Pengertian Ilmu Manajemen Menurut Para Ahli beserta Tingkatan, Fungsi dan Teorinya – Hai sobat
setia SiswaMaster.com, pernahkah sobat mendengar istilah Manajemen ? Apa itu ? Nah, melalui
tulisan ini, akan kami uraikan mengenai Pengertian, Fungsi dan Teori Ilmu Manajemen. Yuk simak
pembahasannya !
Ada beberapa kemungkinan untuk asal kata dan makna dari “Manajemen”, diantaranya yaitu :
Asal kata manajemen belum memiliki definisi/pengertian yang mapan dan diterima secara universal.
Mungkin kata ini berasal dari bahasa Italia yaitu “meneggiare” yang berarti “mengendalikan”,
khususnya “mengendalikan kuda” yang asalnya dari bahasa latin “manus” yang berarti “tangan”.
Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Prancis “menege” yang berarti “kepemilikan kuda”
(manege mendapat pengaruh dari bahasa Inggris yang artinya seni mengendalikan kuda, di mana
istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia).
Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi menagement, yang berarti seni
melaksanakan dan mengatur.
Sekarang istilah “manage” dari bahasa Inggris ini berarti mengurus, mengendalikan, mengusahakan,
dan memimpin.
Menurut Encyclopedia of the Social Science dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses
dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selain itu, ada beberapa ahli yang menyatakan pendapatnya mengenai Ilmu Manjemen ini, adapun
gagasan para ahli tersebut diantaranya yaitu :
Menurut Mary Parker Follet, pengertian dari manajemen adalah sebagai suatu seni yang tiap-tiap
pekerjaan dapat diselesaikan melalui orang lain.
Definisi ini dapat kita lihat dari seorang CEO Perusahaan yang harus mampu mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
Menurutnya, Manajemen dapat diartikan sebagai proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan :
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melului pemanfaatan sumber daya manusia
serta sumber-sumber lain.
Ia juga berpendapat bahwa manajemen merupakan ilmu sekaligus seni, yang definisinya adalah
suatu wadah di dalam ilmu pengetahuan, sehingga manajemen bisa dibuktikan secara umum
kebenarannya.
Koontz
Manajemen menurut Koontz merupakan seni yang produktif dengan didasarkan pada suatu
pemahaman ilmu. Ia juga menambahkan bahwa ilmu dan seni tidaklah bertentangan melainkan
masing-masing saling melengkapi antara satu dengan lainnya.
James A.F.Stoner
Stoner memiliki beberapa pendapat mengenai manajemen ini. Menurutnya, manajemen adalah
suatu proses dalam membuat perencanaan, pengorganisasian, pengendalian serta memimpin
berbagai usaha dari anggota organisasi dan juga menggunakan segala sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Wilson
Manajemen menurut Wilson adalah rangkaian tindakan yang dilakukan oleh para anggota organisasi
dalam upaya mencapai sasaran organisasi. Proses ini merupakan serangkaian aktivitas yang
dijalankan dengan sistematis.
Oey Liang Lee berpendapat bahwa Manajemen mmerupakan ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian/pengawasan dari
“human and natural resources” untuk mencapai tujuan yang telah diputuskan terlebih dahulu.
Lawrance A Appley
Pengertian manajemen menurut Lawrance A Appley adalah keahlian untuk menggerakkan orang
untuk melakukan suatu pekerjaan (the art of getting thing done through people). Ia juga
menambahkan bahwa manajemen adalah sebuah seni dalam mencapai tujuan yang diinginkan
untuk dilaksanakan dengan usaha orang lain.
Ricky W. Griffin
Efektif di sini dapat bermakna tujuan tersebut dapat dicapai sesuai dengan perencanaan. Adapun
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan dengan benar, terorganisir dan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan
Hilman
Menurut Hilman, Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan
mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
Apabila kita melihat dan mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa
manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :
Seperti tertera pada pengertian menurut Encyclopedia of the Social Science, manajemen adalah
suatu proses yang pelaksanaannya dengan cara diawasi guna mencapai tujuan tertentu. Fungsi
untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi berbagai usaha tiap individu
guna mencapai tujuan yang sama.
Hal ini bermakna bahwa orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu organisasi
disebut manajemen.
Manajemen adalah memang sebagai suatu ilmu dan seni. Sebagai seni adalah pengetahuan
bagaimana mencapai hasil yang diinginkan, dan dengan kata lain seni adalah kecakapan yang
diperoleh dari pengalaman, pengamatan, dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan manajemen itu sendiri.
B. PRAKTIK MANAJEMEN
Aplikasi dari filsafat melahirkan beeberapa tahapan penerapan manajemen, George R. Terry
membagi tahapan praktik manajemen sebagai berikut :
1. Manajemen Partisipasi
2. Manajemen Berdasarkan Hasil (Result Management)
Bennet Silalahi (2001:10) membagai praktik manajemen menjadi 5 (lima) tahapan antara lain :
1. Manajemen Teknologis
2. Manajemen Administratif
4. Manajemen Ilmiah
Adapun Odiorne yang membagi praktek manajemen dengan beberapa tahapan sebagai berikut :
Dalam organisasi, manajemen terbagi menjadi beberapa tingkatan. Adapun penjelasan dari masing-
masing tingkatan adalah sebagai berikut :
Tingkatan Manajer/Manajemen
Tingkatan Manajer/Manajemen
Manajemen dengan tingkatan paling rendah dalam organisasi yang memimpin dan mengawasi
tenaga-tenaga operasional serta tidak membawahi manajer lain.
Manajer Menengah (Middle Manajer)
Manajemen tingkat ini dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer
menengah ini membawahi dan mengarahkan berbagai kegiatan dari manajer lainnya, terkadang juga
karyawan operasional.
Umumnya terdiri dari kelompok yang relative kecil, dengan bertanggung jawab atas manajemen
keseluruhan dalam suatu organisasi sehingga tujuan dapat tercapai dengan bersama-sama.
Aliran Klasik
Aliran yang mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan
kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan berbagai fungsi tersebut.
Aliran Perilaku
Aliran yang sering disebut juga dengan aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini mumusatkan
kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen memahami manusia.
Aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut
aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan berguna untuk menjelaskan masalah
manajemen.
Aliran yang memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk
mengembangkan teorinya.
Aliran Manajemen berdasarkan Hasil
Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-
an. Pemfokusan aliran ini tertuju pada pemikiran berbagai hasil yang dicapai, bukannya pada
interaksi kegiatan karyawan.
Aliran manajemen mutu memfokuskan pada pemikiran usaha-usaha untuk mencapai kepuasan
pelanggan/konsumen.
E. FILSAFAT MANAJEMEN
Masih berkaitan teori manajemen, namun kali ini berdasarkan falsafat. Adapun penjelasannya yaitu :
Filsafat Idealisme
Merupakan suatu keadaan amat sempurna yang menjadi pola dari segala sesuatu yang kita dapati di
dunia ini. Filsafat ini diterapkan dalam manajemen marxis dan codetermination yang populer di
Negara Sosialis, Jerman dan Skandinavia.
Filsafat Realisme
Menyatakan bahwa dunia ini dan segala sesuatu yang terdapat didalamnya adalah kenyataan yang
tidak dapat dibantah. Filsafat ini beriringan dengan revolusi industri Inggeris yang disusun Frederick
W. taylor.
Filsafat Neo-Thomisme
Filsafat Neo-Thomisme menyatakan bahwa kenyataan itu rasio, keadaan dan Tuhan, sedangkan
kebenaran adalah intuisi, segala sesuatu yang masuk akal dan yang diwahyukan Tuhan. Banyak
dipraktikan oleh manajemen katholik yang merujuk pada bible.
Filsafat Eksistensialisme
Kenyataan adalah eksistensi atau keadaan yang menyerupai itu, kebenaran adalah pendapat yang
sejalan dengan pandangan pribadi seseorang. Peran manusia menjadi perhatian utama.
Filsafat Pragmatisme
Filsafat Pragmatisme adalah pengalaman dan segala sesuatu yang dapat dialami oleh manusia,
keberanaran dapat dilihat dari pendapat umum. Banyak merujuk pada manajemen yang berlaku
umum melaui opini publik.
F. JENIS-JENIS MANAJEMEN
Dalam sebuah perusahaan, secara umum terbagi menjadi empat jenis yaitu : Manajemen Sumber
Daya Manusia (SDM), Manajemen Operasional, Manajemen Pemasaran, dan Manajemen Keuangan.
Adapun bidang-bidang dalam manajemen (jenis manajemen lainnya) antara lain yaitu :
Keahlian Manajemen
Manajemen Biaya
Manajemen Constraint
Manajemen Enterpise
Manajemen Fasilitas
Manajemen Integrasi
Manajemen Keuangan
Manajemen Komunikasi
Manajemen Kualitas
Manajemen Mikro
Manajemen Organisasi
Manajemen Pandangan
Manajemen Pemasaran
Manajemen Pendidikan
Manajemen Pengadaan
Manajemen Pengeluaran
Manajemen Pengetahuan
Manajemen Pergantian
Manajemen Pergantian
Manajemen Personalia
Manajemen Pertunjukkan
Manajemen Produksi
Manajemen Program
Manajemen Proses
Manajemen Proyek
Manajemen Resiko
Manajemen Sakit
Manajemen Sistem
Manajemen Strategis
Manajemen Stress
Manajemen Waktu
Kesimpulan.......
Dari berbagai penjelasan mengenai pengertian manajemen, dapat kita simpulkan bahwa manajemen
adalah suatu keahlian untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi penggunaan sumber daya
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.
Teori Teori Manajemen | Kelebihan dan Kekurangannya
Teori Manajemen
Teori Manajemen
Teori manajemen berkembang dengan sangat cepat terutama dengan adanya berbagai studi
yang dilakukan oleh banyak perguruan tinggi yang kemudian menghadirkan berbagai teori
manajemen dari beberapa aliran.
Teori manajemen yang memiliki aliran klasik ini menyatakan bahwa manajemen sesuai
dengan fungsi fungsi yang terdapat pada manajemen.
Teori manajemen klasik tak lepas dari birokrasi yang berdasarkan pada dasar hierarki.
Oleh karenanya pada aliran klasik ini terdapat pembagian kerja, struktur organisasi, hierarki
proses fungsional serta pengawasan.
Prinsip teori manajemen aliran klasik ini pertama kali muncul dikarenakan adanya revolusi
industri pada abad 18 yang terjadi di Inggris.
Kala itu parah ahli memberi perhatian lebih kepada masalah masalah yang muncul dalam
bidang manajemen dikalangan industri, usahawan maupun masyarakat.
Teori manajemen klasik ini memiliki beberapa kelebihan dan sekaligus beberapa kelemahan.
1. Teori Manajemen Aliran Klasik kurang maksimal untuk dapat diterapkan pada
kondisi yang kompleksitasnya sangat tinggi seperti akhir akhir ini
2. Kurangnya aspek sosial terutama yang menyangkut kebutuhan kebutuhan terkait
pekerja sebagai manusia. Teori ini tidak melihat adanya ketegangan ketegangan yang
muncul akibat kebutuhan pekerja yang tidak bisa dipenuhi. Manajer hanya fokus
untuk memperhatikan segi fisik dan materi.
3. Motivasi hanya mengarah pada ekonomi semata, sering kali terjadi pemutusan tenaga
kerja hanya untuk memperoleh tingkat produktifitas yang diinginkan
4. Adanya keterbatasan dan sempitnya fokus terhadap efisiensi dari perspektif penting
yang lain. Perspektif yang menganggap remeh peran serta individu indiviu yang ada
dalam organisasi
Teori manajemen aliran perilaku atau yang juga diistilahkan dengan aliran hubungan manusia
memusatkan segala kajian kepada aspek manusia serta perlunya memahami karakter
manusia.
Aliran perilaku ini mempergunakan disiplin ilmu sosiologi dan psikologi dalam
penerapannya.
Teori manajemen aliran perilaku ini menyadari betapa pentingnya hubungan antar personal
dalam organisasi.
Hawthrone mengemukakan bahwa insentif tidak lebih berpengaruh dari kondisi sosial yang
sedang dialami pekerja sama seperti halnya tekanan dari kelompok, atau penerimaan rasa
yang aman.
Aliran perilaku ini muncul dikarenakan pada pendekatan aliran klasik, efisiensi dalam
produksi dan keserasian kerja tidak bisa diperoleh.
Manajer masih banyak menghadapi berbagai kesulitan karena umumnya pekerja tidak selalu
bisa mengikuti pola pola perilaku rasional.
Oleh karenanya dilakukan upaya untuk membantu manajer dalam mengatasi masalah yang
timbul karena perilaku pekerja
Teori manajemen aliran klasik dianggap tidak lengkap karena efisiensi produk dan
keharmonisan dengan pekerja tidak bisa tercapai.
Didalam organisasi, manusia tidak bisa dengan mudah untuk diramalkan tingkah lakunya.
Maka teori ini menghubungkan permasalahan tersebut dengan sisi psikologis dan sosiologis.
1. Dapat meningkatkan hubungan antar personal dan kesedaran yang penuh bahwa
setiap organisasi dapat berjalan dan bisa meraih tujuannya dengan dukungan penuh
dari masing masing individu dalam kelompok, tidak hanya peran dari seorang manajer
semata
2. Teori aliran perilaku memberi pemahaman manajemen tidak hanya untuk hal hal
teknis semata, tetapi juga harus mengetahui aspek manusia sebagai individu dalam
organisasi, maka seorang manajer atau pimpinan sangat penting untuk menguasai
manajemen manusia
1. Apabila moralitas yang ada pada organisasi luntur, bisa jadi hubungan antar personal
menjadii tak efektif lagi. Kompleksnya perilaku individu manusia yang ada pada
organisasi terkadan sering menyulitkan manajer untuk mengambil sebuah tindakan
Pada teori manajemen ini mempergunakan ilmu statistik dan matematika dalam
mengembangkan teori teorinya.
Aliran manajemen ilmiah menyatakan masalah masalah manajemen bisa dijelaskan dengan
pendekatan kuantitatif.
Beberapa ciri ciri teori manajemen aliran manajemen ilmiah bisa dilihat sebagai berikut:
Mempergunakan prinsip dan cara kerja keilmuan sebagai percobaan dan penyelidikan
yang juga ilmiah.
Produktivitas yang meningkat sebagai hasil dari kerja yang efektif dan juga efisien.
Hasil ataupun cara kerjanya bisa memenuhi tuntutan kebutuhan yang semakin
meningkat.
Dalam teori ini juga diusahakan optimasi yang melalui pendekatan ilmiah agar menghasilkan
hasil semaksimal mungkin dengan cara yang paling efisien.
Didalam aliran ini terdapat koreksi terhadap aktivitas yang tidak efisien, kurang terstrukture
atau bahkan tidak dibutuhkan.
1. Konflik internal bisa terjadi karena adanya persaingan antar personal individu dalam
organisasi
2. Aspek sosial para pekerja kurang diperhatikan
Aliran analisis sistem ini fokus terhadap pemikiran pada permasalahan yang berkaitan dengan
bidang lain dialam pengembangan teorinya.
Analisis Sistem merupakan penguraian atas suatu sistem informasi yang lengkap kedalam
bagian bagian komponen yang bermaksud untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi
masalah, kesempatan, hambatan serta kebutuhan yang nantinya bisa diusulkan adanya
perbaikan.
Pada teori manajemen ini mengemukakan suatu proses dalam mengumpulkan serta
mengintepretasikan kenyataan yang ada, mendiagnosa segala persoalan serta
mempergunakan keduanya untuk memperbaiki sistem.
5. Aliran Manajemen Berdasarkan Hasil
Aliran ini pertama kali dikenalkan oleh Peter Drucker disekitar tahun 1950an, Aliram
manajemen ini fokus pada pemikiran hasil hasil yang diperoleh, bukan kepada interaksi atas
aktivitas karyawan.
Teori manajemen berdasarkan hasil memiliki tujuan untuk meraih hasil yang optimal
berdasarkan pada perjanjian yang terukur dan jelas dibuat dimuka.
Manajemen menetapkan prioritas dan tujuan menentukan dan membuat sumber daya yang
diperlukan tersedia.
Didalam Aliran berdasarka hasil, terdiri atas langkah langkah seperti berikut
Teori aliran manajemen mutu fokus terhadap pemikiran atas usaha usaha dalam meraih
kepuasan konsumen.
Jadi fokus utama manajemen mutu adalah PELANGGAN sebagai pihak yang bisa
menyebutkan apakah produk yang dihasilkan bermutu atau tidak bermutu.
Manajemen mutu merupakan aspek dari semua fungsi manajemen yang melaksanakan
kebijakan mutu dan juga merupakan filsafat budaya organisasi yang lebih menekankan
kepada usaha menciptakan mutu yang konsisten melalui tiap tiap aspek didalam kegiatan
perusahaan.
Manajemen mutu sangat membutuhkan figur kepemimpinan yang bisa memotivasi karyawan
supaya bisa memberikan usaha dan kontribusi yang maksimal kepada organisasi.
Hal ini bisa dijalakan dengan memahami dan menjiwai bahwa mutu produk yang dihasilkan
bukan hanya tanggung jawab pimpinan semata, melainkan tanggung jawab semua anggota
yang ada didalam organisasi.
Standar mutu yang diinginkan membutuhkan kesepakatan serta partisipasi penuh dari semua
anggota organisasi, sedangkan manajemen mutu tanggung jawabnya terdapat pada puncak
pimpinan
Teori lain yang dapat membantu proses produksi perusahaan adalah teori manajemen. Apa itu
teori manajemen? Teori manajemen merupakan sebuah kumpulan ide-ide yang ditetapkan
aturan umum tentang bagaimana mengelola sebuah bisnis atau organisasi.
Artikel Lain : Apa itu Sistem Pengendalian Manajemen? Definisi dan Karakteristiknya
Fokus utama teori manajemen ini adalah perilaku manusia yang beragam dan paling
kompleks dibanding dengan komputer canggih. Selain itu kemampuan manusia yang tidak
dimiliki mesin juga menjadi alasan lain mengapa ada teori manajemen.
Teori Manajemen
Karena yang menjadi fokus adalah manusia maka banyak sekali ide-ide yang dikemukakan
oleh para ahli. Teori manajemen yang mereka sampaikan menyediakan kerangka kerja bagi
strategi manajemen yang efektif. Dimana teori ini bisa diterapkan di tempat kerja modern
untuk memotivasi dan membawa yang terbaik dari karyawan.
Agar dapat menyesuaikan dengan kondisi karyawan sudah sangat biasa bagi manajer untuk
menggunakan lebih dari satu teori dalam rangka mencapai produktivitas atau tujuan
organisasi. Sehingga sangat penting bagi manajer untuk memahami teori-teori yang berbeda
dan tahu bagaimana menerapkan mereka.
Berikut ini adalah enam teori manajemen populer yang biasa digunakan dan disampaikan
oleh para manajemen ahli
Frederick Taylor mengembangkan teori manajemen ilmiah yang memeiliki ciri khas pada
tugas-tugas yang spesifik dan terukur bagi karyawan. Tugas yang diberikan cukup sederhana
dan dibagi secara merata untuk setiap karyawan.
Pekerja juga dihargai dan dinilai dari hasil pekerjaannya tersebut. Biasanya penghargaan
yang diberikan berupa dana intensif atau bonus.
Pada teori ini manusia bisa dibilang sebagai ‘tikus percobaan’ yang akan menurut jika
diberikan apa yang diinginkan. Pendekatan ini akan bekerja dengan baik untuk organisasi
dengan lini perakitan dan mekanistik atau pada kegiatan produksi rutin yang lain.
Pada dasarnya, teori kontingensi menegaskan bahwa ketika manajer membuat keputusan,
mereka harus memperhitungkan semua aspek. Kemudian bertindak pada aspek-aspek yang
merupakan kunci untuk menangani situasi tersebut.
Artinya gaya manajemen terbaik itu tergantung dengan situasi dan keadaan lingkungan.
Sehingga manajemen dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai masalah. Sebagai contoh,
dalam memanajemen rumah sakit atau universitas, gaya kepemimpinan manajemen terbaik
adalah yang lebih partisipatif dan fasilitatif.
Max Weber menghiasi teori manajemen ilmiah dengan teori birokrasi nya. Weber berfokus
pada membagi organisasi menjadi hirarki, membangun garis yang kuat dari otoritas dan
kontrol. Dia menyarankan organisasi mengembangkan prosedur operasi standar
komprehensif dan rinci untuk semua tugas dirutinkan.
Atau bisa dikatakan karyawan yang berada dibawah manajemen harus menuruti aturan atau
keputusan yang diberikan pihak manajemen.
Pada teori ini perhatian lebih manajemen tertuju kepada individu dan kemampuan unik
mereka dalam organisasi. Karena Elton Mayo meilihat bahwa perilaku manusia dapat
mempengaruhi jalannya perusahaan.
Teori ini juga percaya bahwa organisasi akan makmur jika pekerjanya makmur juga.
Sehingga departemen Sumber Daya Manusia sering ditambahkan ke organisasi. Gunanya
adalah memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh berbagai individu dalam bentuk
kerjasama.
Ilmu-ilmu perilaku memainkan peran yang kuat dalam membantu untuk memahami
kebutuhan pekerja dan bagaimana kebutuhan organisasi dan para pekerja bisa selaras lebih
baik. Teori ini juga menjadi dasar munculnya teori-teori manajemen lainnya seperti teroi X
dan Y.
Teori sistem ini menerapkan alur kerja yang digunakan pada sebuah sistem. Artinya
manajemen saling berkoordinasi satu sama lain dengan berbagai depertemen berbeda. Dari
koordinasi seperti ini manajemen akan memiliki pandangan yang lebih luas terhadap suatu
permasalahan.
Artikel Lain : Materi Lengkap Pengantar Manajemen
Teori dari Douglas McGregor ini disebut juga dengan teori manajemen individu dimana
dalam pengelolaannya sangat dipengaruhi oleh keyakinan tentang sikap pekerja. Manajer
yang percaya pekerja secara alami kekurangan ambisi dan perlu insentif untuk meningkatkan
produktivitas bersandar ke arah gaya manajemen Teori X.
Sedangkana teori Y digunakan untuk para pekerja yang dipercaya secara alami semangat dan
bertanggung jawab. Perbedaan kedua teroi ini adalah pada nilai-nilai Teori X sering
menggunakan gaya kepemimpinan otoriter, kemudian pemimpin Teori Y mendorong
partisipasi dari pekerja.
Secara sederhana teori ini memberikan kendali penuh bagi pekerja yang ‘malas’ dan
memberikan apresiasi bagi pekerja yang produktif.
Nah itulah tadi beberapa teori manajemen yang populer digunakan oleh para manajer
diberbagai perusahaan. Teori ini dapat kita sesuaikan dengan keadaan dan situasi pada
perusahaan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat, cukup sekian dan sampai jumpa pada
artikel selanjutnya, terima kasih banyak.
Teori-teori manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut.
Charles berpendapat bahwa meningkatnya produktivitas dan menurunnya biaya produksi karena
dalam proses kerja menerapkan prinsip-prinsip ilmiah. Di samping itu kerja sama antar karyawan,
pimpinan, dan pemilik perusahaan dapat memajukan perusahaan.
Tokohnya adalah Hugo Musterberg (1863-1916). Aliran perilaku disebut juga aliran manajemen
hubungan manusia. Aliran ini menekankan pada aspek manusia, dan perlunya seorang manajer
memahami manusia.
Aliran manajemen modern dibangun atas dasar manajemen ilmiah yang dikenal sebagai aliran
manajemen kuantitatif.
Pada subbab ini, kalian akan mempelajari prinsip, fungsi, dan bidang-bidang manajemen.
06.07
A. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan berbagai aktifitas baik fisik maupun psikis
guna memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara maksimal. Salah satu aktifitas itu
ditujukan sebagai sebuah proses untuk menyelesaikan tugas yang diakhiri dengan sebuah karya yang
dapat dinikmati oleh manusia. Sejak manusia pertama ada, adalah sunatullah danya sifat untuk
saling bergantung dan melengkapi kebutuhan antara satu dengan yang lain, hal ini dimaksudkan
agar tujuan dalam hidup dapat lebih mudah tercapai. Dari rasa saling membutuhkan ini muncul
keinginan untuk bekerja sama. Dari kerja sama ini kemudian muncul keinginan untuk dapat
mengatur, merencanakan, dan mengevaluasi tujuan kerja sama yang sejak awal dicitakan hingga
terbentuklah satu sistem manajemen yang disepakati untuk mengatur semua anggotanya.
Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan atau tata cara penting
dalam meneliti, menganalisa dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan manajer. Pada
manfaat yang lebih besar, diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap rung lingkup dan
perkembangan teori manajemen.
Salah satu teori manajemen yang berkembang adalah teori manajemen modern.
Pada perkembangan peradaban manusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu Eksakta, yaitu ilmu yang mempelajari setiap / seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya
yang erat hubungannya dengan alam dan isinya secara universal mempunyai sifat yang pasti serta
tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu. Misal Fisika, Kimia, Biologi.
2. Ilmu Sosial / Non Eksakta, yaitu ilmu yang memeplajari seluruh gejala manusia dan
eksistensinya dalam hubungannya setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Misal ekonomi, psikologi, hokum dan lain-lain.
3. Ilmu Humaniora, yaitun kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni. Missal
seni tari, lukis, sastra, suara dan lain-lain.
Ilmu manajemen merupakan salah satu ilmu social yang mulai berkembang tahun 1800,
dengan aliran atau teori klasik yang pertama kali muncul. Berkembangnya teori klasik dengan banyak
tokoh dan pandangan, masih memunculkan ketidakpuasan bagi sekelompok dan tokoh yang lain
sehingga muncul aliran atau teori baru yaitu Neo-Klasik. Dan seiring perkembangan juga perubahan
kebutuhan yang serba cepat, praktis dan efisien, munculahl kembali aliran atau teori baru yaitu
manajemen modern.
Munculnya teori Modern lebih kepada aliran kuantitatif yang merupakan gabungan dari
Operation Research dan Management Science. Aliran ini merupakan berkumpulnya para sarjana
matematika, fisika, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih
kompleks. Pada awalnya tim sarjana yang berasal dari Inggris dan Amerika Serikat, yang lebih
dikenal dengan sebutan “OR Tema” digunakan untuk memecahkan masalah pada saat perang. Dan
sesudah perang Dunia II tim ini dimanfaatkan untuk memecahkan masalah yang ruwet dalam bidang
industry, seperti bidang transportasi dan komunikasi.
Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang member perhatian pada hubungan manusia. Oleh
karena itu sangat cocok digunakan untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat
menjawab masalah-masalah social individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur Operation Research lebih diformasikan menjadi
aliran IImu Manajemen Modern dan pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-
masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, dapat memberi pemecahan
masalah yang lebih berdasar rasional bagi para manajer dalam membuat keputusannya. Teknik-
teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting,
seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi
pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Meski dengan
berkembangnya ilmu ini juga memiliki sisi kelemahan.
Manajemen modern berkembang dalam dua aliran. Aliran pertama merupakan pengembangan dari
aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai Perilaku Organisasi. Aliran kedua dibangun atas
dasar ilmiah dikenal sebagai aliran Kuantitatif (Operation Research dan Management Science atau
manajemen Operasi).
Perkembangan aliran Perilaku Organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang
perilaku manusia dan sistem social. Tokoh-tokoh aliran Perilaku Organisasi antara lain :
a. Abraham Maslow, yang mengemukakan adanya idquo, yaitu Ego dan Super Ego, dan Hirarki
Kebutuhan Manusia, dalama penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika motivasi.
c. Frederick Herzberg, yang mengemukakan teori motivasi higienis dan teori dua factor.
Frederick Herzberg (Hasibuan, 1990 : 177) mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua faktor
yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu
kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan
aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan
memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.
Menurut Hezberg, faktor-faktor seperti kebijakan, administrasi perusahaan, dan gaji yang memadai
dalam suatu pekerjaan akan menentramkan karyawan. Bila faktor-faktor ini tidak memadai maka
orang-orang tidak akan terpuaskan (Robbins,2001:170).
Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi
bawahan (Hasibuan, 1990 : 176) yaitu :
a. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan
berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya
pengakuan atas semua itu.
b. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama pada faktor yang bersifat embel-embel
saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat dan lain-lain sejenisnya.
c. Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif
pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor
yang merupakan kebutuhan, yaitu :
b. Motivation Factors. Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang
yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini berhubungan dengan
penghargaan terhadap pribadi yang berkaitan langsung denagn pekerjaan.
d. Robert Blak dan Jane Mounton, yang membahas lima gaya kepemimpinan dan kisi-kisi
manajerial (managerial grid).
Menurut Blake dan Mouton, ada empat gaya kepemimpinan yang dikelompokkan sebagai gaya yang
ekstrim, sedangkan lainnya hanya satu gaya yang dikatakan ditengah-tengah gaya ekstrims tersebut.
Gaya kepemimpinan dalam managerial gris itu antara lain sebagai berikut:
a. Gris 1. manager sedikit sekali usahanya untuk memikirkan orang-orang yang bekerja dengan
dirinya, dan produksinya yang seharusnya dihasilkan oleh organisasinya. Dalam menjalankan tugas
manager dalam gris ini menganggap dirinya sebagai perantara yang hanya mengkominikasikan
informasi dari atasan lepada bawahan.
b. Gris 2. Manager mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan baik produksinya
maupun orang-orang yang bekerja dengannya. Dia mencoba merencanakan semua usaha-usahanya
dengan senantiasa memikirkan dedikasinya pada produksi dan nasib orang-orang yang bekerja
dalam organisasinya. Manager yang termasuk gris ini dapat dikatakan sebagai “manager tim” yang
riel (the real team manager). Dia mampu untuk memadukan kebutuhan-kebutuhan produksi dengan
kebutuhan=kebutuhan orang-orang di organisasinya.
c. Gris 3. Ini gaya kepemimpinan dari manager, ahíla mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi
untuk selalu memikirkan orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Tetapi pemikirannya
mengenai produksi rendah. Manager semacam ini sering dinamakan pemimpin club (the Country
club management), Manajer ini berusaha menciptakan suasana lingkungan yang semua orang bias
bekerja rilek, bersahabat, dan bahagia bekerja dalam organisasinya. Dalam suasana seperti ini tidak
ada satu orang pun yangmau memikirkan tentang usaha-usaha koordinasi guna mencapai tujuan
organisasi.
d. Grid 4. Ini kadangkala manajer disebut sebagai manajer yang menjalankan tugas secara otokratis
(autocratictask managers). Manager semacamini hanya maua memikirkan tentang usah peningkatan
efisiensi pelaksanaan verja, tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa tanggung jawabnya pada
orang-orang yang bekerja dalam organisasinya.dan lebih dari itu gaya kepemimpinannya lebih
menonjolkan otokratisnya.
e. Gris 5. Dalam hal ini manager mempunyai pemikiran yang médium baik pada produksi maupun
pada orang-orang. Dia berusaha mencoba menciptakan danmembina moral orang-orang yang
bekerja dalam organisasi yang di pimpinnya, dan produksi dalam tingkat yang memadai, tidak
terlampau mencolok. Dia tidak menciptakan target terlampau tinggi sehingga sulit dicapai, dan
berbaik hati mendorong orang-orang untuk bekerja lebih baik.
a. Rensistlikert, yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara ekstensive mengenai
Empat Sistem Manajemen, diantaranya Exploitif-Otoritatif sampai Partisipatif Kelompok.
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan
prinsip).
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan
sangat dibutuhkan.
c. Chris Argyris, yang memandang organisasi sebagai sistem social atau sistem hubungan antar
budaya.
d. Edgar Schein, yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan lain-lainnya.
Prinsip-prinsip Dasar Perilaku Organisasi dalam Manajemen Modern yang dikemukakan oleh
beberapa tokoh tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan
prinsip).
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan
harus sesuai dengan situasi.
Perkembangan aliran Kuantitatif (Operation Research dan Management Science atau manajemen
Operasi), ditandai dengan berkembangannya tim riset operasi (operation research) dalam
pemecahan masalah-masalah industry di Inggris pada Perang Dunia ke-2. Riset operasi kemudian
diformulasikan dan disebut aliran Management Science yang berfungsi untuk Penganggaran Modal,
Manajemen aliran kas, Scheduling production, pengembangan strategi produksi, perencanaan
pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan lain-lain.
Banyak perusahaan yang telah mengaplikasikan teori modern dalam sistem manajemennya,
terutama untuk berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash
flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia
dan sebagainya. Hal ini untuk efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Meskipun teori ini memiliki
kelemahan karena sisi kemanusiaan yang mulai tergeser.
Guna meminimalisir kekurangan dari teori ini, banyak perusahaan menggabungkan beberapa teori
manajemen baik klasik, neo klasik maupun modern. Pencapain tujuan bersama organisasi dapat
terakomodir, sehingga diharapkan kepuasan dapat dicapai oleh masing-masing anggota dari suatu
organisasi atau perusahaan.
Bimasatria
Des '17
Teori manajemen modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang
berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka yang harus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya.
A. Pedekatan Proses
Dalam pendekatan proses tokohnya adalah Harold Koontz (1909-1984) dalam artikelnya
“Management Jungle Theory”
B. Pendekatan Sistem
Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi yang tak
terpisahkan. Organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternal dalam pengertian luas. Sebagai
suatu pendekatan sistem, manajemen meliputi sistem umum dan sistem khusus serta analisis
tertutup maupun terbuka.
Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan
sosiopsikologis.
Pendekatan sistem manajemen khusus meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi,
sistem informasi dan mekanisme perencanaan serta pengawasan.
Dalam pendekatan sistem manajemen khusus, membagi suatu sistem manjadi dua yaitu :
Pertama sistem tertutup dimana system tidak dipengaruhi dengan adanya interaksi lingkungan
eksternalnya , kemudian
Chester Barnard mengatakan bahawa suatu organisasi adalah sebuah sisitem terbuka dan
berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya
Von Bertalanffy mengatakan bahwa sebuah sisitem terdiri dari subsistem yang saling berkaitan
dan berinteraksi melalui sinergi membentuk sebuah system.
C. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek nyatanya.
Biasanya terdapat perbedaan antara teori dengan praktek, oleh karena itu harus memperhatikan
lingkungan sekitarnya.
Kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda. Muncul
aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation Research dan
Management Science.
Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika, fisika, dan sarjana eksakta lainnya dalam
memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini dikenal dengan sebutan "Tim
Operation Research” dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri.
Masalah-masalah komples yang memerlukan Operation Research ini antara lain di bidang
transportasi dan komunikasi. Dengan adanya kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur
Operation Research lebih diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modern.
Dengan adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih rasional
kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini
membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal
penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan
produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.
Tokoh dalam pendekatan kontingensi adalah Lawrence dan Lorsch dalam bukunya berjudul “
Developing Organizations : Diasgnosis and action” tahun 1969 menitikberatkan pada kebutuhan
akan pengkajian dan analisis yang menyeluruh terhadap lingkungan organisasi.
Peter Drucer menerbitkan sebuah buku yang berjudul ”Practice of Management”, menerapkan
tentang bagaimana memformulasikan strategi berdasarkan situasi yang ada dan kemungkinan
perubahan yang terjadi.
Mintzberg (1979)
Mereka memperkenalkan sebuah model ssstem manajemen komprehensif yang didasarkan pada
gaya manajemen perusahaan jepang, yang dikenal sebagai model Total Quality Management (TQM).
Model ini menggunakan pendekatan statistik untuk menganalisis variabilitas proses produksi
dalam upaya meningkatkan kualitas produksi secra berkesinambungan. Juran menyebutkan bahwa
perusahaan saat ini belum banyak yang mampu dan mengerti bagaimana mengelola kualitas.
Ada tiga langkah yang disarankan oleh Juran dalam Quality Management yaitu : Sructured annual
improvement, major training programme, and upper management leadership.
Crosby
Crosby mengemukakan konsepnya yang disebut sebagai Zero Defect. Dalam konsep Zero Defect
menyatakan bahwa kualitas adalah sesuatu yang tidak bisa dikopromikan. Oleh karen itu Crosby
memperkenalkan istilah baru yang disebut quality cost atau biaya kualitas,
Dalam pendekatan tersebut disebutkan bahwa dalam menerapkan manajemen kualitas sebuah
perusahaan harus berupaya mencapai zero defect atau kualitas maksimal.
William Ouchi, dalam bukunya “Theory Z -How America Business Can Meet The Japanese
Challenge (1981)", memperkenalkan teori Z untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku
Organisasi Jepang.
Teori Z perusahaan diantaranya adalah : hubungan perusahaan dengan karyawan yang dekat,
system penggajian dan serikat pekerja yang unik serta perekrutan karyawan baru yang biasanya
mempunyai hubungan jangka panjang.
Tipe pengambilan keputusan pada teori ini biasanya bersifat kolektif dengan melibatkan karyawan
pada setiap prosesnya. Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi.
Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika disebut
perusahaan tipe Amerika
Pendekatan utama dari excellence management adalah mengarahkan semua sumber daya
perusahaan unuk mencapai sesuatu yang excellence.
Tokohnya adalah Peter dan Waterman (tahun 1980) melalui buku yang berjudul “In Search of
Excellence”. Menurut mereka sebuah perusahaan tidak cukup hanya menjadi sebuah perusahaan
yang effective organizations namun juga harus bisa mencapai excellence organization melalui
perbaikan yang terus menerus pada setiap aspek kualitas organisasi.
Menurut David Kolzow terdapat beberapa komponen kunci untuk bisa menjadi organisasi yang
excellence. Hal tersebut dikenal dengan istilah The Twelve “C”S” of Excellence Management , yaitu :
Competencies
Menjelaskan tentang bagaimana kekuatan ,kelemahan, dan kompetensi dari suatu organisasi
Culture
Pembentukan atau berdirinya organisasi untuk menjadi excellence (mencapai kinerja yang baik)
Customer –Driven
Memberikan dan melaksanakan pelatihan dan mewujudkan tujuan manajemen yang efektif
Change management
Collaboration
Communication
Suatu organisasi akan mencapai yang lebih baik apabila melaksanakan peningkatan dalam
komunikasi
Creative solution
Choices
Checking Up
Membuat standar kinerja dan penetapan keluaran, tanggung jawab dan system evaluasi untuk
memastikan pencapaian kinerja sesuai tujuan organisasi
Cheering on
Dalam perkembanganya pemikiran manajemen modern terdapat beberapa pendekatan yang terkait
dengan upaya untuk menentukan beberapa prediksi hubungan antara tindakan, hasil dan situasi,
antara lain :
Pendekatan ini bermaksud untuk menjembatani gap yang ada antara teori dan praktek.
Ada tiga bagian utama dalam kerangka konseptual menyeluruh untuk pendekatan kontingensi yaitu :
lingkungan**, konsep-konsep dan teknikteknik manajemen, dan hubungan kontingensi antara
keduanya.
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu
kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Sebagai suatu prinsip
fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Ini secara sederhana berarti bahwa
segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling tergantung.
Dalam penggunaannya, pendekatan sistem dibedakan menjadi dua, yaitu sistem tertutup dan sistem
terbuka. Pendekatan sistem tertutup biasanya digunakan oleh para teoritisi klasik, mereka
memusatkan pada hubunganhubungan dan kosistensi internal, yang dicerminkan oleh prinsip-
prinsip seperti kesatuan perintah, rentang kendali, serta persamaan wewenang dan tanggung jawab.
Dynamic Engagement Approach menekankan pada hubungan organisasi modern yang intensif dan
memiliki intensitas waktu yang menekankan pada hubungan antar karyawan dalam organisasi.
Menurut Altons mengemukakan bahwa dynamic engagement approach terdiri dari beberapa proses,
yaitu :
Interactive process
Perceptual experience
Perceptual system
Perceptual discrimination
Development experience
Dalam dynamic engagement approach Terdapat 6 (enam) tema yang berbeda dalam teori
manajemen, yaitu :
Manajer harus bisa berinteraksi dengan para manajer lain untuk menciptakan kerja sama dalam
menghadapi suatu kondisi yang terjadi dibawah kendali organisasi
Fokus perhatian pada nilai-nilai yang dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi.
Budaya organisasi terdiri dari nilainilai dan nilai-nilai tersebut tercipta dari orang-orang yanag
adadi luar organisasi
Nilai termasuk sebuah excellence maka nilai ini merupakan konsep dan ethics
Perubahan tersebut akan membawa ke arah yang lebih baik menuju excellence management
Berusaha untuk mencari kreativitas yang potensial untuk para pekerja dan juga untuk manajer
sendiri
Menurut Peter yang menyampaikan suatu konsep “liberation management” yang merupakan
suatu tantangan yang ditemui dalam organisasi untuk menjadi orang-orang yang kreatif
Michael Hammer dan James mengemukakan konsep tentang Reengeneering dalam organisasi
untuk menjadi lebih baik
Menunjukkan bahwa bermacam-macam prespective dan nilai-nilai yang berbeda dari setiap
orang dilihat dari latar belakang budayanya
Quality ;
Bagaimana manajer dalam organisasi harus bisa menciptakan produk dan servis yang maksimal
Merupakan tanggung jawab bersama dan yang diharapkan oleh pelanggan dan pemberian
pelayanan yang kompetitif
TQM merupakan dimensi yang dinamis dari manajemen karena kualitas yang selalu menjadi target
atau tujuan dari organisasi