oleh : kelompok 3
MALANG
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus menerus dan
terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode keperawatan
kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat
menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definisi dan filosofi terkini dari keperawatan
memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukkan secara keseluruhan dalam
berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupun sakit serta dalam interaksinya dengan keluarga dan
komunitas. Tren praktik keperawatan meliputi perkembangan di berbagai tempat praktik dimana
perawat memiliki kemandirian yang lebih besar.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, dan sosial dari individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola
interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998).
Keperawatan keluarga dapat difokuskan pada anggota keluarga individu, dalam konteks
keluarga, atau unit keluarga. Terlepas dari identifikasi klien, perawat menetapkan hubungan
dengan masing-masing anggota keluarga dalam unit dan memahami pengaruh unit pada individu
dan masyarakat. Tujuan keperawatan keluarga dari WHO di Eropa yang merupakan praktek
keperawatan termodern saat ini adalah promoting and protecting people health merupakan
perubahan paradigma dari cure menjadi care melalui tindakan preventif dan mengurangi kejadian
dan penderitaan akibat penyakit .
Perawat keluarga memiliki peran untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota
keluarganya, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi dan tugas kesehatan, Friedmen
menyatakan bahwa keluarga diharapkan mampu mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga,
diantaranya fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan fungsi perawatan keluarga.
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai
unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Trend adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat diperbincangkan.
Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak
terjadi di masa mendatang, menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan
nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.
Jadi, trend dan isu keperawatan keluarga merupakan sesuatu yang booming, actual, dan sedang
hangat diperbincangkan serta desas-desus dalam ruang lingkup keperawatan keluarga.
Adapun trend dan isu dalam keperawatan keluarga, diantaranya:
Global
Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku keluarga.
Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga penyebarannya semakin
meluas.
Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi penduduk yang
tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga
yang berubah.
Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang ketat serta
menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas pendidikan.
Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan kesehatan
menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.
Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum
berkembang.
Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah menyusun
pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperawatan keluarga di rumah tapi
perlu disosialisasikan.
Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
3
Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.
Pelayanan
SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat keluarga.
Penghargaan / reward rendah.
Bersikap pasif.
Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.
Pendidikan
Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung “mudah”
Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.
Profesi
Standar kompetensi belum disosialisasikan.
Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.
Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.
COVID-19
A. Definisi Covid-19
Virus Corona adalah jenis virus dari famili Coronaviridae yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan baik manusia maupun hewan. Kendati demikian, virus ini lebih banyak ditemukan pada
4
hewan. Virus Corona pertama kali teridentifikasi pada periode 1960-an. Diberi nama Corona oleh
karena struktur tubuhnya yang tampak menyerupai mahkota.
229E
NL63
OC43
HKU1
MERS-CoV (Penyebab penyakit Middle East Respiratory Syndrome, atau MERS)
SARS-CoV (Penyebab penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome, atau SARS)
2019-nCoV
Berikut ini adalah 3 (tiga) jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Corona
untuk Anda waspadai.
Penyakit yang pertama kali muncul di negara Arab Saudi dan sejumlah negara Timur Tengah
lainnya (itu sebabnya penyakit ini dinamai MERS) pada tahun 2012 tersebutsebagaimana
dilansir dari WebMD—telah menyebabkan 858 orang meninggal dunia.
Jumlah korban tewas MERS tersebut termasuk dari negara-negara lainnya di luar Saudi Arabia
dan sekitarnya, termasuk Amerika Serikat.
5
Jauh sebelum wabah MERS muncul, tepatnya di tahun 2003, ada juga penyakit
berbahaya lainnya yang disebabkan oleh infeksi Coronavirus. SARS, atau Severe Acute
Respiratory Syndrome. Sama seperti MERS, penyakit ini telah memakan banyak korban jiwa,
tepatnya 774 orang dari berbagai negara di Asia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa.
Wabah penyakit SARS baru dinyatakan berakhir pada tahun 2015, berdasarkan tidak adanya
laporan kasus yang diterima.
Demam
Hidung tersumbat
Batuk
Sakit tenggorokan
Tidak adanya perbedaan gejala antara infeksi Coronavirus dengan infeksi virus flu biasa
(Rhinovirus) ini membuat Anda untuk sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter apabila
6
mengalami gejala-gejala tersebut, terutama jika gejala sudah berlangsung dalam waktu yang
cukup lama dan tak kunjung sembuh setelah diberikan obat-obatan umum.
Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan penanganan medis sedini mungkin
sebelum kondisi bertambah parah. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk segera
memeriksakan diri ke dokter jika merasa mengalami gejala infeksi seperti yang sudah disebutkan
di atas, terlebih jika Anda memiliki faktor risikonya.
Pemberian obat-obatan khusus flu dan demam (aspirin, ibuprofen, acetaminophen, dsb.)
Perbanyak asupan cairan ke dalam tubuh
Istirahat yang cukup
Guna menghindari penyebaran virus lebih luas, dokter mungkin saja akan menyarankan pasien
untuk diisolasi di ruangan khusus selama masa pengobatan.
7
Banyak minum air putih
Banyak makan buah, sayuran, dan suplemen vitamin untuk meningkatkan imunitas tubuh
Asuhan keperawatan keluarga dapat segera dilakuakan oleh perawat dengan berbagai
persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Telah menyelesaikan pendidikan formal Ners (perawat) yang diakui. Pendidikan formal
di Indonesia adalah D-3 keperawatan yang menghasilkan perawat professional “pemula”
dan PSIK yang menghasilkan Ners, yang memiliki kemampuan professional yang tinggi,
yaitu (1) keterampilan intelektual, (2) keterampilan teknis, dan (3) keterampilan
interpersonal dengan berlandaskan etik dan melaksanakan profesinya sesuai dengan
standar praktik keperawatan.
2. Telah melakukan proses registrasi sebagai ners (perawat). Perawat yang telah
menyelesaikan secara formal pendidikannya harus melalui proses legislasi sebagai ners
(perawat) dengan tahap :
a. Registrasi adalah proses pendaftaran seorang ners (perawat) yang telah lulus
pendidikan formal di dinas kesehatan provinsi, sesuai dengan keputusan Menkes No
1239 tahun 2001.
b. Sertifikasi adalah proses penilaian terhadap kemampuan seorang ners (perawat) untuk
dinyatakan cakap melaksanakan kewenangan (kompetensi) yang dimiliki. Namun,
belum dilalui sehingga setelah tahap registrasi seorang ners (perawat) akan
memperoleh lisensi.
c. Lisensi adalah proses pembelian bukti tertulis setelah seorang ners (perawat)
dinyatakan cakap untuk dapat melaksanakan kewenangannya. Di Indonesia disebut
dengan surat izin perawat (SIP).
8
3. Memiliki institusi yang mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan
keluarga. Meskipun telah mempunyai SIP, kegiatan keperawatan keluarga yang diberikan
kepada kliennya harus mempunyai institusi berbadan hukum yang secara legal
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan keperawatan, mutu asuhan yang diberikan, dan
untuk meningkatkan kepercayaan publik, serta dapat dilakukan upaya tanggung gugat
oleh klien bila tidak sesuai standar asuhan.
4. Mematuhi standar praktik dan etik profesi yang ditetapkan oleh PPNI atau pemerintah.
Standar praktik yang ada bertujuan agar asuhan yang diberikan ners (perawat)
mempunyai mutu sesuai dengan kaidah profesi. Etik profesi yang dapat mengendalikan
bagaimana seorang ners (perawat) berperilaku yang santun kepada klien dan tidak
merugikan klien atau publik.
Bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh perawat keluarga adalah perawatan
kesehatan dirumah. Agar mempunyai arah yang pasti terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga, Departemen Kesehatan telah menerbitkan surat keputusan No.
HK.00.06.5.1.311 bulan januari 2012 tentang penerapan pedoman perawatan kesehatan
dirumah.
Dengan gambaran situasi diatas, kesempatan sangat besar dimiliki oleh seorang ners
(perawat) untuk mewujudkannya, dan hal ini merupakan tantangan yang cukup berat bila
seorang professional tidak mampu mewujudkannya. Karena bagaimanapun juga tidak ada
alasan bahwa tidak mendapat dukungan secara profesi dan pemerintah.
9
pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan
tempat tinggal dan transportasi.
3. keluarga sejahtera tahap II
keluarga-keluarga yang disamping dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi
keseluruhan kebutuhan pengembangan seperti kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.
4. keluarga sejahtera tahapan III
keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial
psikologis dan kebutuhan pengembangan, namun belum dapat memberikan sumbangan
yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur memberikan sumbangan
dalam bentuk materi dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta peran
secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan sosial,
keagamaan, kesenian, olahraga dan pendidikan.
5. keluarga sejahtera tahap IV
keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan baik yang bersifat
dasar, sosial psikologis, maupun pengembangan serta telah dapat pula memberikan
sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga yang muncul di
Indonesia :
Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta belum adanya
perawat keluarga secara khusus di negara kita.
Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.
Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana.
Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum
berkembang.
10
Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah disusun pedoman
pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara umum.
Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas transportasi
yang cukup.
Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.
Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sikap dan pola perilaku keluarga dapat dipengaruhi oleh dunia tanpa batas (global village).
Kemajuan teknologi di bidang transportasi mengakibatkan tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi
seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah.
Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah menyusun pedoman
pelayanan keperawatan keluarga dan model keperawatan keluarga di rumah tapi perlu
disosialisasikan serta munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan
masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi
keluarga yang tidak mampu. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system
yang belum berkembang.
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Andaners. 2009.Konsep keperawatan keluarga. diaksesdari: http://andaners.wordpress.com/2009/
04/27/konsep-keperawatan-keluarga/. diambil tanggal 14 febuari 2012
Hidayat, A.Aziz Alimul (2007). Pengatar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika.
13
14