Anda di halaman 1dari 12

MODUL III

PENGUKURAN DAYA LISTRIK

Ahdiat Aunul Hipzi (F1B017007)


Asisten: (F1B)
Tanggal Percobaan: November 2019

ES2123 – Praktikum Pengukuran Besaran Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Pengukuran daya listrik dengan sumber tegangan AC. Pengukuran ini menggunakan empat alat ukur
yaitu voltmeter, amperemeter, wattmeter, dan lux meter. Untuk pengurkuran daya digunakan
berbagai macam metode, yaitu metode voltmeter-amperemeter, amperemeter-voltmeter, 3 voltmeter,
3 amperemeter, dan wattmeter. Hasil dari berbagai metode yang ada akan dibandingkan dan
dianalisa apa saja perbedaan tersebut, dan untuk pembuktiannya digunakan hasil data pengukuran
menggunakan alat ukur dan perhitungan berdasarkan dasar teori.
Kata kunci: Metode Pengukuran, Alat Ukur, Daya

1. Listrik dapat diperoleh dari pembangkit listrik


PENDAHUL
atau penyimpan energy..
UAN
Daya adalah hasil kali antara arus listrik I
Tujuan percobaan Pengukuran Daya
dan tengangan V dengan satuan Watt. Secara
Listrik untuk mengetahui berbagai metode
pengukuran daya listrik dan mengetahui matematis dapat ditulis sebagai berikut :
beberapa perbedaannya.
P = VxI
2. DASAR TEORI atau
P = V²R
2.1 Pengertian Daya
Dalam hal ini, daya yang dimaksud adalah
Daya listrik didefinisikan sebagai laju
daya resistif saja.Sedangkan daya dalam selang
hantaran energi listrik dalam sirkuit listrik.
waktu tertentu adalah perkalian antara daya
Satuan SI daya listrik adalah watt yang
dengan waktu dalam satuan watt jam.
menyatakan banyaknya tenaga listrik yang
Pengukuran daya dibagi menjadi 2, yaitu:
mengalir persatuan waktu (joule/detik).
2.2 Pengukuran Daya pada rangkaian DC (Direct
Arus listrik yang mengalir dalam
Current)
rangkaian dengan hambatan listrik
Daya pada rangkaian arus searah (DC,
menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi
Direct Current) dapat diukur menggunakan alat
kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang
ukur tegangan (Volt) dan alat ukur arus
berguna, seperti panas (seperti pada pemanas
(Ampere) yang dihubungkan. Dalam
listrik),cahaya (seperti pada bola lampu),energi
pengukuran daya listrik arus searah (DC)
kinetic (motor listrik), dan suara (loudspeaker).
dirumuskan sebagai berikut :

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2019 / F1B017007


Gambar 2.1 Rangkaian Voltmeter dan
Gambar 2.2 rangkaian Volt-Amperemeter
Ampermeter
Dengan mempergunakan rangkaian pada
gambar diatas, akan didapatkan :
V v =IR + I R a dimana I a=I
Sehingga daya yang akan di ukur adalah:
W = I2R
Gambar 2.3 rangkaian Ampere-Voltmeter
sehinggamenjadi
Salah satu metode yang digunakan untuk pengukuran
W = VvIa – Ia2R
daya yaitu metode volt-amperemeter, yaitu
Dengan cara yang sama dari gambar rangkaian
dengan memasang voltmeter secara paralel dan
pengukuran daya rangkaian DC diatas maka
amperemeter secara seri.
besarnya daya adalah sebagai berikut :
2. Metode 3 voltmeter
V 2v
w=V I =v v I a−
Rv
2.3 Pengukuran Daya pada rangkaian AC
(Alternating Current)
Pengukuran Daya Rangkaian AC dapat
dilakukan menggunakan kombinasi volt meter
dan amper meter yang dikombinasikan. Secara
Gambar 2.4 rangkaian 3 Voltmeter
teori daya rangkaian AC merupakan daya rata-
rata pada rangkaian listrik tersebut.’ Daya
dalam arus bolak-balik merupakan daya rata-
ratanya dengan rumus :
P = V.I
Dimana : Gambar 2.5 rangkaian 3 Voltmeter

P = merupakan harga daya saat itu, Dalam metoda tiga Voltmeter, masing-

V = tegangan masing alat pengukur volt menunjukkan V1, V2

I = arus dan V3, maka:

Adapun metode-metode dalam pengukuran yaitu : V 23=V 12+V 22 +2 V 1 V 2 cosφ


1. Metode Voltmeter – Amperemeter

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2019 / F1B017007


W =V 1 Icosφ=V 1 ( VR ) cosφ
2

W= ( 12 R )( V −V −V )
2
3
2
2
2
1

3. Metode 3 Amperemeter
Gambar 2.9 rangkaian Wattmeter
3. METODOLOGI
3.1 Spesifikasi Alat dan Bahan
1. Voltmeter : 3 buah
2. Amperermeter : 3 buah
3. Beban Lampu : 3 buah
4. Panel Percobaan : 1 buah
5. Konektor :
Secukupnya
Gambar 2.6 rangkaian 3 amperemeter 6. Resistor : 1 buah
7. Lux meter : 1 buah
8. Power Supply : 1 Buah
9. Wattmeter

Gambar 2.8 rangkaian 3 amperemeter


Dalam menggunakan metode tiga
Ampermeter, masing-masing alat pengukur
3.2 Percobaan I Metode Voltmeter-
ampere menunjukkan I1, I2, I3 maka: Amperemeter dan Voltmeter-Amperemeter
a. Metode Voltmeter-Amperemeter
I 23=I 21+ I 22 +2 I 1 I 2 cosφ
 Gambar Rangkaian
W =V I 1 cosφ=I 2 R I 1 cosφ

W= ( R2 ) ( I −I −I )
2
3
2
2
2
1
Gambar 3.1 Metode Voltmeter-Amperemeter
4. Metode Wattmeter
 Langkah Percobaan:
Alat ukur ini untuk mengetahui besarnya
Menyusun rangkaian seperti gambar 3.1
daya nyata (daya aktif). Pada wattmeter I

Memeriksa kembali rangkaian


terdapat spoel/belitan arus dan spoel/belitan II
tegangan, sehingga cara penyambungan Mengatur beban
III
wattmeter pada umumnya merupakan Mengukur tegangan dan arus tiap beban yang
IV digunakan
kombinasi cara penyambungan voltmeter dan
Mencatat hasil percobaan
amperemeter pada gambar dibawah ini: V

Gambar 3.2 Langkah Percobaan Metode V-A

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2019 / F1B017007


b. Metode Amperemeter-Voltmeter Menyusun rangkaian seperti gambar 3.5
 Gambar Rangkaian I
Memeriksa kembali rangkaian
II
Mengatur beban
III
Mengukur tegangan beban, sumber dan resistor yang
IV digunakan
Mencatat hasil percobaan
V
Melakukan prosedur yang sama untuk beban lain
VI

Gambar 3.6 Langkah Percobaan

3.4 Percobaan III Metode 3 Amperemeter


 Gambar Rangkaian
Gambar 3.7 Metode 3 Amperemeter
 Langkah Percobaan

Gambar 3.3 Metode Amperemeter-Voltmeter Menyusun rangkaian seperti gambar 3.7


I
 Langkah Percobaan
Memeriksa kembali rangkaian
Menyusun rangkaian seperti gambar 3.3 II
I
Mengatur beban
III
Memeriksa kembali rangkaian
II
Mengukur arus beban, sumber dan resistor yang
Mengatur beban IV digunakan
III
Mengukur tegangan dan arus tiap beban yang Mencatat hasil percobaan
V
IV digunakan
Melakukan prosedur yang sama untuk beban lain
Mencatat hasil percobaan VI
V
Gambar 3.8 Langkah Percobaan
Gambar 3.4 Langkah Percobaan Metode A-V
3.5 Percobaan IV Metode Wattmeter
3.3 Percobaan II Metode 3 Voltmeter  Gambar Rangkaian
 Gambar Rangkaian

Gambar 3.9 Rangkaian Metode Wattmeter

 Langkah Percobaan
Gambar 3.5 Rangkaian Metode 3 Voltmeter
Menyusun rangkaian seperti gambar 3.9
I
 Langkah Percobaan Memeriksa kembali rangkaian
II
Mengatur beban
III

IV Mengukur daya tiap beban yang digunakan

Mencatat hasil percobaan


V

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2019 / F1B017007


Gambar 3.10 Langkah Perccobaan 4.1.2 Tabel hasil percobaan 2 metode
amperemeter-voltmeter
L2
N L1 L3 (40 ƩL V
(25W I (A)
O. (18W) W) (W) (Volt)
)
1 ON ON ON 83 228,5 0,35
2 OFF ON ON 65 228,5 0,25
3 ON OFF ON 58 228,5 0,2

Dari tabel di atas dapat dihitung nilai daya


menggunakan persamaan berikut:
P = V.I
Untuk data pertama
Diketahui: V= 228, 5 V
I = 0, 35 A
Ditanya: Phitung = ?
4. HASIL DAN ANALISA Jawab:
Menghitung daya (P)
4.1 Percobaan 1 Metode Voltmeter- Phitung = V.I
Amperemeter = 228,5.0,35
= 79,98 Watt
- Metode Volt-Amperemeter
Tabel 4.1.3 hasil perhitungan daya dari metode
 Gambar Rangkaian voltmeter-amperemeter

=
L1 L3
L2 ƩL P
NO. (18W (40
(25W) (W) hitung
) W)
1 ON ON ON 83 79,98
2 OFF ON ON 65 57,12
3 ON OFF ON 58 45,7

Berdasarkan tabel 4.3 di atas maka kita


Gambar 4.1.1 Metode Voltmeter- Amperemeter dapat melihat bahwa disaat daya yang diberikan
semakin besar, maka arus yang mengalir juga
Tabel 4.1.1 hasil percobaan 1 metode akan semakin besar sementara tegangannya
voltmeter-amperemeter akan konstan. Tegangannya tetap dikarenakan
L2 tegangan tersebut berasal dari tegangan sumber
N L1 L3 (40 ƩL V
(25W I (A)
O. (18W)
)
W) (W) (Volt) langsung dari PLN. Daya yang dihitung akan
1 ON ON ON 83 228,5 0,35 semakin besar, dimana sesuai dengan
2 OFF ON ON 65 228,5 0,25 persamaan (P = V.I). Nilai tegangan dan arus
3 ON OFF ON 58 228,5 0,2 yang didapatkan dari kedua rangkaian adalah
sama dan daya hitung lebih besar daripada daya
pada beban.

Untuk data pertama


Diketahui: V= 228, 5 V
I = 0, 35 A
Ditanya: %Error = ?
Jawab :
Menghitung persentase error daya (%Error)
Gambar 4.1.2 Metode Amperemeter-Voltmeter
Pbeban−P h itung
%Error=⎢ ⎢ x 100 %
Pbeban

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2019 / F1B017007


83−79,98
¿⎢ ⎢ x 100 %
83
= 3,63%
Untuk perhitungan data selanjutnya dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1.4 hasil perhitungan %error dari


metode voltmeter-amperemeter
Gambar 4.2.1 Rangkaian Metode 3 Voltmeter

= Tabel 4.2.1 hasil perhitungan dari metode 3


L1 L3 P voltmeter
L2 ƩL
NO. (18W (40 hitun %Error
)
(25W)
W)
(W)
g R=307,5Ω
1 ON ON ON 83 79,98 3,63 L1 L2 L3 ƩL V1 V2 V3
N
2 OFF ON ON 65 57,12 12,11 (18 (25 (40 (W (Volt (Volt (Volt
O.
3 ON OFF ON 58 45,7 21,2 W) W) W) ) ) ) )
85,8
1 ON ON ON 83 142 229
6
Rata-rata persentase error yang 71,1
2 OFF ON ON 65 156 229
didapatkan adalah 12,32%, nilai tersebut kecil 2
dikarenakan selisih antara daya beban dan daya 64,4
3 ON OFF ON 58 164 229
8
hitung realtif kecil, selain itu persentase
errornya kecil dapat juga disebabkan oleh Dari tabel di atas dapat dihitung nilai daya (P)
beberapa faktor lain, seperti adanya daya yang menggunakan persamaan berikut:
hilang ketika melakukan percobaan atau biasa 1
P= (V32-V22-V12)
disebut dengan Ploss. 2R
- Analisa Grafik Untuk data pertama
Diketahui: V1= 142 V
Grafik hubungan antara daya beban dengan daya hitung
V2 = 85,86 V
V3= 229 V
90 Ditanya: Phitung = ?
79.98
Daya Hitung

70 57.12 Jawab:
45.7 a. Menghitung daya (P)
50
1
30 Phitung = (V32-V22-V12)
58 65 83 2R
Beban 1
= (2292- 85,862- 1422)
 Grafik hubungan antara daya beban 2R
(watt) dengan daya hitung (watt) = 44,49 watt
Grafik 4.1 Grafik hubungan antara daya beban Tabel 4.2.2 hasil perhitungan daya dari metode
dengan daya hitung 3 voltmeter
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa daya N ƩL V1 V2 V3 P
O. (W) (Volt) (Volt) (Volt) hitung
pada beban dan daya yang dihitung memiliki
1 83 142 85,86 229 40,49
nilai yang berbeda. Tetapi memiliki selisih yang 2 65 156 71,12 229 37,47
kecil. Hal ini terjadi karena adanya daya yang 3 58 164 64,48 229 34,77
hilang atau biasa disebut dengan Ploss.
Dilihat dari tabel 4.2.2 di atas dapat
4.2 Percobaan II Metode 3 Voltmeter dianalisa bahwa ketika daya beban yang
diberikan semakin besar, maka tegangan pada
- Metode 3 Voltmeter V1 akan menurun dan tegangan pada V 2 akan
 Gambar Rangkaian semakin naik sementara tegangan pada V 3
bernilai tetap (konstan), ini dikarenakan

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2019 / F1B017007


tegangan V3 berasal dari tegangan sumber
Grafik hubungan antara daya beban dengan daya hitung
langsung dari PLN sedangkan daya hitung yang
dihasilkan semakin besar, dimana sesuai 45
40.49
1 40 37.47

Daya hitung
dengan persamaan Phitung = (V32-V22-V12). 34.77
2R 35
Nilai pada masing-masing tegangan akan selalu 30
berbeda dengan demikian daya yang dihasilkan 25
pun akan berbeda, daya beban yang dihasilkan 20
lebih besar daripada daya yang dihitung. 83 65 58
Beban
Untuk data pertama Grafik 4.2 Grafik hubungan antara daya beban
Diketahui: V1= 142 V dengan daya hitung
V2 = 85,86 V
V3= 229 V Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa daya
Ditanya: %Error = ? pada beban dan daya yang diukur (Daya hitung)
memiliki nilai yang berbeda. Hal tersebut
Jawab: terjadi karena persentase error pada saat
Menghitung persentase error daya (%Error) percobaan sangat tinggi rata-rata mencapai
Pbeban−P h itung 44,53% dan ini bisa terjadi karena kurangnya
%Error=⎢ ⎢ x 100
Pbeban ketelitian dari alat yang digunakan.
83−44,49
=⎢ ⎢ x 100
83
= 51,2%

Untuk perhitungan data selanjutnya dapat 4.3 Percobaan III Metode 3 Amperemeter
dilihat pada tabel berikut:
- Metode 3 Amperemeter
Tabel 4.2.3 hasil perhitungan %error dari  Gambar Rangkaian
metode 3 voltmeter
V1 V2 V3 P
N ƩL
(Volt (Volt (Volt hitun %Error
O. (W)
) ) ) g
85,8 40,4
1 83 142 229 51,2
6 9
71,1 37,4
2 65 156 229 42,34
2 7
64,4 34,7
3 58 164 229 40,04
8 7
Gambar 4.3.1 Metode 3 Amperemeter
Rata-rata persentase error yang
didapatkan adalah 44,53%, nilai tersebut cukup Tabel 4.3.1 hasil percobaan 4 metode 3
besar dikarenakan selisih antara daya beban dan amperemeter
daya hitung cukup besar, selain itu dapat juga
disebabkan oleh beberapa faktor lain, di R = 307,5 Ω
antaranya ketika mengukur tegangan pada
masing-masing voltmeter kurang teliti dalam L1
L1 L2 L3
melihat hasilnya dan juga alat yang digunakan N
(18 (25 (40
(1 I1 I2 I3
kurang presisi. O. 8 (A) (A) (A)
W) W) W)
W)
1 ON ON ON 83 0,1 0,7 1,2
- Analisa Grafik 2 OFF ON ON 65 0,06 0,7 1,1
3 ON OFF ON 58 0,04 0,7 1
 Grafik hubungan antara daya beban
(watt) dengan daya hitung (watt) Dari tabel diatas dapat dihitung nilai dayanya
(P) menggunakan persamaan sebagai berikut :

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2019 / F1B017007


R 2 2 2 Untuk data pertama
P= ( I −I −I ) Diketahui : I1 = 0,1 A
2 3 1 2
I2 = 0,7 A
I3 = 1,2 A
Untuk data pertama
Ditanyakan : %error = ?
Diketahui : I1 = 0,1 A
I2 = 0,7 A
Menghitung nilai persentase error daya
I3 = 1,2 A
Ditanyakan : Phitung = ?
Jawab: P h itung−Pukur
% Error = ¿ ∨¿ x
Menghitung nilai daya (P) P h itung
R 2 2 2 100%
P hitung= ( I −I −I ) 1 44,52−83
2 3 1 2 % Error = ¿ ∨¿ x 100%
307,5 1 44,52
P hitung= ( 1,22 −0,12−0,7 2) % Error = 42,56%
2
= 144,52 Watt
Untuk perhitungan data selanjutnya dapat
Untuk perhitungan data selanjutnya dapat
dilihat pada tabel di bawah:
dilihat pada tabel di bawah:
Tabel 4.3.3 hasil perhitungan dari metode 3
Amperemeter

N ƩL I1 I2 I3 P
%Error
O. (W) (A) (A) (A) hitung
1 83 0,1 0,7 1,2 144,52 42,56
2 65 0,06 0,7 1,1 110,14 40,98
3 58 0,04 0,7 1 78,16 25,79
Tabel 4.3.2 hasil perhitungan dari metode 3
Amperemeter Persentase error yang didapatkan pada
percobaan bisa dibilang besar karena selisih
N ƩL I1 I2 I3 P Phitung dan Pbeban yang relatif besar.
O. (W) (A) (A) (A) hitung - Analisa Grafik
1 83 0,1 0,7 1,2 144,52
 Grafik hubungan antara daya beban
2 65 0,06 0,7 1,1 110,14 (watt) dengan daya hitung (watt)
3 58 0,04 0,7 1 78,16 Grafik hubungan antara Beban dengan daya hitung
144.52
160
P hitung

110.14
Berdasarkan Tabel 4.3.2 diatas bahwa 110
arus I3 merupakan arus yang paling besar 78.16
dibandingkan I1 dan I2. Ini dikarenakan 60
83 65 58
Amperemeter I3 yang dirangkai langsung
P beban
mengukur arus dari sumber yang berasal dari
PLN. Arus I1 dan I3 yang dihasilkan akan Gambar 4.3 Grafik hubungan antara daya
semakin besar ketika daya beban juga beban dengan daya hitung
dinaikkan sementara I2 bernilai tetap, hal ini
dikarenakan arus yang diukur adalah arus dari Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui
resistor yang selalu tetap. Sesuai dengan bahwa daya pada beban dengan persamaan
R 2 2 2 P=V.I dan daya perhitungan dengan persamaan
persamaan Phitung = ( I −I −I ). Jika nilai R 2 2 2
2 3 1 2 P hitung= ( I −I −I ) memiliki nilai
beban naik maka Phitung yang dihasilkan juga 2 3 1 2
akan semakin besar juga, sementara tegangan yang berbeda jauh hal ini adanya faktor lain
menyesuaikan agar tetap konstan. yang mempengaruhi hasil data pengukuran

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2019 / F1B017007


seperti human error dan alat-alat ukur yang 3 58 36 80 50 37,93
digunakan kurang presisi.
Dari data tabel yang kita dapatkan di atas
4.4 Percobaan IV Metode Wattmeter dapat dilihat bahwa nilai beban yang diberikan
berbeda cukup jauh dengan hasil pengukuran
- Hasil dan Perhitungan pada wattmeter sehingga persentase error yang
 Gambar Rangkaian didapat relatif besar yaitu 42,16%, 38,46%, dan
37,93%. Selain mengukur besar daya, diukur
juga intensitas cahaya pada jarak 1 dan 2 meter
dengan alat ukur Lux meter.

- Analisa Luxmeter

Pengukuran intensitas penerangan ini


Gambar 4.4.1 Rangkaian Metode Wattmeter memakai niai lux meter yang hasilnya dapat
langsung dibaca. Alat ini mengubah energi
Tabel 4.4.1 hasil pengukuran metode cahaya menjadi energi listrik. kemudian energi
wattmeter listrik dalam bentuk arus digunakan untuk
Intensitas penerangan menggerakkan jarum skala. Untuk alat digital
N Beban Daya (Lux) energi listrik diubah menjadi angka yang dapat
o (Watt) (Watt) 1m 2m dibaca pada layar monitor. Dari hasil
1 83 48 120 60 pengukuran dapat diketahui bahwa intensitas
2 65 40 100 50 cahaya pada jarak 1 meter lebih besar
3 58 36 80 50
dibandingkan 2 meter, intensitas cahaya akan
lebih besar karena diberi beban yang dayanya
Dari tabel diatas dapat dihitung %Error dengan
besar kemudian dari faktor jarak alat ukur yang
menggunakan rumus sebagai berikut:
lebih dekat dengan beban sehingga intensitas
cahaya pada jarak 1 meter lebih tinggi dari pada
Pbeban−Pukur
%Error=⎢ ⎢ x 100 % jarak 2 meter.
Pbeban
Untuk data pertama
Diketahui: Pbeban = 83 volt
Pukur = 48 volt
Ditanyakan: %Error?

P beban−Pukur - Analisa Grafik


%Error=⎢ ⎢ x 100 %
P beban
 Grafik hubungan antara daya beban
40−48
%Error=⎢ ⎢ x 100 % (watt) dengan daya hitung
40
Grafik hubungan antara Beban dengan Daya ukur
%Error=¿ 42,16% 6048
40 36
40
Untuk data perhitungan selanjutnya dapat
P ukur

dilihat pada tabel dibawah ini: 20


0
Tabel 4.4.2 hasil perhitungan dari metode 83 65 58
wattmeter Beban
Intensitas
Beban Daya penerangan
% Gambar 4.4 Grafik hubungan antara daya
No Error beban dengan daya ukur
(Watt) (Watt) (Lux)
(%)
1m 2m
1 83 48 120 60 42,16 Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa
2 65 40 100 50 38,46
besar daya beban dan daya berbeda cukup jauh

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2019 / F1B017007


dengan hasil pengukuran pada wattmeter voltmeter ketiga (V3) nilai tegangannya
sehingga persentase error yang didapat relatif konstan karena berasal langsung dari
besar. tegangan sumber.

 Grafik hubungan antara beban(watt) 3. Dari hasil pengukuran arus dengan


dengan intensitas cahaya (lux meter) metode 3 amperemeter diketahui bahwa
nilai arus pada amperemter pertama (I1)
Grafik hubungan antara Beban dengan Intensitas Cahaya
dan amperemeter ketiga (I3) akan
semakin besar seiring beban naik
Intensitas Cahaya

180
sedangkan nilai arus pada amperemeter
130120 100 kedua (I2) konstan karena nilai arus
80 tersebut adalah nilai arus pada hambatan
8060 50 50 307,5 ohm.
30 4. Dari hasil pengukuran daya dengan
83 65 58 wattmeter diketahui bahwa nilai ukur
Beban 1 daya beban yang didapatkan hampir
Meter sama dengan nilai beban. Besar daya dan
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara beban intensitas cahaya memiliki hubungan
dengan intensitas cahaya yaitu semakin besar daya maka semakin
besar intensitas cahaya yang terukur
Dari grafik perbandingan di atas dapat dilihat pada Lux meter.
bahwa pengaruh besar beban dan jarak
terhadap intensitas cahaya, di mana antara jarak
dan intensitas cahaya berbanding terbalik jika
semakin jauh jaraknya maka intensitas cahaya
akan semakin kecil. Antara beban dengan
intensitas cahaya berbanding lurus dimana
ketika semakin besar daya beban dan jarak
yang dekat intensitas cahaya semakin besar.

5. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Dari hasil pengukuran arus dan tegangan
pada voltmeter-amperemeter, data Tim Lab Listrik Dasar. 2019. Penuntun
perhitungan arus dan tegangan pada Praktikum Pengukuran Besaran
kedua rangkaian bernilai sama. Jika Listrik. Laboratorium Listrik Dasar
beban semakin besar maka arus juga Fakultas Teknik Universitas Mataram.
akan semakin besar sedangkan tegangan
tidak terpengaruh karena nilanya berasal
langsung dari sumber.

2. Dari hasil pengukuran tegangan dengan


metode 3 voltmeter diketahui bahwa
semakin besar nilai beban maka nilai
pada voltmeter pertama (V1) akan
semakin kecil, pada voltmeter kedua
(V2) akan semakin besar, dan pada

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2019 / F1B017007


3. Metode 3 voltmeter

4. Metode 3 ampermeter
Modul Kyt

1. Metode voltmeter-ampermeter

5. Metode wattmeter dengan


2. Metode ampermeter-voltmeter dengan jarak lux meter 1 m

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2019 / F1B017007


6. Metode wattmeter dengan jarak
lux meter 2 m

MODUL 3 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2019 / F1B017007

Anda mungkin juga menyukai