Anda di halaman 1dari 2

Perdagangan Internasional

Pembelian, penjualan, atau pertukaran barang dan jasa melintasi batas negara disebut
perdagangan internasional. Ini berbanding terbalik dengan perdagangan domestik, yang terjadi
antara negara bagian, wilayah, atau kota yang berbeda dalam suatu negara. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk
yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.Meskipun
perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road),
dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad
belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan
transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

Manfaat perdagangan internasional

1) Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri


Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.
Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek
dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi
kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
2) Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan
yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu
barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya
lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
3) Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)
dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang
mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan
menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
4) Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi
yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

Volume Perdagangan Internasional

Nilai dan volume perdagangan internasional terus meningkat. Saat ini, ekspor barang dagangan
dunia bernilai lebih dari $ 14 triliun, dan ekspor jasa bernilai lebih dari $ 4 triliun.

Sebagian besar perdagangan barang dagangan dunia terdiri dari perdagangan barang-barang
manufaktur. Dominasi barang-barang manufaktur dalam perdagangan barang telah bertahan
lama. Alasannya adalah pertumbuhannya jauh lebih cepat daripada perdagangan di dua
klasifikasi lain seperti penambangan dan produk pertanian. Perdagangan jasa menyumbang
sekitar 20 persen dari total perdagangan dunia.

Output Perdagangan dan Dunia

Tingkat output dunia pada tahun tertentu memengaruhi tingkat perdagangan internasional pada
tahun tersebut. Output ekonomi dunia yang lebih lambat memperlambat volume perdagangan
internasional, dan output yang lebih tinggi mendorong perdagangan yang lebih besar.
Perdagangan melambat pada masa resesi ekonomi karena ketika orang kurang yakin tentang
masa depan keuangan mereka sendiri, mereka membeli lebih sedikit produk dalam negeri
ataupun impor. Alasan lain adalah suatu negara dalam resesi juga akan memiliki mata uang yang
relatif lemah atau lebih rendah terhadap negara lain. Ini membuat impor lebih mahal
dibandingkan dengan produk dalam negeri.

MERKANTILISME

Merkantilisme, filosofi ekonomi yang dipopulerkan oleh Adam Smith, berkembang di


Eropa antara abad ke-16 dan 18. Merupakan sebuah peraturan politik dan ekonomi yang
kompleks, merkantilisme secara sederhana telah ditafsirkan sebagai akumulasi pandangan logam
mulia sebagai kegiatan penting untuk kesejahteraan suatu Negara. Logam ini, dalam pandangan
merkantilisme, adalah satu-satunya sumber kekayaan. Oleh karena inggris tidak memiliki
tambang, para merkantilis melihat perdagangan internasional sebagai sebuah cara untuk
memasok emas dan perak. Pemerintah menetapkan kebijakan ekonomi yang yang
mempromosikan ekspor dan menahan impor sehingga mengakibatkan surplus perdagangan yang
harus dibayar dalam bentuk emas dan perak. Pembatasan impor seperti bea impor mengurangi
impor sementara pemerintah memberi subsidi kepada para eksportir untuk meningkatkan ekspor.
Tindakan itu menciptakan surplus perdagangan yang selanjutnya melindungi pekerja di Negara
merkantilis. Tentu saja, hasil lain dari merkantilisme adalah turunan manfaat bagi kelompok
ekonomi tertentu, seperti pedagang, pengrajin, dan pengangkut domestik, meskipun menambah
biaya untuk kelompok lain seperti konsumen dan industrialis baru.

Walaupun era merkantilisme berakhir pada akhir tahun 1700-an, perbedaan pendapat
mengenai hal tersebut tetap berkembang. Banyak orang masih berpendapat bahwa ekspor adalah
“baik” bagi penduduk Negara karena menciptakan pekerjaan, sementara impor “buruk” karena
menyerahkan pekerjaan dari penduduk Negara ke Negara lain. Pandangan ini pada dasaranya
melihat perdagangan sebagai zero-sum, yakni salah satu pihak harus kuat kalah agar yang lain
menang. Sama halnya dengan hal tersebut, neraca perdagangan yang “menguntungkan” masih
dicirikan ketika sebuah Negara lebih banyak mengekspor barang dan jasa daripada melakukan
kegiatan impor.

Anda mungkin juga menyukai