Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar 2020 Istilah ‘belajar’ sering kali kita dengar apalagi jika kita sedang berada dalam lingkungan pendidikan. “Belajar adaah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya”. (Azhar Arsyad 2002:1). Sejak dilahirkan sebenarnya manusia sudah mulai belajar dari apa yang dilakukan sehari-harinya secara naluri dan alamiah. Seperti contoh seorang anak kecil yang biasanya selalu mencium segala benda yang sedang ia pegang. Tingkah laku seperti itu merupakan contoh kecil proses belajar tentang mengenal bau setiap benda.Namun walaupun belajar sudah dialami oleh manusia sejak dari kecil, tidak sedikit orang yang belum mengerti tentang konsep belajar. Menurut (Driscoll, 2000:11) yang diterjemahkan oleh Arif Rahman. “Belajar didefinisikan sebagai perubahan terus-menerus dalam kemampuan yang berasal dari pengalaman pemelajar dan interaksi pemelajar dengan dunia”. ( Smaldino, dkk 2011:11). Saat ini belajar sering diartikan sebagai kegiatan yang berada didalam kelas dengan dibatasi tembok dengan sumber buku literature. Padahal sebenarnya proses belajar sebenarnya berasal dari pengalaman yang dialami oleh setiap manusia. Belajar merupakan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, atau sikap yang baru ketika seorang berinteraksi dengan informasi dan lingkungan Smaldino, dkk, (2011:11). Berkaitan dengan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep belajar lebih menekankan kepada pola interaksi baik dengan informasi maupun lingkungan yang dapat menimbulkan perubahan kemampuan diri secara terus-menerus. Pandangan lain mengenai belajar adalah dari perspektif psikologis. Banyak pandangan-pandangan tentang belajar dari kacamata psikologis diantaranya adalah behavioris, kognitivis, konsturktivis, dan psikologi Sosial. Behavioris adalah salah satu pandangan atau teori tentang belajar dari perspektif psikologis. Salah satu tokohnya yang terkenal adalah Edward Lee Thorndike, Pendekakatan psikologi kognitif menekankan arti penting proses internal mental manusia. (Sugihartono dkk, 2007:104). Pandangan ini didasarkan pada tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. “Para kognitivis menciptakan sebuah model mental dari ingatan jangka pendek dan jangka panjang. Jika informasi tersebut tidak diulang-ulang, ia akan memudar dari ingatan jangka pendek”. (Smaldino, dkk 2011:13). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pandangan kognitivis memiliki presepsi lebih luas mengenai belajar daripada behavioris. Pandangan kontrukstivis mempercayai bahwa siswa mampu mencari sendiri masalah, menyusun sendiri pengetahuannya melalui kemampuan berpikir dan tantangan yang dihadapinya, menyelesaikan dan membuat konsep mengenai keseluruhan pengalaman realistic dan teori dalam satu bangunan utuh. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa konstruktivis adalah pandangan yang menganggap siswa itu mempunyai kreativitas sendiri-sendiri. Konstruktivis menekankan bahwa para pembelajar menciptakan penafsiran mereka sendiri tentang dunia informasi. Mereka berpendapat bahwa para siswa menempatkan pengalaman belajar sebagai pengalaman mereka sendiri, dan tujuan pengajaran bukan untuk mengajarkan suatu informasi tapi menciptakan situasi agar para siswa dapat menafsirkan informasi untuk pemahaman mereka sendiri. teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia, Jika dikaitkan dengan penerapannya di dunia pendidikan, teknologi adalah suatu metode untuk memudahkan proses pembelajaran.Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan alat bantu audio-visual. Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan. Kata media sering kali kita dengar sekarang ini apalagi jika kita berada dalam lingkungan akademisi. Media menjadi sangat penting karena tanpa media kegiatan atau proses penyampaian pesan akan sangat sulit bahkan tidak bisa dilakukan dengan kondisi-kondisi tertentu.Media adalah bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari bahasa Latin medium (“antara”), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Ada beberapa media yang di gunakan diantaranya alat peraga,media pendidikan,media massa, media komunikasi,ava.