OLEH :
C1M019001
FAKULTAH PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wasyukurillah, segala puji dan syukur terpanjatkan atas kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, serta atas izinnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan rencana penelitian ini. Shalawat serta salam tercuarahkan kepada
junjungan alam nabi besar Muhammad SAW. Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah
untuk lebih memahami lagi tentang Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Laporan ini di buat berdasarkan
praktikum yang telah di lakukan secara online. saya menyadari bahwa dalam laporan praktikum
ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat di
harapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dalam menulis laporan ini, penulis telah mendapat banyak bantuan, masukan, serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan yang telah
membantu serta mendukung dalam paraktikum sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari sempurna
karena banyak karena banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya penulis dapat
memperbaiki laporan ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ I
ACARA I
Tujuan Praktikum
a) Gravimetri
Metode gravimetri adalah metode menghitung selisih berat lengas antara sebelum
dan sesudah dikeringkan. Khopkar (1990) dalam Kusumaningrum (2014) menjelaskan
bahwa metode gravimetri adalah salah satu metode penentuan kadar air tanah. Metode
gravimetri dilakukan melalui proses isolasi suatu sampel tanah dan pengukuran berat
sampel tanah tersebut. Penentuan lengas tanah dengan metode ini meliputi proses
transformasi bentuk atau senyawa murni menjadi bentuk yang dapat ditimbang teliti.
b) Gypsum block
Gypsum block adalah alat sensor yang dipakai dalam bidang pertanian untuk
mengukur lengas tanah atau kelembaban tanah guna memilih jenis tanaman dan
mengatur kesuburannya pada suatu tanah atau lahan yang akan dikerjakan. Alat ini
dapat digunakan dengan biaya yang terjangkau dan paling sederhana dari pada alat
sensor elektrik yang lain. Gypsum block terdiri dari sebuah gypsum padat yang sudah
dicetak berbentuk silinder maupun persegi empat dengan kisaran ukuran yang
ditentukan dan dilengkapi dua elektroda dalam hal ini menggunakan sebuah kabel
yang ditanamkan pada block dengan jarak 1 cm dalam keadaan elektroda parallel atau
searah (Skinner, 1997).
2
Prinsip kerja gypsum block yaitu jika dalam kondisi basah, gypsum block akan
menghasilkan resistansi yang kecil. Demikian sebaliknya dalam kondisi kering, block
akan menghasilkan resistansi yang lebih tinggi. Sebelum dipakai, gypsum block harus
dikalibrasi dahulu secara individu, karena setiap gypsum block memiliki karakteristik
tersendiri.
kadar Lengas
molekul-molekul dalam lempung letaknya sangat erat. Selain itu kadar lengas dipengaruhi oleh
bahan penutup tanah, semakin banyak bahan penutup tanah semakin tinggi kadar lengasnya.
Pada masing-masing contoh tanah mempunyai kadar lengas yang berbeda-beda, hal itu
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekstur tanah, struktur tanah, bahan organik, jenis
koloid, macam kation yang diserap dan fraksi-fraksi penyusun tanah.
d. Kadar Lengas Kering Udara, Kapasitas Lapangan, Maksimum Tanah Pada Berbaga
Ordo Tanah
Lengas tanah merupakan air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas
(matrik,osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis
zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentuka
beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu
menyerap dinamakan air ketersediaan. Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi
pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air. Status energi bebas (tekanan) lengas
tanah dipengaruhi oleh perilaku dan keberadaannya oleh tanaman. Lengas tanah dipengaruhi
oleh keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan
konsentrasi tinggi (Sutanto,2005).
Kadar lengas mempunyai arti banyaknya presentase kandungan di dalam tanah dengan
berat tanah kering mutlak. Kadar lengas tanah sebagai komponen tanah yang mempunyai
hubungan erat dengan vegetasi yang tumbuh dan merupakan medium yang penting dalam
penyediaan unsur hara, pada keadaan biasa tanah selalu mengandung lengas walaupun sedikit.
Hal ini dipengaruhi oleh keadaan luar yang berpengaruh terhadap lengas tanah disuatu tempat
dan waktu tertentu.
Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah
terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Keadaan ini
terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh yaitu tanah cukup mudah ditembus oleh air, tekstur dan
struktur tanahnya uniform dan pori-pori tanah belum semua terisi oleh air dan tempratur yang
cukup tinggi. Kelembaban pada saat ini berada diantara 5-40 %. Selama air berada didalam tanah
masih lebih tinggi daripada kapasitas lapang maka tanah akan tetap lembab, ini disebabkan air
kapiler selalu dapat mengganti kehilangan air karena proses evaporasi. Bila kelembaban tanah
turun sampai dibawah kapasitas lapang maka air menjadi tidak mobile.akar-akar akan
6
membentuk cabang-cabang lebih banyak, pemanjangan lebih cepat untuk menadapatkan suatu
air bagi konsumsinya. Oleh karena itu akar-akar tanaman yang tumbuh pada tanah-tanah yang
kandungan air dibawah kapasitas lapang akan selalu bercabang-cabang dengan hebat sekali.
Kapasitas lapang sangat penting pula artinya karena dapat menunjukkan kandungan maksimum
dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah
sampai lapisan di bawahnya. Tergantung dari tekstur lapisan tanahnya maka untuk menaikkan
kelembaban 1 feet tanah kering sampai kapasitas lapang diperlukan air pengairan sebesar 0,5-3
inches.
Kadar lengas maksimum tanah menyatakan banyaknya lengas yang mamou diikat dalam
jumlah yang maksimal sehingga seluruh pori tanah baik mikro maupun makro terisi air dan tanah
dikatakan dalam keadaan jenuh. Dari hasil pengamatan dan praktikum diperoleh kadar lengas
maksimal sebear 44,24 %. Tanah regosol merupakan tanah yang terdiri atas pecahan-pecahan
batuan maupun kuarsa yang merupakan mineral paling banyak dalam fraksi ini. Karena
teksturnya pasiran, tanah ini mempunyai permeabilitas dan infiltrasi yang cepat tetapi memiliki
daya menahan air yang rendah sehingga kapasitas air yang dapat diikat tanah tersebut sangat
rendah.
Kesimpulan
Lengas tanah merupakan air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas
(matrik,osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis
zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentuka
beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu
menyerap dinamakan air ketersediaan. Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi
pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air. Status energi bebas (tekanan) lengas
tanah dipengaruhi oleh perilaku dan keberadaannya oleh tanaman. Lengas tanah dipengaruhi
oleh keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan
konsentrasi tinggi.
7
Metode pengukuran kadar lengas tanah dengan gravimetri dan gypsum blok memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam penggunaannya. Dengan kelebihan dan
kekurangan tersebut bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam proses pengamatan.
Beberapa faktor yang memepengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain anasir
iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan penutup
tanah baik organik maupun anorganik.
Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah
terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Keadaan ini
terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh yaitu tanah cukup mudah ditembus oleh air, tekstur dan
struktur tanahnya uniform dan pori-pori tanah belum semua terisi oleh air dan tempratur yang
cukup tinggi.
8
ACARA II
PENETAPAN TEKSTUR DAN STRUKTUR TANAH
Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu menetapkan kelas tekstur tanah menggunakan data persentase fraksi
tanah (pasir; debu; liat)
Mahasiswa terampil menggunakan segi tiga tekstur untuk mengkelaskan tekstur tanah
Mahassiswa mampu melakukan penilaian (assessment) hubungan tekstur tanah dengan
sifat tanah yang lain: (kemampuan tanah menahan air dan permeabilitas) berdasarkan data
yang tersedia
Menilai secara kualitatif tekstur tanah (kasar halusnya tanah) berdasarkan penampilan dua
gambar profil tanah
Tugas : a) Tentukan kelas tekstur dari ketiga sampel tanah tersebut menggunakan segi tiga
tekstur (USDA). Nama Kelas tekstur tanah dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris
b) Tanah manakah yang paling halus? Tanah manakah yang memiliki kemampuan
menahan air lebih tinggi? Mengapa jelaskan
c) Tanah manakah yang memiliki permeabilitas paling tinggi?
9
b) Tanah yang paling halus adalah sampel tanah Pajo, karena memiliki fraksi partikel tanah liat
(clay) terbanyak yakni 55%. Selain halus sampel tanah Pajo ini memiliki kemampuan menahan
air lebih tinggi dibandingkan dengan sampel tanah Tambora dan sampel tanah Monta. Pori-pori
11
tanah yang kecil menyebabkan sample tanah Pajo memiliki kemampuan menahan air lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lainnya.
c) Tanah yang memiliki permealitas paling tinggi yaitu sampel tanah Tambora (Lempung
Berpasir) yang dilanjutkan dengan sampel tanah Monta (Lempung Berliat) dan sampel tanah
Pajo (Liat) memiliki daya permeabilitas yang paling rendah diantara ketiga sampel tanah
b. Menilai Secara Kualitatif Tekstur Tanah Dengan Mengamati Secara Visual Penampilan
(Performance) Gambar Profil Tanah Berikut Ini
Jawab : Tanah yang lebih halus adalah Tanah B (vertisola), karena mengandung liat (Clay)
yang lebih banyak dibandingkan Tanah A (Entisols)
Kesimpulan
12
Tanah terdiri dari butir-butir tanah dari berbagai ukuran. Bahan tanah yang berukuran
lebih dari 2 m disebut bahan kasar yaitu kerikil sampai batu, sedangkan bahan-bahan tanah yang
lebih halus dapat dibedakan menjadi: Pasir dengan ukuran 2mm - 50µ, debu dengan ukuran 50µ-
2µ dan lempung dengan ukuran kurang dari 2µ. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya
tanah berdasarkan perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan lempung.
Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi
kimia tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga
sulit untuk menahan air maupun unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur lempung mempunyai
luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara
tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah yang bertekstur
kasar. Tanah-tanah yang bertekstur halus mempunyai kemampun menyimpan air dan hara
makanan bagi tanaman.
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi
karena butir-butir pasir, debu dan lempung terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan
organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk,
ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda. Tanah yang dikatakan tidak berstruktur bila butir-
butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau yang saling
melekat menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive atau pejal.
13
ACARA III
PENETAPAN STRUKTUR TANAH
Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu mengenal dengan sempurna type struktur tanah berdasarkan
pengamatan secara visual terhadap contoh tanah (Gambar)
Mahasiswa memiliki ketrampilan dalam mengenal ukuran struktur tanah secara kualitatif
Tugas: Gunakan Gambar berikut untuk menjawab pertanyaan pada Kolom 2 dan Kolom 3
Kesimpulan
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah
ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti
bahan organic, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil (struktur tanah) ini
mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.
15
ACARA IV
LANDASAN TEORI
Kemasaman atau pH tanah adalah ukuran aktivitas ion hydrogen dalam larutan tanah.
Nilai pH diperoleh dari logaritma negatif konsentrasi ion hydrogen (pH= -log H +). Skala pH
tanah diperoleh dengan berpedoman pada air murni yang mempunyai kadar ion hydrogen sama
dengan kadar ion hydrogen yaitu 10-7, sehingga pH air murni = - log H+
= - log 10-7 =7,0. dari hasil tersebut diperoleh daftar skala pH sebagai berikut :
Untuk penelitian kesuburan tanah sering dilakukan dua macam pengukuran pH tanah,
yaitu pH aktual dan pH potensial. Kemasaman (pH) tanah aktual menggambarkan aktivitas ion
hydrogen yang ada dalam larutan tanah. Sebagai pelarutnya digunakan H2O, sehingga sering
disebut pH H2O.
Kemasaman tanah potensial menggambarkan aktivitas ion hydrogen yang ada dalam
larutan tanah dan dikompleks jerapan koloid tanah yang mudah tertukar. Pada tanah yang agak
masam sampai sangat masam, ion Al3+ juga merupakan penyumbang ion hydrogen didalam
larutan tanah melalui hidrolisa sebagai berikut :
Dalam penetapan pH tanah potensial digunakan pelarut KCl 0,1 N atau K2SO4 0,1 N
sehingga sering disebut pH KCl. Umumnya nilai pH H2O lebih tinggi dari pH KCl, tetapi pada
tanah yang sudah tua dimana partikel koloidal yang bersifat amorf, pH KCl bernilai lebih tinggi
dari pH H2O.
Nilai pH = pH KCl – pH H2O dapat dipergunakan untuk menilai kesuburan tanah. Jika
pH negatif seingga ia mampu memegang kation-kation yang diperlukan tanaman. Jika pH positif,
tanah bermuatan positif dan dapat diartikan tanah tersebut miskin atau sangat tua.
17
H+
K+
Al K+
KCl H+
Ion H+ dan Al3+ didesak oleh ion K+ dari pelarut KCl, sedangkan ion OH - didesak oleh
Cl-. Selanutnya ion Al3+ mengalami hidrolisis menghasilkan H+ sebagai sumber kemasaman
tanah. Jika jumlah H+ dan Al3+ yang didesak oleh K+ lebih banyak dari pada OH- yang didesak
oleh Cl berarti ion bermuatan positif (kation) lebih banyak terdapat pada kompleks jerapan atau
kompleks jerapan lebih banyak bermuatan negatif (tanah bermuatan negatif). Gejala ini di
tunjukkan oleh nilai pH KCl yang lebih rendah daripada pH H2O. hal ini sebaliknya dapat terjadi
pada tanah-tanah yang sudah miskin (tua) yang didominasi oleh logam berat.
Tujuan Praktikum
Botol kocok, pengaduk gelas, timbangan, pH meter, pH Stick, aquades, 0,1 N KCl, 0,1 N
H2SO4+, contoh tanah 0,5 mm.
18
Cara Kerja
Tugas :
unsur yang ada dalam tanah menjadi seimbang sehingga tanaman akan tumbuh dengan
normal.
3. Kemasaman tanah yang ideal untuk tanaman berkisar antara pH 5,5 – 7,5, tergantung
pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Contohnya pada tanaman mawar, bakung,
azalea tumbuh dengan baik pada pH tanah 5-6, kentang, padi, jagung, lobak tumbuh
optimal pada kisaran pH 5-6,5, bayam, kacang merah, selada, bawang merah, timun,
tomat,wortel, terong seledri, kubis, krisan, dahlia, tulip tumbuh optimal pada kisaran pH
tanah 6-8, anyelir, tebu, gandum, kacang tanah, semanggi, alfalfa, zinnia tumbuh dan
berkembang optimal pada kisaran pH 7-8. Pada kondisi tanah masam kuat atau basa kuat,
pertumbuhan tanaman akan terganggu. Beberapa unsur hara tidak dapat diserap oleh
tanaman, karena adanya reaksi kimia di dalam tanah yang mengikat atau membelenggu
ion-ion dari unsur tersebut. kendala utama pertumbuhan tanaman pada tanah masam
adalah keracunan Al, Fe, dan Mn. Tanah yang terlalu masam juga menghambat
perkembangan mikroorganisme tertentu di dalam tanah.
Kesimpulan
Tanah dengan pH netral berada pada angka 6,5 hingga 7,8. Tingkat keasam-basaan ini
merupakan pH ideal dengan kandungan senyawa organik, mikroorganisme, unsur hara dan
mineral-mineral dalam kondisi yang optimal. Biasanya tanah ber-pH netral cocok digunakan
untuk bercocok tanam. Beberapa tanaman seperti ubi kayu optimal ditanam pada tanah dengan
pH 4,5 hingga 8 dan cabai yang memerlukan pH tanah antara 5,6 hingga 7,2.
Kadar pH dalam tanah asam biasanya dimiliki oleh tanah gambut yang cenderung
mempunyai kandungan hidrogen, aluminium, dan belerang tinggi. Pada kondisi asam, biasanya
tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik karena zat hara tidak dapat diserap oleh tumbuhan
20
secara optimal. Untuk mengurangi kadar keasaman tanah, kita dapat melakukan pemberian
dolomit atau kapur pertanian.
Tanah dengan pH basa lebih banyak mengandung zat kapur dan umumnya terdapat di di
daerah pesisir pantai. Selain itu, tanah basa juga memiliki kandungan ion magnesium, kalsium,
kalium, dan natrium yang lebih tinggi. Kondisi kebasaan yang tinggi tidak baik bagi tanaman.
Pengolahan tanah basa agar pH menjadi netral dapat dilakukan dengan pemberian kapur gypsum.
21
ACARA V
PENGANTAR :
Bahan organik (BO) tanah adalah bahan yang berasal dari flora dan fauna baik yang telah
terdekomposisi menjadi humus, maupun yang sedang mengalami perombakan melalui kegiatan
organisme di permukaan tanah, maupun di dalam tanah. Tanah mineral yang ideal mengandung
5% bahan organik. Peranan bahan organik tanah,antara lain, adalah: (1)Sebagai sumber unsur
hara tanaman; (2)Sebagai granulator bagi partikel tanah dalam pembentukan struktur tanah yang
lebih stabil melalui proses granulasi; (3) Meningkatkan kemampuan tanah dalam meretensi air.
BO = (100/58) x C-organik.
Perhitungan ini didasarkan pada suatu pendekatan, bahwa terdapat 58% kadar C yang terdapat
dalam bahan organik.
Dalampraktikumsaatinitidakmenggunakanmetodekuantitatifsepertidiuraikan diatas,
melainkanmenggunakan metode kualitatif. Melalui metode tersebut hanya akan diperoleh
kandungan bahan organik tanah menurut ukuran kualitatif seperti misalnya: sedikit, banyak,
sangat banyak.
22
Tujuan Praktikum
Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar bahan organik tanah secara
kualitatif melalui pengamatan tanah di lapangan.
ALAT : Alat-alat yang digunakan meliputi: Pipet tetes, cawan, dan botol tempat larutan
H2O2 10%.
BAHAN : Bahan yang diperlukan meliputi: Contoh tanah kering udara berbentuk bongkahan,
dan larutan H2O2 10%.
CARA KERJA :
Untuk lebih jelas tentang pengamatan tersebut, silahkan diamati file simulasi yang
tersedia berikut ini.
Tugas :
1. Jelaskanpengertianbahanorganik.
2. Jelaskanperanbahanorganikbagikesuburantanah
3. Jelaskankenapadalamperhitunganbahanorganik (BO) digunakanrumus:
4. Jelaskankenapa BO dapatberperansebagaigranulator.
Tindakan-tindakanapa (minimal 3) yang andadapatsarankanjikasuatutanahmemilikikandungan
BO rendah.
Jawab :
1. Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu system kompleks dan
dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam
tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor
biologi, fisika, dan kimia (Kononova, 1961). Menurut Stevenson (1994), bahan organik
tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk
serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di
dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.
2. Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanahBahan organik tanah umumnya
ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3 – 5 % tetapi
24
pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan pertumbuhan tanaman besar sekali. Adapun
pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya terhadap pertumbuhan
tanaman adalah :
Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain
Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (Kapasitas Pertukaran
Kation tanah menjadi lebih tinggi)
Sumber energi bagi mikroorganisme.
3. Bahan Organik (BO) ditetapkan dengan mengacu pada rumus BO = (100/58) x kadar
Corganik karena Perhitungan ini didasarkan pada suatu pendekatan, bahwa terdapat 58%
kadar C yang terdapat dalam bahan organik.
4. Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan agregat yang stabil
terjadi karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan bahan organik. Bahan
organik tanah terdiri dari sisa-sisa tumbuhan atau binatang melapuk. Tingkat pelapukan
bahan organik berbeda-beda dan tercampur dari berbagai macam bahan. Bahan organik
tanah juga merupakan salah satu indikator kesehatan tanah. Tanah yang sehat memiliki
kandungan bahan organik tinggi, sekitar 5%. Sedangkan tanah yang tidak sehat memiliki
kandungan bahan organik yang rendah. Kesehatan tanah penting untuk menjamin
produktivitas pertanian.
5. Tindakan-tindakan yang dapat tanah memiliki kandungan bahan organik (BO) rendah
yaitu:
Dengan melakukan perbaikan terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanah
Pengupayaan memperbaiki kondisi sifat fisik tanah dengan perbaikan stabilitas
agregat tanah, perbaikan aerasi tanah di lapisan yang memadat dan pencampuran
kembali tanah lapisan bawah dengan lapisan atas.
Pemberdayaan organisme tanah sebagai agen pembaik kesuburan tanah melalui
peningkatan bahan organik tanah.
Memanfaatkan keanekaragaman spesies fauna tanah untuk memberikan
sumbangan yang besar dalam upaya meningkatkan kesuburan dan produktivitas
bahan organik tanah.
25
Kesimpulan
Bahan orgaik tanah (BO) adalah bahan yg berasal dari flora, fauna, dan manusia baik yg
telah terdekomposisi menjadi humus maupun yg sedang mengalami perombakan secara fisik,
kimia, maupun oleh kegiatan organisme dipermukaan maupun didalam tanah.
Pada sampel tanah yang pertama kandungan bahan organiknya sedikit, karena buih yang muncul
sedikit.
Pada sampel tanah yang kedua kandungan bahan organiknya cukup (sedang), karena buih
yang muncul juga lebih banyak daripada sampel tanah pertama tetapi tidak menimbulkan bunyi
desissan.
Pada sempel tanah ketiga kandungan bahan organiknya sangat tinggi, karena buih yang
muncul dari tanah tersebut sangat banyak dan menimbulkan bunyi desissan.
Bahan organik mempunyai daya serap kation yg lebih besar daripada koloid tanah yg liat. Berarti
semakin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah, maka makin tinggi pula kapasitas tukar
kationnya. Kandungan bahan organik menjadi salah satu penentu kesuburan tanah.
Kandungan Bahan Organik Tanah dipengaruhi oleh kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah
dan drainase.
26
BAB II
PEMBAHASAN UMUM
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian dan atau seluruh ruang pori tanah dan
teradsorbsi pada permukaan zarah tanah. Lengas dapat tetap berada dalam ruang pori tanah
karena memiliki tegangan potensial. Pada pemberian yang berlebih sehingga gaya berat air
melebihi gaya ikat zarah tanah terhadap lengas maka kelebihan lengas tersebut akan teratus
bebas melalui pori makro. Lengas yang teratus ini disebut lengas gravitasi. apabila tidak ada
kelebihan lengas yang teratus lagi maka tanah dikatakan dalam keadaan kapasitas lapangan
( field capacity ). Apabila kandungan lengas terus berkurang sehingga tidak mampu
mengimbangi kehilangan air akibat evapotranspirasi maka tanah dikatakan dalam titik layu tetap.
( Agus, 2008 )
Konsentrasi tanah yang merupakan indikator derajat ( ketahanan tanah ) terhadap tekanan
gaya-gaya dari luar, sangat dipengaruhi tingkat kejenuhan airnya. Penurunan kadar air akan
menyebabkan tanah kehilangan sifat kelekatan ( stickness ) dan kelenturan ( plasticity ), menjadi
gembur ( friable ) dan lunak ( soft ), serta menjadi keras dan kaku ( coherent ) pada saat kering.
( Ali, 2005 )
Penetapan kadar lengas secara tidak langsungu dilakukan dengan mengevaluasi
perubahan sifat-sifat bahan yang berkorelasi dengan keberadaan air di dalam tanah. Dua sifat-
sifat tersebut yang paling banyak digunakan adalah Jumlah dan laju penyebaran neutron dan
Konduktivitas dan kapasitas listrik di dalam tanah. Keuntungan dari metode tidak langsung ini
adalah pengukuran dapat dilakukan secara cepat dan tidak menggangu lingkungan disekitarnya.
Konsentrasi ditetapkan berdasarkan tiga kadar air tanah, yaitu:
1. Konsentrasi basah ( pada air sekitar kapasitas lapangan ) untuk menilai:
Derajat kelekatan tanah terhadap benda-benda yang mempelinya, yang dideskripsikan
menjadi: tak lekat, agak lekat, lekat, dan sangat lekat.
Derajat kelenturan tanah tehadap perubahan bentuknya, yaitu: non plastis ( kaku ), agak
plastis, plastis, dan sangat plastis.
27
2. Konsentrasi lembab ( kadar air antara kapasitas lapangan dan kering udara ) untuk menilai
derajat kegemburan tanah, dipilih menjadi lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh,
dan ekstrim teguh.
3. Konsentrasi kering ( kadar air kondisi kering udara ) untuk menilai derajat kekerasan tanah,
yaitu lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, dan ekstrim keras. ( Sridianti, 2013 )
TEKSTUR TANAH
Tanah terdiri dari butiran-butiran yang berbeda baik dalam ukuran maupun bentuk.
Besarnya partikel tanah relatif sangat kecil, yang biasanya diistilahkan dengan tekstur. Tekstur
menunujukkan sifat halus dan kasarnya butiran-butiran tanah.Lebih khusus lagi, tekstur
ditentukan oleh perbandingan antara kandungan pasir, debu, dan liat yang terdapat dalam tanah.
Dalam pengukuran tekstur tanah, kerikil dan partikel yang lebih besar tidak diperhitungkan
karena materi ini tidak mengambil peranan penting dalam penentuan tekstur tanah. ( Hanafiah,
2005 )
Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah ( taksnomi tanah ) ditunjukkan dalam
sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan
pula fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir ( lebih besar 2 mm ), sebagian besar butir untuk
fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir lempung, berpasir, berlempung halus, berdebu kasar,
berdebu halus, berliat halus, dan berliat sangat halus (Hardjowigeno, 1995).
Tanah dengan berbagai perbandingan pasir, debu dan liat dikelompokkan atas berbagai
kelas tekstur seperti digambarkan pada segitiga tekstur (Gambar 1). Cara penggunaan segitiga
tekstur adalah sebagai berikut:
28
SRUKTUR TANAH
30
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil
proses pedogenesis.
Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif
disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu
dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang
kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar
tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang
kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut
granular.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara
langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan
tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur
tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada
tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang
tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah
berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah
kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang
tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara
maksimal pada tanah yang berpori, dibandiangkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi
tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah
berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat
rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur
tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan
organisme tanah merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah.
Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur tanah menentukan besar kecilnya air
limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah bersolum dalam (>90 cm),
struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah
31
dan hanya sebagian kecil yang menjadi air limpasan permukaan (longsor). Sebaliknya, pada
tanah bersolum dangkal, struktur padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil
air hujan yang terinfiltrasi dan sebagian besar menjadi aliran permukaan (longsor)
Pembentukan Agregat
Menurut Gedroits (1955) ada dua tingkatan pembentuk agregat tanah, yaitu:
1. Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) kedalam agregat tanah mikro
2. Sementasi (pengikat) agregat mikro kedalam agregat makro.
Teori pembentukan tanh berdasarkan flokulasi dapat terjadi pada tanah yang berada dalam
larutan, misal pada tanah yang agregatnya telah dihancurkan oleh air hujan atau pada tanah
sawah. Menurut utomo dan Dexter (1982) menyatakan bahwa retakan terjadi karena
pembengkakan dan pengerutan sebagai akibat dari pembasahan dan pengeringan yang berperan
penting dalam pembentukan agregat.
Dapat diambil kesimpulan bahwa agregat tanah terbentuk sebagai akibat adanya interaksi dari
butiran tunggal, liat, oksioda besi/ almunium dan bahan organik. Agregat yang baik terbentuk
karena flokuasi maupun oleh terjadinya retakan tanah yang kemudian dimantapkan oleh pengikat
(sementasi) yang terjadi secara kimia atau adanya aktifitas biologi.
1. Bahan Induk
Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan agregat-agregat tanah serta
kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan dalam pembentukan agregat, karena
liat berfungsi sebagai pengikat yang diabsorbsi pada permukaan butiran pasir dan setelah
dihidrasi tingkat reversiblenya sangat lambat. Kandungan liat > 30% akan berpengaruh terhadap
agregasi, sedangakan kandungan liat < 30% tidak berpengaruh terhadap agregasi.
Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian. Pencucian
tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah. Sehingga bahan organik dan organisme di
dalam tanah saling berhubungan erat.
3. Tanaman
Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat yang mantap. Akar tanaman
dapat menembus tanah dan membentuk celah-celah. Disamping itu dengan adanya tekanan akar,
maka butir-butir tanah semakin melekat dan padat. Selain itu celah-celah tersebut dapat
terbentuk dari air yang diserp oleh tnaman tesebut.
4. Organisme tanah
Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu berperan
langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna tanaman.Secara tidak langsung
merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan akan dikeluarlan lagi menjadi bahan
pengikat tanah.
5. Waktu
Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama waktu berjalan, maka
agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin mantap.
6. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan, pencairan. Iklim
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan agregat tanah.
KEMASAMAN TANAH
Konsep Kemasaman Tanah adalah salah satu prinsip dasar kimia tanah yang
mengindikasikan reaksi tanah. Pada daerah iklim Tropis Basah, pengasaman tanah adalah
proses alamiah (natural). Kemasaman tanah merupakan salah satu masalah utama bagi
pertumbuhan tanaman karena pada tanah dengan pH sangat masam, yaitu pH lebih rendah dari
4,5 dalam sistem tanah akan terjadi perubahan kimia sebagai berikut : (a) Aluminium menjadi
lebih larut dan beracun untuk tanaman; (b) Sebagian besar hara tanaman menjadi kurang
tersedia bagi tanaman, sedangkan beberapa hara mikro menjadi lebih larut dan beracun; (c)
penurunan hasil tanaman; (d) mempengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis
dengan tanaman seperti fiksasi nitrogen oleh Rhizobium. Kedua kondisi ekstrem, yaitu: terlalu
asam dan terlalu basa merupakan kondisi yang sangat merugikan bagi pertumbuhan dan
33
perkembangan tanaman. Akan tetapi, ada beberapa reaksi kimia di alam yang terjadi dalam
kondisi pH netral. Pengelompokan kemasaman tanah berbeda dengan pengelompokkan
terhadap sifat kimia tanah lain, karena untuk kemasaman tanah (pH) dikelompokkan dalam
enam kategori berikut : (1.) Sangat Masam untuk pH tanah lebih rendah dari 4,5 ; (2.) Masam
untuk pH tanah berkisar antara 4,5 s/d 5,5 ; (3.) Agak Masam untuk pH tanah berkisar antara
5,6 s/d 6,5 ; (4.) Netral untuk pH tanah berkisar antara 6,6 s/d 7,5 ; (5.) Agak Alkalis untuk pH
tanah berkisar antara 7,6 s/d 8,5 ; (6.) Alkalis untuk pH tanah lebih besar dari 8,5.
1. Air Hujan, ada kekhawatiran tentang hujan asam, tetapi hampir semua hujan adalah ber pH
rendah (asam). Air Hujan murni yang tidak mengandung bahan pencemar pada dasarnya adalah
air distilasi. Air hujan ini yang dalam kesetimbangan dengan atmosfer akan memiliki pH
sekitar 5,6 karena pelarutan karbon dioksida di dalam air. Ketika air hujan murni berada dalam
kesetimbangan dengan karbon dioksida, maka konsentrasi ion hidrogen yang dihasilkan
menyebabkan pH 5,6. Hujan asam juga memberikan kontribusi dalam proses pengasaman
tanah. Dalam sistem tanah kontribusi dari hujan asam relatif rendah dibandingkan dengan
pengaruh dari pasir sesquioxida yang bersifat sangat asam yang kapasitas tukar kation sangat
rendah. Akan tetapi banyak tanaman sangat peka terhadap pengaruh dari hujan asam
2. Respirasi Akar, tanaman juga menghasilkan karbon dioksida karena proses respirasi akar,
dan selama periode pertumbuhan aktif akar dapat menyebabkan karbon dioksida di tanah yang
konsentrasinya lebih tinggi beberapa kali dari di atmosfer, sehingga terjadi peningkatan jumlah
karbon dioksida terlarut dalam air tanah dan menyebabkan peningkatan keasaman tanah atau
pH menjadi lebih rendah.
3. Pupuk, Karbon dioksida bukan satu-satunya sumber ion hidrogen dalam tanah, namun pada
tanah yang dikelola, pupuk dapat menjadi sumber utama ion hidrogen. Pupuk Amonium, pupuk
modern biasanya menggunakan amonium sebagai sumber nitrogen, akan tetapi oksidasi
ammonium dihasilkan ion nitrat dan ion hidrogen sehingga menyebabkan pengasaman tanah.
Dengan kata lain, dua atom hidrogen dihasilkan setiap molekul ammonium teroksidasi.
Sedangkan Pupuk Mono Kalsium Fosfat, Monocalcium fosfat yang sering digunakan sebagai
salah satu komponen pupuk juga menjadi faktor penyebab terjadinya proses pengasaman tanah
34
(meskipun lebih rendah daripada amonium). Senyawa ini akan terhidrolisis dalam air
membentuk fosfat bikalsium dan Asam fosfat. Asam fosfat terdisosiasi sangat cepat seiring
dengan peningkatan pH dari 3 menjadi lebih dari 7. Secara umum ion hidrogen (H+) ketiga
tersebut akan terlarut pada pH di atas netral, sehingga tidak termasuk faktor penyebab
pengasaman tanah. Akan tetapi, kedua ion hidrogen ( H+) yang sudah terlarut dalam kisaran pH
tanah asam, termasuk faktor penyebab kemasaman tanah. Ketika pupuk fosfor diberikan dalam
lubang tugal, maka H3PO4 terdisosiasi dalam tanah sehingga terjadi nilai pH yang sangat
rendah didekat pupuk tersebut. Tingkat keasaman ini akan secara bertahap menyebar ke dalam
tanah sekitar lokasi pupuk. Menurut Lindsay dan Stephenson (1959), nilai pH 1,5 dapat
ditemukan segera di zona sekitar pupuk tersebut.
Semua reaksi oksidasi dalam tanah yang menghasilkan ion hidrogen dapat menyebabkan
terjadinya pengasaman tanah. Salah satu reaksi pengasaman paling efektif adalah oksidasi
sulfur anorganik. Belerang biasanya digunakan jika tanah memiliki pH lebih tinggi dari yang
diinginkan, sehingga diperlukan upaya penurunan pH tanah. Misalnya, Reaksi oksidasi pirit
yang terjadi pada tanah rawa yang diangkat sehingga terjadi reaksi oksidasi dari pirit tanah
tersebut. Setiap ion S dihasilkan 2 ion Hidrogen
Bahan Organik, berbagai macam Bahan Organik juga dapat menyebabkan pengasaman
tanah. Kemampuan pengasamannya tergantung pada jenis tanaman sebagai sumber bahan
organik tersebut. Beberapa tanaman mengandung asam organik dalam jumlah yang sangat
berbeda dengan tanaman lainnya. Asam organik hasil dekomposisi bahan organik
menyebabkan pengasaman tanah. Bahan organik yang berasal dari tanaman dengan kandungan
basa-basa rendah juga menyebabkan terjadinya sedikit pengasaman tanah. Bahan organik yang
berasal dari tanaman dengan kandungan basa-basa kurang mencukupi kebutuhan mikrobia
pendekomposernya, menyebabkan mikrobia tersebut menyerap basa-basa keperluannya dari
sistem tanah, sehingga basa-basa tanah seperti kalsium dan magnesium terkuras dari tanah
maka menyebabkan terjadinya pengasaman tanah.
hidrogen sehingga menyebabkan terjadinya pengasaman tanah. Jenis Tanaman tertentu juga
mempengaruhi pengasaman tanah. Contohnya adalah tanaman Legumninosa. Selama masa
pertumbuhan tanaman Leguminosa terjadi penyerapan anion dan kation dengan perbandingan
yang tidak seimbang, sehingga lebih mengasamkan tanah. Tanaman leguminosa menyerap hara
nitrogen dari hasil fiksasi mikrobia yang bersimbiosis dengannya. Tanaman non-leguminosa
menyerap nitrogen dari sistem tanah dan penyerapan ini dalam kondisi yang seimbang dengan
penyerapan kation-kation basa, sehingga lebih sedikit pertukaran dengan ion hidrogen, maka
sedikit menyebabkan pengasaman tanah.
Pengukuran pH Tanah, reaksi tanah atau pH tanah merupakan ukuran kemasaman tanah
atau kebasaan tanah. Tanah ber pH 7 adalah tanah bereaksi netral, tanah ber pH > 7 adalah
tanah bereaksi basa dan tanah ber pH lebih rendah dari 7 merupakan tanah bereaksi asam atau
yang dikenal sebagai tanah masam (acid soils). Reaksi tanah atau pH tanah dapat diukur baik
dengan menggunakan pelarut air (pHw) atau bisa juga dengan menggunakan pelarut kalsium
klorida (pHCa), sehingga pH hasil pengukuran akan bervariasi tergantung dari metode pelarut
yang digunakan. Sebagai aturan umum, Nilai pH yang diukur dengan pelarut kalsium klorida
adalah lebih rendah 0,7 satuan unit pH daripada nilai pH yang diukur dengan pelarut air.
Ketika laboratorium mengukur pH tanah Anda, maka sangatlah penting diketahui bahwa
mereka menetapkan dengan menggunakan metode pelarut air atau pelarut kalsium klorida
karena hasil penetapan pH dari kedua metode tersebut akan berbeda. Untuk tanah yang bereaksi
asam, pilihan pengelolaan yang paling praktis adalah menambahkan kapur untuk
mempertahankan status pH tanah saat ini atau meningkatkan pH tanah lapisan atas (top soil).
Komposisi biokimia bahan organik dari biomass kering tersebut, terdiri dari:
(1) karbohidrat (60%),
(2) lignin (25%),
(3) protein (10%),
(4) lemak, lilin dan tanin (5%).
Berdasarkan kategori produk akhir yang dihasilkan, maka proses dekomposisi bahan organik
digolongkan menjadi 2, yaitu:
(1) proses mineralisasi, dan
(2) proses humifikasi.
Proses mineralisasi terjadi terutama terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa yang tidak
resisten, seperti: selulosa, gula, dan protein. Proses akhir mineralisasi dihasilkan ion atau hara
yang tersedia bagi tanaman.
Proses humifikasi terjadi terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa yang resisten, seperti:
lignin, resin, minyak dan lemak. Proses akhir humifikasi dihasilkan humus yang lebih resisten
terhadap proses dekomposisi.
Urutan kemudahan dekomposisi dari berbagai bahan penyusun bahan organik tanah dari yang
terdekomposisi paling cepat sampai dengan yang terdekomposisi paling lambat, adalah sebagai
berikut:
(1) gula, pati, dan protein sederhana,
(2) protein kasar (protein yang leih kompleks),
(3) hemiselulosa,
(4) selulosa,
(5) lemak, minyak dan lilin, serta
(6) lignin.
38
Humus
Humus dapat didefinisikan sebagai senyawa kompleks asal jaringan organik tanaman (flora)
dan atau fauna yang telah dimodifikasi atau disintesis oleh mikrobia, yang bersifat agak resisten
terhadap pelapukan, berwarna coklat, amorfus (tanpa bentuk/nonkristalin) dan bersifat koloidal.
Ciri-Ciri Humus
Beberapa ciri dari humus tanah sebagai berikut:
(1) bersifat koloidal (ukuran kurang dari 1 mikrometer), karena ukuran yang kecil menjadikan
humus koloid ini memiliki luas permukaan persatuan bobot lebih tinggi, sehingga daya jerap
tinggi melebihi liat. KTK koloid organik ini sebesar 150 s/d 300 me/100 g yang lebih tinggi
daripada KTK liat yaitu 8 s/d 100 me/100g. Humus memiliki daya jerap terhadap air sebesar
80% s/d 90% dan ini jauh lebih tinggi daripada liat yang hanya 15% s/d 20%. Humus memiliki
gugus fungsional karboksil dan fenolik yang lebih banyak.
(2) daya kohesi dan plastisitas rendah, sehingga mengurangi sifat lekat tanah dan membantu
granulasi aggregat tanah.
(3) Tersusun dari lignin, poliuronida, dan protein kasar.
(4) berwarna coklat kehitaman, sehingga dapat menyebabkan warna tanah menjadi gelap.
Peningkatan baik keragaman mupun populasi berkaitan erat dengan fungsi bahan organik bagi
organisme tanah, yaitu sebagai:
(1) bahan organik sebagai sumber energi bagi organisme tanah terutama organisme tanah
heterotropik, dan
(2) bahan organik sebagai sumber hara bagi organisme tanah
40
BAB III
PENUTUP
Tanah merupakan faktor terpenting dalam tumbuhnya tanaman dalam suatu sistem
pertanaman. Tanah sebagai medium pertumbuhan tanaman berfungsi pula sebagai pemasok
unsur hara, dan tanah secara alami memiliki tingkat ketahanan yang sangat beragam sebagai
medium tumbuh tanaman. Pada tingkatannya, tanah memiliki beberapa tingkatan kesuburan.
Kesuburan tanah ini ditentukan oleh keadan atau sifat fisika (fisik), kimia, dan biologi tanah.
Keadaan fisika tanah meliputi kedalaman efektif, tekstur, warna, struktur, kelembaban dan tata
udara tanah. Keadaan kimia tanah meliputi reaksi tanah (pH tanah), Kapasitas Tukar Kation
(KTK), kejenuhan basa, bahan organik (BO). Banyaknya unsur hara, cadangan unsur hara dan
ketersediaan terhadap pertumbuhan tanaman. Sedangkan biologi tanah antara lain meliputi
aktivitas mikrobia perombak bahan organik dalam proses humifikasi dan pengikatan nitrogen
udara.
Kadar lengas tanah sangat mempengaruhi bentuk, terkstur dan struktur tanah karena
setiap tanah yang memiliki kandungan air dan udara yang terikat oleh berbagai kakas (matriks,
osmosis, dan kapiler) di dalam tanah berbeda beda. pH tanah yang berbeda beda de setiap tempat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kandungan ion H+ yang berbeda beda disetiap jenis
tanah, keberadaan unsur logam berat seperti Alumininium, mangan, Boron dan logam berat
lainnya yang berada dalam tanah, konstentrasi ion H+ dan ion OH- , kandungan mineral tanah,
air hujan dan bahan induk. bahan organik memiliki peranan yang sangat penting bagi kesuburan
tanah. Peranan bahan organik sebagai sebagai bahan untuk memperbaiki sifat fisik tanah, sifat
kimia tanah dan sifat biologi tanah.
2.2 Saran
Dalam praktikum kali ini sangat disayangkan karena adanya keterbatasan, tidak dapat
melakukan pengamatan secara langsung terhadap penentuan kadar lengas tanah, penentuan
kualitas tekstrut dan struktur tanah, pengukuran tingkat kemasaman tanah (pH), penentuan kadar
bahan organik tanah. praktikum kali ini dirasa tidak optimal karena keterbatasan waktu dan
41
tempat tersebut. Jadi kedepannya semoga dapat melakukan pengamatan, baik dilaboratorium
maupun di lapangan.
42
DAFTAR PUSTAKA
http://dasarilmutanah.lecture.ub.ac.id/files/2011/09/DIT-08-Sifat-Biologi-Tanah-
CompatibilityMode.pdf.
Blogspot. Com
https://indonesia-geologi.blogspot.com/2013/03/struktur-tanah.html
Blogspot. Com
http://mutiayenny.blogspot.com/2013/09/laporan-praktikum-struktur-tanah.html
https://karyaarido.blogspot.com/2013/11/pengertian-dan-struktur-tanah.html
Scribd.com
https://www.scribd.com/doc/57926100/LAPORAN-STRUKTUR-TANAH
Rimbakita.com
https://rimbakita.com/ph-tanah/
Ir. Rahmwati,MP
https://rahmawatyarsyad1989.wordpress.com/bahan-ajar-kuliah/bahan-ajar-ilmu-tanah/dasar-
dasar-ilmu-tanah/bahan-organik-tanah/
https://rahmawatyarsyad1989.wordpress.com/bahan-ajar-kuliah/bahan-ajar-ilmu-tanah/dasar-
dasar-ilmu-tanah/peranan-bahan-organik-tanah/
Generasibiologi.com
https://www.generasibiologi.com/2016/03/kadar-lengas-atau-kelembaban-tanah.html
43
https://www.generasibiologi.com/2016/03/tekstur-tanah.html
Bulelengkab.go.id
https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/kemasaman-tanah-32