Pembelian, penjualan, atau pertukaran barang dan jasa melintasi batas negara disebut
perdagangan internasional. Ini berbanding terbalik dengan perdagangan domestik, yang terjadi
antara negara bagian, wilayah, atau kota yang berbeda dalam suatu negara. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk
yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.Meskipun
perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road),
dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad
belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan
transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
Nilai dan volume perdagangan internasional terus meningkat. Saat ini, ekspor barang dagangan
dunia bernilai lebih dari $ 14 triliun, dan ekspor jasa bernilai lebih dari $ 4 triliun.
Sebagian besar perdagangan barang dagangan dunia terdiri dari perdagangan barang-barang
manufaktur. Dominasi barang-barang manufaktur dalam perdagangan barang telah bertahan
lama. Alasannya adalah pertumbuhannya jauh lebih cepat daripada perdagangan di dua
klasifikasi lain seperti penambangan dan produk pertanian. Perdagangan jasa menyumbang
sekitar 20 persen dari total perdagangan dunia.
Tingkat output dunia pada tahun tertentu memengaruhi tingkat perdagangan internasional pada
tahun tersebut. Output ekonomi dunia yang lebih lambat memperlambat volume perdagangan
internasional, dan output yang lebih tinggi mendorong perdagangan yang lebih besar.
Perdagangan melambat pada masa resesi ekonomi karena ketika orang kurang yakin tentang
masa depan keuangan mereka sendiri, mereka membeli lebih sedikit produk dalam negeri
ataupun impor. Alasan lain adalah suatu negara dalam resesi juga akan memiliki mata uang yang
relatif lemah atau lebih rendah terhadap negara lain. Ini membuat impor lebih mahal
dibandingkan dengan produk dalam negeri.
MERKANTILISME
Walaupun era merkantilisme berakhir pada akhir tahun 1700-an, perbedaan pendapat
mengenai hal tersebut tetap berkembang. Banyak orang masih berpendapat bahwa ekspor adalah
“baik” bagi penduduk Negara karena menciptakan pekerjaan, sementara impor “buruk” karena
menyerahkan pekerjaan dari penduduk Negara ke Negara lain. Pandangan ini pada dasaranya
melihat perdagangan sebagai zero-sum, yakni salah satu pihak harus kuat kalah agar yang lain
menang. Sama halnya dengan hal tersebut, neraca perdagangan yang “menguntungkan” masih
dicirikan ketika sebuah Negara lebih banyak mengekspor barang dan jasa daripada melakukan
kegiatan impor.