Anda di halaman 1dari 25

RESUME KONSEP KELUARGA BERENCANA, AKBK, DAN

AKDR

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu: Een Sukaedah, S.KM, M.Kes

Disusun Oleh:

Siti Kholidasih (P27901118043)

Reguler / Semester: 2A / Semester IV

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TANGERANG

2020
A. Pengertian Keluarga Berencana (KB)
Keluarga berencana adalah suatu program dari pemerintah untuk
membatasi angka kelahiran di dalam suatu negara dan untuk membentuk
masyarakat sehat dan sejahtera.
Menurut WHO World Health Organistasion) expert Comitte 1970:
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Secara umum (KB) dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
mengatur banyaknya kehamilan sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi,
ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.

B. Tujuan Keluarga Berencana


Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:
1. Tujuan Demografi
Mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju
pertumbuhan penduduk (LPP) dan menurunkan angka kelahiran atau
TFR (Total Fertility Rate).
2. Mengatur Kehamilan
Menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan
setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila
dirasakan anak telah cukup.
3. Mengobati Kemandulan atau Infertilitas
Pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum
juga mempunyai keturunan, memungkinkan untuk tercapainya
keluarga bahagia atau sehat sejahtera.
4. Married Conseling atau Nasehat Perkawinan
Remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan
bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan pemahaman yang
cukup tinggi dalam membentuk keluarga bahagia dan berkualitas.
5. Tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera) dan Membentuk Keluarga Berkualitas
Suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang,
pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi maupun
lainnya.

C. Macam-Macam Alat Kontrasepsi dan Cara Kerjanya


1. Kontrasepsi Sederhana
a. Kondom untuk Laki-Laki
Kondom merupakan selabung atau sarung karet tipis yang
dipasang pada penis sebagai tempat penampungan air mani yang
dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada
vagina. Bentuknya ada dua macam, yaitu polos dan berputing.
Bentuk berputing ada kelebihannya yaitu bahwa puting pada ujung
kondom tersebut dapat menampung sperma setelah ejakulasi.
Kondom digunakan pada waktu penis ereksi. Pertama-tama
buka kemasannya, lalu bagian ujung dari kondom yang menyerupai
putting dipencet untuk mengeluarkan udara. Segera setelah penis
ereksi, sarungkan dengan membuka gulungan kondom sampai ke
pangkal penis. Setelah senggama, penis mengecil selagi didalam
vagina dan menyebabkan cairan sperma yang telah ditampung
tumpah kembali. Caranya pegang pangkal kondom pada waktu
menarik penis dari liang vagina.
b. Kondom pada wanita
Kondom untuk wanita adalah salah satu sarung poliuretan
dengan panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya
terbuka melekat ke suatu cincin poliuretan lentur. Cincin poliuretan
ini berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan kondom
di vagina. Efektifitas dari penggunaan kondom ini menunjukan
sama dengan efektifitas dari penggunaan diagfragma. Dengan
angka kegagalan 5-21%. Cara penggunaan Kondom pada Wanita:
1) Cuci tangan menggunakan sabun sebelum memasang kondom
2) Tentukan posisi, apakah dengan berbaring, jongkok, atau
dengan satu kaki di atas kursi
3) Tekan cincin bagian dalam yang ditutupi oleh sarung diantara
jempol dan jari lain, dan masukkan kondom ke dalam vagina
seperti memasukkan tampon
4) Setelah kondom berada di dalam vagina, dorong cincin dalam
setinggi mungkin, sehingga cincin tersebut akan tetap diposisi
tersebut selama berhubungan intim.
5) Cincin luar harus melekat erat di vulva.
6) Segera setelah hubungan intim, pegang cincin luar dan Tarik
kondom secara hati-hati.
7) Buang ke tempat sampah, dan jangan dimasukkah ke dalam
toilet.

2. Coitus Interuptus (Senggama Terpurus)


Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan
senggama dengan mencabut penis dari liang vagina pada saat suami
menjelang ejakulasi. Kelebihan dari cara ini adalah tidak memerlukan
alat atau obat sama sekali sehingga relatif sehat untuk digunakan
wanita dibanding dengan kontrasepsi lain. Namun resiko kegagalan
dari ini cukup tinggi.

3. Keluarga Berencana Alami


Keluarga berencana alami didasarkan pada siklus masa subur
dan tidak subur seorang wanita. Dasar utamanya yaitu saat terjadi
ovulasi. Sperma dapat hidup kurang lebih 3 hari setelah ejakulasi,
maka ovulasi harus sudah dapat diramalkan sebelumnya. Untuk
menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu: metode kalender, suhu
basal, dan metode lender serviks.
a. Metode Kalender
Pasangan suami istri tidak sanggama pada saat masa subur
istri. Masa subur wanita adalah masa ketika sel telur keluar dari
indung telur, yaitu 14 hari sebelum haid yang akan datang, atau
hari ke 12 sampai hari ke 16. Karena sel sperma masih hidup 3 hari
setelah ejakulasi, maka hari ke 17 dan ke 18 dan hari ke 11
merupakan waktu untuk hidupnya sel telur, maka masa subur
menjadi 18 hari.
Sebelum menggunakan metoda kalender, siklus selama haid
6-12 bulan perlu dicatat untuk menetapkan masa subur: misalnya:
siklus haid pada bulan Januari sampai Juni 2019 sebagai berikut:
28, 33, 28, 25, 30,3 2. Haid biasanya bervariasi antara 25 dan 32
hari, maka untuk mengetahui masa aman preovulasi yaitu dengan
cara mengurangi 11 dari siklus yang terpanjang (32-11=21).
Dengan demikian, maka masa aman (tidak subur) yaitu sebelum
hari ke 7 dan sesudah hari ke 21. Sebaliknya masa tidak aman
(masa subur) yaitu dari tanggal 7 sampai dengan tanggal 21.
b. Metode Suhu Basal
Dasarnya adalah naiknya suhu basal pada waktu ovulasi
karena kadar progesterone naik antara 0,3-0,5oC. Suhu basal diukur
dengan thermometer khusus dan dicatat pada kartu grafik, hal ini
untuk mengetahui perubahan suhu dan bukan nilainya. Pengukuran
suhu dilakukan setiap pagi hari sebelum makan dan minum. Lama
pengukuran suhu secara oral selama 3 menit tetapi bila secara
rektal hanya 1 menit. Kekurangan metode ini yaitu tidak dapat
mengetahui masa aman post ovulasi. Untuk itu, dalam penggunaan
sering dikombinasikan dengan metode kalender agar dapat
diketahui masa aman pre ovulasi.
Pelaksanaannya: masa aman pre ovulasi yaitu dengan
menggunakan metoda kalender atau dengan mengurangi
peningkatan suhu dini yang telah tercatat selama 6 bulan, maka
masa aman post ovulasi terjadi 3 hari setelah kenaikan suhu basal.
c. Metode Lendir Serviks
Dasarnya adalah kualitatif dan kuantitatif dari lender serviks
yang mempengaruhi hormone ovarium. Perubahan ini terdiri dari 5
fase yaitu:
1) Fase 1
Masa kering yaitu terjadi segera setelah menstruasi karena
kadar estrogen menurun sehingga kurang merangsang sekresi
2) Fase 2
Masa pre ovulasi dini karena kadar estrogen mulai
meningkat, maka lendir keruh dan liat.
3) Fase 3
Hari-hari basah yaitu beberapa hari sebelum dan sesudah
ovulasi. Kadar estrogen meningkat, maka lendir berubah
menjadi jernih, licin seperti putih telur.
4) Fase 4
Masa post ovulasi yaitu kadar progesteron meningkat,
sehingga lendir berkurang sekali dan menjadi keruh.
5) Fase 5
Masa pre menstruasi dimana lendir kadang-kadang
menjadi jernih lagi dan sangat cair, fase ini tidak selalu terjadi.
Masa subur mulai terjadi pada hari 1 adanya lendir serviks pasca
haid (fase 2) yaitu 4 hari sesudah keluarnya lendir yang jernih
dan licin.

4. Diagfragma
Diagfragma merupakan suatu alat berfungsi untuk menutup
serviks dari bawah sehingga sel sperma tidak dapat memasuki saluran
serviks, biasanya dipakai dengan spermacida. Meskipun kap serviks
dapat di pasang sendiri tapi harus selalau dengan pentunjuk dan
pengawasan dokter serta memerlukan pengertian yang cukup tinggi
dari pemakai.
a. Cara penggunaaan Diagfragma Bagi Akseptor
1) Anjurkan akseptor untuk berkemih terlebih dahulu dan mencuci
tangan dengan desinfektan
2) Pastikan diagfragma dalam kondisi baik, lalu oleskan
spermatisisida krim atau jelly
3) Tentukan posisi saat pemasangan: bisa dengan cara satu kaki di
angkat ke atas kursi, sambil berbaring atau dalam posisi jongkok
4) Pilih diagfragma yang cocok, yaitu sesuai dengan ukuran jarak
antara forniks posterior simfisis pubis
5) Diagfragma di pasang dengan kubah atau bola menghadap ke
atas
6) Pinggir diagfragma ditekan dengan ibu jari dan jari telunjuk
tangan kanan, sehingga berbentuk panjang, kemudan tangan kiri
membuka labia, diagfragma dimasukkan kedalam vagina,
kearah bawah dan belakang menuju forniks
7) Tepi anterior didorong kebelakang simfisis pubis, lalu posisi
serviks diperiksa, dan pastikan diagfragma suah terpasang
dengan tepat
b. Cara mengeluarkan Diagfragma
1) Tangan kiri membuka labia
2) Masukkan ibu jari dan telunjuk kanan dengan menyusuri
dinding belakang vagina sejauh mungkin, kemudian tekan
pinggir diagfragma
3) Dengan mengait pinggir diagfragma di belakang simfisis,
diagfragma di tarik kearah bawah dan dikeluarkan
4) Lakukan pencucian vagina
5. Kontrasepsi Kimiawi atau Spermacida
Spermacida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat
mematikan atau menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa
didalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi sel telur.
Spermaticida dapat dipakai dan akan lebih efektif apabila dipakai
bersamaan dengan diagfragma atau pemakaian kondom pada suami..
a. Tablet Vagina
Tablet ini berbentuk cairan pil atau tablet yang akan
membentuk busa apabila kontak dengan mukosa vagina dengan
gerakan-gerakan pada saat senggama.
 Cara Penggunaan Tablet Vagina
1) Cuci tangan dengan sabun
2) Atur posisi tidur
3) Ambil satu tablet vagina, lalu tutup kembali tabung dengan
cepat setelah mengambil sebuah tablet untuk dipakai. Jangan
gunakan tablet yang sudah hancur atau yang sudah terlihat
noda kuning atau yang sudah ada busanya (kadarluasa)
4) Basahi tablet vagina dengan air bersih, lalu masukkan
setinggi mungkin ke dalam vagina
5) Persetubuhan baru boleh dimulai kira-kira 5-15 menit setelah
tablet busa dimasukkan, bila sampai satu jam pertumbuhan
belum dimulai, hendaknya ditambah 1 tablet lagi
6) Saluran vagina jangan dicuci dulu sampai sekurang-
kurangnya 8 jam sesudah persetubuhan, karena zat kimianya
akan larut dan menjadi tidak berguna.
b. Kream dan jelly
Merupakan bahan kimia yang mudag mencair pada suhu
tubuh, dan mudah menyebar ke lubang vagina.
 Cara Penggunaan Krim dan Jelly
1) Dibutuhkan sebuah alat untuk memasukkan krim dan jelly ke
dalam vagina, yaitu yang di sebut aplikator
2) Aplikator ditempatkan di ujung tabung krim atau jelly,
kemudian tekanlah tabung sampai aplikator terisi penuh
dengan krim atau jelly
3) Lepaskan aplikator yang sudah terisi penuh
4) Dengan sikap wanita berbaring terlentang sebelum
persetubuhan, aplikator dimasukkan sedalam-dalamnya
kedalam vagina
5) Tekanlah alat pendorongnya untuk menempatkan cream atau
jelly itu ke dalam vagina sehingga serviks tertutup oleh krim
atau jelly
6) Selanjutnya dapat melakukan persetubuhan apabila
persetubuhan diulang, maka krim atau jelly harus
ditambahkan kembali
7) Saluran vagina baru boleh dicuci sekurang-kurangnya 8 jam
sesudah persetubuhan, karena jelly akan larut dan daya
gunanya akan hilang
8) Aplikator dicuci dengan sabun dan air bersih, keringkan
kemudian simpan ke dalam tempatnya
c. Aerosol
Aerosol dikemas dengan kaleng atau container bersama
dengan alat untuk memasukkannya (aplikator). Cara Penggunaan
Aerosol:
1) Kocok aerosol 20-30 menit sebelum digunakan
2) Aplikator diisi dengan busa aerosol
3) Aplikator dimasukkan kedalam vagina dalam posisi berbaring
terlentang
4) Tekanlah pendorong untuk memasukkan busa dipuncak vagina
guna menutupi serviks
5) Bila sampai 2 jam sesudah busa dimasukkan tidak dilakukan
peretubuhan, maka busa harus di tambah lagi
6) Jangan mencuci saluran vagina sekurang-kurangnya selama 8
jam sesudah persetubuhan
d. Tissue KB (Intravag)
Tissue KB adalah alat kontrasepsi wanita yang digunakan
dalam vagina sebelum bersenggama yang berbentuk kertas tipis
dan mengandung obat spermacida. Pada saat ini tissue KB beredar
dipasaran dengan nama intravag. Umumnya sperma akan mati
setelah dua jam setelah senggama. Cara Pemakaian Tissu KB
adalah:
1) Diutamakan pemakaian pada masa subur
2) Dianjurkan pada pasangan yang baru menikah untuk menunda
kehamilan
3) Cuci tangan sampai bersih dan keringkan sebelum membuka
tissue
4) Ambilah sebuah tissue KB dari pembungkusnya dan bukalah
lipatannya lebar-lebar
5) Remaslah tissue KB menjadi gumpalan kecil
6) Masukkan kedalam vagina sebelum senggama
7) Dorong gumpalan tissue KB ke dalam vagina dengan jari
sampai mengentuh mulut rahim
8) Tunggu 2 sampai 5 menit sebelum bersenggama hingga tissue
KB menjadi larut dalam vagina
9) Selesai bersenggama boleh segera mencuci vagina seperti
biasa, tetapi jangan menyemprotkan air dengan alat ke dalam
vagina sebelum 6 jam
10) Gunakan sebuah tissue KB setiap kali bersenggama

6. Metode Kontrasepsi Efektif


Metode kontrasepsi efektif adalah metode yang dalam
penggunaanya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan
pemakaian tinggi serta angka kegagalan rendah bila dibandingkan
dengan metode kontrasepsi sederhana. Metoda kontrasepsi efektif ini
terdiri dari pil KB, suntik KB, AKBK, dan AKDR.
a. Pil KB
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang
berbentuk pil atau tablet di dalam strip yang berisi gabungan
hormon estrogen dan progesterone atau yang hanya terdiri hormone
progesteron saja.
 Cara kerja Pil Kontrasepsi
1) Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur
wanita dari indung telur
2) Mengendalikan lendir mulut Rahim menjadi lebih kental
sehingga sel mania tau sperma sukar dapat masuk ke dalam
Rahim
3) Menipiskan lapisan endometrium
 Cara menggunakan pil KB kontrasepsi
1) Ajarkan akseptor cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan
pesankan untuk mengikuti panah yang menunjukan deretan
pil berikutnya, serta pil harus di minum pada saat yang sama
setiap hari.
2) Pil pertama diminum pada hari kelima haid, seterusnya
berturut-turut setiap hari satu pil. Untuk pil dengan kemasan
khusus dimulai pada hari pertama haid sesuai dengan
petunjuk kemasannya.
3) Pada paket yang berisi 28 pil, dianjurkan minum pil sejak
hari pertama haid dan diteruskan setiap hari sampai pil habis
dan jika habis, sebaiknya mulai minum pil dari paket yang
baru.
4) Bila menggunakan pil yang 21 pil, dianjurkan minum pil
mulai hari kelima haid, bila telah habis istirahat dan tunggu
haid, kemudian teruskan pack atau kemasan yang selanjutnya
pada hari kelima haid.
5) Bila lupa minum 1 pil, segera minum pil ketika ingat atau
minum 2 pil pada waktu yang sama.
6) Bila lupa 2 pil atau lebih, sebaiknya minum 2 pil setiap hari
selama pil tertunda pada jadwal yang telah ditetapkan. Dalam
hal ini sebaiknya gunakan metode kontrasepsi yang lain, atau
tidak melakukan hubungan seksual sampai paket pil tersebut
habis.
7) Bila tidak haid, segera periksa ke klinik.
b. Suntikan KB
Terdapat dua jenis kontrasepsi hormon suntikan KB, jenis
yang beredar di Indonesia adalah:
1) Hanya mengandung hormone progesteron yaitu:
a) Depo provero 150 mg
b) Depo progestin 150 mg
c) Depo geston 150 mg
d) Noristerat 200mg
2) Yang mengadung 2 mg medroxy progesterone acetat dan 5 mg
estradiol cyipionate yaitu cyclofem. Cara kerja suntik adalah:
a) Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita
b) Mengentalkan lendir mulut Rahim, sehingga menghambat
spermatozoa masuk ke dalam Rahim.
c) Menipiskan endometrium, sehingga tidak siap untuk
kehamilan
3) Efektifitas
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalan kurang dari 1 %.
4) Keuntungan Suntik KB
a) Praktis efektif dan aman.
b) Tidak mempengaruhi ASI, cocok untuk digunakan oleh ibu
menyusui.
c) Dapat menurunkan kemungkinan anemia.
5) Kontra Indikasi Suntik KB
a) Tersangka hamil
b) Perdarahan akibat kelainan ginekologi atau (perdarahan dari
lubang senggama) yang tidak diketahui penyebabnya.
c) Adanya tanda-tanda tumor keganasan.
d) Adanya riwayat penyakit jantung, hati, tekanan darah tinggi,
kencing manis atau diabetes, penyakit metabolisme, paru
berat.
6) Cara menggunakan suntik KB
a) Depo Provera, Depo progestin dan Ddepo Gestorn disuntikan
intramuskuler setiap 12 minggu. Dengan kelonggaran batas
waktu suntik, bisa diberikan kurang dari 1 minggu atau lebih
satu minggu dari patokan 12 minggu.
b) Noristerat, disuntikan intramuskuler setiap 8 minggu untuk
14 kali suntikan pertama. Dengan kelonggaran waktu bisa
diberikan kurang dari 1 minggu patokan 8 minggu. Untuk
suntikkan ke-5 dan selanjutnya diberikan setiap 12 minggu.
Dengan kelonggaran batas waktu suntikan kurang dari 1
minggu
c) Cyclofem disuntikkan setiap 4 minggu, intra muskuler.
Hampir sebagian kasus mendapat haid setiap bulan seperti
biasa.
7) Prosedur kerja
Penggunaan alat kontrasepsi suntik, adalah suatu tindakan
invasif. Untuk itu perlu memperhatikan teknik aseptik guna
mencegah infeksi dan mencegah masalah penyebaran penyakit
hepatitis B, hepatitis C atau AIDS. Sebaiknya gunakan jarum
dan alat suntik sekali pakai (disposible) atau alat suntik baru
jenis autodisable.
D. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) atau Implant
1. Pengertian
Alat kontrasepsi bawah (AKBK) atau implant adalah alat
kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit. Implant terdiri dari 6
batang, 4 batang bahkan 1 batang kapsul silastik, dimana setiap
kapsulnya berisi levenorgestrel sebanyak 36 mg. Jenis lain dari AKBK
adalah jadelle. Jadelle adalah AKBK dua batang yang melepaskan
Levenorgestrel, keuntungan utama dari Jadelle adalah pemasangannya
lebih mudah dibandingan Norplant.
Implanon adalah sistem satu batang yang melepaskan
levornorgestrel dengan dosis yang bertahap, yaitu 60-70 ig/hari pada
bulan pertama pemasangan, 35-45 ig/hari pada akhir tahun pertama
pemasangan, sampai 25-30 ig/hari pada akhir tahun ketiga.

2. Tujuan
a. Mencegah kehamilan. Pasangan dengan istri dibawah 20 tahun
dianjurkan untuk menunda kehamilannya.
b. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri
berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2
anak dengan jarak kelahiran 3-4 tahun.
c. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat usia istri
diatas 30 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah
mempunyai 2 anak.

3. Karakteristik
a. Berjangka panjang (5 tahun)
b. Haid sering berubah pola
c. Pemasangan dan pencabutan dilakukan oleh tenaga medis (dokter
atau bidan terlatih)
d. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
e. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi
menular

4. Cara Kerja dalam Mencegah Kehamilan


Terdiri dari 4 mekanisme dasar yaitu:
a. Menghambat terjadinya ovulasi.
b. Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi.
c. Mempertebal dinding serviks.
d. Menipiskan lapisan endometrium.

5. Efektifitas
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalan teoritis 0,2%, dalam
praktek 1-3%.

6. Keuntungan Implant
a. Tidak menekan produksi ASI.
b. Praktis, efektif.
c. Tidak ada faktor lupa.
d. Masa pakai jangka panjang (5 tahun).
e. Membantu mencegah anemia.
f. Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan
implant.

7. Kekurangan Implant
a. Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang
terlatih.
b. Implant lebih mahal dari pada pil KB atau suntikan dan cara KB
jangka pendek lainnya.
c. Implant sering merubah pola haid.
d. Wanita tidak dapat menghentikan pemakainnya sendiri.
e. Beberapa wanita mungkin enggan menggunakan cara yang belum
dikenalnya.
f. Susuk mungin dapat terlihat di bawah kulit.

8. Kontra Indikasi Implant


a. Hamil atau diduga hamil.
b. Perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui sebabnya.
c. Tumor atau keganasan.
d. Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis atau
diabetes.

9. Cara Pelayanan Alat Kontrasepsi Bawah Kulit


a. Persiapan Alat:
1) Satu unit implant steril terdiri dari satu atau beberapa kapsul.
2) Cairan antiseptik secukupnya.
3) Obat anastesi lokal: lidokain 2 %
4) Spuit 5-10 cc dan jarum suntik ukuran 21 dan 22.
5) Skapel atau bisturi bayonet ukuran no 11 atau 15.
6) Troikard implant no.10.
7) Plester band aid atau semacamnya.
8) Sepasang sarung tangan steril.
9) Kain penutup steril.
10) Kassa dan perban steril.
b. Cara pemasangan:
1) Saat pemasangan yang tepat adalah pada waktu menstruasi
atau 1-2 hari setelah menstruasi.
2) Akseptor sebaiknya berbaring horizontal atau duduk selama
pemasangan implant untuk mempermudah pemasangan.
Tempat tidur atau meja ditutup dengan linen yang bersih.
3) Pemasangan dilaksanakan lengan kiri karena merupakan
tempat terbaik untuk pemasangan.
4) Lengan kiri diletakkan lurus setinggi pundak.
5) Tentukan daerah pemasangan biasanya sekitar 8-10 cm diatas
lipat siku. Lakukan pencucian pada daerah yang akan
dilakukan tindakan dan sekitarnya.
6) Lakukan anastaesi lokal di tempat insersi dan dengan daerah
seperti kipas sepanjang 4-5 cm dengan pembius lokal.
7) Lakukan sayatan melintang selebar 2-3 mm ditempat
suntikkan, agar luka tidak dijahit dan mengurangi
kemungkinan infeksi.
8) Tusuk trokar melalui sayatan kebawah kulit, perhatikan tanda
batasnya dan tusukan sampai tanda batas dekat pangkal trokar.
9) Keluarkan batang dalam trokar dan masukkan capsul implant
ke dalam batang luar trokar dengan memakai pinset anatomis,
dorong pelan-pelan dengan batang pendorong sampai terada
ada tahanan.
10) Pertahankan posisi batang pendorong, tarik trokar perlahan-
lahan sepanjang batang pendorong sampai batas paling ujung.
Implant terlepas dari trokar kalau tanda batas paling ujung
terlihat pada luka insisi dan dipastikan dengan meraba ujung
trokar dengan jari.
11) Raba implant yang terpasang dengan telunjuk kiri, dorong
trokar pada posisi sebelahnya tanpa terlebih dahulu
mengeluarkan ujung-ujungnya dari sayatan. Pasang seluruh
implant dengan posisi menyerupai kipas, sehingga keenam
kapsul terpasang baik. Olesi luka sayatan dengan antiseptik,
tutup dengan plester dan kasa steril kemudian balut dengan
perban.
c. Cara Pencabutan Implant
1) Peralatan
Peralatan pencabutan implant sama dengan pemasangan
implant, namun ditambah arter klem pean lurus atau bengkok
dan kapas alkohol 70%.
2) Cara pencabutan implant:
a) Atur posisi pasien berbaring horizontal selama pencabutan.
b) Tentukan posisi implant dengan palpasi. Lakukan
pembersihan di daerah tindakan dan sekitarnya. Lakukan
anastesi lokal pada tempat insisi dengan bentuk seperti kipas
dengan cairan pembius lokal.
c) Lakukan sayatan 2-3 mm, agar luka tidak perlu dijahit dan
mengurangi kemungkinan infeksi.
d) Tekan implant dengan jari kearah sayatan, setelah ujung
tampak, jepit dengan pean dan tarik keluar.
e) Bersihkan implant dari jaringan yang menutupi ujungnya
dengan menggunakan skapel.
f) Jepit ujung implant yang telah bersih dengan pean yang lain.
Tarik keluar implant perlahan-lahan sampai terlepas
seluruhnya. Lakukan hal yang sama sampai-sampai semua
implant dikeluarkan.
g) Rapatkan luka, tutup dengan plester, kasa steril dan balut
dengan perban.

E. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD


1. Pengertian
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim
yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polythyline).
Ada yang dililit tembaga (Cu), ada pula yang tidak, ada pula yang
dililit tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu, ada pula yang
dibatangnya berisi hormon progesteron.
2. Tujuan
a. Mencegah kehamilan. Pasangan dengan istri dibawah 20 tahun
dianjurkan untuk menunda kehamilannya.
b. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri
berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2
anak dengan jarak kelahiran 3-4 tahun.
c. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat usia istri
diatas 30 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah
mempunyai 2 anak.

3. Jenis-Jenis AKDR yang Beredar


a. IUD Generasi Pertama
Disebut Lippesloop, berbentuk spiral atau huruf S ganda,
terbuat dari plastik. Cara Kerja AKDR atau IUD adalah:
1) Meninggikan getaran saluran telur
2) Menimbulkan reaksi mikro infeksi
3) Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.
Efektifitasnya:
1) Lippes loop sebagai generasi pertama dipakai selama
diinginkan, kecuali bila ada keluhan.
2) Cu T 200 B, Cu 250 sebagai generasi kedua dipakai selama 3-4
tahun.
3) IUD generasi ketiga: Cu T 380 A, ML Cu 380 selama 10 tahun.
Keuntungan:
1) Praktis, ekonomis mudah dikontrol, aman untuk jangka panjang
dan kembalinya masa kesuburan cukup tinggi.
2) Tidak dipengaruhi faktor lupa seperti pil.
Indikasinya merupakan KB efektif terpilih yang sangat di
prioritaskan pemakaiannya pada ibu dalam fase menjarangkan
kehamilan dan mengakhiri kesuburan serta menunda kehamilan
dengan jenis AKDR mini.
1) Persiapan alat-alat untuk pemasangan AKDR:
a) Satu set AKDR (bila lippes loop termasuk tabung dan
pendorongnya)
b) Cairan antiseptik secukupnya yodium 1 %, betadine 1%,
detol : air = 1 : 20.
c) Kapas
d) Spekulum cocor beber atau spekulum SIMS
e) Gunting
f) Sonde uterus
g) Tenakulum satu gigi
h) Tampontang atau pinset panjang
i) Sepasang sarung tangan steril
j) Busi atau dilatator hegar
k) Peralatan seperti mangkuk sucihama dan tempat instrumen
yang suci hama.
2) Cara pemasangan:
a) Akseptor diberi penjelasan bahwa pemasangan AKDR akan
dilaksanakan
b) Akseptor dipersilahkan BAK dahulu
c) Akseptor dipersilahkan berbaring dalam proses litotomi
untuk mempermudah pemasangan AKDR.
d) Bila akseptor belum atau tidak bisa BAK, sebaiknya
dianjurkan BAK terlebih dahulu.
e) Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan besar rahim
dan bentuk rahim.
f) Masukkan spekulum, bersihkan dinding vagina dan mulut
rahim dengan kapas desinfektan. Perhatikan dinding vagina
dan mulut rahim apakah terdapat kelainan atau tidak.
g) Bersihkan portio dengan larutan antiseptik
h) Kait bibir depan portio serviks dengan tenakulum tepat pada
sebelah portio.
i) Masukkan sonde sesuai dengan arah rahim untuk menentukan
dalamnya rahim.
j) Siapkan AKDR steril. Biasanya AKDR generasi II atau III
telah dikemas dalam keadaan suci ham. Sedangkan lippes
loop perlu disucihamakan terlebih dahulu.
k) Masukkan AKDR terlebih dahulu sesuai dengan arah dan
dalamnya sonde. Terdapat dua cara untuk melepaskan AKDR
dari tabungnya. Cara pertama adalah dengan mendorong
flunger. Cara kedua adalah dengan menahan flunger penahan
dan menarik tabung kearah pemasang AKDR (bagi AKDR
generasi II atau III).
l) Potong benang jangan panjang dan juga jangan terlalu
pendek agar tidak menyebabkan sakit pada waktu senggama.
b. Copper T 380 A.
1) Bukalah bungkus Copper T cukup separuh, dimulai dari ujung
pemegang dan jagalah agar AKDR tertutup dengan bungkus
plastiknya.
2) Masukkan pendorong kedalam tabung pemasang IUD.
3) Ukurlah panjang inserter sampai batas biru sesuai dengan
panjang rahim waktu melakukan pengukuran rahim dengan
sonde.
4) Cara memasukkan Copper T ke dalam inserter. Lipatkan sisi
sayap T ke dalam inserter.
c. ML CU 250
Cara pemasangan:
1) Periksa dalam untuk menentukan bentuk, besar, dan kedudukan
rahim.
2) Masukkan spekulum, bersihkan liang senggama dengan larutan
antiseptik.
3) Fiksasi bibir depan portio dengan masukkan sonde sesuai
dengan posisi rahim sekaligus ukuran dalam rongga rahim.
4) Jika perlu dilakukan dilatasi dengan hegar nomor 4
5) Cicncin pada alat pemasang disesuaikan dengan ukuran dalam
rongga rahim.
6) Perlahan-lahan masukkan inserter sampai ML Cu 250
menyentuh fundus uteri.
7) Keluarkan inserter dengan perlahan-lahan dan gunting benang
jika terlalu panjang.

4. Efek Samping Pemasangan IUD


a. Perdarahan
1) Gejala atau Keluhan
Keluarnya darah dari liang vagina diluar haid dalam
jumlah kecil berupa bercak-bercak (spotting) atau dalam jumlah
berlebihan (metrorhargia). Perdarahan ini dapat pula terjadi
masa haid dalam jumlah berlebihan (menometorhagia).
2) Penanggulangan
a) Konseling, beri penjelasan bahwa perdarahan ringan biasanya
terjadi pada awal pemasangan. Selama haid, perdarahan lebih
banyak dari pada biasanya hal ini tidak berbahaya.
b) Pemberian preparat besi 1x1 tablet perhari.
c) Bila perdarahan banyak sekali keguguran rujuk ke RS dan
ganti cara KB.
b. Keputihan
1) Gejala atau Keluhan
a) Terdapat cairan putih yang berlebihan akibat produksi cairan
rahim yang berlebihan.
b) Tidak berbahaya apabila cairan tersebut tidak berbau dan
tidak terasa gatal serta panas.
2) Penanggulangan
a) Berikan konseling sebelum pemasangan AKDR.
b) Pada kasus dimana cairan berlebihan, dapat diberikan ekstrak
beladona 10mg 2x1 tablet untuk mengurangi cairan tersebut.
c) Bila terdapat perubahan bau dan warna hal ini biasanya
disebabkan oleh infeksi.
c. Nyeri
1) Gejala atau Keluhan
Nyeri pada waktu pemasangan AKDR waktu haid dan saat
senggama.
2) Penanggulangan
a) Konseling, jelaskan bahwa nyei disebabkan oleh kontraksi
yang berlebihan dari rahim dan bersifat sementara dan mudah
diatasi.
b) Inspeculo apakah ada cairan keputihan yang berbau
c) Pemeriksaan dalam, apakah terdapat tanda-tanda radang
d) Pemberian obat analgesik.
d. Infeksi
1) Gejala atau Keluhan
Adanya rasa nyeri didaerah perut bagian bawah bila
disertai deman, keputihan yang berbau busuk dan rasa nyeri
pada waktu bersenggama.
2) Penanggulangan
a) Rujuk ke dokter untuk mendapatkan penangan lebih lanjut.
b) Bila tidak dapat diatasi AKDR dilepas dan ganti dengan
kontrasepsi lain.

5. Metode Kontrasepsi Mantap (KONTAP)


Kontrasepsi mantap adalah salah satu cara kontrasepsi dengan
tindakan pembedahan atau dengan kata lain setiap tindakan
pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran mani yang
mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan
memperoleh keturunan lagi atau alat kontrasepsi yang diperuntukan
untuk menyetop kehamilan.
a. Persyaratan Untuk Menjadi Akseptor KONTAP
1) Sukarela
Calon peserta dan pasangan yang akan mengikuti
kontrasepsi mantap harus secara sukarela dan mengikuti
pelayanan kontrasepsi mantap atas keinginan sendiri tidak
dipaksa atau ditekan untuk menjadi peserta kontap.
a)
2) Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat
kebahagiaan artinya calon peserta tersebut terikat dalam
perkawinan yang sah dan hubungan suami istri harmonis yang
telah dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang dalam
keadaan sehat fisik, mental maupun sosialnya dengan umur
terkecil sekitar 2 tahun, dan mempertimbangkan istri sekurang-
kurang umur 25 tahun.
3) Kesehatan
Setaip calon peserta kontrasepsi mantap harus memenuhi
syarat kesehatan, artinya tidak ditemukan kontra indikasi
kesehatan.
b. Jenis KONTAP
1) Vasektomi atau MOP ( Medis Operatif Pria)
Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk
menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat dan
memotong saluran mani sehingga sel sperma tidak keluar pada
saar senggama. Keuntungan dari jenis ini adalah:
a) Tidak ada mortalitas
b) Mordibitas kecil sekali.
c) Pasien tidak perlu dirawat di RS.
d) Dilakukan anastesi lokal/pembiusan setempat berlangusng
kurang lebih 15 menit.
e) Efektif, karena dapat dicek kepastiannya dilaboratorium
f) Tidak menganggu hubungan seks selanjutnya.
Sedangkan kelemahan dari jenis ini adalah:
a) Harus dengan tindakan pembedahan.
b) Masih adanya keluhan seperti kemungkinan perdarahan dan
infeksi.
c) Harus menunggu sampai hasil pemeriksaan sperma 0 dalam
beberapa hari atau minggu untuk dapat berhubungan dengan
bebas agar tidak terjadi kehamilan.
d) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin
mempunyai anak lagi.
Jenis ini diindikasi untuk klien sebagai berikut:
a) Harus secara sukarela
b) Mendapat persetujuan istri.
c) Jumlah anak yang cukup.
d) Mengetahui akibat-akibat vasektomi
e) Umur calon tidak kurang dari 30 tahun.
f) Pasangan suami istri telah mempunyai anak minimal 2 orang,
dan anak paling kecil harus sudah berumur diatas 2 tahun.
Jenis ini tidak diperbolehkan untuk klien sebagai berikut:
a) Apabila ada peradangan kulit atau penyakit jamur didaerah
skrotum.
b) Apabila ada tanda-tanda epididimis
c) Apabila menderita DM yang tidak terkontrol
d) Apabila menderita kelainan pembekuan darah.
2) Tubektomi atau MOW (Medis Operasi Wanita)
Tubektomi atau kontap wanita adalah suatu kontrasepsi
permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara
tindakan mengikat dan atau memotong pada kedua saluran tuba.

Anda mungkin juga menyukai