Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

OLEH :

ABD. LATIF AULIYA

C1M019001

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAH PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wasyukurillah, segala puji dan syukur terpanjatkan atas kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, serta atas izinnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan rencana penelitian ini. Shalawat serta salam tercuarahkan kepada
junjungan alam nabi besar Muhammad SAW. Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah
untuk lebih memahami lagi tentang Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Laporan ini di buat berdasarkan
praktikum yang telah di lakukan secara online. saya menyadari bahwa dalam laporan praktikum
ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat di
harapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Dalam menulis laporan ini, penulis telah mendapat banyak bantuan, masukan, serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan yang telah
membantu serta mendukung dalam paraktikum sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari sempurna
karena banyak karena banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya penulis dapat
memperbaiki laporan ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ I

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. II

BAB I. ISI LAPORAN ....................................................................................................

1.1 Acara I. Kadar Lengas Tanah..................................................................................... 1

1.2 Acara II. Tekstur Tanah ............................................................................................. 8

1.3 Acara III. Struktur Tanah ........................................................................................... 13

1.4 Acara IV. Kemasaman Tanah (pH)........................................................................... 15

1.5 Acara V. Penetapan Bahan Organik........................................................................... 21

BAB II. PEMBAHASAN UMUM .................................................................................. 26

BAB III. PENUTUP ........................................................................................................

2.1 Kesimpulan Umum...................................................................................................... 40

2.2 Saran ........................................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 42


1

ACARA I

PENETAPAN KADAR LENGAS TANAH

Tujuan Praktikum

 Mahasiswa dapat mengenal beberapa metode pengukuran kadar lengas.


 Mampu menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan nilaikadar lengas
tanah pada masing-masing contoh tana
 Mahassiswa mampu melakukan penilaian (assessment) hubungan kadar lengas tanah
pada contoh tanah kering angin, contoh tanah kapasitas lapangan, dan contoh.

a. Metode Pengukuran Kadar Lengas

a) Gravimetri
Metode gravimetri adalah metode menghitung selisih berat lengas antara sebelum
dan sesudah dikeringkan. Khopkar (1990) dalam Kusumaningrum (2014) menjelaskan
bahwa metode gravimetri adalah salah satu metode penentuan kadar air tanah. Metode
gravimetri dilakukan melalui proses isolasi suatu sampel tanah dan pengukuran berat
sampel tanah tersebut. Penentuan lengas tanah dengan metode ini meliputi proses
transformasi bentuk atau senyawa murni menjadi bentuk yang dapat ditimbang teliti.
b) Gypsum block
Gypsum block adalah alat sensor yang dipakai dalam bidang pertanian untuk
mengukur lengas tanah atau kelembaban tanah guna memilih jenis tanaman dan
mengatur kesuburannya pada suatu tanah atau lahan yang akan dikerjakan. Alat ini
dapat digunakan dengan biaya yang terjangkau dan paling sederhana dari pada alat
sensor elektrik yang lain. Gypsum block terdiri dari sebuah gypsum padat yang sudah
dicetak berbentuk silinder maupun persegi empat dengan kisaran ukuran yang
ditentukan dan dilengkapi dua elektroda dalam hal ini menggunakan sebuah kabel
yang ditanamkan pada block dengan jarak 1 cm dalam keadaan elektroda parallel atau
searah (Skinner, 1997).
2

Prinsip kerja gypsum block yaitu jika dalam kondisi basah, gypsum block akan
menghasilkan resistansi yang kecil. Demikian sebaliknya dalam kondisi kering, block
akan menghasilkan resistansi yang lebih tinggi. Sebelum dipakai, gypsum block harus
dikalibrasi dahulu secara individu, karena setiap gypsum block memiliki karakteristik
tersendiri.

Metode Pengukuran Keuntungan Kerugian

kadar Lengas

Gravimetri  Pengukuran berat memiliki  Proses ini membutuhkan waktu


ketelitian yang baik. yang cukup lama
 Memperhatikan koreksi
sehingga hasil didapat tidak
menyimpang dari teori.

Gypsum Blok  Pembuatan block dapat  lama penggunaan block


dilakukan oleh orang awam terbatas.
sekalipun dan relatif lebih  sensitif terhadap garam dan
murah dibandingkan dengan alat suhu
sensor yang lain,  memerlukan kalibrasi secara
 Mudah dalam pemasangan dan individu
penggunaannya serta  Histerisis gypsum block sangat
memerlukan sedikit berpengaruh terhadap kerja
pemeliharaan. gypsum block.
 Tidak merusak struktur tanah
sekitarnya.

Kesimpulan: Kedua alat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-


masing. Pengukuran berat dengan Gravimetri memiliki ketelitian yang
baik, namun membutuhkan waktu yang cukup lama. Sedangkan
3

Gypsum Blok mudah dalam pemasangan dan penggunaannya.

b. Faktor Penyebab Perbedaan Nilai Kadar Lengan Tanah


Kadar lengas merupakan kandungan air yang terdapat dalam pori tanah. Beberapa faktor
yang memepengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain anasir iklim, kandungan bahan
organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan penutup tanah baik organik maupun
anorganik (Walker and Paul, 2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar lengas yaitu, anasir iklim, kandungan bahan organik
dan fraksi lempung tanah, topografi dan adanya bahan penutup tanah (bahan organik maupun
anorganik).
a) Anasir iklim berpengaruh besar pada lengas tanah, yaitu selisih antara curah hujan dan
evaporasi, pengaruh temperatur terhadap sifat tanah lebih kecil dibandingkan curah
hujan, temperatur berpengaruh pada perombakan bahan organik serta laju reaksi
pelapukan kimia.
b) Bahan organik serta lempung berfungsi  sebagai penyimpan/penyekap air, hal tersebut
terjadi karena koloid mempunyai luas permukaan jenis besar sehingga dapat
menyimpan air yang relatif besar.
c) Topografi berpengaruh pada kecepatan air masuk kedalam tanah dan dapat pula
mempercepat kehilangan lengas akibat dari aliran permukaan.
d) Faktor penutup tanah berperan dalam mengurangi evaporasi (penguapan), sehingga
kandungan lengas lebih awet.

c. Hubungan Kadar Lengas Dengan Masing-Masing Contoh Tanah


Pengukuran tingkat kebasahan dilakukan dengan membasahi tanah dan memanfaatkan
indra peraba untuk bisa mengenali ciri-ciri tanah itu pada tingkat kebasahan tertentu. Ada 3
macam tingkat kebasahan, yaitu kering, lembab, dan basah. Dengan mengetahui ciri-ciri yang
terjadi diberbagai jenis tanah pada tingkat kebasahan tertentu, kita dapat memperkirakan
tegangan lengasnya. Pada tanah basah, tegangan lengasnya ± 001 bar, pada tanah lembab
tegangan lengasnya antara 0,01-15 bar, sedang pada tanah kering tegangan lengasnya > 15 bar.
Apabila tegangan lengas mencapai 15 bar, maka telah kikatakan mencapai titik layu, sehingga
ciri fisiknya akan menjadi keras.
4

Cara pertama dengan Memperkirakan tingkat kebasahan tanah dapat dilakukansecara


cepat dan mudah, namun hasil yang didapat bersifat subjektif karena bergantung kepada
kepekaan orang-orang yang meraba tanah. Pada tanah regosol keadaan kering, lembab dan basah
keadaan tanah menjadi lengket dan tidak teguh. Pada tanah grumusol keadaan kering, tanah
tersebut lembut namun memiliki keteguhan yang jelek. Pada saat lembab, tanah menjadi lengket
dan keteguhan membaik. Pada saat basah, tanah tersebut menjadi licin dan plastis. Warna tanah
grumusol semakin basah maka warnanya semakin gelap. Pada tanah rendzina, saat kering tanah
tersebut bisa menggumpal namun saat diremas menjadi tidak teguh. Pada saat lembab tanah
menjadi teguh, namun tidak keluar air saat ditekan. Berbeda ketika tanah menjadi basah, tanah
tersebut mengeluarkan air saat ditekan. Pada tanah andosol keadaan kering, tanah tersebut halus
dan remah. Pada saat lembab menjadi menggumpal dan lengket. Pada saat basah, tanah tersebut
teguh dan sedikit lengket. Pada tanah mediteran kering, keadaannya halus. Pada saat lembab jadi
menggumpal dan pada saat basah menjadi lengket dan halus.
Dari hasil percobaan pengeringan menggunakan oven, didapatkan kadar lengas tertinggi
yaitu pada tanah mediterania ll. Hal ini berarti bahwa tanah mediteran mampu mengikat dan
menyimpan air lebih banyak dibandingkan dengan jenis tanah yang lainnya. Sementara dari
metode yang kedua yaitu dengan mengukur tingkat kebasahan, dengan melihat tanda-tanda pada
saat dikenai air, kita bisa tahu kira-kira berapa tegangan lengasnya. Misalnya pada tanah
mediteran ll. Fraksinya terlihat jelas saat kering, maka kita bisa meramalkan tekanan lengasnya
lebih dari 15 bar. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa hasil percobaan yang dilakukan sesuai
dengan teori yang telah ada. Pada masing-masing contoh tanah mempunyai kadar lengas yang
berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekstur tanah.
Penentuan kadar lengas yang kedua menggunakan cara pengovenan. Cara ini
memerlukan waktu yang lama dan langkah-langkah yang cukup rumit serta peralatan yang lebih
banyak. Namun hasil akhir yang diperoleh lebih akurat karena menggunakan perhitungan
numerik. Dengan cara pengovenan masing-masing jenis tanah memiliki kadar lengas yang
berbeda-beda. Tanah regosol dan tanahgrumusol 16%, tanah mediteran 2,6%, tanah rendzina
8,5% dan tanah andosol 2,6%.
Perbedaan kadar lengas tersebut dipengaruhi oleh lempung tanah. Lempung tanah
biasanya banyak mengandung kadar lengas karena pergerakan udara dan air sangat lambat dan
5

molekul-molekul dalam lempung letaknya sangat erat. Selain itu kadar lengas dipengaruhi oleh
bahan penutup tanah, semakin banyak bahan penutup tanah semakin tinggi kadar lengasnya.
Pada masing-masing contoh tanah mempunyai kadar lengas yang berbeda-beda, hal itu
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekstur tanah, struktur tanah, bahan organik, jenis
koloid, macam kation yang diserap dan fraksi-fraksi penyusun tanah.

d. Kadar Lengas Kering Udara, Kapasitas Lapangan, Maksimum Tanah Pada Berbaga
Ordo Tanah
Lengas tanah merupakan air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas
(matrik,osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis
zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentuka
beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu
menyerap dinamakan air ketersediaan. Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi
pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air. Status energi bebas (tekanan) lengas
tanah dipengaruhi oleh perilaku dan keberadaannya oleh tanaman. Lengas tanah dipengaruhi
oleh keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan
konsentrasi tinggi (Sutanto,2005).
Kadar lengas mempunyai arti banyaknya presentase kandungan di dalam tanah dengan
berat tanah kering mutlak. Kadar lengas tanah sebagai komponen tanah yang mempunyai
hubungan erat dengan vegetasi yang tumbuh dan merupakan medium yang penting dalam
penyediaan unsur hara, pada keadaan biasa tanah selalu mengandung lengas walaupun sedikit.
Hal ini dipengaruhi oleh keadaan luar yang berpengaruh terhadap lengas tanah disuatu tempat
dan waktu tertentu.

Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah
terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Keadaan ini
terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh yaitu tanah cukup mudah ditembus oleh air, tekstur dan
struktur tanahnya uniform dan pori-pori tanah belum semua terisi oleh air dan tempratur yang
cukup tinggi. Kelembaban pada saat ini berada diantara 5-40 %. Selama air berada didalam tanah
masih lebih tinggi daripada kapasitas lapang maka tanah akan tetap lembab, ini disebabkan air
kapiler selalu dapat mengganti kehilangan air karena proses evaporasi. Bila kelembaban tanah
turun sampai dibawah kapasitas lapang maka air menjadi tidak mobile.akar-akar akan
6

membentuk cabang-cabang lebih banyak, pemanjangan lebih cepat untuk menadapatkan suatu
air bagi konsumsinya. Oleh karena itu akar-akar tanaman yang tumbuh pada tanah-tanah yang
kandungan air dibawah kapasitas lapang akan selalu bercabang-cabang dengan hebat sekali.
Kapasitas lapang sangat penting pula artinya karena dapat menunjukkan kandungan maksimum
dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah
sampai lapisan di bawahnya. Tergantung dari tekstur lapisan tanahnya maka untuk menaikkan
kelembaban 1 feet tanah kering sampai kapasitas lapang diperlukan air pengairan sebesar 0,5-3
inches.

Kadar lengas maksimum tanah menyatakan banyaknya lengas yang mamou diikat dalam
jumlah yang maksimal sehingga seluruh pori tanah baik mikro maupun makro terisi air dan tanah
dikatakan dalam keadaan jenuh. Dari hasil pengamatan dan praktikum diperoleh kadar lengas
maksimal sebear 44,24 %. Tanah regosol merupakan tanah yang terdiri atas pecahan-pecahan
batuan maupun kuarsa yang merupakan mineral paling banyak dalam fraksi ini. Karena
teksturnya pasiran, tanah ini mempunyai permeabilitas dan infiltrasi yang cepat tetapi memiliki
daya menahan air yang rendah sehingga kapasitas air yang dapat diikat tanah tersebut sangat
rendah.

Kesimpulan

Lengas tanah merupakan air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas
(matrik,osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis
zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentuka
beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu
menyerap dinamakan air ketersediaan. Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi
pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air. Status energi bebas (tekanan) lengas
tanah dipengaruhi oleh perilaku dan keberadaannya oleh tanaman. Lengas tanah dipengaruhi
oleh keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan
konsentrasi tinggi.
7

Metode pengukuran kadar lengas tanah dengan gravimetri dan gypsum blok memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam penggunaannya. Dengan kelebihan dan
kekurangan tersebut bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam proses pengamatan.

Beberapa faktor yang memepengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain anasir
iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan penutup
tanah baik organik maupun anorganik.

Pengukuran tingkat kebasahan dilakukan dengan membasahi tanah dan memanfaatkan


indra peraba untuk bisa mengenali ciri-ciri tanah itu pada tingkat kebasahan tertentu. Ada 3
macam tingkat kebasahan, yaitu kering, lembab, dan basah. Dengan mengetahui ciri-ciri yang
terjadi diberbagai jenis tanah pada tingkat kebasahan tertentu, kita dapat memperkirakan
tegangan lengasnya.

Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah
terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Keadaan ini
terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh yaitu tanah cukup mudah ditembus oleh air, tekstur dan
struktur tanahnya uniform dan pori-pori tanah belum semua terisi oleh air dan tempratur yang
cukup tinggi.
8

ACARA II
PENETAPAN TEKSTUR DAN STRUKTUR TANAH

Tujuan Praktikum

 Mahasiswa mampu menetapkan kelas tekstur tanah menggunakan data persentase fraksi
tanah (pasir; debu; liat)
 Mahasiswa terampil menggunakan segi tiga tekstur untuk mengkelaskan tekstur tanah
 Mahassiswa mampu melakukan penilaian (assessment) hubungan tekstur tanah dengan
sifat tanah yang lain: (kemampuan tanah menahan air dan permeabilitas) berdasarkan data
yang tersedia
 Menilai secara kualitatif tekstur tanah (kasar halusnya tanah) berdasarkan penampilan dua
gambar profil tanah

a. Menetapkan Kelas Tekstur Tanah Menggunakan Data Fraksi Partikel Tanah


Tabel: Data fraksi partikel tanah dari tiga sampel tanah (top soil) yang diambil di lahan
Kering Kabupaten Dompu

Fraksi Partikel Tanah (%)


Pasir (Sand) Debu (Silt) Liat (Clay)
Sampel Tanah
I. Tambora 60 20 10
II. Monta 35 30 35
III. Pajo 20 25 55

Tugas : a) Tentukan kelas tekstur dari ketiga sampel tanah tersebut menggunakan segi tiga
tekstur (USDA). Nama Kelas tekstur tanah dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris
b) Tanah manakah yang paling halus? Tanah manakah yang memiliki kemampuan
menahan air lebih tinggi? Mengapa jelaskan
c) Tanah manakah yang memiliki permeabilitas paling tinggi?
9

Gambar Segi tiga Tekstur tanah (Adapted from USDA, 1998)


Jawab :

a) I. Tambora : Lempung Berpasir (Sandy Loam)

Tekstur tanah tambora adalah Lempung berpasir (sandy loam)

ll. Monta : lempung berliat (clay loam)


10

Tekstur tanah monta lempung liat (clay loam).

lll. Pajo : liat (clay)

Tekstur tanah pajo adalah liat (clay)

b) Tanah yang paling halus adalah sampel tanah Pajo, karena memiliki fraksi partikel tanah liat
(clay) terbanyak yakni 55%. Selain halus sampel tanah Pajo ini memiliki kemampuan menahan
air lebih tinggi dibandingkan dengan sampel tanah Tambora dan sampel tanah Monta. Pori-pori
11

tanah yang kecil menyebabkan sample tanah Pajo memiliki kemampuan menahan air lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lainnya.

c) Tanah yang memiliki permealitas paling tinggi yaitu sampel tanah Tambora (Lempung
Berpasir) yang dilanjutkan dengan sampel tanah Monta (Lempung Berliat) dan sampel tanah
Pajo (Liat) memiliki daya permeabilitas yang paling rendah diantara ketiga sampel tanah

b. Menilai Secara Kualitatif Tekstur Tanah Dengan Mengamati Secara Visual Penampilan
(Performance) Gambar Profil Tanah Berikut Ini

A. Profil Tanah daerah B.Profil Tanah (Vertisol)


Nangakara, ( Entisols) di daerah tadah hujan di
Kaki Pegunungan Tambora Kecamatan Praya Barat
Dompu.
Tugas : Dari pengamatan anda secara visual terhadap kedua gambar tersebut kira-kira tanah
manakah yang lebih halus, terangkan alasan anda

Jawab : Tanah yang lebih halus adalah Tanah B (vertisola), karena mengandung liat (Clay)
yang lebih banyak dibandingkan Tanah A (Entisols)
Kesimpulan
12

Tanah terdiri dari butir-butir tanah dari berbagai ukuran. Bahan tanah yang berukuran
lebih dari 2 m disebut bahan kasar yaitu kerikil sampai batu, sedangkan bahan-bahan tanah yang
lebih halus dapat dibedakan menjadi: Pasir dengan ukuran 2mm - 50µ, debu dengan ukuran 50µ-
2µ dan lempung dengan ukuran kurang dari 2µ. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya
tanah berdasarkan perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan lempung.
Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi
kimia tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga
sulit untuk menahan air maupun unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur lempung mempunyai
luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara
tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah yang bertekstur
kasar. Tanah-tanah yang bertekstur halus mempunyai kemampun menyimpan air dan hara
makanan bagi tanaman.
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi
karena butir-butir pasir, debu dan lempung terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan
organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk,
ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda.  Tanah yang dikatakan tidak berstruktur bila butir-
butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau yang saling
melekat menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive atau pejal.
13

ACARA III
PENETAPAN STRUKTUR TANAH

Tujuan Praktikum
 Mahasiswa mampu mengenal dengan sempurna type struktur tanah berdasarkan
pengamatan secara visual terhadap contoh tanah (Gambar)
 Mahasiswa memiliki ketrampilan dalam mengenal ukuran struktur tanah secara kualitatif

Tugas: Gunakan Gambar berikut untuk menjawab pertanyaan pada Kolom 2 dan Kolom 3

Gambar Tulis Nama Tetapkan Kelas Ukuran


Bentuk/Tipe Struktur Struktur : Sangat Halus, Halus,
Tanahnya Sedang, Kasar, Sangat Kasar
Butiran (Granular)  Sangat halus = <1 mm
 Halus = 1-2 mm
 Sedang = 2-5 mm
 Kasar = 5-10 mm
 Sangat kasar = >10 mm
Tiang (Columnar)  Sangat halus = <10 mm
 Halus = 10-20 mm
 Sedang = 20-50 mm
 Kasar = 50-100 mm
 Sangat kasar = >100 mm
Lempeng (Platy)  Sangat halus = <1 mm
 Halus = 1-2 mm
 Sedang = 2-5 mm
 Kasar = 5-10 mm
 Sangat kasar = >10 mm
14

Gumpal bersudut  Sangat halus = <5 mm


(Angular blocky)  Halus = 5-10 mm
 Sedang = 10-20 mm
 Kasar = 20-50 mm
 Sangat kasar = >50 mm
Remah (Crumb)  Sangat halus = <1mm
 Halus = 1-2 mm
 Sedang = 2-5 mm
 Kasar = 5-10 mm
 Sangat kasar = >10 mm

Kesimpulan

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah
ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti
bahan organic, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil (struktur tanah) ini
mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.
15

ACARA IV

KEMASAMAN TANAH (pH TANAH)

LANDASAN TEORI

Kemasaman atau pH tanah adalah ukuran aktivitas ion hydrogen dalam larutan tanah.
Nilai pH diperoleh dari logaritma negatif konsentrasi ion hydrogen (pH= -log H +). Skala pH
tanah diperoleh dengan berpedoman pada air murni yang mempunyai kadar ion hydrogen sama
dengan kadar ion hydrogen yaitu 10-7, sehingga pH air murni = - log H+

= - log 10-7 =7,0. dari hasil tersebut diperoleh daftar skala pH sebagai berikut :

Daftar Skala pH Tanah

Reaksi Tanah Skala pH

Amat sangat masam < 4,5

Sangat masam 4,5 - 5,0

Agak masam 5,1 - 5,5

Sedikit masam 5,6 - 6,0

Kurang masam 6,1 - 6,5

Netral 6,6 - 7,5

Sedikit basa 7,6 - 8,0

Agak basa 8,1 - 9,0

Sangat basa 9,1 - 14,0


16

Kemasaman tanah (pH) sangat mempengaruhi status ketersediaan dan keseimbangan


unsur hara yang diperlukan tanaman. Pada dasarnya setiap jenis tanaman menghendaki pH tanah
yang tertentu untuk dapat berproduksi secara maksimal tetapi kebanyakan tanaman menghendaki
pH tanah sekitar netral.

Untuk penelitian kesuburan tanah sering dilakukan dua macam pengukuran pH tanah,
yaitu pH aktual dan pH potensial. Kemasaman (pH) tanah aktual menggambarkan aktivitas ion
hydrogen yang ada dalam larutan tanah. Sebagai pelarutnya digunakan H2O, sehingga sering
disebut pH H2O.

Kemasaman tanah potensial menggambarkan aktivitas ion hydrogen yang ada dalam
larutan tanah dan dikompleks jerapan koloid tanah yang mudah tertukar. Pada tanah yang agak
masam sampai sangat masam, ion Al3+ juga merupakan penyumbang ion hydrogen didalam
larutan tanah melalui hidrolisa sebagai berikut :

Al3++ H2O Al(OH)+2+ H+

Al(OH)+2 + H2O  Al(OH)+2 + H-

Dalam penetapan pH tanah potensial digunakan pelarut KCl 0,1 N atau K2SO4 0,1 N
sehingga sering disebut pH KCl. Umumnya nilai pH H2O lebih tinggi dari pH KCl, tetapi pada
tanah yang sudah tua dimana partikel koloidal yang bersifat amorf, pH KCl bernilai lebih tinggi
dari pH H2O.

Nilai pH = pH KCl – pH H2O dapat dipergunakan untuk menilai kesuburan tanah. Jika
pH negatif seingga ia mampu memegang kation-kation yang diperlukan tanaman. Jika pH positif,
tanah bermuatan positif dan dapat diartikan tanah tersebut miskin atau sangat tua.
17

H+

K+

Al K+

KCl   H+

Ion H+ dan Al3+ didesak oleh ion K+ dari pelarut KCl, sedangkan ion OH - didesak oleh
Cl-. Selanutnya ion Al3+ mengalami hidrolisis menghasilkan H+ sebagai sumber kemasaman
tanah. Jika jumlah H+ dan Al3+ yang didesak oleh K+ lebih banyak dari pada OH- yang didesak
oleh Cl berarti ion bermuatan positif (kation) lebih banyak terdapat pada kompleks jerapan atau
kompleks jerapan lebih banyak bermuatan negatif (tanah bermuatan negatif). Gejala ini di
tunjukkan oleh nilai pH KCl yang lebih rendah daripada pH H2O. hal ini sebaliknya dapat terjadi
pada tanah-tanah yang sudah miskin (tua) yang didominasi oleh logam berat.

Tujuan Praktikum

1. Mengukur pH tanah aktual dan potensial


2. Menentukan muatan tanah melalui pengukuran pH

Alat Dan Bahan

Botol kocok, pengaduk gelas, timbangan, pH meter, pH Stick, aquades, 0,1 N KCl, 0,1 N
H2SO4+, contoh tanah 0,5 mm.
18

Cara Kerja

1. Timbang contoh tanah 10 gr, masukkan kedalam botol kocok.


2. Tambahkan aquades 20 ml untuk pH H2O, atau 20 ml 0,1N KCl untuk pH KCl.
3. Aduk dengan pengaduk gelas sehingga tanah betul-betul larut selama + 10 menit.
Diamkan selama 15 menit.
4. Ukur pH tanah dengan pH meter atau pH Stick.

Tugas :

1. Jelaskan pengertian pH tanah, pH tanah aktual, dan pH potensial.


2. Seumpama dari hasil pengukuran pH untuk 2 jenis tanah diperoleh pH tanah 5 dan pH
tanah 7, dari kedua nilai pH tanah tersebut dapat dijelaskan bagaimana pertumbuhan
tanamannya.
3. Umumnya tanaman tumbuh baik pada pH tanah berapa? Jelaskan alasannya.
Jawab :

1. pH merupakan kependekan dari potensial of hydrogen. Sedangkan pH tanah adalah suatu


standar pengukuran tingkat keasaman atau kebasaan pada suatu lahan. pH tanah adalah
tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan skala pH antara 0
hingga 14. Suatu benda dikatakan bersifat asam jika angka pH kurang dari 7 dan disebut
basa jika skala pH lebih dari 7. pH aktual adalah ion H+ yang terdapat di dalam larutan
tanah. Bahan pendesak untuk mengukur pH aktual adalah H2O. Sedangkan pH potensial
adalah ion H+ yang terdapat di dalam larutan tanah dan juga pada kompleks jerapan.
Bahan pendesak untuk mengukur pH potensial adalah larutan KCl.
2. Tanah yang memiliki pH 5 memiliki kadar keasaman tinggi. Tingkat keasaman tanah
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Derajat pH dalam tanah
juga menunjukkan keberadaan untur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah
asam akan lebih banyak ditemukan unsur aluminium (Al) yang selain meracuni tanaman
juga mengikat phosfor sehingga tidak bisa diserap oleh tanaman. Sedangkan tanah yang
memiliki derajat pH 7 akan membuat tanaman mudah tumbuh dan berkembang dengan
baik karena pH 7 sama dengan netral yaitu tidak asam dan tidak basa. Membuat unsur
19

unsur yang ada dalam tanah menjadi seimbang sehingga tanaman akan tumbuh dengan
normal.
3. Kemasaman tanah yang ideal untuk tanaman berkisar antara pH 5,5 – 7,5, tergantung
pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Contohnya pada tanaman mawar, bakung,
azalea tumbuh dengan baik pada pH tanah 5-6, kentang, padi, jagung, lobak tumbuh
optimal pada kisaran pH 5-6,5, bayam, kacang merah, selada, bawang merah, timun,
tomat,wortel, terong seledri, kubis, krisan, dahlia, tulip tumbuh optimal pada kisaran pH
tanah 6-8, anyelir, tebu, gandum, kacang tanah, semanggi, alfalfa, zinnia tumbuh dan
berkembang optimal pada kisaran pH 7-8. Pada kondisi tanah masam kuat atau basa kuat,
pertumbuhan tanaman akan terganggu. Beberapa unsur hara tidak dapat diserap oleh
tanaman, karena adanya reaksi kimia di dalam tanah yang mengikat atau membelenggu
ion-ion dari unsur tersebut. kendala utama pertumbuhan tanaman pada tanah masam
adalah keracunan Al, Fe, dan Mn. Tanah yang terlalu masam juga menghambat
perkembangan mikroorganisme tertentu di dalam tanah.

Kesimpulan

pH merupakan kependekan dari potensial of hydrogen. Sedangkan pH tanah adalah suatu


standar pengukuran tingkat keasaman atau kebasaan pada suatu lahan. Dengan mengetahui kadar
pH dalam tanah, para petani (manusia) dapat menentukan tanaman apa yang cocok untuk
ditanam atau dibudidayakan karena setiap tanaman memiliki karakteristik kebutuhan kadar pH
yang berbeda-beda.

Tanah dengan pH netral berada pada angka 6,5 hingga 7,8. Tingkat keasam-basaan ini
merupakan pH ideal dengan kandungan senyawa organik, mikroorganisme, unsur hara dan
mineral-mineral dalam kondisi yang optimal. Biasanya tanah ber-pH netral cocok digunakan
untuk bercocok tanam. Beberapa tanaman seperti ubi kayu optimal ditanam pada tanah dengan
pH 4,5 hingga 8 dan cabai yang memerlukan pH tanah antara 5,6 hingga 7,2.

Kadar pH dalam tanah asam biasanya dimiliki oleh tanah gambut yang cenderung
mempunyai kandungan hidrogen, aluminium, dan belerang tinggi. Pada kondisi asam, biasanya
tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik karena zat hara tidak dapat diserap oleh tumbuhan
20

secara optimal. Untuk mengurangi kadar keasaman tanah, kita dapat melakukan pemberian
dolomit atau kapur pertanian.

Tanah dengan pH basa lebih banyak mengandung zat kapur dan umumnya terdapat di di
daerah pesisir pantai. Selain itu, tanah basa juga memiliki kandungan ion magnesium, kalsium,
kalium, dan natrium yang lebih tinggi. Kondisi kebasaan yang tinggi tidak baik bagi tanaman.
Pengolahan tanah basa agar pH menjadi netral dapat dilakukan dengan pemberian kapur gypsum.
21

ACARA V

KADAR BAHAN ORGANIK TANAH

PENGANTAR :

Bahan organik (BO) tanah adalah bahan yang berasal dari flora dan fauna baik yang telah
terdekomposisi menjadi humus, maupun yang sedang mengalami perombakan melalui kegiatan
organisme di permukaan tanah, maupun di dalam tanah. Tanah mineral yang ideal mengandung
5% bahan organik. Peranan bahan organik tanah,antara lain, adalah: (1)Sebagai sumber unsur
hara tanaman; (2)Sebagai granulator bagi partikel tanah dalam pembentukan struktur tanah yang
lebih stabil melalui proses granulasi; (3) Meningkatkan kemampuan tanah dalam meretensi air.

Di Laboratorium bahan organik tanah ditetapkanmelalui pengukuran C-organik


menggunakan metode Walkey dan Black atau lebih dikenal dengan analisa kuantitatif volumetris
oxydimetris, yang didasarkan pada oksidasi karbon (C) pada bahan organik. Oksidator yang
digunakan adalah kalium bikromat dalam suasana asam (K2Cr2O7 + H2SO4).Dasar penetapannya
adalah karbon (C) dalam senyawa bahan organik akanmereduksi Cr6+ yang
berwarnajinggamenjadi Cr3+ yang berwarnahijaudalamsuasanaasam. Intensitaswarnahijau yang
terbentuksetaradengankadarkarbon dan dapatdiukurdenganspektrofotometer pada
panjanggelombang 561 nm.Selanjutnyakadarbahanorganikditetapkandenganmengacu pada
rumus:

BO = (100/58) x C-organik.

Perhitungan ini didasarkan pada suatu pendekatan, bahwa terdapat 58% kadar C yang terdapat
dalam bahan organik.

Dalampraktikumsaatinitidakmenggunakanmetodekuantitatifsepertidiuraikan diatas,
melainkanmenggunakan metode kualitatif. Melalui metode tersebut hanya akan diperoleh
kandungan bahan organik tanah menurut ukuran kualitatif seperti misalnya: sedikit, banyak,
sangat banyak.
22

Tujuan Praktikum

Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar bahan organik tanah secara
kualitatif melalui pengamatan tanah di lapangan.

ALAT : Alat-alat yang digunakan meliputi: Pipet tetes, cawan, dan botol tempat larutan
H2O2 10%.

BAHAN : Bahan yang diperlukan meliputi: Contoh tanah kering udara berbentuk bongkahan,
dan larutan H2O2 10%.

CARA KERJA :

1. Menyiapkan larutan H2O2 10%


2. Menyiiapkan contoh tanah (usahakan dalam bentuk gumpal (bongkahan) agar
pengamatan dapat dilakukan dengan lebih jelas.
3. Mengambil larutan H2O2 10% menggunakan pipet tetes, kemudian meneteskannya pada
contoh tanah yang telah dipersiapkan
4. Mengamati proses pembuihan yang terjadi akibat reaksi antara bahan organik dalam
contoh tanah dengan H2O2.
5. Bebrapa kemungkinan reaksi yang terjadi adalah, sebagai berikut:
a. Jika tidak terjadi pembuihan pada contoh tanah artinya kandungan BO tanahnya tidak
ada atau sangat sedikit sekali.
b. Jika terjadi pembuihan sedikit artinya kandungan BO tanahnya sedikit.
c. Jika pembuihan terjadi sedang (cukup) maka kandungan BO tanahnya sedang
d. Jika pembuihan terdi sangat hebat bahkan sampai menimbulkan suara desis, artinya
contoh tanah tersebut mengandung BO tanah sangat banyak.
23

Untuk lebih jelas tentang pengamatan tersebut, silahkan diamati file simulasi yang
tersedia berikut ini.

File Simulasi 1.Kandungan BO tanahnyasedikit

File Simulasi 2.Kandungan BO tanahnyasedang

File Simulasi 3. Kandungan BO tanahnyasangatbanyak

Tugas :

1. Jelaskanpengertianbahanorganik.
2. Jelaskanperanbahanorganikbagikesuburantanah
3. Jelaskankenapadalamperhitunganbahanorganik (BO) digunakanrumus:

BO = (100/58) x kadar C-organik

4. Jelaskankenapa BO dapatberperansebagaigranulator.
Tindakan-tindakanapa (minimal 3) yang andadapatsarankanjikasuatutanahmemilikikandungan
BO rendah.

Jawab :
1. Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu system kompleks dan
dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam
tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor
biologi, fisika, dan kimia (Kononova, 1961). Menurut Stevenson (1994), bahan organik
tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk
serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di
dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.
2. Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanahBahan organik tanah umumnya
ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3 – 5 % tetapi
24

pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan pertumbuhan tanaman besar sekali. Adapun
pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya terhadap pertumbuhan
tanaman adalah :
 Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain
 Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
 Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (Kapasitas Pertukaran
Kation tanah menjadi lebih tinggi)
 Sumber energi bagi mikroorganisme.
3. Bahan Organik (BO) ditetapkan dengan mengacu pada rumus BO = (100/58) x kadar
Corganik karena Perhitungan ini didasarkan pada suatu pendekatan, bahwa terdapat 58%
kadar C yang terdapat dalam bahan organik.
4. Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik dalam pembentukan agregat yang stabil
terjadi karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan bahan organik. Bahan
organik tanah terdiri dari sisa-sisa tumbuhan atau binatang melapuk. Tingkat pelapukan
bahan organik berbeda-beda dan tercampur dari berbagai macam bahan. Bahan organik
tanah juga merupakan salah satu indikator kesehatan tanah. Tanah yang sehat memiliki
kandungan bahan organik tinggi, sekitar 5%. Sedangkan tanah yang tidak sehat memiliki
kandungan bahan organik yang rendah. Kesehatan tanah penting untuk menjamin
produktivitas pertanian.
5. Tindakan-tindakan yang dapat tanah memiliki kandungan bahan organik (BO) rendah
yaitu:
 Dengan melakukan perbaikan terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanah
 Pengupayaan memperbaiki kondisi sifat fisik tanah dengan perbaikan stabilitas
agregat tanah, perbaikan aerasi tanah di lapisan yang memadat dan pencampuran
kembali tanah lapisan bawah dengan lapisan atas.
 Pemberdayaan organisme tanah sebagai agen pembaik kesuburan tanah melalui
peningkatan bahan organik tanah.
 Memanfaatkan keanekaragaman spesies fauna tanah untuk memberikan
sumbangan yang besar dalam upaya meningkatkan kesuburan dan produktivitas
bahan organik tanah.
25

 Upaya meningkatkan kadar C-organik dengan melakukan penekanan terhadap


percepatan laju dekomposisi.

Kesimpulan
Bahan orgaik tanah (BO) adalah bahan yg berasal dari flora, fauna, dan manusia baik yg
telah terdekomposisi menjadi humus maupun yg sedang mengalami perombakan secara fisik,
kimia, maupun oleh kegiatan organisme dipermukaan maupun didalam tanah.
Pada sampel tanah yang pertama kandungan bahan organiknya sedikit, karena buih yang muncul
sedikit.
Pada sampel tanah yang kedua kandungan bahan organiknya cukup (sedang), karena buih
yang muncul juga lebih banyak daripada sampel tanah pertama tetapi tidak menimbulkan bunyi
desissan.
Pada sempel tanah ketiga kandungan bahan organiknya sangat tinggi, karena buih yang
muncul dari tanah tersebut sangat banyak dan menimbulkan bunyi desissan.
Bahan organik mempunyai daya serap kation yg lebih besar daripada koloid tanah yg liat. Berarti
semakin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah, maka makin tinggi pula kapasitas tukar
kationnya. Kandungan bahan organik menjadi salah satu penentu kesuburan tanah.
Kandungan Bahan Organik Tanah dipengaruhi oleh kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah
dan drainase.
26

BAB II

PEMBAHASAN UMUM

KADAR LENGAS TANAH

Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian dan atau seluruh ruang pori tanah dan
teradsorbsi pada permukaan zarah tanah. Lengas dapat tetap berada dalam ruang pori tanah
karena memiliki tegangan potensial. Pada pemberian yang berlebih sehingga gaya berat air
melebihi gaya ikat zarah tanah terhadap lengas maka kelebihan lengas tersebut akan teratus
bebas melalui pori makro. Lengas yang teratus ini disebut lengas gravitasi. apabila tidak ada
kelebihan lengas yang teratus lagi maka tanah dikatakan dalam keadaan kapasitas lapangan
( field capacity ). Apabila kandungan lengas terus berkurang sehingga tidak mampu
mengimbangi kehilangan air akibat evapotranspirasi maka tanah dikatakan dalam titik layu tetap.
( Agus, 2008 )
Konsentrasi tanah yang merupakan indikator derajat ( ketahanan tanah ) terhadap tekanan
gaya-gaya dari luar, sangat dipengaruhi tingkat kejenuhan airnya. Penurunan kadar air akan
menyebabkan tanah kehilangan sifat kelekatan  ( stickness ) dan kelenturan ( plasticity ), menjadi
gembur ( friable ) dan lunak ( soft ), serta menjadi keras dan kaku ( coherent ) pada saat kering.
( Ali, 2005 )
Penetapan kadar lengas secara tidak langsungu dilakukan dengan mengevaluasi
perubahan sifat-sifat bahan yang berkorelasi dengan keberadaan air di dalam tanah. Dua sifat-
sifat tersebut yang paling banyak digunakan adalah Jumlah dan laju penyebaran neutron dan
Konduktivitas dan kapasitas listrik di dalam tanah. Keuntungan dari metode tidak langsung ini
adalah pengukuran dapat dilakukan secara cepat dan tidak menggangu lingkungan disekitarnya.
Konsentrasi ditetapkan berdasarkan tiga kadar air tanah, yaitu:
1. Konsentrasi basah ( pada air sekitar kapasitas lapangan ) untuk menilai:
 Derajat kelekatan tanah terhadap benda-benda yang mempelinya, yang dideskripsikan
menjadi: tak lekat, agak lekat, lekat, dan sangat lekat.
 Derajat kelenturan tanah tehadap perubahan bentuknya, yaitu: non plastis  ( kaku ), agak
plastis, plastis, dan sangat plastis.
27

2. Konsentrasi lembab ( kadar air antara kapasitas lapangan dan kering udara ) untuk menilai
derajat kegemburan tanah, dipilih menjadi lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh,
dan ekstrim teguh.
3. Konsentrasi kering ( kadar air kondisi kering udara ) untuk menilai derajat kekerasan tanah,
yaitu lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, dan ekstrim keras. ( Sridianti, 2013 )

TEKSTUR TANAH

Tanah terdiri dari butiran-butiran yang berbeda baik dalam ukuran  maupun   bentuk.
Besarnya partikel tanah relatif sangat kecil, yang biasanya diistilahkan dengan tekstur. Tekstur
menunujukkan sifat halus dan kasarnya butiran-butiran tanah.Lebih khusus lagi, tekstur
ditentukan oleh perbandingan antara kandungan pasir, debu, dan liat yang terdapat dalam tanah.
Dalam pengukuran tekstur tanah, kerikil dan partikel yang lebih besar tidak diperhitungkan
karena materi ini tidak mengambil peranan penting dalam penentuan tekstur tanah. ( Hanafiah,
2005 )
Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah ( taksnomi tanah ) ditunjukkan dalam
sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan
pula fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir ( lebih besar 2 mm ), sebagian besar butir untuk
fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir lempung, berpasir, berlempung halus, berdebu kasar,
berdebu halus, berliat halus, dan berliat sangat halus (Hardjowigeno, 1995).
Tanah dengan berbagai perbandingan pasir, debu dan liat dikelompokkan atas berbagai
kelas tekstur seperti digambarkan pada segitiga tekstur (Gambar 1). Cara penggunaan segitiga
tekstur adalah sebagai berikut: 
28

Gambar 1. Segitiga tekstur tanah.


Misalkan suatu tanah mengandung 50% pasir, 20% debu, dan 30% liat. Dari segitiga
tekstur dapat dilihat bahwa sudut kanan bawah segitiga menggambarkan 0% pasir dan sudut
kirinya 100% pasir. Temukan titik 50% pasir pada sisi dasar segitiga dan dari titik ini tarik garis
sejajar dengan sisi kanan segitiga (ke kiri atas). Kemudian temukan titik 20% debu pada sisi
kanan segitiga. Dari titik ini tarik garis sejajar dengan sisi kiri segitiga, sehingga garis ini
berpotongan dengan garis pertama. Kemudian temukan titik 30% liat dan tarik garis ke kanan
sejajar dengan sisi dasar segitiga sehingga memotong dua garis sebelumnya. 
Dari perpotongan ketiga garis ini, ditemukan bahwa tanah ini mempunyai kelas tekstur
“lempung liat berpasir”. Salah satu kelas tekstur tanah adalah lempung yang letaknya di sekitar
pertengahan segitiga tekstur. Lempung mempunyai komposisi yang imbang antara fraksi kasar
dan fraksi halus, dan lempung sering dianggap sebagai tekstur yang optimal untuk pertanian. Hal
ini disebabkan oleh kapasitasnya menjerap hara pada umumnya lebih baik daripada pasir;
sementara drainase, aerasi dan kemudahannya diolah lebih baik daripada liat. Akan tetapi,
pendapat ini tidak berlaku umum, karena untuk keadaan lingkungan dan jenis tanaman tertentu
pasir atau liat mungkin lebih baik daripada lempung. 
Penentuan tekstur suatu contoh tanah secara kuantitatif dilakukan melalui proses analisis
mekanis. Proses ini terdiri atas pendispersian agregat tanah menjadi butir-butir tunggal dan
kemudian diikuti dengan sedimentasi. 
29

Partikel-partikel tanah yang masih satu golongan disebut fraksi tanah.


Ada tiga golongan fraksi tanah, yaitu:
1. Fraksi lempung : diameter < 0,002 mm.
2. Fraksi debu: diameter < 0,002-0,05 mm.
3. Fraksi pasir : diameter > 0,05-2,00 mm.
4. Jika diameter lebih dari 2,0 mm disebut kerakal dan kerikil, tidak termasuk fraksi tanah.

Proporsi fraksi menurut kelas tekstur tanah:

SRUKTUR TANAH
30

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil
proses pedogenesis.

Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif
disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu
dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang
kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar
tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang
kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut
granular.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara
langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan
tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur
tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada
tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang
tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah
berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah
kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang
tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara
maksimal pada tanah yang berpori, dibandiangkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi
tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah
berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat
rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur
tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan
organisme tanah merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah.

Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur tanah menentukan besar kecilnya air
limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah bersolum dalam (>90 cm),
struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah
31

dan hanya sebagian kecil yang menjadi air limpasan permukaan (longsor). Sebaliknya, pada
tanah bersolum dangkal, struktur padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil
air hujan yang terinfiltrasi dan sebagian besar menjadi aliran permukaan (longsor)

Pembentukan Agregat

Menurut Gedroits (1955) ada dua tingkatan pembentuk agregat tanah, yaitu:
1. Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) kedalam agregat tanah mikro
2. Sementasi (pengikat) agregat mikro kedalam agregat makro.
Teori pembentukan tanh berdasarkan flokulasi dapat terjadi pada tanah yang berada dalam
larutan, misal pada tanah yang agregatnya telah dihancurkan oleh air hujan atau pada tanah
sawah. Menurut utomo dan Dexter (1982) menyatakan bahwa retakan terjadi karena
pembengkakan dan pengerutan sebagai akibat dari pembasahan dan pengeringan yang berperan
penting dalam pembentukan agregat.
Dapat diambil kesimpulan bahwa agregat tanah terbentuk sebagai akibat adanya interaksi dari
butiran tunggal, liat, oksioda besi/ almunium dan bahan organik. Agregat yang baik terbentuk
karena flokuasi maupun oleh terjadinya retakan tanah yang kemudian dimantapkan oleh pengikat
(sementasi) yang terjadi secara kimia atau adanya aktifitas biologi.

Faktor yang mempengaruhi pembentukan agregat

1. Bahan Induk
Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan agregat-agregat tanah serta
kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan dalam pembentukan agregat, karena
liat berfungsi sebagai pengikat yang diabsorbsi pada permukaan butiran pasir dan setelah
dihidrasi tingkat reversiblenya sangat lambat. Kandungan liat > 30% akan berpengaruh terhadap
agregasi, sedangakan kandungan liat < 30% tidak berpengaruh terhadap agregasi.

2. Bahan organik tanah


32

Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian. Pencucian
tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah. Sehingga bahan organik dan organisme di
dalam tanah saling berhubungan erat.
3. Tanaman
Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat yang mantap. Akar tanaman
dapat menembus tanah dan membentuk celah-celah. Disamping itu dengan adanya tekanan akar,
maka butir-butir tanah semakin melekat dan padat. Selain itu celah-celah tersebut dapat
terbentuk dari air yang diserp oleh tnaman tesebut.
4. Organisme tanah
Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu berperan
langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna tanaman.Secara tidak langsung
merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan akan dikeluarlan lagi menjadi bahan
pengikat tanah.
5. Waktu
Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama waktu berjalan, maka
agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin mantap.
6. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan, pencairan. Iklim
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan agregat tanah.

KEMASAMAN TANAH

Konsep Kemasaman Tanah adalah salah satu prinsip dasar kimia tanah yang
mengindikasikan reaksi tanah. Pada daerah iklim Tropis Basah, pengasaman tanah adalah
proses alamiah (natural). Kemasaman tanah merupakan salah satu masalah utama bagi
pertumbuhan tanaman karena pada tanah dengan pH sangat masam, yaitu pH lebih rendah dari
4,5 dalam sistem tanah akan terjadi perubahan kimia sebagai berikut : (a)  Aluminium menjadi
lebih larut dan beracun untuk tanaman; (b) Sebagian besar hara tanaman menjadi kurang
tersedia bagi tanaman, sedangkan   beberapa hara mikro menjadi lebih larut dan beracun; (c)
penurunan hasil tanaman; (d) mempengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis
dengan tanaman seperti fiksasi nitrogen oleh Rhizobium. Kedua kondisi ekstrem, yaitu: terlalu
asam dan terlalu basa merupakan kondisi yang sangat merugikan bagi pertumbuhan dan
33

perkembangan tanaman. Akan tetapi, ada beberapa reaksi kimia di alam yang terjadi dalam
kondisi pH netral. Pengelompokan kemasaman tanah berbeda dengan pengelompokkan
terhadap sifat kimia tanah lain, karena untuk kemasaman tanah (pH) dikelompokkan dalam
enam kategori berikut : (1.) Sangat Masam untuk pH tanah lebih rendah dari 4,5 ; (2.) Masam
untuk pH tanah berkisar antara 4,5 s/d 5,5 ; (3.) Agak Masam untuk pH tanah berkisar antara
5,6 s/d 6,5 ; (4.) Netral untuk pH tanah berkisar antara 6,6 s/d 7,5 ; (5.) Agak Alkalis untuk pH
tanah berkisar antara 7,6 s/d 8,5 ; (6.) Alkalis untuk pH tanah lebih besar dari 8,5.

Faktor Penyebab Terjadinya Kemasaman Tanah

1.  Air Hujan, ada kekhawatiran tentang hujan asam, tetapi hampir semua hujan adalah ber pH
rendah (asam). Air Hujan murni yang tidak mengandung bahan pencemar pada dasarnya adalah
air distilasi. Air hujan ini yang dalam kesetimbangan dengan atmosfer akan memiliki pH
sekitar 5,6 karena pelarutan karbon dioksida di dalam air. Ketika air hujan murni berada dalam
kesetimbangan dengan karbon dioksida, maka konsentrasi ion hidrogen yang dihasilkan
menyebabkan pH 5,6. Hujan asam juga memberikan kontribusi dalam proses pengasaman
tanah. Dalam sistem tanah kontribusi dari hujan asam relatif rendah dibandingkan dengan
pengaruh dari pasir sesquioxida yang bersifat sangat asam yang kapasitas tukar kation sangat
rendah. Akan tetapi banyak tanaman sangat peka terhadap pengaruh dari hujan asam

2.  Respirasi Akar, tanaman juga menghasilkan karbon dioksida karena proses respirasi akar,
dan selama periode pertumbuhan aktif akar dapat menyebabkan karbon dioksida di tanah yang
konsentrasinya lebih tinggi beberapa kali dari di atmosfer, sehingga terjadi peningkatan jumlah
karbon dioksida terlarut dalam air tanah dan menyebabkan peningkatan keasaman tanah atau
pH menjadi lebih rendah.

3.  Pupuk, Karbon dioksida bukan satu-satunya sumber ion hidrogen dalam tanah, namun pada
tanah yang dikelola, pupuk dapat menjadi sumber utama ion hidrogen. Pupuk Amonium, pupuk
modern biasanya menggunakan amonium sebagai sumber nitrogen, akan tetapi oksidasi
ammonium dihasilkan ion nitrat dan ion hidrogen sehingga menyebabkan pengasaman tanah.
Dengan kata lain, dua atom hidrogen dihasilkan setiap molekul ammonium teroksidasi.
Sedangkan Pupuk Mono Kalsium Fosfat, Monocalcium fosfat yang sering digunakan sebagai
salah satu komponen pupuk juga menjadi faktor penyebab terjadinya proses pengasaman tanah
34

(meskipun lebih rendah daripada amonium). Senyawa ini akan terhidrolisis dalam air
membentuk fosfat bikalsium dan Asam fosfat.  Asam fosfat terdisosiasi sangat cepat seiring
dengan peningkatan pH dari 3 menjadi lebih dari 7. Secara umum ion hidrogen (H+) ketiga
tersebut akan terlarut pada pH di atas netral, sehingga tidak termasuk faktor penyebab
pengasaman tanah. Akan tetapi, kedua ion hidrogen ( H+) yang sudah terlarut dalam kisaran pH
tanah asam, termasuk faktor penyebab kemasaman tanah.  Ketika pupuk fosfor diberikan dalam
lubang tugal, maka H3PO4 terdisosiasi dalam tanah sehingga terjadi nilai pH yang sangat
rendah didekat pupuk tersebut. Tingkat keasaman ini akan secara bertahap menyebar ke dalam
tanah sekitar lokasi pupuk. Menurut Lindsay dan Stephenson (1959), nilai pH 1,5 dapat
ditemukan segera di zona sekitar pupuk tersebut.

Faktor Reaksi Oksidasi yang Menghasilkan Ion Hidrogen

Semua reaksi oksidasi dalam tanah yang menghasilkan ion hidrogen dapat menyebabkan
terjadinya pengasaman tanah. Salah satu reaksi pengasaman paling efektif adalah oksidasi
sulfur anorganik. Belerang biasanya digunakan jika tanah memiliki pH lebih tinggi dari yang
diinginkan, sehingga diperlukan upaya penurunan pH tanah. Misalnya, Reaksi oksidasi pirit
yang terjadi pada tanah rawa yang diangkat sehingga terjadi reaksi oksidasi dari pirit tanah
tersebut. Setiap ion S dihasilkan 2 ion Hidrogen

Bahan Organik, berbagai macam Bahan Organik juga dapat menyebabkan pengasaman
tanah. Kemampuan pengasamannya tergantung pada jenis tanaman sebagai sumber bahan
organik tersebut.  Beberapa tanaman mengandung asam organik dalam jumlah yang sangat
berbeda dengan tanaman lainnya. Asam organik hasil dekomposisi bahan organik
menyebabkan pengasaman tanah. Bahan organik yang berasal dari tanaman dengan kandungan
basa-basa rendah juga menyebabkan terjadinya sedikit pengasaman tanah. Bahan organik yang
berasal dari tanaman dengan kandungan basa-basa kurang mencukupi kebutuhan mikrobia
pendekomposernya, menyebabkan mikrobia tersebut menyerap basa-basa keperluannya dari
sistem tanah, sehingga basa-basa tanah seperti kalsium dan magnesium terkuras dari tanah
maka menyebabkan terjadinya pengasaman tanah.

Tanaman, pertumbuhan tanaman juga berkontribusi dalam pengasaman tanah, proses


penyerapan hara utama (kalium, kalsium dan magnesium) disertai pertukaran dengan ion
35

hidrogen sehingga menyebabkan terjadinya pengasaman tanah. Jenis Tanaman tertentu juga
mempengaruhi pengasaman tanah. Contohnya adalah tanaman Legumninosa. Selama masa
pertumbuhan tanaman Leguminosa terjadi penyerapan anion dan kation dengan perbandingan
yang tidak seimbang, sehingga lebih mengasamkan tanah. Tanaman leguminosa menyerap hara
nitrogen dari hasil fiksasi mikrobia yang bersimbiosis dengannya. Tanaman non-leguminosa
menyerap nitrogen dari sistem tanah dan penyerapan ini dalam kondisi yang seimbang dengan
penyerapan kation-kation basa, sehingga lebih sedikit pertukaran dengan ion hidrogen, maka
sedikit menyebabkan pengasaman tanah.

Pengukuran pH Tanah, reaksi tanah atau pH tanah merupakan ukuran kemasaman tanah
atau kebasaan tanah. Tanah ber pH 7 adalah tanah bereaksi netral, tanah ber pH > 7 adalah
tanah bereaksi basa dan tanah ber pH lebih rendah dari 7 merupakan tanah bereaksi asam atau
yang dikenal sebagai tanah masam (acid soils). Reaksi tanah atau pH tanah dapat diukur baik
dengan menggunakan pelarut air (pHw) atau bisa juga dengan menggunakan pelarut kalsium
klorida (pHCa), sehingga pH hasil pengukuran akan bervariasi tergantung dari metode pelarut
yang digunakan. Sebagai aturan umum, Nilai pH yang diukur dengan pelarut kalsium klorida
adalah lebih rendah 0,7 satuan unit pH daripada nilai pH yang diukur dengan pelarut air.
Ketika laboratorium mengukur pH tanah Anda, maka sangatlah penting diketahui bahwa
mereka menetapkan dengan menggunakan metode pelarut air atau pelarut kalsium klorida
karena hasil penetapan pH dari kedua metode tersebut akan berbeda. Untuk tanah yang bereaksi
asam, pilihan pengelolaan yang paling praktis adalah menambahkan kapur untuk
mempertahankan status pH tanah saat ini atau meningkatkan pH tanah lapisan atas (top soil).

KADAR BAHAN ORGANIK TANAH

Definisi Bahan Organik


Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang
atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun
senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan
ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya.

Sumber Bahan Organik Tanah


36

Bahan organik tanah dapat berasal dari:


(1) sumber primer, yaitu: jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa: (a) daun, (b)
ranting dan cabang, (c) batang, (d) buah, dan (e) akar.
(2) sumber sekunder, yaitu: jaringan organik fauna, yang dapat berupa: kotorannya dan
mikrofauna.
(3) sumber lain dari luar, yaitu: pemberian pupuk organik berupa: (a) pupuk kandang, (b)
pupuk hijau, (c) pupuk bokasi (kompos), dan (d) pupuk hayati.

Komposisi Biokimia Bahan Organik


Menurut Waksman (1948) dalam Brady (1990) bahwa biomass bahan organik yang berasal dari
biomass hijauan, terdiri dari: (1) air (75%) dan (2) biomass kering (25%).

Komposisi biokimia bahan organik dari biomass kering tersebut, terdiri dari:
(1) karbohidrat (60%),
(2) lignin (25%),
(3) protein (10%),
(4) lemak, lilin dan tanin (5%).

Karbohidrat penyusun biomass kering tersebut, terdiri dari:


(1) gula dan pati (1% -s/d- 5%),
(2) hemiselulosa (10% -s/d- 30%), dan
(3) selulosa (20% -s/d- 50%).

Berdasarkan kategori unsur hara penyusun biomass kering, terdiri dari:


(1) Karbon (C = 44%),
(2) Oksigen (O = 40%),
(3) Hidrogen (H = 8%), dan
(4) Mineral (8%).

Dekomposisi Bahan Organik


37

Proses dekomposisi bahan organik melalui 3 reaksi, yaitu:


(1) reaksi enzimatik atau oksidasi enzimatik, yaitu: reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon yang
terjadi melalui reaksi enzimatik menghasilkan produk akhir berupa karbon dioksida (CO2), air
(H2O), energi dan panas.
(2) reaksi spesifik berupa mineralisasi dan atau immobilisasi unsur hara essensial berupa hara
nitrogen (N), fosfor (P), dan belerang (S).
(3) pembentukan senyawa-senyawa baru atau turunan yang sangat resisten berupa humus tanah.

Berdasarkan kategori produk akhir yang dihasilkan, maka proses dekomposisi bahan organik
digolongkan menjadi 2, yaitu:
(1) proses mineralisasi, dan
(2) proses humifikasi.

Proses mineralisasi terjadi terutama terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa yang tidak
resisten, seperti: selulosa, gula, dan protein. Proses akhir mineralisasi dihasilkan ion atau hara
yang tersedia bagi tanaman.

Proses humifikasi terjadi terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa yang resisten, seperti:
lignin, resin, minyak dan lemak. Proses akhir humifikasi dihasilkan humus yang lebih resisten
terhadap proses dekomposisi.

Urutan kemudahan dekomposisi dari berbagai bahan penyusun bahan organik tanah dari yang
terdekomposisi paling cepat sampai dengan yang terdekomposisi paling lambat, adalah sebagai
berikut:
(1) gula, pati, dan protein sederhana,
(2) protein kasar (protein yang leih kompleks),
(3) hemiselulosa,
(4) selulosa,
(5) lemak, minyak dan lilin, serta
(6) lignin.
38

Humus
Humus dapat didefinisikan sebagai senyawa kompleks asal jaringan organik tanaman (flora)
dan atau fauna yang telah dimodifikasi atau disintesis oleh mikrobia, yang bersifat agak resisten
terhadap pelapukan, berwarna coklat, amorfus (tanpa bentuk/nonkristalin) dan bersifat koloidal.

Ciri-Ciri Humus
Beberapa ciri dari humus tanah sebagai berikut:
(1) bersifat koloidal (ukuran kurang dari 1 mikrometer), karena ukuran yang kecil menjadikan
humus koloid ini memiliki luas permukaan persatuan bobot lebih tinggi, sehingga daya jerap
tinggi melebihi liat. KTK koloid organik ini sebesar 150 s/d 300 me/100 g yang lebih tinggi
daripada KTK liat yaitu 8 s/d 100 me/100g. Humus memiliki daya jerap terhadap air sebesar
80% s/d 90% dan ini jauh lebih tinggi daripada liat yang hanya 15% s/d 20%. Humus memiliki
gugus fungsional karboksil dan fenolik yang lebih banyak.
(2) daya kohesi dan plastisitas rendah, sehingga mengurangi sifat lekat tanah dan membantu
granulasi aggregat tanah.
(3) Tersusun dari lignin, poliuronida, dan protein kasar.
(4) berwarna coklat kehitaman, sehingga dapat menyebabkan warna tanah menjadi gelap.

Peranan Bahan Organik Terhadap Tanah


Bahan organik dapat berpengaruh terhadap perubahan terhadap sifat-sifat tanah berikut:
(1) sifat fisik tanah,
(2) sifat kimia tanah, dan
(3) sifat biologi tanah.

Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat fisik tanah, meliputi:


(1) stimulan terhadap granulasi tanah,
(2) memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah,
(3) menurunkan plastisitas dan kohesi tanah,
(4) meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembaban dan
temperatur tanah menjadi stabil,
(5) mempengaruhi warna tanah menjadi coklat sampai hitam,
39

(6) menetralisir daya rusak butir-butir hujan,


(7) menghambat erosi, dan
(8) mengurangi pelindian (pencucian/leaching).

Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat kimia tanah, meliputi:


(1) meningkatkan hara tersedia dari proses mineralisasi bagian bahan organik yang mudah
terurai,
(2) menghasilkan humus tanah yang berperanan secara koloidal dari senyawa sisa mineralisasi
dan senyawa sulit terurai dalam proses humifikasi,
(3) meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah 30 kali lebih besar ketimbang koloid
anorganik,
(4) menurunkan muatan positif tanah melalui proses pengkelatan terhadap mineral oksida dan
kation Al dan Fe yang reaktif, sehingga menurunkan fiksasi P tanah, dan
(5) meningkatkan ketersediaan dan efisiensi pemupukan serta melalui peningkatan pelarutan P
oleh asam-asam organik hasil dekomposisi bahan organik.

Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat biologi tanah, meliputi:


(1) meningkatkan keragaman organisme yang dapat hidup dalam tanah (makrobia dan mikrobia
tanah), dan
(2) meningkatkan populasi organisme tanah (makrobia dan mikrobia tanah)

Peningkatan baik keragaman mupun populasi berkaitan erat dengan fungsi bahan organik bagi
organisme tanah, yaitu sebagai:
(1) bahan organik sebagai sumber energi bagi organisme tanah terutama organisme tanah
heterotropik, dan
(2) bahan organik sebagai sumber hara bagi organisme tanah
40

BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan Umum

Tanah merupakan faktor terpenting dalam tumbuhnya tanaman dalam suatu sistem
pertanaman. Tanah sebagai medium pertumbuhan tanaman berfungsi pula sebagai pemasok
unsur hara, dan tanah secara alami memiliki tingkat ketahanan yang sangat beragam sebagai
medium tumbuh tanaman. Pada tingkatannya, tanah memiliki beberapa tingkatan kesuburan.
Kesuburan tanah ini ditentukan oleh keadan atau sifat fisika (fisik), kimia, dan biologi tanah.
Keadaan fisika tanah meliputi kedalaman efektif, tekstur, warna, struktur, kelembaban dan tata
udara tanah. Keadaan kimia tanah meliputi reaksi tanah (pH tanah), Kapasitas Tukar Kation
(KTK), kejenuhan basa, bahan organik (BO). Banyaknya unsur hara, cadangan unsur hara dan
ketersediaan terhadap pertumbuhan tanaman. Sedangkan biologi tanah antara lain meliputi
aktivitas mikrobia perombak bahan organik dalam proses humifikasi dan pengikatan nitrogen
udara.

Kadar lengas tanah sangat mempengaruhi bentuk, terkstur dan struktur tanah karena
setiap tanah yang memiliki kandungan air dan udara yang terikat oleh berbagai kakas (matriks,
osmosis, dan kapiler) di dalam tanah berbeda beda. pH tanah yang berbeda beda de setiap tempat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kandungan ion H+ yang berbeda beda disetiap jenis
tanah, keberadaan unsur logam berat seperti Alumininium, mangan, Boron dan logam berat
lainnya yang berada dalam tanah, konstentrasi ion H+ dan ion OH- , kandungan mineral tanah,
air hujan dan bahan induk. bahan organik memiliki peranan yang sangat penting bagi kesuburan
tanah. Peranan bahan organik sebagai sebagai bahan untuk memperbaiki sifat fisik tanah, sifat
kimia tanah dan sifat biologi tanah.

2.2 Saran

Dalam praktikum kali ini sangat disayangkan karena adanya keterbatasan, tidak dapat
melakukan pengamatan secara langsung terhadap penentuan kadar lengas tanah, penentuan
kualitas tekstrut dan struktur tanah, pengukuran tingkat kemasaman tanah (pH), penentuan kadar
bahan organik tanah. praktikum kali ini dirasa tidak optimal karena keterbatasan waktu dan
41

tempat tersebut. Jadi kedepannya semoga dapat melakukan pengamatan, baik dilaboratorium
maupun di lapangan.
42

DAFTAR PUSTAKA

Sutanto,R.2005.”Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Kanisius”.Yogyakart

Universitas Brawijaya.2011. Sifat Biologi Tanah

http://dasarilmutanah.lecture.ub.ac.id/files/2011/09/DIT-08-Sifat-Biologi-Tanah-
CompatibilityMode.pdf.

Blogspot. Com

https://indonesia-geologi.blogspot.com/2013/03/struktur-tanah.html

Blogspot. Com

http://mutiayenny.blogspot.com/2013/09/laporan-praktikum-struktur-tanah.html

https://karyaarido.blogspot.com/2013/11/pengertian-dan-struktur-tanah.html

Scribd.com

https://www.scribd.com/doc/57926100/LAPORAN-STRUKTUR-TANAH

Rimbakita.com

https://rimbakita.com/ph-tanah/

Ir. Rahmwati,MP

https://rahmawatyarsyad1989.wordpress.com/bahan-ajar-kuliah/bahan-ajar-ilmu-tanah/dasar-
dasar-ilmu-tanah/bahan-organik-tanah/

https://rahmawatyarsyad1989.wordpress.com/bahan-ajar-kuliah/bahan-ajar-ilmu-tanah/dasar-
dasar-ilmu-tanah/peranan-bahan-organik-tanah/

Generasibiologi.com

https://www.generasibiologi.com/2016/03/kadar-lengas-atau-kelembaban-tanah.html
43

https://www.generasibiologi.com/2016/03/tekstur-tanah.html

Bulelengkab.go.id

https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/kemasaman-tanah-32

Anda mungkin juga menyukai