Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, S., Oktorina, R., & Astuti, N. (2018). Aromaterapi Pappermint Terhadap Masalah
Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Anak Dengan Bronkopneumonia.
Real Is Nursing Jurnal, 1, No 2

Amin, A.A., Kuswardani., & Setiawan, W. (2018). Pengaruh Chest Therapy Dan Infra Red Pada
Bronkopneumonia. Jurnal Fisioterapi Dan Rehabilitasi (JFR), 2, No 1

Azizah, K.N. (2019) 10 Masalah Kesehatan yang Akan Mengancam Dunia Pada Tahun 2019. Di
akses pada tanggal 12 November di https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-
4388508/10-masalah-kesehatan-yang-akan-mengancam-dunia-pada-tahun-2019-1

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Bradley JS, Byington CL, Shah SS, Alverson B, Carter ER, Harrison C. (2011).The management
of community-acquired pneumonia in infants and children older than 3 months of age:
Clinical practice guidelines by the pediatric infectious diseases society and the infectious
diseases society of America
.
Brunner.,Suddarth (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Sudarth.Vol 2.
Edisi 8. Jakarta : EGC.

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2015). Nursing
Interventions Classification (NIC). Edisi 6. United Kingdom : Elsevier.

Dicky, K.N.A, Wulan, A.J. (2017). Tatalaksana Terkini Bronkopneumonia Pada Anak Di
Rumam Sakit Abdoel Moeloek. Jurnal Unila, 7, No 2

Herdman, T.H & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-
2017. Edisi 10. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. A. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Hasil Utama Riskesdas. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI

Kementrian Kesehatan RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan (Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta
Maidartati. (2014). Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap Bersihan Jalan Nafas Pada Anak Usia 1-
5 Tahun di Puskesmas Moch. Ramdhan Bandung. Jurnal Ilmu Keperawatan. 2, No. 1

Marini. G., Wulandari. Y. (2015). Efektifitas Fisioterapi Dada (Clapping) Untuk Mengatasi
Masalah Bersihan Jalan Napas Pada Aank Dengan Bronkopneumonia Di Ruang Anak
RSUD. DR. MOH. Soewandi Surabaya, Jurnal. Um-Surabaya.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., & Swanson, E. (2015). Nursing Outcomes
Classification (NOC). Edisi 5. Singapore : Elsevier Inc.

Nariarti. (2012). Anak laki-laki usia 6 bulan dengan marasmus dan bronkopneumonia. Artikel
Ilmiah.Universitas Lampung.

Nurarif, A.H & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda Nic-Noc Jilid 2. Yogyakarta: Mediaaction.

Nursalam. (2013). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep Dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika.

Pambudi, R. (2017). Asuhan Keperawatan Pada anak dengan Bronkopneumonia, Fakultas Ilmu
Kesehatan UMP. Diakss pada tanggal 21 November 2019 di
http://repository.ump.ac.id/3978/3/Riana%20Pambudi%20BAB%20II.pdf

Ringel, Edward. (2012). Buku Saku Hitam Kedokteran Paru Alih Bahasa:dr.Elfiawati
Resipirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Riyadi, Sujono & Sukarmin. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1. Yogyakarta :
Graha Ilmu.

Sinaga, F.T.Y. (2018). Faktor Resiko Bronkopneumonia Pada Anak Dibawah Usia Lima Tahun
yang Dirawat Inap Di RSUD DR.H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015.
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 5, No 2

Siswantoro, E. (2015). Pengaruh Aromaterapi Daun Mint Dengan Inhalasi Sedrhana Trhadap
Penurunan Sesak Nafas Pada Pasin Tuberculosis Paru. Jurnal Keperawatan Dan
Kebidanan. STIKes Dian Husada Mojokerto

Soetjiningsih. (2012). Perkembangan Anak dan Permasalahannya dalam Buku Ajar I Ilmu
Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagungseto .

Suriadi & Yuliani, R. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Sagung Seto

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D.
Bandung: Alfabeta.

Sualeman, M. R. (2019). Hari Anak Nasional 4 Masalah Kesehatan Anak Indonesia.


Diakses pada tanggal 7 Desember 2019, di
https://www.suara.com/health/2019/07/23/120231/hari-anak-nasional-ini-4-masalah-
kesehatan-anak-di-indonesia

Supardi. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Konsep Statistika Yang Lebih
Komprehensif. Jakarta: Change Publication
.
Supraha, Y.R. (2016). Upaya Meningkatkan Keefektifan Brsihan Jalan Nafas Pada Pasien
Penyakit Paru Obstruksi Kronik Di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro. Naskah Publikasi.
Universitas Muhamadiyah Surakarta

Wijayaningsih, K.S. (2013).Standar Asuhan Keperawatan: Jakarta. TIM.

Wijaya, A.S & Putri, Y.M. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa)
Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika

Wong, D.L., Hackenberry-Eaton, M., Wilson, D., Wikeeistein., M. L., Schawartz, P. (2009).
Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6 Volume I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Yuliastri., Arnis, A. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

Lampiran 1
PENJELASAN
PERMOHONAN PENGELOLAAN PASIEN

Kepada :
Yth. Bapak/Ibu………
Di Tempat
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Anang Sulaeman
NIM : 17.029
Alamat : Karangpetir Rt 07, RW 04, Kec. Tambak, Kab. Banyumas
No Hanphone : 0815-4285-5919
Saya adalah mahasiswa STIKes Serulingmas Cilacap, D3 keperawatan yang akan
melakukan penyusunan karya tulis ilmiah pada anak dengan gangguan sistem pernafasan:
Bronkopneumonia dan penerapan fisioterapi dada dengan kombinasi inhalasi sederhana
aromaterapi pappermint. Penyusunan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi sebagai
syarat guna menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan.
Adapun pada kesempatan kali ini saya memohon kesediaan ibu/orang tua pasien dan pasien
untuk berpartisipi sebagai pasien kelolaan saya. Apabila ibu/orang tua pasien dan pasien bersedia
pasien kelolaan saya maka nantinya ibu akan di minta data tentang usia, jenis kelamin,
pendidikan dan keluhan pasien yang dialami pasien selama menderita Bronkopneumonia dan
akan dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien. Data tersebut nantinya akan dijadikan dasar
sebagai bahan pertimbangan penetapan diagnose keperawatan dan penyusunan intervensi dan
melakukan implementasi keperawatan. Tindakan keperawatan nantinya berlangsung selama 3X
24 jam.
Adapun penerapan intervensi fisioterapi dada dengan kombinasi inhalasi sederhana
aromaterapi pappermint yang akan dilakukan berjutuan untuk mengatasi ketidakefektifan
bersihan jalan nafas sebagai diagnose keperawatan utama pada pasien dengan gangguan sistem
pernafasan: bronkopneumonia. Penerapan fisioterapi ini sangat bermanfaat untuk mengeluarkan
mengencerkan secret, mengeluarkan secret dan melonggarkan jalan nafas. Kelemahan dari
penerapan ini ialah pasien mungkin akan merasa sedikit tidak nyaman pada saat prosedur
tindakan dilakukan. Namun jika tindakan ini tidak dilakukan dan masalah ketidakefektifan
bersihan jalan nafas tidak teratasi akan menimbulkan sesak nafas yang parah dan penumpukan
sekret yang memungkinkan akan mengakibatkan timbulnya komplikasi.
Adapun hasil dari penyusuan karya tulis ilmiah ini tidak akan di beri nama serta akan di
rahasiakan dan tidak akan dipublikasikan kepada pihak manapun. keikutsertaan responden,
bersifat sukarela, tidak ada insentif berupa uang yang akan diberikan kepada ibu/orang tua.
Apabila ibu/orang tua dan pasien bersedian menjadi pasien kelolaan ini namun ternyata saat
proses perawatan ini ibu dan pasien merasa tidak nyaman dengan prosedur perawatan, maka ibu
dan pasien di perbolehkan untuk keluar dari proses perawatan. Setelah proses perawatan,
diharapkan ibu/orang tua dan pasien dapat memperoleh manfaat dari perawatan ini.
Setelah membaca dan memahami informasi diatas, diharapkan ibu/orang tua dapat
mengisi lembar persetujuan menjadi pasien kelolaan sebagai bentuk pernyataan
keikutsertaan/ketidakikutsertaan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Partisipasi dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini bukanlah paksaan, sehingga ibu/orang tua berhak menolak atau
tidak bersedian mengikutinya. Apabila ada pertanyaan lebih lanjut, ibu/orang tua dapat bertanya
langsung pada penulis atau menghubungi no kontak yang tertera di atas.
Demikian surat permohonan ini saya buat, atas kerjasamanya saya ucapkan bayak terim
kasih.
Cilacap,…………..2020

(…………………………….)
INFORMED CONSENT
SURAT KESEDIAAN MENJADI PASIEN KELOLAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Inisial Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :

Menyatakan Bahwa,
1. Telah mendapatkan penjelasan dan memahami mengenai tujuan, manfaat serta prosedur
sebagai pasien kelolaan
2. Telah diberikan kesepakatan untuk bertanya dan mendapatkan jawaban yang jelas dari
penulis.
Dengan pertimbangan diatas saya memutuskan tanpa paksaan dari pihak manapun, bahwa saya
’Bersedia / Tidak Bersedia’ berpartisipasi sebagai pasien kelolaan.
Dengan surat persetujuan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Cilacap,………………..2020
Responden

(…………………………..)

FISIOTERAPI DADA DENGAN KOMBINASI INHALASI


MANUAL (PAPPERMINT) PADA ANAK

DI SUSUN OLEH : ANANG SULAEMAN


NIM : 17,029
PENGERTIAN Fisioterapi dada dengan kombinasi inhalasi manual adalah:
bentuk terapi non farmakologi yang dilakukan dengan cara
menepuk-nepuk secara ringan pada dinding dada dengan tangan
dimana tangan membentuk seperti mangkuk dan sebelumnya
diawali dengan pemberian inhalasi uap peppermint secara
manual
TUJUAN 1. Mengencerkan secret
2. Melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkus
3. Mempertahankan fungsi otot-otot pernafasan
INDIKASI Klien dengan gangguan bersihan jalan nafas
PERALATAN 1. Tissue 7. Air panas
2. Bengkok 8. Baskom atau wadah untuk
air panas
3. Perlak pengalas
9. Handuk 1 buah
4. Sputum pot berisi 10. Kain pengalas untuk
baskom air panas
desinfektan
11. Aroma terapi peppermint
5. Air hangat
6. Minyak telon
PROSEDUR A. Tahap Orientasi
PELAKSANAAN 1. Memberikan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikaan tujuan dan prosedur tindakan
4. Menyakan persetujuan pada anak dan orang tua
B. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi
2. Mencuci tangan
3. Mengatur klien dalam posisi duduk
4. Menempatkan meja/troly di depan klien
5. Meletakkan baskom berisi air panas di atas meja klien
yang diberi pengalas
6. Memasukkan obat-obatan aroma terapi (pappermint) ke
dalam baskom dengan perbandingan 200 ml air hangat
dengan 2 tetes aromaterapi pappermint
7. Menutup handuk menyerupai corong, menghirup udara
supaya uap tidak tercampur denga udara bebas
8. Anjurkan anak untuk menghirup uap aromaterapi
pepermint selama 5-10 menit
9. Rapihkan alat inhalasi kemudian dilanjutkan dengan
fisioterapi dada
10. Membuka baju pasien (anak)
11. Melakukan auskultasi paru untuk menentukan daerah
yang terdapat penumpukan secret
12. Memasang perlak pengalas
13. Mengatur posisi pasien sesuai letak secret
14. Mengoleskan miyak telon dan memijat daerah yang akan
dilakukan fisioterapi dada
15. Lakukan clapping dengan cara tangan perawat
menelungkup dan menepuk-nepuk punggung
16. Melakukan vibrating dengan cara mengetarkan punggung
anak
17. Menampung lender ke dalam sputum pot
18. Bersihkan mulut dengan tissue
19. Memposisikan pasien supaya nyaman
20. Bantu memakaikan baju kembali
21. Mencuci tangan
C. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi (Auskultasi)
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan
Dokumen Terkait Standar Operasional Prosedur Fisioterapi Dada Pada Anak. di
akses pada 21 November 2019 di
https://dokumen.tips/documents/sop-fisioterapi-
dada.html

Amelia, S., Oktorina, R., & Astuti, N. (2018). Aromaterapi


Pappermint Terhadap Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Anak Dengan
Bronkopneumonia. Real Is Nursing Jurnal, 1, No 2

Amin, A.A., Kuswardani., & Setiawan, W. (2018). Pengaruh


Chest Therapy Dan Infra Red Pada Bronkopneumonia.
Jurnal Fisioterapi Dan Rehabilitasi (JFR), 2, No 1

Maidartati. (2014). Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap


Bersihan Jalan Nafas Pada Anak Usia 1-5 Tahun di
Puskesmas Moch. Ramdhan Bandung. Jurnal Ilmu
Keperawatan. 2, No. 1
Lampiran 4
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
Nama Mahasiswa :
Tanggal Pengkajian :
Tanggal Pengelolaan Asuhan Keperawatan :
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas pasien
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Tanggal lahir :
4. Umur : Tahun Bulan Hari
5. Alamat :
6. No. RM :
7. Diagnosa medis :

B. Identitas Orang Tua/ Penanggung Jawab


1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :

C.Keluhan Utama Saat Pengkajian :

D. Riwayat Penyakit Sekarang :

E.Riwayat Penyakit Dahulu :

F.Riwayat Penyakit Keluarga : Ada tidaknya anggota keluarga menderita


penyakit paru-paru atau penyakit infeksi saluran pernafasan yang dapat menularkan
seperti TBC kepada anggotanya
G. Riwayat Alergi
Makanan :
Minuman :
Obat-obatan :
Zat lainnya :

H. Riwayat imunisasi

No Jenis Waktu Pemberian


Imunisasi
1. Hepatitis
2. BCG
3. DPT
4. POLIO
5. CAMPAK
6. Lainnya
I. Riwayat Antenatal/kehamilan
1. Usia ibu saat hamil :
2. Status obsterti :GPA
3. Umur kehamilan :
4. Pemeriksaan kehamilan :
a. Frekuensi :
b. Tempat pemeriksaan :

J. Riwayat Kelahiran/Persalinan
1. Jenis persalinan :
2. Penyulit persalinan :
3. Tempat persalinan :
4. Berat badan lahir :
5. Panjang badan lahir :
K. Pengkajian Pola Fungsional Gordon (sebelum dan sesudah sesakit)
1. Persepsi kesehatan /penanganan kesehatan:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
2. Nutrisi dan metabolisme :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
3. Eliminasi :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
4. Aktivitas dan latihan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
5. Tidur dan istirahat:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
6. Kognitif dan perseptual :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
7. Persepsi/konsep diri :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
8. Peran dan hubungan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
9. Seksualitas dan reproduksi :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
10. Koping dan toleransi stress :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
11. Nilai atau kepercayaan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………

L. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Antropometri :
a. Berat Badan :
b. Tinggi Badan:
c. Panjang Badan:
d. Lingkar Lengan Atas:
e. Lingkar Kepala :
f. Lingkar Dada:
2. Pengkajian perkembangan : menggunakan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP).
M. Pemeriksaan Fisik
1. Pengkajian Resiko Jatuh (Skala Humpty Dumpty)
2. Pemeriksaan Kepala
3. Pemeriksaan Mata
4. Pemeriksaan Hidung
5. Pemeriksaan Mulut : Gigi, Lidah, Bibir dan Mukosa
6. Pemeriksaan Telinga
7. Pemeriksaan Leher
8. Pemeriksaan Dada/Thorak
9. Pemeriksaan Perut/Abdomen
10. Pemeriksaan Genetalia dan Anus
11. Pemeriksaan Ekstremitas/Anggota Gerak

N. Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium:
Rontgen:
CT-Scan:
MRI :
O. Terapi/Pengobatan

II. ANALISA DATA & DIAGNOSA KEPERAWATAN


A. ANALISA DATA

No. Data Fokus Etiologi Problem


1. DS :
DO :
2. DS :
DO :
3. Dst...

B. Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas :

III. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Rencana
Tujuan dan kriteria
Dx. Intervensi/Tinda
hasil/Indikator
Kep kan
1. Tujuan : 1.
Kriteria hasil/Indikator 2.
Dst….
2. Dst…. Dst….

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No
Waktu/ja Implemen Tanda
Dx. Hari/tanggal
m tasi tangan
Kep
1. Senin,….2019 08.00 1….
2….

V. EVALUASI KEPERAWATAN (Catatan Perkembangan)

No Hari/tanggal/W Evaluasi Tanda


Dx. aktu tangan
Kep
1. Senin,….2019 S
O
A
P

FORMAT PENGKAJIAN RESIKO JATUH PADA ANAK


SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY
PARAMETER KRITERIA NILA SKOR
I
USIA <3 tahun 4
3-7 tahun 3
7-14 tahun 2
>14 tahun 1
JENIS Laki-laki 2
KELAMIN Perempuan 1
DIAGNOSIS Diagnosis neurologis 4
Perubahan oksigenasi( diagnosis respiratorik, 3
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing)
Gangguan perilaku/psikiatri 2
Diagnosis lainya 1
GANGGUAN Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
KOKNITIF Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi terbaik terhadap diri sendiri 1
FAKTOR Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur 4
LINGKUNGAN dewasa
Pasien menggunakan alat bantu / bayi 3
diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot
rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2 2
Area di luar rumah sakit 1
RESPON Dalam 24 jam 3 3
TERHADAP Dalam 48 jam 2 2
OPERASI/ > 48 jam atau tidak menjalani 1
OBAT pembedahan/sedasi/anestesi
PENENANG
PENGGUNAAN Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, 3
OBAT barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar,
diuretik, narkose
Penggunaan salah satu obat di atas 2
Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada 1
medikasi
JUMLAH SKOR
Skor asesment risiko jatuh:
Skor 0-6 : Resiko rendah Skor ≥ 12 : Resiko tinggi
Skor 7-11 : Resiko sedang

LEMBAR MONITORING

No Indicator Tangga Sebelum Tangga Sesudah Ttd


l& dilakukan l& dilakukan
waktu fisioterapi waktu tindakan
dada dengan fisioterapi dada
kombinasi dengan kombinasi
inhalasi inhalasi manual
manual
1 Frekuensi
pernafasan

2 Suara
nafas
tambahan

3 Retraksi
dinding
dada
4 Kedalaman
inspirasi

5 Irama
pernafasan

PANDUAN POSTURAL DRAINASE

A. Pengertian
Postural drainase (PD) merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari
berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi.. Mengingat kelainan
pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada berbagai posisi
disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu yang terbaik untuk melakukan PD yaitu sekitar
1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelumtidur pada malam hari. PD dapat
dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas tetapi juga mempercepat
pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelektasis. Pada penderita dengan produksi sputum
yang banyak PD lebih efektif bila disertai dengan clapping dan vibrating.

B. Indikasi untuk Postural Drainase :


1. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada :
a. Pasien yang memakai ventilasi
b. Pasien yang melakukan tirah baring yang lama

c. Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau bronkiektasis
d. Pasien dengan batuk yang tidak efektif .
2. Mobilisasi sekret yang tertahan :
a. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret

b. Pasien dengan abses paru

c. Pasien dengan pneumonia

d. Pasien pre dan post operatif

e. Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk

C. Kontra indikasi untuk postural drainase :


1. Tension pneumotorak
2. Hemoptisis
3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard akutrd
infark dan aritmia.
4. Edema paru
5. Efusi pleura yang luas

D. Persiapan pasien untuk postural drainase.


1. Longgarkan seluruh pakaian terutama daerah leher dan pinggang.

2. Terangkan cara pengobatan kepada pasien secara ringkas tetapi lengkap.

3. Periksa nadi dan tekanan darah.

4. Apakah pasien mempunyai refleks batuk atau memerlukan suction untuk mengeluarkan
sekret.

E. Cara melakukan pengobatan :


1. Terapis harus di depan pasien untuk melihat perubahan yang terjadi selama Postural
Drainase.
2. Postoral Drainase dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan pada beberapa posisi tidak
lebih dari 40 menit, tiap satu posisi 3 – 10 menit.
3. Dilakukan sebelum makan pagi dan malam atau 1 s/d 2 jam sesudah makan.

F. Penilaian hasil pengobatan :


1. Pada auskultasi apakah suara pernafasan meningkat dan sama kiri dan kanan.
2. Pada inspeksi apakah kedua sisi dada bergerak sama.
3. Apakah batuk telah produktif, apakah sekret sangat encer atau kental.
4. Bagaimana perasaan pasien tentang pengobatan apakah ia merasa lelah, merasa enakan,
sakit.
5. Bagaimana efek yang nampak pada vital sign, adakah temperatur dan nadi tekanan darah.
6. Apakah foto toraks ada perbaikan.

G. Kriteria untuk tidak melanjutkan pengobatan :


1. Pasien tidak demam dalam 24 – 48 jam.

2. Suara pernafasan normal atau relative jelas.

3. Foto toraks relative jelas.

4. Pasien mampu untuk bernafas dalam dan batuk.

H. Kewaspadaan Perawat
Spasme bronkus dapat di cetuskan pada beberapa klien yang menerima darainase postural.
Spasme bronkus ini di sebabkan oleh imobilisasi sekret ke dalam jalan napas pusat yang
besar, yang meningkatkan kerja napas. Untuk menghadapi resiko spasme bronkus, perawat
dapat meminta dokter untuk mulai memberikan terapibronkodilator pada klien selama 20
menit sebelum drainase postural.

I. Evaluasi Setelah Dilakukan Drainase Postural


1. Auskultasi : suara pernapasan meningkat dan sama kiri dan kanan

2. Inspeksi : dada kanan dan kiri bergerak bersama-sama

3. Batuk produktif (secret kental/encer)

4. Perasaan klien mengenai darinase postural (sakit, lelah, lebih nyaman)

5. Efek drainase postural terhadap tanda vital (Tekanan darah, nadi, respirasi, temperature)

6. Rontgen thorax

J. Posisi postural draiange pada anak anak.


a. Untuk paru kanan dan kiri bagian atas sisi depan.

Anak diposisikan tidur terlentang dan bersandar (45 derajat) pada bantal/ dengan posisi
seperti pada gambar
b. Untuk paru paru kanan dan kiri bagian atas sisi belakang

Anak diposisikan duduk dengan memeluk guling/ bantal membentuk sudut 45 derajat
seperti pada contoh gambar
c. Paru kana dan kiri bagian tengah sisi depan
 
Pada posisi ini anak cukup dengan tidur terlentang
d.  Paru bagian tengah sisi belakang

Anak diposisikan tidur tengkurap beralaskan bantal atau guling seperti gambar disamping
e. Paru bagian atas sisi kanan belakang

Anak diposisikan tidur tengkura dengan sedikit dimiringkan kerah kanan atau kiri dimana
paru yang ada dahaknya diposisikan diatas
Sedangkan untuk melakukan postural drainage untuk paru bagian bawah anak diposisikan
kepala berada di bawah dan dilakukan secara hati hati agar tidak ada keluhan yang
menyertai.

 
  
Sumber :
Jeane A.D and Carole A.Graybill. (2009). Cardiopulmonary physical therapy Physical therapy
for the child with respiratory dysfunction, Edisi 6. st Louis: Philadelphia.
Prayitno. (2019). Postural Drainase Pada Anak. Yogyakarta : Dinas Kesehatan Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai