Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar
dan teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan
untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu
senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI
setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar
kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur
antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam
sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30)
Vulva Hygiene merupakan salah satu Pemenuhan Kebutuhan Personal
Hygiene yang biasa diberikan pada pasien wanita yang tidak dapat melakukan
vulva hygiene sendiri karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan.
Dalam pelaksanaannya, Vulva hygiene mempunyai prosedur tetap yang
dilakukan secara teoritis yang merupakan tindakan keperawatan yang memerlukan
strategi pelaksanaan.
Masa nifas adalah masa dua jam setelah lahirnya placenta sampai enam
minggu berikutnya. Perawatan ibu nifas meliputi: pemenuhan sehari-hari,
memeriksa payudara, uterus, lokea, perineum (luka episiotomy dan hemoroid),
kandung kencing dan psikis ibu, menganjurkan untuk mobilisasi dini
(Manuaba,1999:150). Salah satu bentuk mobilisasi setelah bersalin adalah senam
nifas yang sangat penting untuk mengembalikan tonus otot-otot perut (Iis
Sinsin,2008:119).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perawatan payudara?
2. Apa yang dimaksud dengan teknik menyusui yang benar?
3. Apa yang dimaksud dengan vulva hygiene?
4. Apa yang dimaksud dengan senam nifas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perawatan payudara.
2. Untuk mengetahui pengertian teknik menyusui yang benar
3. Untuk mengetahui pengertian vulva hygiene.
4. Untuk mengetahui pengertian senam nifas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perawatan Payudara
1. Konsep tentang Payudara Selama Kehamilan
Pembesaran, peningkatan sensitivitas, padat dan dada terasa padat
merupakan tanda awal dari kehamilan, sebagai respon dari terhadap
peningkatan estrogen dan progesteron. Tanda diatas merupakan tanda
presumtif dari kehamilan. Tarjadinya perubahan sensitivitas berkisar dari
rasa tegang hingga nyeri. Puting dan areola menjadi hiperpigmentasi dan
puting menjadi lebih tegang dan menonjol (Lowdermilk, 1995 hal 193).
Pembesaran dari kelenjar sebaseus terbanyak di daerah areola yang disebut
dengan Montgomery’s tubercles. Yang melingkar disekitar areola.
Kelenjar ini mempertahankan puting tetap basah sebagai lubrikasi selama
minum ASI. Kelembutan dari nipple akan terancam jika puting susu
dibersihkan dengan sabun.
Selama kehamilan trimester kedua hingga ketiga perkembangan kelenjar
mama akan progresiif yang menyebabkan payudara membesar lebih cepat.
Kadar hormon luteal dan plasenta akan terjadinya proliferasi dari kelenjar
ductus lactiferus dan jaringan lobus alveoral. Sehingga pada palpasi payudara
secara umum ditemukan nodul yang agak keras. Pengembangan jaringan
connective menyebabkan terjadinya jaringan menjadi lembut dan longgar.
Meskipun perkembangan mamae sudah sempurna pada pertengahan masa
kehamilan, namun laktasi tetap terhambat hingga penurunan kadar estrogen
pada saat menjelang kelahiran. Pada saat itu akan dijumpai kondisi mamae
yang kulitnya tipis, tranparan, dan mengeluarkan materi yang agak kental
( pre kolestrum ). Prekolstrum ini sudah bisa ditemukan dalam sel asini pada
bulan ketiga dari kehamilan
Colestrum merupakan cairan yang berwarna putih kekuningan dan
oranye yang merupakan bentuk mula dari ASI.

3
2. Pengertian Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
sadar dan teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil
dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum
3. Manfaat Perawatan Payudara Selama Hamil
Perawatan payudara hendaknya dilakukan sedini mungkin selama
kehamilan dalam upaya mempersiapkan bentuk dan fungsi payudara
sebelum terjadi laktas. Jika persipan kurang dapat terjadi gangguan
penghisapan pada bayi akibat ukuran puting yang kecil atau mendelep.
Akibat lain bisa terjadi produksi Asi akan terlambat serta kondisi kebersihan
payudara ibu tidak terjamin sehingga dapat membahayakan kesehatan bayi.
Dipihak ibu, akibat perawatan yang kurang pada saat persalinan ibu belum
siap menyusui sehingga jika bayi disusukan ibu akan merasakan geli atau
perih pada payudaranya.
4. Akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara
Berbagai dampak negatif dapat tibul jika tidak dilakukan perawatan payudara
sedini mungkin. Dampak tersebut meliputi :
1. Puting susu mendelep
2. Anak susah menyusui
3. ASI lama keluar
4. Produksi ASI terbatas
5. Pembengkakan pada payudara
6. Payudara meradang
7. Payudara kotor
8. Ibu belum siap menyusui
9. Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet.
5. Persiapan untuk perawatan payudara selama hamil.
1. .Persipan Alat :
2. Minyak kelapa .
3. Kapas
4. Handuk.

4
5. Waslap.
6. Air dalam kom .
6. Cara perawatan payudara:
1. Kompres puting susu dengan kapas minyak 2 menit untuk melemaskan
sekaligus mengangkat kotoran pada puting susu
2. Bersihkan saluran air susu pada puting susu dengan kapas lembab.
3. Tarik puting kedua puting susu bersama-sama,dan putar kedalam kemudian
keluar sebanyak 20 kali .
4. Untuk puting susu datar atau masuk kedalam dengan jari telunjuk dan
ibu jari mengurut daerah sekitar puting susu kearah berlawanan
merata.
5. Basahi kedua telapak tangan dengan minyak , tarik kedua putting susu
bersama-sama dan putar kedalam kemudian keluar sebanyak 20 kali.
6. Puting susu dirangsang dengan ujung waslap handuk kering yang
digerakkan keatas dan kebawah.
B. Teknik Menyusui Yang Benar
a.      Cara menyusui yang benar
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan
posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti,   2004)
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat
kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi
perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke
enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal
ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian
besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi
makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30)
b.     Posisi menyusui
1)       Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu
memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan,

5
sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di
bagian sisinya (Saryono ,2008; h. 34).
2)       Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki
payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil
ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan.
Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk
menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).
3)      Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan
caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa
hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan
lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).

6
c.      Fungsi menyusui yang benar
1.      Puting susu tidak lecet
2.      Perlekatan menyusu pada bayi kuat
3.      Bayi menjadi tenang
4.      Tidak terjadi gumoh
d.     Akibat tidak menyusui dengan benar
1.   Puting susu menjadi lecet
2.   ASI  tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
3.   Bayi enggan menyusu
4.   Bayi menjadi kembung
e.       Tanda bayi menyusu dengan benar
1.   Bayi tampak tenang
2.   Badan bayi menempel pada perut ibu
3.   Mulut bayi terbuka lebar
4.   Dagu bayi menempel pada payudara ibu
5.   Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih
banyak
6.   Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7.   Puting susu tidak terasa nyeri
8.   Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9.   Kepala bayi agak menengadah
f.       Tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup
1.      Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2.      Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu
3.      pertama (100-200 gr setiap minggu)
4.      Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
5.      Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali
sehari dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
6.      Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi
dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali
setiap harinya.

7
g.     Langkah-langkah menyusui yang benar
1.      Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes
2.      Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
3.      Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi).
4.      Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
5.      Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada
puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat
sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu).
6.      Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi
berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan
bawah ibu
7.      Mengajari  ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan
meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di
depan, kepala bayi menghadap payudara
8.      Mengajari  ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan
pada garis lurus
9.      Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan
jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan
areolanya

10.  Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi


dengan  puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi

8
Cara yang salah
Cara yang benar

11.   Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat
kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta
sebagian besar areola ke mulut bayi)
12.  Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang
atau menyangga payudara lagi
13.  Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui
14.  Mengajari  ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

15.  Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk


mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan
areola. Biarkan kering dengan sendirinya
16.  Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi :
§  Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai

Cara menyendawakan
bayi
bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15
menit) ATAU Bayi ditengkurapkan dipangkuan
h.     Upaya memperbanyak ASI
1)      Untuk Bayi
a.    Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui
antra 10-15 menit disetiap payudara
b.   Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah
c.    Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan
mendengarkan suara menelan yang aktif.
d.   Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali
menyusui.
2)      Untuk Ibu
a.Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
b.Makan makanan yang bergizi
c.Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya
dan  mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
C. perawatan perineum (vulva hygiene)

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan


perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan
cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat
tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.

Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik
dengan menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa
membersihkan perineum dari arah depan ke belakang.
Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka
jahitan maupun kulit.

1. Pengertian
membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang
nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri.

10
2. Tujuan
a. Untuk mencegah infeksi
b. Untuk penyembuhan luka jahitan perineum
c. Untuk kebersihan perineum, vulva juga memberikan rasa nyaman bagi
klien.

3. Cara membersihkan daerah vulva dan sekitarnya

a. bersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar


vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air
kecil atau besar. Keringkan dengan handuk setelah dibersihkan.
b. ganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat
digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah
matahari atau disetrika.

11
c. Posisikan pembalut pada posisi depan kebelakang, pastikan terpasang
denganbenar agar tidak tergeser.
d. Lepaskan pembalut dari posisi depan kebelakang agar tidak terjadi
kontaminasi kuman pada luka episiotomi.

e. cuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya.
f. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, hindari menyentuh
luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun. Cebok dari
arah depan ke belakang agar tidak terjadi kontaminasi luka.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan


a. Menjaga agar daerah kemaluan selalu bersih dan kering
b. Menghindari pemberian obat tradisional
c. Menghindari pemakaian air panas untuk berendam

12
d. Mencuci luka perineum dengan air dan sabun 3-4 kali sehari

5. Akibat tidak mnjaga kebersihan diri, khusunya daerah vulva


a. Ibu Mudah Sakit
b. Ibu terlihat kotor/ kurang bersih
c. Bayi ibu sakit
d. Ibu kurang percaya diri
e. Ibu mengalami infeksi

13
D. Senam Nifas
1. Teori Singkat
Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu-ibu
setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih dimana fungsinya adalah
untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan,
mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan
pada otot-otot setelah kehamilan, terutama pada otot-otot bagian punggung,
dasar panggul dan perut (Anggriyana, 2010).
A. Tujuan senam nifas
Senam nifas dapat dilakukan oleh ibu-ibu pasca persalinan, dimana senam
nifas mempunyai tujuan untuk :
a. Membantu mencegah pembentukan bekuan (thrombosis) pada pembuluh
tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit
menjadi sehat dan tidak bergantung.
b. Mengencangkan otot perut, liang senggama, otot-otot sekitar vagina
maupun otot-otot dasar panggul.
c. Memperbaiki regangan otot perut.
d. Untuk relaksasi dasar panggul.
e. Memperbaiki tonus otot pinggul.
f. Memperbaiki sirkulasi darah.
g. Memperbaiki regangan otot tungkai.
h. Memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan (Anggriyana,
2010).
B. Kontra indikasi
Senam nifas seyogyanya tidak dilakukan oleh ibu yang menderita anemia
atau yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan paru-paru (Anggriyana,
2010).
C. senam nifas
Sebelum melakukan senam nifas, sebaiknya tenaga kesehatan mengajarkan
kepada ibu untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dapat
dilakukan dengan melakukan latihan pernapasan dan dengan cara

14
menggerak-gerakkan kaki dan tangan secara santai. Hal ini bertujuan untuk
menghindari kekejangan otot selama melakukan gerakan senam nifas
(Anggriyana, 2010).
Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah
melahirkan, kemudian dilakukan secara teratur setiap hari. Namun, pada
umumnya para ibu sering merasa takut melakukan gerakan demi gerakan
setelah persalinan. Padahal 6 jam setelah persalinan normal atau 8 jam
setelah operasi sesar, ibu sudah boleh melakukan mobilisasi dini, termasuk
senam nifas.(Anggriyana, 2010).
Bentuk latihan senam antara ibu pasca melahirkan normal dengan
yang melahirkan dengan cara sesar tidak sama. Pada ibu yang melahirkan
dengan cara sesar, beberapa jam setelah keluar dari kamar operasi, latihan
pernapasan dilakukan untuk memepercepat penyembuhan luka. Sementara
latihan untuk mengencangkan otot perut dan memperlancar sirkulasi darah
dibagian tungkai dapat dilakukan 2-3 hari setelah ibu dapat bangun dari
tempat tidur. Sedangkan pada persalinan normal, bila keadaan ibu cukup baik,
maka gerakan senam dapat dilakukan.(Anggriyana, 2010).
D. Kerugian Bila Tidak Melakukan senam nifas
a. Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak
dapat dikeluarkan.
b. Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko
perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan
c. Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah)
2. Pelaksanaan Praktikum
A. Alat dan Bahan
1. Baju dan Celana Olahraga
2. Matras
3. Ruangan yang nyaman
4. Keadaan fisik

15
B. Langkah-Langkah
1. Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut di
bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung dan
kemudian keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen
untuk membantu mengosongkan paru-paru

2. Berbaring
telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas.
Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan. Pada
waktu yang bersamaaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan
sehingga ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.

3. Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit


diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan
kemudian rileks.

16
4. Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk.
Kontraksikan/kencangkan otot-otot perut sampai tulang punggung
mendatar dan kencangkan otot-otot bokong tahan 3 detik kemudian
rileks.

5. Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat


kepala dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan rilekskan
dengan perlahan.

6. Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar
lutut kiri.

7. Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki


diluruskan. angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati
badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan
kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali ke lantai.

17
8. Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan
meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak
pada dan kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada jari-jari kaki
seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan ini selama setengah
menit.

9. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam
dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.

10. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah
seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.

11. Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana
lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan
tangan memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki
sampai batas betis, lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10
setiap hari.

18
12. berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah
kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-
kkuatnya. Pada waktu bersamaan angkatlah pantat dari kasur dengan
melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4 sampai 6 kali selama
setengah menit.

13. Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping


badan. kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat.
Pada saat yang sama tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-
lahan dalam gerakan selama 4 detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali
selama setengah menit.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
sadar dan teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil
dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum.
Cara menyusui yang benar Adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti,  
2004).
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada
pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri.
Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu-ibu
setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih dimana fungsinya adalah
untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan,
mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan
pada otot-otot setelah kehamilan, terutama pada otot-otot bagian punggung,
dasar panggul dan perut (Anggriyana, 2010).

20
DAFTAR PUSTAKAPU
STAKA
http://www.academia.edu/12984547/Materi_Perawatan_Payudara
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/cara-menyusui-yang-benar-
posisi-upaya.html
https://creasoft.wordpress.com/2008/04/18/teknik-menyusui-yang-benar-2/
https://www.academia.edu/10967682/VULVA_HYGIENE
https://www.academia.edu/37110277/MATERI_MODUL_SENAM_NIFAS

21

Anda mungkin juga menyukai