Anda di halaman 1dari 23

PEMBAHASAN

2.1 Organisasi dan Sistem Informasi

Sistem informasi dan organisasi saling mempengaruhi satu sama lain. Sistem informasi
dibangun oleh para manajer untuk melayani kepentingan perusahaan bisnis. Pada saat yang
sama, organisasi harus sadar dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi untuk mendapatkan
keuntungan dari teknologi baru. Interaksi antara teknologi informasi dan organisasi sangat
kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor penengah, termasuk struktur organisasi, proses
bisnis, politik, budaya, lingkungan sekitar, dan keputusan manajemen. Organisasi adalah badan
hukum formal dengan peraturan dan prosedur internal yang harus mematuhi undang-undang.
Organisasi juga merupakan struktur sosial karena mereka adalah kumpulan elemen sosial.
Definisi organisasi ini sangat kuat dan sederhana, namun tidak terlalu deskriptif atau tidak.
bahkan prediktif dari organisasi dunia nyata. Definisi perilaku organisasi yang lebih realistis
adalah kumpulan hak, hak istimewa, kewajiban, dan tanggung jawab yang diimbangi dengan
seimbang selama periode waktu tertentu melalui konflik dan resolusi konflik.

Ciri-ciri Organisasi, yaitu: semua organisasi modern memiliki karakteristik tertentu.


Organisasi mengatur spesialis dalam hierarki kewenangan di mana setiap orang bertanggung
jawab kepada seseorang dan otoritas terbatas pada tindakan spesifik yang diatur oleh peraturan
atau prosedur abstrak. Aturan-aturan ini menciptakan sistem pengambilan keputusan yang tidak
memihak dan universal. Organisasi mencoba untuk mempekerjakan dan mempromosikan
karyawan berdasarkan kualifikasi teknis dan profesionalisme (bukan hubungan pribadi).
Organisasi ini mengutamakan prinsip efisiensi: memaksimalkan output dengan menggunakan
input terbatas. Fitur lain dari organisasi termasuk proses bisnis mereka, budaya organisasi,
politik organisasi, lingkungan sekitar, struktur, sasaran, konstituen, dan gaya kepemimpinan.
Semua fitur ini mempengaruhi jenis sistem informasi yang digunakan oleh organisasi.

1. Rutinitas dan Proses Bisnis

Rutinitas kadang – kadang disebut prosedur operasi standar adalah peraturan, prosedur,
dan praktik yang tepat yang telah dikembangkan untuk mengatasi hampir semua situasi
yang diharapkan. Dan proses bisnis yaitu berupa kumpulan dari rutinitas yang dilakukan.

1
2. Politik Organisasi

Orang-orang dalam organisasi menempati posisi yang berbeda dengan spesialisasi,


perhatian, dan perspektif yang berbeda. Akibatnya, mereka secara alami memiliki sudut
pandang yang berbeda tentang bagaimana sumber daya, penghargaan, dan hukuman
harus didistribusikan. Perbedaan ini penting bagi manajer dan karyawan, dan ini
menghasilkan perjuangan politik untuk sumber daya, persaingan, dan konflik di dalam
setiap organisasi. Perlawanan politik adalah salah satu kesulitan besar untuk membawa
perubahan organisasi – terutama pengembangan sistem informasi baru.

3. Budaya organisasi

Budaya organisasi mencakup seperangkat asumsi tentang produk apa yang harus
dihasilkan oleh produk, bagaimana seharusnya menghasilkannya, di mana, dan untuk
siapa. Umumnya, asumsi budaya ini dianggap benar-benar begitu saja dan jarang
diumumkan atau didiskusikan secara terbuka. Proses bisnis – cara sebenarnya perusahaan
bisnis menghasilkan nilai – biasanya diliputi oleh budaya organisasi. Budaya organisasi
adalah kekuatan pemersatu yang kuat yang menahan konflik politik dan mendorong
pemahaman bersama, kesepakatan mengenai prosedur, dan praktik umum. Jika kita
semua memiliki asumsi budaya dasar yang sama, kesepakatan mengenai hal-hal lain lebih
mungkin terjadi. Pada saat yang sama, budaya organisasi adalah pengekangan yang kuat
terhadap perubahan, terutama perubahan teknologi.

4. Lingkungan organisasi

Organisasi berada di lingkungan tempat mereka menarik sumber daya dan memasok
barang dan jasa kepada mereka. Organisasi dan lingkungan memiliki hubungan timbal
balik. Di satu sisi, organisasi terbuka terhadap, dan bergantung pada, lingkungan sosial
dan fisik yang mengelilinginya. Tanpa sumber keuangan dan sumber daya manusia –
orang-orang yang bersedia bekerja dengan andal dan konsisten untuk mendapatkan upah
atau pendapatan dari pelanggan – organisasi tidak dapat eksis. Di sisi lain, organisasi
dapat mempengaruhi lingkungan mereka. Misalnya, perusahaan bisnis membentuk aliansi
dengan bisnis lain untuk mempengaruhi proses politik; mereka mengiklankan untuk
mempengaruhi penerimaan pelanggan terhadap produk mereka.
2
5. Struktur organisasi

Semua organisasi memiliki struktur atau bentuk. Jenis sistem informasi yang Anda
temukan di perusahaan bisnis – dan sifat masalah dengan sistem ini – sering
mencerminkan jenis struktur organisasi. Misalnya, dalam birokrasi profesional seperti
rumah sakit, tidak biasa menemukan sistem rekam medis paralel yang dioperasikan oleh
pemerintah, yang lain oleh dokter, dan yang lainnya oleh staf profesional lainnya seperti
perawat dan pekerja sosial. Di perusahaan kewiraswastaan kecil, Anda akan sering
menemukan sistem yang dirancang dengan buruk yang dikembangkan dengan terburu-
buru yang seringkali cepat melampaui kegunaannya. Pada perusahaan multidivisi besar
yang beroperasi di ratusan lokasi, Anda akan sering mendapati bahwa tidak ada satu
sistem informasi terpadu, namun setiap lokal atau masing-masing divisi memiliki
seperangkat sistem informasi.

6. Fitur Organisasi Lainnya

Organisasi memiliki tujuan dan menggunakan cara yang berbeda untuk mencapainya.
Beberapa organisasi memiliki tujuan pemaksaan. Organisasi juga melayani kelompok
yang berbeda atau memiliki konstituen yang berbeda, beberapa terutama menguntungkan
anggotanya, yang lain menguntungkan klien, pemegang saham, atau masyarakat umum.
Sifat kepemimpinan sangat berbeda dari satu organisasi ke organisasi lain-beberapa
organisasi mungkin lebih demokratis atau otoriter daripada yang lain.

2.2 Dampak Sistem Informasi Kepada Organisasi dan Perusahaan

1. Dampak Ekonomi

Ukuran perusahaan biasanya berkembang untuk mengurangi biaya transaksi. Teknologi


informasi secara potensial mengurangi biaya pada ukuran tertentu, membuka
kemungkinan pertumbuhan pendapatan tanpa menambah ukuran, atau bahkan
pertumbuhan pendapatan yang disertai ukuran yang menyusut. Teknologi sistem
informasi dapat dipandang sebagai faktor produksi yang dapat digantikan dengan modal
dan tenaga kerja tradisional. Seiring turunnya biaya teknologi informasi, teknologi ini
menggantikan tenaga kerja, yang secara historis merupakan kenaikan biaya. Oleh karena

3
itu, teknologi informasi harus menghasilkan penurunan jumlah manajer menengah dan
pekerja klerikal sebagai pengganti teknologi informasi untuk kerja mereka. Seiring
turunnya biaya teknologi informasi, ia juga mengganti bentuk modal lain seperti
bangunan dan mesin, yang harganya relatif mahal. Teknologi informasi, terutama
penggunaan jaringan, dapat membantu perusahaan menurunkan biaya partisipasi pasar
(biaya transaksi), sehingga bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan kontrak dengan
pemasok eksternal daripada menggunakan sumber internal. Akibatnya, perusahaan bisa
menyusut dalam ukuran (jumlah karyawan) karena jauh lebih murah untuk melakukan
outsourcing bekerja ke pasar yang kompetitif daripada mempekerjakan karyawan.

2. Dampak Organisasi dan Perilaku

a. Teknologi Informasi atau TI meratakan organisasi, yaitu perataan hierarki dengan


memperluas distribusi informasi untuk memberikan kekuatan kepada karyawan
tingkat rendah dan meningkatkan efisiensi manajemen. Organisasi birokrasi yang
besar, yang terutama dikembangkan sebelum zaman komputer, seringkali tidak
efisien, lamban berubah, dan kurang kompetitif daripada organisasi yang baru
dibentuk. Beberapa organisasi besar ini telah dirampingkan, mengurangi jumlah
karyawan dan jumlah tingkatan dalam hierarki organisasi mereka. Peneliti
perilaku telah berteori bahwa teknologi informasi memfasilitasi perataan hierarki
dengan memperluas distribusi informasi untuk memberdayakan karyawan tingkat
rendah dan meningkatkan efisiensi manajemen. Sistem Informasi mendorong hak
pengambilan keputusan lebih rendah dalam organisasi karena pegawai tingkat
rendah menerima informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan
tanpa pengawasan.

b. Organisasi pascaindustri, yaitu wewenang semakin bergantung kepada


pengetahuan dan kompetensi, dan tidak hanya pada posisi formal. Dalam
masyarakat pasca industri, otoritas semakin bergantung pada pengetahuan dan
kompetensi, dan tidak hanya pada posisi formal. Oleh karena itu, bentuk
organisasi rata karena pekerja profesional cenderung mengelola diri sendiri, dan
pengambilan keputusan harus menjadi lebih terdesentralisasi karena pengetahuan
dan informasi menjadi lebih luas di seluruh perusahaan (Drucker, 1988).
4
Teknologi informasi dapat mendorong organisasi jaringan tugas-tugas di mana
kelompok profesional berkumpul – tatap muka atau secara elektronik – untuk
jangka waktu yang singkat untuk menyelesaikan tugas tertentu (mis., Merancang
mobil baru); Begitu tugas selesai, individu bergabung dengan satuan tugas
lainnya. Layanan konsultasi global Accenture adalah sebuah contoh. Banyak dari
224.000 karyawannya berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk
mengerjakan proyek di lokasi klien di lebih dari 120 negara yang berbeda.

c. Memahami penolakan organisasi terhadap perubahan. Terdapat beberapa cara


untuk memvisualisasikan penolakan organisasi yang saling berhubungan untuk
membawa perubahan dengan mengubah teknologi, tugas, struktur, dan orang-
orang secara bersamaan. Sistem informasi dapat mempengaruhi siapa yang
melakukan apa kepada siapa, kapan, di mana, dan bagaimana dalam sebuah
organisasi. Banyak sistem informasi baru memerlukan perubahan dalam rutinitas
pribadi dan pribadi yang dapat menyakitkan bagi mereka yang terlibat dan
memerlukan pelatihan ulang dan usaha tambahan yang mungkin atau mungkin
tidak diberi kompensasi. Karena sistem informasi berpotensi mengubah struktur
organisasi, budaya, proses bisnis, dan strategi, seringkali ada perlawanan yang
cukup besar terhadap mereka saat diperkenalkan.

Ada beberapa cara untuk memvisualisasikan resistensi organisasi. Penelitian tentang resistensi
organisasi terhadap inovasi menunjukkan bahwa empat faktor adalah yang terpenting: sifat
inovasi TI, struktur organisasi, budaya orang-orang dalam organisasi, dan tugas yang
dipengaruhi oleh inovasi. Di sini, perubahan teknologi diserap, ditafsirkan, dibelokkan, dan
dikalahkan oleh pengaturan tugas organisasi, struktur, dan manusia. Dalam model ini, satu-
satunya cara untuk mewujudkan perubahan adalah mengubah teknologi, tugas, struktur, dan
orang secara bersamaan. Karena resistensi organisasi terhadap perubahan begitu kuat, banyak
investasi teknologi informasi menggelepar dan tidak meningkatkan produktivitas.

1. Internet dan Organisasi

Internet meningkatkan aksesibiltas, penyimpanan, dan distribusi informasi dan


pengetahuan untuk organisasi, dan untuk mengurangi biaya transaksi dan keagenan yang

5
dihadapi kebanyakan organisasi. Internet, khususnya World Wide Web, memiliki dampak
penting pada hubungan antara banyak perusahaan dan entitas eksternal, dan bahkan pada
pengorganisasian proses bisnis di dalam perusahaan. Internet meningkatkan aksesibilitas,
penyimpanan, dan distribusi informasi dan pengetahuan untuk organisasi. Intinya,
Internet mampu secara dramatis menurunkan biaya transaksi.

Implikasi untuk Perancangan dan Pemahaman Sistem Informasi

Agar mampu memberikan manfaat, sistem informasi harus dibangun dengan suatu pemahaman
yang jelas atas organisasi tempat sistem itu diterapkan dan bagaimana sistem informasi secara
tepat memberi konstribusi untuk pengambilan keputusan manajerial.

Dalam pengalaman kami, faktor-faktor sentral pada organisasi yang perlu dipertimbangkan
dalam merencanakan sistem adalah:

a) Lingkungan dimana organisasi harus berfungsi

b) Struktur organisasi : hierarki, spesialisasi, dan prosedur standar pengoperasian

c) Kultur dan politik organisasi

d) Tipe organisasi dan gaya kepemimpinannya

e) Kelompok-kelompok utama terkait yang mempengaruhi sistem dan perilaku para pekerja
yang akan menggunakan sistem itu

f) Jenis tugas, keputusan, dan proses bisnis yang akan dibantu oleh sistem informasi

g) Sistem harus dibangun untuk mendukung pengambilan keputusan kelompok dan


organisasi. Para perancang sistem informasi harus mendesain sistem yang memiliki
karakteristik berikut :

i. Fleksibel dan memberi banyak pilihan untuk menangani data dan mengevaluasi
sistem

ii. Mampu mendukung beragam gaya, keterampilan, dan pengetahuan juga mampu
melacak banyak alternatif dan konsekuensi

iii. Sensitif atau birokrasi organisasi dan ketentuan-ketentuan politik


6
2.3 Menggunakan Sistem Informasi untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif

Perusahaan yang memiliki kinerja lebih baik dibanding pesaingnya, dianggap memiliki
keunggulan kompetitif. Selain mereka memiliki akses ke sumber-sumber khusus yang tidak
dimiliki pesaingnya, mereka juga mampu menggunakan sumber daya yang tersedia secara lebih
efisien. Hal ini karena memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih unggul. Dalam segala hal,
mereka lebih baik dalam pertumbuhan pendapatan, tingkat keuntungan, ataupun pertumbuhan
produktivitas.

A. Model Daya Kompetitif Michael Porter

Model ini menyajikan gambaran umum tentang suatu perusahaan, pesaingnya, serta lingkungan
di sekitar perusahaan tersebut. Dalam model ini, terdapat 5 daya kompetitif, yaitu:

1. Pesaing Tradisional

Setiap perusahaan berbagi pangsa pasar dengan pesaing lainnya yang secara terus-
menerus merancang cara baru yang lebih efisien dalam memproduksi, memperkenalkan
hasil produksi dan layanan serta menarik minat konsumen dengan mengembangkan
merek mereka dan mewajibkan biaya peralihan bagi konsumen mereka.

2. Pendatang Baru di Pasar

Dalam sistem ekonomi yang bebas ini, dengan tenaga kerja dan sumber daya finansial
yang selalu berpindah-pindah, perusahaan-perusahaan baru selalu masuk ke pasaran.
Pada beberapa bidang industri, hambatan untuk masuk ke dalam pasar sangat rendah,
sementara di bidang industri lainnya, masuk ke suatu pasaran sangatlah sulit. Perusahaan
baru memiliki beberapa keuntungan, yaitu: mereka tidak terikat oleh peralatan maupun
sumber daya yang sudah using, mereka sering membayar pekerja yang lebih muda
dengan biaya yang lebih ekonomis dan biasanya lebih inovatif, dan memiliki motivasi
tinggi ketimbang pemain lama dalam industri tersebut. Sedangkan kelemahannya, yaitu:
mereka bergantung pada pihak luar untuk mendanai peralatan dan sumber dayanya yang
baru, yang bisa saja harganya mahal, tenaga kerja mereka hanya memiliki sedikit
pengalaman dan merek mereka jarang dikenal.

7
3. Produk dan Jasa Pengganti (Produk Substitusi)

Hampir di setiap indutri, muncul produk-produk pengganti apabila harga produk yang
ditawarkan dianggap konsumen terlalu mahal. Teknologi baru selalu menciptakan
produk-produk pengganti baru sepanjang masa. Contohnya, layanan musik via internet
yang dapat diunduh ke iPod menggantikan CD Musik yang dijual di toko-toko.

4. Pelanggan

Perusahaan yang menguntungkan bergantung erat dengan kemampuannya menarik minat


pelanggan, memelihara langganan yang sudah ada, serta menjual dengan harga yang
tinggi. Kekuatan konsumen muncul ketika mereka dapat dengan mudah beralih ke produk
atau jika mereka dapat memaksa suatu organisasi bisnis bersaing harga dengan
pesaingnya di pasar terbuka di mana setiap produk hanya memiliki sedikit diferensiasi
produk. Contohnya, dalam pasar buku pelajaran sekolah di internet, siswa (konsumen)
dapat menentukan banyak pemasok buku pelajaran sekolah lainnya. Dalam kasus ini,
pelanggan memiliki kekuatan yang besar terhadap perusahaan buku yang dipakai
sebelumnya.

5. Pemasok

Kekuatan pasar yang dimiliki pemasok dapat berdampak siginifikan kepada keuntungan
perusahaan, terutama ketika perusahaan tidak bisa menaikkan harga secepat yang bisa
dilakukan pemasok. Semakin beragam pemasok yang dimiliki perusahaan, semakin besar
kendalinya terhadap harga, kualitas, dan jadwal pengiriman dari pemasok. Contohnya,
perusahaan pabrikan komputer selalu memiliki banyak pemasok yang bersaing dalam
penyediaan komponen-komponen seperti, keyboard.

B. Strategi Sistem Informasi Terkait Daya Kompetitif

Terdapat 4 strategi informasi terkait daya kepemimpinan, antara lain:

1. Biaya Kepemimpinan atau Manajemen yang Rendah

Dengan cara menggunakan sistem informasi untuk mencapai harga dan biaya operasional
yang serendah-rendahnya. Contohnya adalah Walmart. Sistem pengisian ulang

8
persediaan barang yang dimiliki Walmart merupakan salah satu contoh sistem tanggapan
pelanggan yang efektif. Sistem yang efisien tersebut secara langsung menghubungkan
antara perilaku konsumen (pembelian) kepada distribusi dan produksi serta rantai
persediaan.

2. Diferensiasi Produk

Gunakan sistem informasi untuk menciptakan produk atau layanan baru, atau mengubah
secara sifnifikan keyakinan konsumen dalam menggunakan barang atau jasa. Contohnya,
Google secara terus-menerus memperkenalkan layanan-layanan baru dan unik pada situs
webnya, yaitu Google Maps. Perusahaan ritel dan pabrikan menggunakan sistem
informasi untuk menciptakan produk dan jasa yang memiliki spesifikasi sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Contohnya, Nike menjual produk rancangan khususnya sneakers
melalui program NIKEid yang diluncurkan di situs webnya.

3. Fokus pada Ceruk Pasar

Gunakan sistem informasi untuk memfokuskan perusahaan pada pangsa pasar yang
spesifik, layani pangsa pasar yang sempit ini lebih baik dari pada pesaing-pesaing. Sistem
informasi mendukung strategi ini dengan menghasilkan dan menganalisis data guna
disesuaikan dengan teknik penjualan dan pemasaran. Sistem informasi memungkinkan
perusahaan menganalisis pola pembelian konsumen, selera, dan hal-hal yang disukai
secara lebih jelas sehingga perusahaan mampu mempromosikan kampanye iklan dan
pemasaran secara terfokus dan terarah.

4. Memperkuat Keakraban dengan Pelanggan dan Pemasok

Gunakan sistem informasi untuk memperkuat hubungan dengan pemasok serta


kembangkan keakraban dengan pelanggan. Contohnya, perusahaan Chrysler Corporation
menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok ke
jadwal produksi, bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapan
persediaan akan dikirim ke pabrik Chrsyler. Di sisi konsumen, Amazon memantau
preferensi buku dan CD yang dibeli oleh konsumen dan merekomendasikan judul buku
lain yang di beli oleh konsumen yang lain. Hubungan yang kuat dengan konsumen dan

9
pemasok meningkatkan biaya peralihan (biaya dari peralihan produk satu ke produk
pesaing) dan loyalitas kepada perusahaan.

C. Dampak Internet Bagi Keunggulan Kompetitif

Teknologi internet dibuat berdasarkan standar internasioal yang dapat digunakan perusahaan
manapun, mempermudah pesaing berkompetisi dalam harga serta mempermudah pesaing baru
masuk ke dalam pasar. Terdapat 5 dampak internet pada daya kompetitif dan struktur industri,
yaitu:

1. Produk Pengganti atau Jasa

Memungkinkan produk baru untuk muncul dengan pendekatan baru untuk bertemu dan
memenuhi kebutuhan serta melakukan fungsi-fungsi.

2. Kekuatan Tawar-Menawar Pelanggan

Ketersediaan harga dan informasi produk secara global mengeser daya tawar kepada
pelanggan.

3. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

Pengadaan melalui internet cenderung meningkatkan kekuatan tawar atas pemasok dapat
juga mendapat keuntungan dari berkurangnya hambatan untuk masuk pasar dan dari
kehancuran distributor dan perantara lain yang berdiri diantara mereka dan pengguna
mereka.

4. Ancaman Pendatang Baru

Internet mengurangi hambatan untuk masuk seperti, kebutuhan untuk tenaga pemasaran,
akses fisik, menyediakan teknologi untuk menjalankan proses bisnis yang membuat hal-
hal lebih mudah untuk dilakukan.

5. Posisi dan Persaingan antara Pesaing yang ada

Memperluas pasar geografis, meningkatkan jumlah pesaing dan mengurangi perbedaan


antara pesaing; membuatnya lebih sulit untuk mempertahankan keuntungan operasional,
menempatkan tekanan untuk bersaing pada harga.

10
D. Model Rantai Nilai Organisasi Bisnis

Kelemahan dari Model Daya Kompetitif Michael Porter adalah model tersebut tidak menjelaskan
secara spesifik apa yang harus dilakukan serta tidak tersedianya metodologi sebagai penuntun
dalam mencapai keunggulan kompetitif. Oleh karena itu, Model Rantai Nilai Organisasi dapat
membantu mencapai kinerja operasional yang memuaskan.

Model rantai nilai (value chain model) merupakan model yang menekankan pada aktivitas bisnis
organisasi bisnis dimana strategi kompetitif diaplikasikan dan sistem informasi sebaiknya
ditempatkan untuk menimbulkan dampak strategis. Model rantai nilai memandang perusahaan
sebagai serangkaian aktivitas dasar yang memberikan nilai terhadap barang atau jasa perusahaan.
Aktivitas-aktivitas tersebut dapat dikategorikan sebagai aktivitas dasar atau aktivitas pendukung.

Aktivitas utama (primary activities) berhubungan dengan distribusi produk dan jasa yang
dihasilkan perusahaan, yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Aktivitas utama meliputi logistik
ke dalam perusahaan (inbound logistics) yaitu menerima dan menyimpan bahan mentah untuk
produksi, kegiatan operasinal mengubah bahan mentah menjadi barang jadi, mengeluarkan bahan
mentah yang disimpan dan mendistribusikan barang jadi, mempromosikan dan menjual barang

11
yang dihasilkan perusahaan, serta perawatan dan perbaikan barang dan jasa yang dihasilkan
perusahaan. Sedangkan, aktivitas pendukung (support activities) yaitu aktivitas yang
memungkinkan aktivitas utama berjalan lancar serta terdiri atas infrastruktur-infrastruktur
organisasi seperti manajemen dan administrasi, sumber daya manusia (perekrutan, penggajian,
dan pelatihan karyawan), teknologi (meningkatkan mutu produk dan proses produksi), dan
penyediaan bahan baku.

Model rantai bisnis dapat membantu untuk menemukan tolok ukur bagi proses bisnis untuk
menghadapi pesaing. Tolok ukur (benchmarking) adalah kegiatan membandingkan efisiensi dan
efektivitas pada proses bisnis dengan standar-standar yang ketat kemudian mengukur
perbandingan kinerja proses-proses tersebut dengan standar yang diberlakukan. Penerapan
praktik terbaik (best practices) diidentifikasi oleh perusahaan konsultan, organisasi riset, lembaga
pemerintah, serta asosiasi industri sebagai metode penyelesaian masalah atau solusi terbaik yang
secara konsisten dan efektif mencapai tujuan bisnis.

Memperluas Rantai Nilai : Nilai Web

Bekerja sama dengan perusahaan industri membuat kalangan industri dapat menggunakan
teknologi informasi dalam mengembangkan standar dalam dunia industri seperti bertukar
informasi atau transaksi bisnis secara elektronik yang mendorong setiap pihak yang terlibat di
pasaran menganut standar yang sama. Kalangan industri juga dapat membangun jaringan industri
12
berskala luas, konsorsium, simposium yang didukung TI serta jaringan komunikasi untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan lembaga pemerintah, persaingan
lintas Negara dan persaingan dalam industri.

Value web adalah sekumpulan perusahaan yang menggunakan teknologi informasi untuk
mengkoordinasikan rantai nilainya dalam memproduksi barang ataupun jasa bagi pasar secara
umum. Value web cenderung digerakkan oleh pengaruh pelanggan dan cenderung beroperasi kea
rah fashion daripada rantai nilai tradisional lainnya.

E. Sinergi, Kompetensi inti, dan Strategi Berbasis Jaringan

Sinergi

Sinergi dapat terjadi ketika hasil yang diberikan oleh suatu unit bisnis dapat digunakan sebagai
masukan bagi unit bisnis lainnya, atau dua organisasi yang saling berbagi pasar dan keahlian
serta hubungan yang menekankan pada biaya dan menghasilkan keuntungan. Kegunaan
teknologi informasi dalam system yang terpadu ini adalah untuk mengikat kegiatan operasional
dari unit bisnis yang terpisah-pisah sehingga dapat bertindak sebagai satu kesatuan. Contohnya,
Bank of America mengakuisisi perusahaan Countrywide Financial untuk memperluas bisnis
pinjaman hipoteknya dan menjaring pelanggan baru yang tertarik dengan kartu kreditnya,
layanan belanja perbankannya, dan produk financial lainnya.

Menunjang Kompetensi Inti

Kompetensi inti (core competency) adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan yang
membuatnya menjadi pemimpin berkelas dunia. Kompetensi inti bergantung pada pengetahuan
yang diperoleh selama bertahun-tahun melalui pengalaman praktik lapangan menggunakan
teknologi. Sebagai contoh, Procter & Gamble (P&G) dalam menunjang kompetensi intinya
menggunakan InnovationNet yang membantu orang-orang mengerjakan masalah yang sama
untuk saling berbagi ide dan keahlian. InnovationNet menghubungkan orang-orang yang bekerja
di bidang riset dan pengembangan, permesinan, pembelian, pemasaran, urusan hokum dan sistem
informasi bisnis di seluruh dunia menggunakan sebuah portal untuk menyediakan akses berbasis
browser pada dokumen, laporan, diagram, video, dan data lainnya dari berbagai sumber.

13
F. Strategi Berbasis Jaringan

Ekonomi Jaringan

Model bisnis berbasis jaringan akan membantu perusahaan secara strategis dengan
memanfaatkan keuntungan dari ekonomi jaringan (network economics). The law of diminishing
return dalam beberapa situasi tidak bekerja, contohnya sebuah jaringan biaya menambahkan
seorang partisipan adalah nol, di mana margin pendapatan pasti bertambah besar. Hal tersebut
dikarenakan semakin besar jumlah pelanggan pada system telepon dan internet maka semakin
besar nilai yang diperoleh seluruh partisipan karena setiap pengguna dapat saling berinteraksi
dengan semua orang. Berdasarkan sudut pandang ekonomi jaringan ini, teknologi informasi
dapat digunakan secara strategis seperti situs internet dapat digunakan oleh perusahaan untuk
membangun komunitas pengguna yang memiliki pemikiran serupa dan ingin membagikan
pengalaman mereka sehingga akan meningkatkan loyalitas dan kenyamanan pelanggan, dan
membangun ikatan yang khas dengan pelanggan. Contoh perusahaan bisnis berbasis jaringan
adalah EBay selaku situs pelanggan online berskala global. Sekamik banyak orang yang
menawarkan produk di EBay maka semakin berharga situs EBay bagi setiap orang karena
semakin banyak barang yang didaftarkan, semakin banyak persaingan diantara pemasok semakin
murah harga produknya.

Model Perusahaan Virtual

Perusahaan virtual (virtual company) atau dikenal juga sebagai organisasi virtual, menggunakan
jaringan untuk berhubungan dengan orang-orang, asset, serta ide-ide, memungkinkannya bekerja
sama dengan perusahaan lain untuk menciptakan dan mendistribusikan barang maupun jasa
tanpa dibatasi oleh lokasi fisik maupun batas-batas tradisional organisasi. Contohnya, GUESS,
Ann Taylor, Levi Straus, dan Reebok menunjuk perusahaan LI & Fung di Hong Kong untuk
mengelola produksi dan pengiriman garmen mereka. Perusahaan Li & Fung tidak memiliki
pabrik, peralatan, maupun bhan mentah yang digunakan untuk memproduksi produk. Cara kerja
perusahaan mereka adalah mengirimkan instruksi kepada pemasok bahan mentah yang tepat dan
pabrik dimana pakaian tersebut diproduksi sedangkan ekstranet yang dimiliki perusahaan Li &
Fung memantau keseluruhan proses produksi untuk setiap pesanan. Berdasarkan contoh tersebut,
beroperasi dalam bentuk virtual dapat menjaga fleksibilitas dan mampu adaptif sehingga dapat

14
merancang dan memproduksi produk yang dipesan oleh kliennya secara singkat untuk mengikuti
perubahan.

Model Strategis Ekosistem

Ekosistem Bisnis : Perusahaan Keystone dan Niche

Keystone Firms menguasai ekosistem dan membuat platform yang akan digunakan
oleh perusahaan lain. Sedangkan, Niche Firms mengandalkan platform yang dikembangkan oleh
Keystone Firm.

Ekosistem bisnis (business ecosystem) adalah istilah lain dari jaringan independen yang
dilengkapi secara leluasa oleh pemasok, distributor, perusahaan alih daya, perusahaan layanan
transportasi, dan pabrikasi teknologi (Iansiti dan Levien, 2004). Konsep ekosistem bisnis ini
dibuat berdasarkan ide dari value web yang sudah dijelaskan sebelumnya, perbedaan utama
dalam ekosistem bisnis ini terdapat pada kerja sama yang dilakukan antara banyak industri
ketimbang sebagian besar perusahan. Misalnya, Mocrosoft dan Walmart yang menyediakan
platform yang terdiri atas system informasi, teknologi, dan layanan yang digunakan oleh ribuan
persusahaan dari berbagai jenis industri untuk menunjang kemampuan mereka. Platform
15
Microsoft digunakan oleh ribuan perusahaan untukmengirim produk mereka sendiri, mendukung
produk Microsoft yang digunakannya dan memperluas nilai perusahaan Microsoft itu sendiri.
Sedangkan, sistem manajemen persediaan dan pesanan milik 9al-"art juga digunakan oleh ribuan
pemasok untuk memperoleh akses real-time ke permintaan pelanggan, pengiriman barang, dan
mengontrol persediaan.

Penggunaan teknologi informasi memiliki peranan yang kuat dalam membangun ekosistem
bisnis. Banyak perusahaan menggunakan system informasi untuk berkembang menjadi
perusahaan-perusahaan berbasis TI yang dapat digunakan oleh perusahaan lain.Contoh dari
sebuah ekosistem yang berkembang sangat cepat adalah platform internet mobile, seperti
perusahaan pembuat perangkat (Apple iPhone, RIM Blackberry, LG, Motorola, dan lainnya),
perusahaan telekomunikasi nirkabel (AT&T, Verizon, T-Mobile, Sprint, dan lainnya), penyedia
aplikasi perangkat lunak independen, serta penyedia jasa internet.

2.4 Permasalahan Manajemen dalam Penggunaan Sistem Informasi untuk Keunggulan


Kompetitif

Sistem informasi strategis sering kali mengubah suatu organisasi termasuk dengan
produk, layanan, dan prosedur operasionalnya, mengarahkan organisasi tersebut ke dalam
pola perilaku yang baru. Kesuksesan penggunaan sistem informasi dalam mencapai
keunggulan kompetitif adalah tantang yang membutuhkan koordinasi yang diteliti di bidang
teknologi, informasi, dan manajemen. Adapaun permasalahan manajemen dalam
penggunaan sistem informasi untuk mencapai keunggulan kompetitif yaitu:

1. Menopang Keunggulan Kompetitif


Keunggulan kompetitif yang diberikan sistem informasi tidak perlu dipertahankan
dalam jangka waktu yang lama untuk menjamin keuntungan jangka panjang. hal
tersebut dikarenakan para pesaing dapat membalas dan meniru sistem strategis
tersebut. Oleh karena itu, keunggulan kompetitif tidak selalu dapat dipertahankan.
Pasar, ekspektasi pelanggan, perubahan teknologi, dan globalisasi telah membuat
perubahan ini semakin cepat dan tidak dapat diprediksi. Internet dapat membuat
keunggulan kompeitif lenyap seketika, karena secara nyata setiap perusahaan dapat
menggunakan teknologi ini. sistem strategis klasik/kuno seperti sistem reservasi

16
terkomputerisasi SABRE milik American Airlines, sistem ATM Citibank’s, sistem
pelacakan paket milik FedEx, hanya menguntungkan di awal-awal industri mereka
saja. Kemudian muncullah sistem tandingannya. Amazon adalah pemimpin pasar e-
commerce, tetapi sekarang harus berhadapan dengan eBay, Yahoo, dan Google.
Sistem informasi sendiri tidak dapat menyediakan keunggulan bisnis yang abadi.
Sejatinya, sistem dimaksudkan untuk tujuan strategis, tetapi lebih sering menjadi
perangkat untuk menyelamatkan perusahaan yang diwajibkan untuk bertahan di
bidang bisnisnya, atau mereka akan menghambat organisasi dalam melakukan
perubahan strategis yang penting bagi keberhasilan pada masa depan.
2. Menggandeng TI Untuk Pencapaian Tujuan Bisnis
Riset mengenai TI dan kinerja bisnis telah menemukan fakta bahwa,
a) semakin sukses suatu perusahaan menggandeng TI untuk mencapai tujuan
bisnisnya, semakin banyak keuntungan yang diperolehnya, dan
b) hanya seperempat perusahaan yang berhasil menggandeng TI untuk mencapai
tujuan bisnisnya. Sekitar 50% dari laba organisasi bisnis dapat diperoleh lewat
penyertaan TI dalam melakukan kegiatan bisnisnya.

Sebagian besar organisasi bisnis salah, bahwa teknologi informasi mengambil alih
sepenuhnya kegiatan perusahaan tanpamemperhatikan kepentingan pihak manajemen
dan pemegang saham dengan sangat baik. Selain bisnis, mereka mengabaikan bahwa
orang-orang memainkan peran aktif dalam membentuk TI dalam suatu perusahaan.
Mereka mengaku tidak mengerti TI, dan memaklumi kegagalan wilayah TI sebagai
gangguan biasa di lingkungan kerja. Perusahaan semacam itu membayar harga yang
mahal untuk kinerja yang buruk. Perusahaan dan para manajer yang sukses memahami
apa yang dapat dilakukan TI dan bagaimana cara dia bekerja, mereka mengambil
peran aktif dalam penggunaannya dan mengukur pengaruhnya bagi pendapatan dan
laba.

Untuk menjalankan TI dan bisnis secara selaras dan menggunakan sistem informasi
secara efektif demi keunggulan kompetitif, manajer perlu melakukan analisis sistem
strategis. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang harus ditanyakan oleh manajer untuk

17
mengidentifikasi jenis sistem yang menyediakan keunggulan strategis bagi
perusahaannya yaitu:
a. Bagaimana struktur industri di mana perusahaan tersebut berada?
b. Apa yang dimaksud bisnis, perusahaan, dan rantai nilai industri untuk perusahaan
tertentu?
c. Haruskah kita menyelaraskan TI dengan strategi bisnis dan tujuan kita?

3. Mengelola Transisi Strategis


Mengadopsi sistem strategis mensyaratkan perubahan dalam tujuan bisnis, hubungan
dengan pelanggan dan pemasok, serta proses bisnis. Perubahan sosioteknis tersebut,
mempengaruhi elemen sosial maupun elemen teknik dalam suatu perusahaan yang
dapat dianggap sebagai transisi strategis (strategic transitions), pergerakan
antartingkatan di dalam sistem sosioteknis.
Perubahan semacam itu sering kali memerlukan peleburan batasan-batasan di dalam
organisasi, anatara eksternal dengan internal. Pemasok dan pelanggan menjadi
terhubung erat dan memungkinkan untuk saling berbagi tanggung jawab. Manajer
mungkin perlu untuk merancang proses bisnis yang baru untuk mengoordinasikan
aktivitas perusahaannya dengan para pelanggan, pemasok, dan organisasi lainnya.

18
STUDI KASUS

“GOJEK”

GOJEK merupakan perusahaan penyedia jasa layanan transpotasi dengan menggunakan


armada Motor yang saat ini telah memimpin revolusi industri transportasi Ojek di wilayah
jabodetabek. PT. Gojek Indonesia (Go-jek), pertama kali didirikan oleh Nadiem Makarim pada
tahun 2010. Go-Jek adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industry
transportasi Ojek. Go-Jek bermitra dengan para pengendara Ojek berpengalaman di Jakarta,
Bandung, Bali & Surabaya dan menjadi solusi utama dalam pengiriman barang, pesan antar
makanan, berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan. Dengan perkembangannya yang pesat
ini, kabarnya Go-Jek telah menuai prestasi sebagai Juara 1 dalam kompetisi bisnis Gobal
Entrepreneurship, Program Indonesia (GEPI) di Bali. Selain itu, Go-Jek telah memperoleh
berbagai penghargaan dari komunitas bisnis maupun sosial.

Di situs resminya disebutkan Go-Jek memberikan layanan jasa kurir (90 minute delivery
anywhere in the city), Jasa transportasi (transparent pricing, free shower cap and masker), Jasa
delivery makanan (delivering your favorite food under 60 minutes in Jabodetabek) dan Jasa
belanja dengan nominal dibawah 1 juta rupiah (shop for food, ticket, medicine, anything under
RP 1.000.000. we`ll pay for it first). Go-Jek dapat dipesan melalui Go-Jek App yang bisa
diunduh melalui Play Store maupun App store. Dengan aplikasi Go-Jek, para pengemudi tidak
perlu menunggu lama pelanggan dan membuang waktu di pangkalan. Aplikasi Go-Jek
melakukan sentralisasi pemesanan dan membagikan ke para pengemudi yang dekat dengan
lokasi Pelanggan (seperti sistem pemesanan Taksi). Hal ini menyebabkan waktu tunggu
pengemudi menjadi sedikit sekali, sehingga para pengemudi Go-Jek lebih efektif dan efisien
dalam melakukan pekerjaannya.

Melalui slogannya yaitu “An Ojek for Every Need”, Go-Jek tidak hanya menyediakan layanan
transportasi angkutan penumpang, saat ini Go-Jek memiliki empat jenis jasa layanan yang
disiapkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yaitu Instant Courier, Transport, Go-food
(Food Delivery), dan shoping.

Go-Jek berharap dengan hadirnya layanan ini dapat menyerap banyak tenaga kerja. Melihat
kondisi di tanah air banyak para penganggur yang memiliki keahlian namun sulit mencari kerja.
19
Dengan layanan ini Go-JEK mencoba untuk berkontribusi dalam menyelesaikan masalah
tersebut. Selain itu Go-JEK juga mencoba menciptakan style baru dalam menggunakan jasa
transportasi.

Customer Relationship Management (CRM) merupakan sebuah teknologi informasi untuk


menciptakan cross-functional enterprise system yang di dalamnya mengintegrasikan dan
mengotomatisasi proses layanan pelanggan dalam bidang penjualan, pemasaran, dan layanan
produk atau jasa yang berkaitan dengan perusahaan. Menurut O‟Brien(2002), sistem CRM juga
menciptakan IT frameworkyang menghubungkan semua proses dengan bisnis operasional
perusahaan.

Go-Jek menerapkan strategi sistem informasi marketing melalui tiga tahapan yang
disebut customer life cycle. Tahapan pertama adalah acquire yaitu mendapatkan pelanggan
menggunakan teknik direct marketing yaitu dengan melakukan promosi secara langsung
di social media. Tahapan kedua adalah enhance yaitu menambah pelanggan menggunakan
teknik cross sell and up sell yaitu bekerja sama dengan para mitra perusahaan yang mau
menggunakan layanan Go-Jek sehingga hal tersebut dapat menambah jumlah pelanggan baru.
Tahapan ketiga adalah retain yaitu mempertahankan pelanggan atau loyal
customer menggunakan teknik customer support dimana perusahaan menanggapi setiap keluhan
dan keinginan konsumen sehingga perusahaan dapat menciptakan loyal customer.

CRM berkaitan dengan kegiatan penjualan terpadu, marketing dan strategi pelayanan kepada
pelanggan. Melalui CRM Go-Jek menggunakan layanan aplikasi dan website pelanggan yang
ada saat ini untuk dapat meningkatan pendapatan perusahaan melalui penjualan jasa layanan,
memberikan layanan prima, sekaligus memperkenalkan tata cara transaksi yang telah dibuat
perusahaan. CRM Go-Jek dilakukan untuk membina dan menjaga hubungan baik antara
pelanggan dengan pihak manajemen.Pemahaman yang mendalam terhadap pelanggan akan
mampu menghasilkan respon yang cepat terhadap perubahan preferensi konsumen sehingga akan
mampu meningkatkan pendapatan perusahaan. Untuk mendukung CRM, Go-Jek senantiasa
memberikan frequent-flyer dalam dua bahasa yang berisi tentang informasi-informasi terkini
perusahaan kepada pelanggan yang loyal melalui e-mail. Hal ini selain bersifat apresiasi juga
bersifat marketing dan pengelolaan loyalitas pelanggan. Kegiatan yang berhubungan dengan
CRM pada perusahaan ini adalah dengan penggunaan sistem informasi (website) yang bisa
20
diakses oleh semua kalangan tanpa batas, mulai dari penyediaan informasi perusahaan, produk,
forum diskusi antara pelanggan dengan pihak manajemen sampai pada proses pemesanan. Supply
Chain Management (SCM) merupakan sebuah proses dimana produk diciptakan dan
disampaikan kepada konsumen. Berdasarkan perspektif struktural, sebuah Supply Chain
Management merujuk pada suatu jaringan yang rumit dari hubungan dimana organisasi
mempertahankan dengan partner bisnis untuk memperoleh bahan baku, produksi dan
menyampaikannya kepada konsumen (Kalakota 2001).

Dalam kasus ini, karena Go-Jek merupajkan sebuah perusahaan jasa, maka Supply Chain
Management yang dilakukan Go-Jek merupakan suatu konsep manajemen dimana perusahaan
berusaha memanfaatkan teknologi internet untuk mengintegrasikan seluruh mitra kerja
perusahaan, baik para driver (pekerja), konsumen, dan juga para stakeholder yang berhubungan
dalam kegiatan transaksi. Sistem akuntansi dari Go-Jek tersusun dari diantaranya fasilitas order
processing yaitu fasilitas yang memungkinkan untuk konsumen melakukan pemesanan jasa,
kemudian data yang telah diperoleh dari form yang tertera akan menentukan jumlah pembayaran.
Jumlah pembayaran tersebut termasuk ke dalam fasilitas billing yang kemudian akan dibukukan
menjadi general ledger. Bukti dari pembayaran yang telah dilakukan oleh konsumen akan tertera
pada cash receipt yang kemudian akan terakumulasikan pada general ledger. Pemesanan yang
dilakukan oleh konsumen terhadap mitra dari Go-Jek akan masuk ke dalam sistem cash
disbursement-account payable tergantung kepada jenis pembagian untung yang telah disepakati
oleh pihak Go-Jek dan mitra yang bersangkutan. Pembagian keuntungan yang telah masuk ke
dalam perjanjian kedua belah pihak akan termasuk ke dalam sistem general ledger Go-Jek.

Hal yang merupakan perbedaan dari Go-Jek dan perusahaan pelayanan jasa lainnya terletak pada
mekanisme pembayaran upah atau gaji dari driver. Pembagian upah terbagi menjadi 80% yang
diberikan kepada driver dan 20% yang masuk ke dalam keuntungan perusahaan. Upah yang
merupakan hak driver dapat diperoleh secara harian atau bulanan tergantung kepada keinginan.
Seluruh arus kas yang telah dicatat di general ledger akan dituang ke dalam financial reporting.

Dalam menggunakan layanan jasa Go-Jek konsumen bisa melakukan top-up melalui bank yang
telah bekerja sama. Selanjutnya uang yang telah masuk akan dicatat kedalam database
perusahaan sesuai dengan akun pengguna. Go-Jek menggunakan aplikasi secara realtime dalam
menghitung jumlah argo per transaksinya. Jumlah transaksi yang masuk akan diakumulasikan di
21
dalam database dan secara langsung, uang yang telah di top-up akan terpotong secara otomatis
sesuai dengan jumlah nominal transaksi. Selanjutnya, perusahaan akan langsung membagi
pendapatan dengan driver sesuai kesepakatan presentase yakni 80% untuk pihak driver dan 20%
untuk pihak perusahaan. Hal tersebut dilakukaan karena Go-Jek tidak menerapkan sistem
penggajian bulanan.

Dalam merekrut karyawan Go-Jek masih menggunakan cara manual, yakni requirement
perusahaan masih dilakukan dengan cara menyeleksi CV para pelamar dan diambil apabila
sesuai dengan ketentuan dan persyaratan perusahaan. Setelah karyawan diterima barulah Go-Jek
membuat Human Resource Management, yaitu sebuah sistem yang terbagi atas staffing, training
& development dan compensation administration. Dalam tahap staffing yang pertama
adalah employee records yaitu proses pencatatan biodata driver yang telah resmi bekerja di Go-
Jek. Data para driver tersebut akan dimasukkan kedalam database perusahaan. Yang kedua
adalah workforce planning / scheduling merupakan program yang terintegrasi antara perusahaan
dan driver melalui aplikasi dimana akan ada jadwal orderan penumpang yang telah masuk akan
dikirimkan ke aplikasi yang digunakan oleh driver.

Dalam tahap training & development yang pertama adalah skil assesment yaitu saat pertama
kali driver diterima, setelah mengikuti pelatihan mereka akan diberikan test melalui komputer
yang berisi pertanyaan tentang tata cara mengemudi, rambu-rambu lalu lintas dan sebagainya.
Yang kedua adalah performance evaluation yaitu proses evaluasi para driver melalui saran dan
keluhan dari konsumen yang disampaikan melalui email perusahaan.

Dalam tahap compensation administration terdapat payroll control yaitu suatu proses untuk
mengetahui apakah gaji karyawan sudah dibayarkan atau belum. Gaji akan diproses dikarenakan
ada sistem bagi hasil yang akan di proses pada bagaian accounting &finance.

Go-Jek sudah menerapkan sistem e-bussines dalam proses marketingnya. Kegiatan marketing
dilakukan dengan memasang flyer di website perusahaan, mitra kerja, social media, dan segala
bentuk media elektronik lainnya. Selain itu baru-baru ini Go-Jek juga memasang video iklan di
youtube yang dimana ketika seseorang menekan iklan tersebut maka otomatis akan langsung
masuk ke website perusahaan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Laudon, Kenneth C, Laudon Jane P. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat.

Kata, Data. 2014. “Dampak implikasi dari perancangan dan pemahaman tentang sistem
informasi”.https://datakata.wordpress.com/2014/03/30/sistem-informasi-manajemen-
sistem-informasi-organisasi-dan-strategi/. (diakses pada tanggal 09 Februari 2020)
Minora, Mila. 2016. “Studi Kasus GOJEK”. https://milaminora.wordpress.com/2016/02/13/
sistem-informasi-manajemen-studi-kasus-go-jek-2/. (diakses pada tanggal 11 Februari
2020)
Siska, Rahmatillah. 2017. “SISTEM INFORMASI, ORGANISASI, DAN STRATEGI”.
https://1600495ssrahma.wordpress.com/2017/12/17/bab-3-sistem-informasi-organisasi-
dan-strategi/ . (diakses pada tanggal 11 Februari 2020)

23

Anda mungkin juga menyukai