangkan temannya NIKURADSE menurunkan teori aliran dalam pipa.Sebenarnya mereka-
mereka itu mempelajari kasus -kasus tersebut karena keadaan yang memaksa, akibat tantangan
untuk membangun stasionstasion PLTA ; jaring-jaring pipa dan terusan ( CANALS ) berukuran
raksasa agar kebutuhan hidup manusia selalu terpenuhi.

Menurut orang-orang RUSIA, orang mereka yang berjasa dalam bidang mekanika fluida adalah: –.
N.N. PAVLOVSKY : aliran pada saluran terbuka, teori energi air-laut.
–. L.S. LEIBENZON : Cairan kental; hidrolika minyak bumi ( PETROLEUM ) dan air tanah.
1.3 Non-Slip Condition

aliran fluida sering dibatasi oleh permukaan padat, dan penting untuk memahami bagaimana
kehadiran permukaan padat mempengaruhi aliran fluida. Kita tahu bahwa air di sungai tidak bisa
mengalir melalui batu-batu besar, dan harus pergi di sekitar mereka. Artinya, kecepatan air normal
ke permukaan batu harus nol, dan air mendekati permukaan biasanya datang untuk benar-benar
berhenti di permukaan. Apa yang tidak jelas adalah bahwa air mendekati batu di setiap sudut juga
datang untuk benar-benar berhenti pada permukaan batu, dan dengan demikian kecepatan
tangensial air di permukaan juga nol. Pertimbangkan aliran cairan dalam pipa stasioner atau di atas
permukaan padat yang tidak keropos (yaitu, kedap cairan). Semua pengamatan eksperimental
menunjukkan bahwa cairan dalam gerakan datang ke berhenti lengkap di permukaan dan
mengasumsikan kecepatan nol relatif terhadap permukaan. Artinya, cairan dalam kontak langsung
dengan padat “tongkat” untuk permukaan, dan tidak ada selip. Ini dikenal sebagai ada-tergelincir
kondisi. Properti cairan bertanggung jawab untuk kondisi noslip dan pengembangan lapisan batas
adalah kelekatan.

Lapisan yang menempel permukaan memperlambat lapisan cairan yang berdekatan karena
kekuatan kental antara lapisan cairan, yang memperlambat lapisan berikutnya, dan seterusnya.
Konsekuensi dari kondisi tanpa-slip adalah bahwa semua profil kecepatan harus memiliki nilai nol
sehubungan dengan permukaan pada titik-titik kontak antara cairan dan permukaan padat Oleh
karena itu, kondisi no-slip bertanggung jawab untuk pengembangan profil kecepatan. Wilayah
mengalir berdekatan dengan dinding di mana efek viskos (dan dengan demikian gradien kecepatan)
yang signifikan disebut lapisan batas. Konsekuensi lain dari kondisi tanpa-slip adalah tarik
permukaan, atau kulit gesekan drag, yang merupakan kekuatan exerts cairan pada permukaan
dalam arah aliran. Ketika fluida dipaksa untuk mengalir di atas permukaan melengkung, seperti sisi
belakang silinder, lapisan batas mungkin tidak lagi tetap melekat pada sur wajah dan memisahkan
dari permukaan-proses yang disebut pemisahan aliran

1.4 Klasifikasi Arus Fluida

Didasarkan pada tinjauan tertentu, aliran fluida dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan.
Dalam ulasan ini, fluida yang lebih banyak dibahas adalah air (incompressible fluids) dan dibagi
menjadi 8 golongan antara lain :

1. Aliran yang tak termampatkan dan termampatkan (incompressible and compressible flows)
Aliran tak termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa fluidanya tidak berubah.
Contohnya adalah air,minyak,dll.
Aliran termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa fluidanya berubah. Contohnya
adalah gas. Pada fluida jenis ini berlaku hukum termodinamika.

2. Aliran tunak dan tak tunak (steady and unsteady flows)


Aliran tunak atau aliran permanen (permanent flow)  adalah kondisi dimana komponen aliran tidak
berubah terhadap waktu. Contohnya adalah  aliran di saluran/sungai pada kondisi tidak ada
perubahan aliran (tidak ada hujan, tidak banjir, dll).

Aplikasi dari aliran tunak ini ada pada persamaan Bernoulli, dimana asumsi-asumsi yang
digunakan pada persamaan tersebut bahwa kecepatan alirannya konstan terhadap waktu.

Aliran fluida yang tak tunak adalah aliran dimana pada sebuah garis arus tertentu variabel aliran,
seperti kecepatan, tekanan, kerapatan, dan debit fluida, tidak hanya dalam fungsi s melainkan juga
dalam fungsi waktu (V = V(s,t), P = P(s, t), ρ = ρ(s, t), Q = Q(s, t)). Hal ini dapat diartikan bahwa
dapat terjadi perubahan variabel tersebut pada suatu tempat tertentu dan juga berubah dengan
waktu. Sehingga untuk mendapatkan percepatan aliran digunakan persamaan:
Ketidak-tunakan iniyang menjadi kelemahan dari persamaan awal Bernoulli. Namun kemudian
dapat dimodifikasi dengan menyisipkan efek ketidak-tunakan

3. Laminar dan Turbulen
Orang yang pertama kali membedakan aliran laminar dan turbulen adalah Osborne Reynolds yang
membuat bilangan Reynolds, Re = ρVD/μ. Aliran tersebut merupakan aliran dalam pipa.
a. Laminar
Aliran laminar terjadi apabila partikel-partikel fluida bergerak teratur dengan membentuk garis
lintasan kontinyu dan tidak saling berpotongan. Aliran laminar mempunyai kecepatan alir yang
rendah dengan kekentalan yang besar. Aliran laminar mempunyai bilangan Reynolds <
2100. Untuk aliran laminar dalam pipa, hanya terdapat satu komponen kecepatan yaitu:

b. Turbulen
Aliran turbulen terjadi apabila partikel-partikel fluida bergerak tidak teratur dan garis
lintasannya saling berpotongan. Aliran turbulen mempunyai kecepatan alir yang besar dengan
kekentalan yang rendah. Aliran turbulen mempunyai bilangan Reynolds > 4000. Untuk aliran
turbulen dalam pipa, komponen kecepatannya merupakan komponen acak yaitu 

4. Newtonian dan non-Newtonian
a. Newtonian
Fluida Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya linier terhadap laju regangan geser atau
laju deformasi angular. Tegangan geser ini merupakan interaksi antara fluida dengan batas padat
yang diberi gaya pada suatu luasan efektif. Sedangkan regangan geser adalah perpindahan sudut
antara titik-titik awal fluida saat luasan efektif diam dengan titik-titik fluida setelah luasan efektif
diberi suatu gaya dengan kecepatan tertentu.
Pada fluida Newtonian, viskositasnya tetap dan tidak akan berubah meskipun terdapat gaya yang
bekerja. Contoh fluida Newtonian adalah air.

b. non-Newtonian
Fluida non-Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak linier terhadap laju regangan
geser. Pada fluida non-Newtonian, viskositasnya berubah bila terdapat gaya yang bekerja.
Perubahan ini dapat berupa viskositas yang mengecil, contohnya cat
 lateks yang digoreskan pada dinding, dan juga viskositas yang membesar, contohnya pada adonan,
misalnya campuran air dan tepung.

5. Compressible dan incompressible


a. Compressible
Fluida yang compressible adalah fluida yang kerapatannya dapat berubah karena perubahan
tekanan dan temperatur. Contoh fluida compressible adalah gas nitrogendan oksigen.

b. Incompressible
Fluida yang incompressible adalah fluida yang kerapatannya konstan terhadap perubahan tekanan.
Contoh fluida incompressible adalah air.

6. Inviscid dan Viscous
a. Inviscid
Fluida inviscid adalah fluida yang tidak viscous. Viskositas muncul karena adanya tegangan geser
atau gesekan fluida. Fluida seperti udara mempunyai viskositas kecil sehingga dapat diabaikan.
Tegangan normal pada fluida inviscid tidak tergantung pada arah. Aliran inviscid digunakan dalam
mengembangkan persamaan Bernoulli.
Persamaan Bernoulli:

Persamaan Bernoulli untuk aliran inviscid:

b. Viscous
Fluida memiliki sifat viscous (viskositas), dimana fluida selalu melekat pada batas padat fluida.
Meskipun fluida ini bergerak, fluida akan selalu melekat pada batas padat yang melingkupinya.
Fluida yang bergerak dapat menimbulkan tegangan geser. Tegangan geser (τ) ini merupakan
interaksi antara fluida dengan batas padat yang diberi gaya (P) pada suatu luasan efektif (A).
Interaksi yang terjadi berupa pertemuan permukaan antara benda padat dan fluida yang kemudian
terjadi kesetimbangan, dimana tegangan geser yang muncul pada suatu luasan efektif besarnya
akan sebanding dengan gaya yang bekerja pada batas padat. Ini dapat dituliskan pada persamaan:
                                                    P = τ.A
Pada eksperimen dengan suatu fluida yang ditempatkan diantara dua pelat sejajar yang lebar
dimana pelat atas dapat digerakkan, sedangkan yang lainnya diam, terlihat bahwa tegangan geser
yang terjadi akan menimbulkan regangan geser. Ketika pelat atas digerakkan, akan trerjadi
perpindahan sudut (δβ) antara titik-titik awal fluida saat pelat atas diam dengan titik-titik fluida
setelah pelat atas digerakkan dengan gaya Psejauh δa dengan kecepatan U tertentu. Perbedaan
sudut inilah yang disebut regangan geser. Kemudian dengan memperhitungkan variabel yang ada,
seperti gaya yang bekerja, tegangan geser, regangan geser, gradien kecepatan pelat, dan jarak
pergerakkan pelat, ditemukan suatu hubungan dalam persamaan:

Nilai viskositas tergantung pada jenis fluida dan temperatur fluida, dimana semakin besar
temperatur viskositasnya akan semakin kecil.
7. Onephase dan Multiphase
a. Onephase
Aliran fluida onephase adalah aliran fluida yang dalam satu alirannya hanya berupa satu wujud zat.
Misalnya dalam suatu sistem perpipaan PDAM, fluida yang dialirkan adalah air dalam bentuk cair
mulai dari kolam penampung hingga mulut keran konsumennya.

b. Multiphase
Aliran fluida multiphase adalah aliran fluida yang dalam satu alirannya dapat terdiri dari dua atau
lebih wujud zat yang perubahannya terjadi secara simultan. Misalnya dalam kolom destilasi, fluida
yang mengalir mula-nula berupa uap yang kemudian setelah didestilasi berubah menjadi cairan.
Contoh lain adalah pada sistemboiler dan kondensor dimana wujud fluida yang mengalir
berupa steam-cair.

8. Internal flow dan External flow


a. Internal flow
Aliran dalam adalah aliran yang mengalir melalui saluran tertutup. Contohnya lairan dalam pipa
dan sambungan. Pada daliran dalam, gaya yang berperan adalah gaya inersia dan viskositas.
Analisis aliran ini memperhitungkan geometri sistem yng berupa dimensi panjang. Selain itu,
analisis aliran ini juga memperhitungkan tingkat kekasaran permukaan dalam yang bersentuhan
dengan sistem aliran.

b. External flow
Aliran luar berarti aliran yang melewati benda-benda yang terendam dalam fluida. Contohnya
aliran air disekitar kapal selam dan aliran udara disekitar bola golf yang tengah melambung di
udara. Analisis aliran ini memperhitungkan geometri benda, yaitu benda dua dimensi, simetri
sumbu, dan tiga dimensi. Selain itu, analisis aliran ini juga mempertimbangkan karakteristik benda,
apakah benda tersubut dibuat mulus seperti arur (seperti mobil balap) atau tumpul (seperti parasut).

9. Rotational dan Irrotational


a. Rotational
Aliran rotasional terjadi apabila setiap partikel fluida mempunyai kecepatan sudut terhadap pusat
massanya. Hal ini dapat diartikan bahwa aliran rotasional (partikel fluida yang berotasi) terjadi
apabila distribusi kecepatan tidak merata.

b. Irrotational
Aliran tak rotasional terjadi apabila distribusi kecepatan di tiap dinding batas merata sehingga
patikel fluida tersebut tidak berotasi terhadap pusat massanya.
1.5 Sistem dan Pengendalian Volume

SEBUAH sistem didefinisikan sebagai kuantitas materi atau daerah di ruang angkasa dipilih untuk
studi. Massa atau wilayah luar sistem disebut lingkungan. Batas suatu sistem dapat tetap atau
bergerak. Perhatikan bahwa batas adalah permukaan kontak bersama oleh kedua sistem dan
lingkungan. Matematis berbicara, batas memiliki ketebalan nol, dan dengan demikian tidak dapat
berisi massa apapun atau menempati setiap volume dalam ruang. Sistem dapat dianggap Tutup atau
Buka, tergantung pada apakah massa tetap atau volume di ruang yang dipilih untuk studi. SEBUAH
sistem tertutup (Juga dikenal sebagai massa kontrol atau hanya sistem ketika konteks membuat
jelas) terdiri dari jumlah yang tetap massa, dan tidak ada massa bisa menyeberang batas nya. Tapi
energi, dalam bentukpanas atau bekerja, bisa menyeberang batas, dan volume sistem tertutup tidak
harus diperbaiki. Jika, sebagai kasus khusus, energi bahkan tidak diperbolehkan untuk
menyeberang perbatasan, sistem yang disebut sistem terisolasi. Sejumlah besar masalah teknik
melibatkan aliran massa masuk dan keluar dari sistem terbuka dan, oleh karena itu, dimodelkan
sebagai volume control. Sebuah pemanas air, radiator mobil, turbin, dan kompresor semua
melibatkan aliran massa dan harus dianalisis sebagai volume control (sistem terbuka) bukan
sebagai massa kontrol (sistem tertutup). Secara umum, setiap wilayah sewenang-wenang
dalamruang dapat dipilih sebagai kontrol volume. Tidak ada aturan konkret untuk pemilihan
volume control, tapi pilihan yang bijaksana tentu membuat analisis lebih mudah. Jika kita
menganalisis aliran udara melalui nozzle, misalnya, pilihan yang baik untuk volume control
akan menjadi daerah dalam nosel, atau mungkin mengelilingi seluruh nozzle.
1.6 Dimensi & Satuan

Dimensi ialah ukuran untuk menyatakan variable fisika secara kuantitatif dengan cara penulisan
menggunakan symbol-simbol (lambing-lambang) besaran dasar. Pada umumnya besaran-besaran
di dalam fisika mempunyai dimensi. Dimensi besaran turunan dapat diperoleh dengan
menggunakan kombinasi dari besaran pokok. Dengan kata lain, dimensi dari suatu besaran
turunan merupakan susunan dari beberapa besaran pokok.
Kegunaan dimensi adalah:
 Untuk membuktikan kebenaran suatu persamaan.
 Untuk menurunkan persamaan suatu besaran dari besaran-besaran yang mempengaruhinya.
 Menunjukkan kesetaraan beberapa besaran.

Satuan ialah suatu cara khusus untuk mengaitkan sebuah bilangan dengan dimensi kuantitatif.
Sistem Satuan Ada dua macam bentuk satuan yaitu : 1. Sistem satuan metrik, sebagai satuan
dasarnya adalah panjang, massa, dan waktu. Sistem ini ada 2 macam: a. cgs = centimeter-gram-
sekon b. mks = meter-kilogram-sekon 2. Sistem satuan non-metrik (British Unit = satuan
Inggris) disingkat fps, yang artinya panjang dalam feet, massa dalam pound, dan waktu dalam
second.
Jadi panjang adalan dimensi yang dikaitkan dengan variable-variabel senantiasa berbeda-beda
dari suatu Negara ke Negara lain, yang umum digunakan Sistem Satuan Internasiona (SI) atau
Grafitasi Inggris (BG).

Dalam mekanika fluida ada empat dimensi pokok, semua dimensi lainnya dapat diturunkan dari
keempat dimensi pokok ini, Dimensi-dimensi pokok ialah massa, panjang, waktu, dan suhu.
Dimensi ini dan satuannya dalam kedua system tersebut di atas di sajukan dalam tabel berikut:

No Besaran Dimensi Satuan SI Satuan BG


1 Massa [M] Kg Slug
2 Panjang [L] Meter Ft
3 Waktu [T] Sekon Sekon
4 Suhu Kelvin Rankine

Semua variable lain dalam mekanika fluida dapat dinyatakan dalam M,L,T,Ø : misalnya
percepatan mempunyai dimensi (LT-2).
Yang paling penting dari dimensi turunan ialah dimensi gaya, yang terkait langsung dengan
massa, panjang, dan waktu oleh Hukum Newton kedua.Sistim Dinamis adalah sistim yang
menetapkan satuan yang didefinisikan adalah massa (M), panjang (L) dan waktu (T). Oleh
karena yang didefinisikan adalah M, L, dan T, maka Sistim ini disebut sebagai Sistim MLT
dan karena ukuran yang didefinisikan relatif besar maka sistim ini juga disebut sebagai Sistim
Dinamis Besar. Dalam pertemuan ahli-ahli di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional yang
ke
14 pada tahun 1971 ditetapkan Sistim Satuan Internasinal disingkat SI yang mengadopsi
Sistim Dinamis Besar (MLT) namun dengan ketentuan lebih terperinci. Misalnya, dimensi
besaran kecepatan adalah jarak/waktu (L/T) dan dimensi gaya adalah massa × jarak/waktu²
atau ML/T2.

Berikut adalah beberapa contoh besaran turunan beserta dimensinya.


No Besaran Rumus Satuan (SI) Dimensi
1 Luas A=pxl m2 [L]2
2 Volume V=pxlxt m3 [L]3
3 Kecepatan v = s/t m/s = ms-1 [L] [T]-1
4 Percepatan a = v/t m/s2 = ms-2 [L] [T]-2
5 Gaya F = m. a kg m/s2 =kg. ms-2 [M][L] [T]-2
6 Usaha W=Fs kg m/s2 . m =kg. m2s-2 [M][L]2 [T]-2
7 Daya P =W/t (kg m/s2 m)/s =kg. m2s-3 [M][L]2 [T]-3
8 Energi kinetik Ek = ½ mv2 kg.(m/s)2 [M][L]2 [T]-2
9 Energi potensial Ep = mgh kg.m/s2.m [M][L]2 [T]-2
10 Tekanan P = F/A (kg m/s2 )/m2=kg. m-1s-2 [M][L]-1 [T]-2

Jika suatu besaran memiliki satuan yang sama pasti dimensinya juga sama. Jadi dimensi,
usaha, kerja, energi, energi kinetik, energi potensial, energi mekanik ataupun energi yang lain
juga sama. Juga, misalnya tekanan dengan tekanan hidrostatis, gaya dengan gaya berat
ataupun gaya Archimedes.

1.7 Pemodelan Engineering


Sebuah perangkat rekayasa atau proses dapat dipelajari baik eksperimental ( pengujian dan
melakukan pengukuran) atau analitis ( dengan analisis atau perhitungan). Pendekatan
eksperimental memiliki keuntungan yang kita berurusan dengan sistem fisik yang sebenarnya,
dan kuantitas yang diinginkan ditentukan oleh pengukuran dalam batas-batas kesalahan
eksperimental. Namun, pendekatan ini mahal, memakan waktu, dan sering tidak praktis. Selain
itu, sistem kami belajar tidak mungkin bahkan ada. Misalnya, seluruh pemanasan dan pipa sistem
bangunan biasanya harus berukuran sebelum bangunansebenarnya dibangun atas dasar
spesifikasi yang diberikan. Pendekatan analitis (termasuk pendekatan numerik) memiliki
keuntungan bahwa itu adalah cepat dan murah, tapi hasil yang diperoleh tunduk pada akurasi
asumsi, perkiraan, dan idealisasi dibuat dalam analisis. Dalam studi engineering, sering
kompromi yang baik dicapai dengan mengurangi pilihanuntuk hanya beberapa analisis, dan
kemudian memverifikasi temuan eksperimental.

Deskripsi dari sebagian besar masalah ilmiah melibatkan persamaan yang berhubungan
denganperubahan beberapa variabel kunci untuk satu sama lain. Biasanya lebih kecil kenaikan
dipilih dalam variabel berubah, lebih umum dan akurat deskripsi. Dalam kasus membatasi sangat
kecil atau perubahan diferensial dalam variabel, kita memperoleh persamaan diferensial yang
menyediakan formulasi matematika yang tepat untuk prinsip-prinsip fisik dan hukum dengan
mewakili tingkat perubahan sebagai derivatif. Oleh karena itu, persamaan diferensial digunakan
untuk menyelidiki berbagai masalah dalam ilmu dan rekayasa. Namun, banyak masalah yang
dihadapi dalam praktek dapat diselesaikan tanpa menggunakan persamaan diferensial dan
komplikasi yang terkait dengan mereka.Studi tentang fenomena fisik melibatkan dua langkah
penting. Pada langkah pertama, semuavariabel yang mempengaruhi fenomena diidentifikasi,
asumsi yang wajar dan perkiraan yang dibuat, dan saling ketergantungan dari variabel-variabel
ini dipelajari. Hukum-hukum dan prinsip-prinsip fisikyang relevan dipanggil, dan masalah
dirumuskan secara matematis. Persamaan itu sendiri sangat instruktif karena menunjukkan
tingkat ketergantungan beberapa variabel pada orang lain, dan kepentingan relatif dari berbagai
istilah. Pada langkah kedua, masalah ini diselesaikan dengan menggunakan pendekatan yang
tepat, dan hasilnya diinterpretasikan. Banyak proses yang tampaknya terjadi di alam secara acak
dan tanpa urutan apapun, pada kenyataannya, yang diatur oleh beberapa hukum fisik terlihat atau
tidak-begitu-terlihat. Apakah kita melihat mereka atau tidak, hukum-hukum ini ada, yang
mengatur secara konsisten dan diduga atas apa yang tampaknya menjadi peristiwa biasa.
Sebagian besar undang-undang ini didefinisikan dengan baik dan dipahami dengan baik oleh
para ilmuwan. Hal ini memungkinkan untuk memprediksi jalannya acara sebelum benar-benar
terjadi atau untuk mempelajari berbagai aspek dari suatu peristiwa matematis tanpa benar-benar
menjalankan eksperimen mahal dan memakan waktu.

Di sinilah kekuatan analisis kebohongan. Sangat hasil yang akurat untuk masalah praktis yang
bermakna dapat diperoleh dengan usaha yang relatif kecil dengan menggunakan model
matematika yang sesuai dan realistis. Penyusunan model tersebut membutuhkan pengetahuan
yang memadai tentang fenomena alam yang terlibat dan hukum yang relevan, serta penilaian
yang baik. Model realistis jelas akan memberikan hasil yang tidak akurat dan dengan demikian
tidak dapat diterima. Seorang analis bekerja pada masalah teknik sering menemukan dirinya
sendiri dalam posisi untuk membuat pilihan antara model yang sangat akurat tetapi kompleks,
dan sederhana tetapi model tidak begitu akurat.
1.8 Pemecahan Masalah Teknik
Langkah pertama dalam belajar ilmu apapun adalah untuk memahami dasar-dasar dan untuk
mendapatkan pengetahuan tentang itu. Langkah berikutnya adalah untuk menguasai dasar-dasar
dengan menguji pengetahuan ini. Hal ini dilakukandengan memecahkan masalah di dunia nyata
yang signifikan. Memecahkan masalah tersebut, terutama yang rumit, membutuhkan pendekatan
yang sistematis.

Langkah 1: Masalah Pernyataan

Dalam kata-kata Anda sendiri, negara secara singkat masalah, informasi kunci yang diberikan,
dan jumlah yang akan ditemukan. Hal ini untuk memastikan bahwa Anda memahami masalah
dan tujuan sebelum Anda mencoba untuk memecahkan masalah.

Langkah 2: Skema

Menggambar sketsa realistis dari sistem fisik yang terlibat, dan daftar informasi yang relevan
pada gambar. sketsa tidak harus menjadi sesuatu yang rumit, tetapi harus menyerupai sistem
yang sebenarnya dan menunjukkan fitur kunci. Menunjukkan energi dan massa setiap interaksi
dengan lingkungan. Listing informasi yang diberikan pada sketsa membantu seseorang untuk
melihat seluruh masalah sama sekali. Juga, memeriksa properti yang tetap konstan selama
proses (seperti suhu selama proses isotermal), dan menunjukkan mereka pada sketsa.

Langkah 3: Asumsi dan Aproksimasi

Menyatakan asumsi yang tepat dan perkiraan dibuat untuk menyederhanakan masalah untuk
membuatnya mungkin untuk mendapatkan solusi. Membenarkan asumsi dipertanyakan.
Asumsikan nilai wajar untuk jumlah yang diperlukan hilang. Misalnya, dengan tidak adanya
data spesifik untuk tekanan atmosfer, dapat diambil untuk menjadi 1 atm. Namun, perlu
dicatat dalam analisis bahwa tekanan atmosfer menurun dengan meningkatnya ketinggian.
Sebagai contoh, turun ke 0,83 atm di Denver (elevasi 1610 m)

Langkah 4: Fisik Hukum

Menerapkan semua hukum-hukum fisika dasar yang relevan dan prinsip-prinsip (seperti
kekekalan massa), dan mengurangi mereka untuk bentuk yang paling sederhana dengan
memanfaatkan asumsi yang dibuat. Namun, wilayah yang hukum fisik diterapkan harus
diidentifikasi secara jelas pertama. Misalnya, peningkatan kecepatan air yang mengalir melalui
nozzle dianalisis dengan menerapkan konservasi massa antara inlet dan outlet dari nozzle.

Langkah 5: Properti

Menentukan sifat-sifat yang tidak diketahui di negara yang dikenal diperlukan untuk
memecahkan masalah dari hubungan properti atau tabel. Daftar properti secara terpisah, dan
menunjukkan sumber mereka, jika berlaku.

Langkah 6: Perhitungan
Pengganti jumlah dikenal ke dalam hubungan disederhanakan dan melakukan perhitungan
untuk menentukan diketahui. Bayar perhatian khusus pada unit dan satuan pembatalan, dan
ingat bahwa kuantitas dimensi tanpa unit ada artinya. Juga, tidak memberikan implikasi
palsu presisi tinggi.

Langkah 7: Penalaran, Verifikasi, dan Diskusi

Periksa untuk memastikan bahwa hasil yang diperoleh masuk akal dan intuitif, dan
memverifikasikeabsahan asumsi dipertanyakan. Ulangi perhitungan yang mengakibatkan nilai-
nilai tidak masukakal. Sebagai contoh, di bawah kondisi pengujian yang sama drag aerodinamis
yang bekerja pada.

1.9 Software Engineering

 Teknik Persamaan Solver (EES)


EES merupakan program yang memecahkan sistem aljabar linier atau nonlinear atau persamaan
diferensial secara numerik. Ini memiliki perpustakaan besar fungsi built-in properti
termodinamika serta fungsi matematika, dan memungkinkan pengguna untuk memasok data
properti tambahan. Tidak seperti beberapa paket perangkat lunak, EES tidak memecahkan
masalah teknik; hanya memecahkan persamaan yang diberikan oleh pengguna. Oleh karena itu,
pengguna harus memahami masalah dan merumuskannya dengan menerapkan hukum dan
hubungan fisik yang relevan. EES menghemat pengguna waktu dan usaha hanya dengan
memecahkan persamaan matematika yang dihasilkan. Hal ini memungkinkan untuk mencoba
masalah rekayasa yang signifikan tidak cocok untuk perhitungan tangan dan melakukan studi
parametrik cepat dan mudah. EES adalah program yang sangat kuat namun intuitif yang sangat
mudah digunakan,

 CFD Software
komputasi dinamika fluida (CFD) digunakan secara luas dalam rekayasa dan penelitian, dan
kami membahas CFD secara rinci dalam Bab 15. Kami juga menunjukkan contoh solusi dari
CFD seluruh buku teks sejak CFD grafis yang besar untuk menggambarkan aliran garis arus,
distribusi kecepatan, dan tekanan, dll-melampaui apa yang kita mampu memvisualisasikan di
laboratorium.Namun, karena ada beberapa CFD paket komersial yang berbeda tersedia untuk
pengguna, dan akses siswa untuk kode ini sangat tergantung pada lisensi departemen, kami tidak
menyediakan end-of-bab masalah CFD yang terikat dengan paket CFD tertentu. Sebaliknya,
kami menyediakan beberapa masalah CFD umum dalam Bab 15, dan kami juga memelihara
sebuah website (lihat link di www.mhhe.com/cengel ) Yang berisi masalah CFD yang dapat
diselesaikan dengan sejumlah program CFD yang berbeda. Siswa didorong untuk bekerja
melalui beberapa masalah ini untuk menjadi akrab dengan CFD.

1.10 Akurasi, Presisi, dan Digit


signifikan digit, biasanya tiga digit. Akibatnya, hasil yang diperoleh tidak mungkin tepatnya
untuk lebih signifikan digit. Hasil melaporkan lebih signifikan digit berarti presisi lebih besar
dari yang ada, dan itu harus dihindari. Terlepas dari sistem unit yang digunakan, insinyur harus
menyadari tiga prinsip yang mengatur penggunaan yang tepat dari nomor: akurasi, presisi, dan
signifikan digit. Untuk teknik pengukuran, mereka didefinisikan sebagai berikut:
• Kesalahan akurasi ( ketidaktelitian) adalah nilai dari satu membaca dikurangi nilai
sebenarnya. secara umum, akurasi dari serangkaian pengukuran mengacu pada kedekatan
pembacaan rata-rata nilai sebenarnya. Akurasi umumnya dikaitkan dengan berulang, kesalahan
tetap.
• error presisi adalah nilai dari satu membaca minus rata-rata pembacaan. Secara umum, presisi
dari serangkaian pengukuran mengacu pada kehalusan resolusi dan pengulangan dari instrumen.
Presisi umumnya dikaitkan dengan diulang, kesalahan acak.
• signifikan digit adalah angka yang relevan dan bermakna. Sebuah pengukuran atau
perhitungan bisa sangat tepat tanpa menjadi sangat akurat, dan sebaliknya. Misalnya, nilai
sebenarnya dari kecepatan angin adalah 25.00 m / s. Dua anemometers A dan B mengambil lima
pembacaan kecepatan angin masing-masing:
 Anemometer A: 25.50, 25.69, 25,52, 25,58, dan 25,61 m / s. Rata-rata dari semua
pembacaan 5 25,58 m / s.
 Anemometer B: 26,3, 24,5, 23,9, 26,8, dan 23,6 m / s. Rata-rata dari semua pembacaan 5
25,02 m / s.
Jelas, anemometer A lebih tepat, karena tidak ada pembacaan berbeda lebih dari 0,11 m / s
dari rata-rata. Namun, rata-rata adalah 25,58 m / s, 0,58 m / s lebih besar dari kecepatan angin
benar; ini menunjukkan signifikan Kesalahan Bias, biasa disebut error konstan atau kesalahan
sistematik. Di sisi lain, anemometer B sangat tidak tepat, karena bacaan yang berayun liar dari
rata-rata; tapi secara keseluruhan rata-rata lebih dekat dengan nilai sebenarnya. Oleh karena itu,
anemometer B lebih akurat dibandingkan anemometer A, setidaknya untuk set bacaan, meskipun
kurang tepat. Perbedaan antara akurasi dan presisi dapat diilustrasikan secara efektif dengan
analogi menembak panah di sasaran.

Anda mungkin juga menyukai