Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

IMPLEMENTASI BEBERAPA MODEL KOMUNIKASI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing: Ibu Dr.Hj Surtini,S.Sos,MM

DIBUAT OLEH:

1.Arif Kurniawan (A2R19007) 8.Neisitara Tri Utami (A2R19034)

2.Arum Aprilia B (A2R19008) 9.Nur Ajeng Pitaloka (A2R19039)

3.Dita Cahyaningrum (A2R19012) 10.Rini Amanda Praditya (A2R19043)

4.Herda Pundhi S (A2R19019) 11.Shania Imellana Putri (A2R19047)

5.Hesthin Fitriani (A2R19020) 12.Ucik Tiarawati (A2R19051)

6.Mandha Mega.M. (A2R19027) 13.Yuliyet Putri Famila (A2R19055)

7.Moh.Iqbal N (A2R19030) 14.Zoladika Damara P. (A2R19114)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT 1A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUTAMA ABDI HUSADA

TULUNGAGUNG

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-NYA kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang Alhamdulillah
tepat waktunya yang berjudul “IMPLEMENTASI BEBERAPA MODEL KOMUNIKASI”.

Makalah ini berisikan tentang informasi atau lebih khususnya membahas bagaimana
aplikasi makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.

Dalam pembuatan makalah ini, tidak terlepas mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. H. Yitno, SKp, Mpd, sebagai Ketua STIKes Hutama Abdi Husada
Tulungagung
2. Ibu Dr. Hj. Surtini,S.Sos,MM sebagai dosen pengajar pada mata kuliah Komunikasi
Dalam Keperawatan, sekaligus sebagai dosen pembimbing pada tugas yang berjudul
Implementasi Beberapa Model Komunikasi.
3. Pihak perpustakaan yang telah menyediakan buku-buku untuk refrensi tugas pada
Komunikasi Dalam Keperawatan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kelompok pada khususnya dan bermanfaat
bagi para pembaca pada umumnya.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Tulungagung, 24 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Definisi Model Komunikasi .............................................................3
2.2 Fungsi Dan Manfaat Ilmu Komunikasi............................................9
2.3 Model Komunikasi Yang Ada.........................................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia sebagai makhluk social memerlukan sosialisasi dalam hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologisnya. Salah satu cara dalam sosialisasi adalah
melalui komunikasi antar individu atau kelompok, ataupun antar kelompok dengan
kelompok.
Komunikasi merupakan suatu pembentukan, penyampaian, penerimaan, pengolahan
pesan yang terjadi dalam diri seseorang. Seiring dengan berkembangnya manusia banyak
pula yang terjadi fenomena komunikasi.untuk lebih memahami fenomena komunikasi
tersebut maka digunakan model. Model dapat mempermudah penjelasan dari berbagai
fenomena komunikasi yang terjadi pada manusia sesuai dengan perkembangannya. Karena
manusia yang terus berkembang dan fenomena komunikasi yang berkembang sejalan dengan
perkembangan manusia , model komunikasi pun terus berkembang sehingga memunculkan
berbegai macam bentuk.

1.2. Rumusan Maslah


Dari latar belakang yang diuraikan diatas maka masalah yang akan diuraikan adalah:
1. Bagaimana definisi model komunikasi?
2. Apa fungsi dan manfaat dalam ilmu komunikasi?
3. Apa saja model komunikasi yang ada?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas tujuan makalah ini adalah:
1. Memahami apa itu model dan model komunikasi.
2. Mengetahui fungsi dan manfaat model komunikasi dalam ilmu komunikasi.
3. Dapat mempelajari dan memahami model komunikasi yang ada.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Model Komunikasi

Menurut Effendy (2003) teori dan model komunikasi yang tampil pada tahun
awal sekitar dekade 1940-an dan 1950-an adalah sebagai berikut:

1. Lasswell’s Model (Model Lasswell)

2
Teori komunikasi ini yang dianggap paling awal (1948), Lasswell menyatakan
bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab
pertanyaan: siapa menyatakan apa melalui ssluran apa kepada siapa dengan efek apa.
Sehingga Lasswell menemukan unsur-unsur proses komunikasi yaitu komunikator,
pesan, media, komunikan/penerima, dan efek. Adapun fungsi komunikasi menurut
Lasswell adalah sebagai berikut: pengamatan terhadap lingkungan, korelasi kelompok-
kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi lingkungaan, transmisi warisan soaial
dari generasi yang satu ke generassi yang lain.
2. S-O-R Theory (Teori S-O-R)
Stimulus-Organism-Response ini semua berasal dari psikologi. Objek matererial
dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi
komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. Menurut stimulus
response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus
sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan
reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah:
a. Pesan (stimulus, S) Komunikan (organism,O) Efek (Response, R)
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus
yang menerpa benar-benar melebihi semula . mengutip pendapat Hovland, Janis dan
Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable
penting yaitu:
a) Perhatian
b) Pengertian
c) Penerimaan
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima
atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan
proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya. Maka terjadilah
kesediaan untuk mengubah sikap.

3. S-M-C-R Model (Model S-M-C-R)

3
Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari Source Message Channel Receiver.
Khusus mengenai istilah Channel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu yang berarti
saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua
pengertian, yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer adalah lambang,
misalnya bahasa, gesture, gambar atau warna, yaitu lambang-lambang yang dieprgunakan
khusus dalam komunikasi tatap muka face-to-face communication), sedangkan media
sekunder adalah media yang berwujud, baik media massa, misalnya surat kabar, televisi
atau radio, maupun media nir-massa, misalnya, surat, telepon atau poster. Jadi,
komunikator pada komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu media saja, misalnya
bahasa, sedangkan pada komunikasi bemedia seorang komunikator, misalnya wartawan,
penyiar atau reporter menggunakan dua media, yakni media primer dan media sekunder,
jelasnya bahasa dan sarana yang ia operasikan.

4. The Mathematical Theory of Communication (teori Matematika Komunikasi)

Teori matematikal ini acapkali disebut model Shannon dan Weaver, oleh karena
teori komunikasi manusia yang muncul pada tahun 1949, merupakan perpaduan dari
gagasan Claude E. Shannon dan Warren Eaver. Shannon pada tahun 1948
mengetengahkan teori matematik dalam komunikasi permesinan (engineering
communication), yang kemudian bersama Warren pada tahun 1949 diterapkan pada
proses komunikasi manusia (human communication). Sumber informasi (information
source) memproduksi sebuah (message) untuk dikomunikasikan. Pesan tersebut dapat
terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan, musik, gambar, dan lain-lain. Pemancar
(transmitter) mengubah pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang akan
dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat dari pemancara
kepada penerima (receiver). Dalam percakapan sumber informasi adalah benak (brain)
pemancar adalah mekanisme suara yang menghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah
udara.

5. The Osgood and Schramm Circular Model (Model sirkular Osgood dan Schramm)

4
Jika model Shannon dan Weaver merupakan proses linier, model Osggod dan
Schramm dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi. Perbedaan lainnya adalah
apabila Shannon dan Weaver menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran
yang menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan perkataan
lain komunikator dan komunikan. Schramm dan Osgood menitikberatkan
pembahasannya pad perilaku pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi. Shannon
dan Weaver membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan
distination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman (transmiting) dan
pada sisi penerimaan (receiving ) dari proses. Pada Schramm dan Osgood ditunjukkan
fungsinya yang hampir sama. Digambarkannya dua pihak berperilaku sama, yaitu
encoding atau menjadi, decoding atau menjadi balik, dan interpreting atau menafsirkan.

6. Dance’Helical Model (Model Helical Dance)

Model komunkasi helical ini dapat dikaji sebagai pengembangan dari model
sirkular dari Osggod dan Schramm. Ketika membandingkan model komunikasi linier dan
sirkular, Dance mengatakan bahwa dewasa ini kebanyakan orang menganggap bahwa
pendekatan sirkular adalah paling tepat dalam menjelaskan proses komunikasi. Heliks
(helix), yakni suatu bentuk melingkar yang semakin membesar menunjukkan perhatian
kepada suatu fakta bahwa proses komunikasi bergerak maju dan apa yang
dikomunikasikan kini akan mempengaruhi struktur dan isi komunikasi yang datang
menyusul. Dance menggarisbawahi sifat dinamik dari komunikasi Proses komunikasi,
seperti halnya semua proses sosial, terdiri dari unsur-unsur, hubungan-hubungan dan
lingkungan-lingkungan yang terus menerus berubah. Heliks menggambarkan bagaimana
aspek-aspek dri proses berubah dari waktu ke waktu. Dalam percakapan ,misalnya bidang
kognitif secara tetap membesar pada mereka yang terlibat. Para aktor komunikasi secara
sinambung memperoleh informasi mengenai topik termasa tentang pandangan orang lain,
pengetahuan dan sebagainya.

7. Newcomb’ABX Model (Model ABX Newcomb)

5
Pendekatan komunikasi yang berdasarkan pada pendekatan seorang pakar
psikolog sosial berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam bentuk yang paling sederhana
dari kegiatan komunikasi seseorang A menyampaikan informasi kepada orang lain B
mengenai sesuatu X. Model ini menyatakan bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan
terhadap X adalah saling bergantung dan ketiganya membentuk sistem yang meliputi
empat orientasi.

Seperti dikutip Effendy (2003) menurut Severin dan Tankard (1992) pada model
newcomb ini komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif dimana orang-orang
mengorientasikan dirinya terhadap lingkungannya.

8. The Theory of Cognitive Dissonance (Teori Disonansi Kognitif)

Istilah disonansi kognitif dari teori yang ditampilkan Festinger ini berarti
ketidaksesuain antara kognisi sebagai aspek sikap dengan perilaku yang terjadi pada diri
seseorang. Orang yang mengalami disonansi akan beruapaya mencari dalih untuk
mengurangi disonansinya. Pada umunya orang berperilaku ajeg atau konsisten dengan
apa yang diketahuinya. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa sering pula seseorang
berperilaku tidak konsisten seperti itu. Jika seseorang mempunyai informasi atau opini
yang tidak menuju ke arah menjadi perilaku, maka informasi atau opini itu akan
menimbulkan disonansi dengan perilaku.

9. Innoculation Theory (Teori Inokulasi)

Teori inokulasi atau teori suntikan yang pada mulanya ditampilkan oleh Mcguire
ini mengambil analogi dari peristiwa medis. Orang yang terserang penyakit cacar, polio
disuntik. Diberi vaksin untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuhnya. Demikian
pula halnya dengan orang yang tidak memiliki informasi mengenai suatu hal atau tidak
menyadari posisi mengenai hal tersebut, maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasi atau
dibujuk. Suatu cara untuk membuatnya agar tidak mudah kena pengaruh adalah
”menyuntiknya” dengan argumentasi balasan (counterarguments).

6
10. The Bullet Theory of Communication (Teori Peluru)

Teori peluru ini merupakan konsep awal sebagai efek komunikasi massa yang
oleh para teoritis komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory
yang dapat diterjemahkan sebagai teori jarum suntik.

a. Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis

Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau “melemparkan”


dengan bibir kalau lisan, atau dengan tangan kalau tulisan.

Penangkapan pesan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata,
atau indera-indera lainnya. Adakalanya komunikasi tersebar dalam jumlah relatif banyak,
sehingga untuk menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana, dalam situasi ini
dinamakan komunikasi massa.

b. Teori Komunikasi Relasional

Gregory Bateson melalui Teori Komunikasi Relasional menyebutkan bahwa


komunikasi sebagai interaksi menciptakan struktur suatu hubungan.9 Komunikasi
berfungsi mengukuhkan, mempertahankan, atau mengubah hubungan-hubungan. Bateson
mengemukan dua proposisi yang mendasari teorinya. Yang pertama adalah pesan
mendua. Setiap komunikasi yang bersifat relasional membawa dua pesan, yakni pesan
“report” dan pesan “command”. Pesan “report” menyangkut substansi atau isi
komunikasi, sedangkan pesan “command” menyangkut pernyataan mengenai hubungan.
Sebuah perintah menyerbu pasukan musuh adalah “report” bagi lawan, sedangkan
pernyataan untuk segera menyerang adalah “pesan command”.

Proposisi kedua Bateson adalah hubungan-hubungan yang dicirikan oleh


komplementaris atau simetris. Dalam hubungan komplementer, satu bentuk perilaku
diikuti bentuk anonimnya. Misalnya perilaku dominan dijawab dengan kepatuhan.
Sedangkan dalam hubungan simetri, perilaku seseorang diikuti perilaku sama. Dominan
dengan dominant, patuh dengan patuh, marah dengan marah, dan lain-lain. Sikap
menentang merupakan contoh perilaku simetris .

7
c. Biologi komunikasi dalam pembelajaran

Ilmu Biologi mempelajari fenomena hayati alam (organisme hidup) semesta.


Manusia merupakan salah satu ragam organisme hidup yang ada di alam semesta. Cabang
ilmu biologi yang mempelajari bagian-bagian tubuh manusia antara lain: fisiologi,
neurologi, neurofisiologi, dan lain-lain. Jadi, manusia adalah salah satu bidang obyek
yang dipelajari oleh biologi. Pada sudut pandang ilmu komunikasi, pendekatan biologi
mencoba mengangkat faktor-faktor biologis pada diri manusia komunikan untuk
mempelajari perilaku komunikasinya. Dari penjelasan dua bidang pendekatan ini, jelas
bahwa keduanya menjadikan manusia komunikan sebagai fokus mendekatan dalam sudut
pandang ilmu komunikasi. Dengan demikian, masih menurut penjelasan dua bidang di
atas, kita dapat menyusun elemen-elemen pembeda antara pendekatan biologi dan
psikologi dalam ilmu komunikasi. Pendekatan biologi ilmu komunikasi memulai studinya
aspek-aspek hayati pada diri manusia misalnya, kondisi otak, telinga, mata, dan mulut
(lida dan bibir untuk komunikasi verbal). Sedangkan pendekatan psikologi memulai
dengan studi terhadap perilaku individu manusia.

2.2. Fungsi dan Manfaat Ilmu Komunikasi

Fungsi:

Berikut ini merupakan fungsi komunikasi dalam manajemen keperawatan:

1. Memberikan informasi yang akurat

Fungsi komunikasi dalam manajemen keperawatan yang pertama adalah untuk


memberikan informasi yang akurat sesuai dengan fakta dan bersifat valid kepada pasien
maupun anggota keluarga pasien

2. Tata cara berkomunkasi dengan pasien

Fungsi yang kedua adalah untuk memberikan tata cara dalam menyapa pasien dan
menjawab pertanyaan pasien dengan lengkap. Komunikasi dalam manajemen
keperawatan ini bertujuan untuk menghindari perawat dari jawaban singkat, yang tampak
seperti tidak tertarik memberikan informasi kepada pasiennya.

8
3. Mengoptimalkan pekerjaan seorang perawat

Untuk mengoptimalkan pekerjaan perawat yang sebagaimana tugas seorang perawat


adalah membantu pasiennya dari pasien sakit sampai pasien dinyatakan sembuh. Selain
berhubungan langsung dengan pasien, seorang perawat juga akan berhubungan dengan
anggota keluarga pasien. Komunikasi dalam manajemen keperawatan ini sangat penting
untuk kelancaran dan mengoptimalkan tugas perawat tersebut.

4. Menghindari respon yang tidak baik terhadap pasien

Untuk menghindari perawat dari respon yang tidak baik kepada pasien maupun keluarga
pasien. Seorang perawat dilarang untuk interupsi dalam pembicaraan dengan keluarga
pasien. Jika terjadi hal yang demikian maka sistem komunikasi dalam manajemen
kerperawatan tidak berfungsi dengan baik. Komunikasi dalam manajemen keperawatan
merupakan suatu pedoman seorang perawat saat melaksanakan perkerjaannya.

5. Menjaga kerahasiaan informasi pasien

Komunikasi dalam manajemen keperawatan yang menjadi pedoman bagi seorang


perawat ini berfungsi untuk menjaga kerahasiaan informasi mengenai pasien yang
ditanganinya. Kerahasiaan informasi akan dijaga oleh seorang perawat sesuai dengan
perintah pasien atau keluarga pasien.

6. Menciptakan rasa nyaman kepada pasien

Komunikasi dalam manajemen keperawatan juga berfungsi sebagai kekuatan seorang


perawat untuk menciptakan rasa nyaman kepada pasien. Seorang perawat diminta untuk
berkomunikasi secara informatif dan perusasif dengan tujuan agar seorang pasien dapat
terpengaruh bujukan seorang perawat. Misalnya, seorang pasien yang tidak mau minum
obat atau pasien yang takut dengan jarum suntik. Tugas seorang perawat adalah
membujuk pasien tersebut dengan caranya masing-masing agar pasien mau
melakukannya.

7. Memudahkan proses komunikasi

9
Komunikasi dalam manajemen keperawatan ini memudahkan seorang perawat
berkomunikasi dengan teman kerjanya dan mempermudah dalam proses kerjasama tim
baik dengan sesama perawat maupun dokter. Komunikasi yang dilakukan dalam suatu
pekerjaan akan terstruktur dan tentu saja mudah dimengerti oleh lawan bicaranya

8. Menciptakan komunikasi yang harmonis

Seorang perawat akan berinteraksi langsung dengan seorang pasien maupun keluarga
pasien. Oleh karena itu, komunikasi yang hangat dan terkesan tidak terlalu formal
menjadi kunci utama dalam menjalin kedekatan dengan pasien. Melalui komunikasi
dalam manajemen keperawatan ini, seorang perawat dengan mudah dapat memahami
teknik-teknik dan cara yang tepat untuk tetap menjaga keharmonisan pada saat
berkomunikasi dengan pasien maupun keluarga pasien.

Manfaat:

Komunikasi sangat penting dilakukan demi tercapainya kebahagiaan hidup kita. Ada 4
manfaat dan juga peranan komunikasi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup
manusia  secara umun :

1. Komunikasi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita. Artinya bahwa


perkembangan kita sejak masa bayi sampai masa dewasa mengikuti pola makin
meluasnya ketergantungan kita pada orang lain diawali degan ketergantungan atau
komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi dan lingkaran itu semakin meluas
seiring dengan bertambahnya usia kita. Bersamaan dengan proses itu, perkembangan
intelektual dan sosial kita sangat ditentukan oleh komunikasi kita dengan orang lain.
2. Identitas atau jati diri kita terbentuk melalui komunikasi dengan orang lain. Ini berarti
bahwa selama proses berkomunikasi dengan orang lain, sadar maupun tidak, kita akan
mengamati, memperhatikan, dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan
oleh orang lain terhadap diri kita kita menjadi sadar dan tahu bagaimana pandangan
orang lain terhadap diri kita.  Pelan tapi pasti, berkat refleksi orang lain kita akan mampu
menemukan seperti apa jati diri kita yang sebenarnya.
3. Dengan komunikasi yang benar, kita akan mampu memahami kenyataan yang ada di
sekeliling kita. Juga akan mampu menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang

10
kita miliki tentang kenyataan yang ada di sekitar kita melalui perbandingan dengan
kesan-kesan yang muncul pada orang-orang di lingkungan kita.
4. Komunikasi mempunyai peran sebagai pembentukan sarana kesehatan mental. Kualitas
komunikasi yang prima, terlebih pada orang-orang yang sangat berpengaruh dalam
kehidupan kita akan mampu menciptakan kualitas kesehatan mental kita juga.
Sebaliknya, jika proses komunikasi yang di lakukan menemui berbagai kendala atau
masalah, tentu saja hal ini juga akan mempunyai dampak langsung terhadap kualitas
kesehatan mental kita. Kita juga menjadi cemas, frustasi, dan putus asa.

Ada pun manfaat komunikasi dalam pelayanan keperawatan :

1. Untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui
hubungan perawat dan pasien.  Perawat berusaha mengungkap perasaan,
mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang di lakukan
dalam perawatan.
2.  Untuk mencegah adanya salah pengertian antara perawat dan klien atau pasien.
3.  Untuk  Menumbuhkan rasa percaya pasien terhadap perawat.
4. Untuk membangun rasa saling membutuhkan antara pasien dan perawat.

2.3. Model Komunikasi Yang Ada

1. Model Komunikasi Linear

Model komunikasi linear adalah model komunikasi yang sangat sederhana dan
menggambarkan komunikasi berlangsung secara satu arah. Arus pesan digambarkan
bersifat langsung dari pengirim pesan ke penerima pesan. Dalam model komunikasi
linear tidak terdapat konsep umpan balik dan penerima pesan bersifat pasif dalam
menerima pesan. Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi linear
diantaranya adalah model komunikasi Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model
komunikasi SMCR Berlo, dan model komunikasi Shannon dan Weaver.

2. Model Komunikasi Transaksional

11
Model komunikasi transaksional adalah model komunikasi yang menekankan pada
pentingnya peran pengirim pesan dan penerima pesan dalam proses komunikasi yang
berlangsung dua arah. Model komunikasi transaksional mengaitkan komunikasi dengan
konteks sosial, konteks hubungan, dan konteks budaya. Dalam model ini digambarkan
bahwa kita berkomunikasi tidak hanya sebagai ajang untuk pertukaran pesan melainkan
untuk membangun hubungan. Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi
transaksional diantaranya adalah model komunikasi transaksional Barnlund.

3. Model Komunikasi Interaksi

Model komunikasi interaksi adalah model komunikasi yang menggambarkan komunikasi


berlangsung dua arah. Umumnya model komunikasi interaksi digunakan dalam media
baru seperti internet atau media komunikasi modern. Model komunikasi yang merujuk
pada model komunikasi interaksi adalah model Osgood dan Schramm. Para ahli telah
mengenalkan berbagai macam model komunikasi sebagai upaya untuk menggambarkan
dan menjelaskan proses komunikasi serta berbagai faktor yang mempengaruhi arus serta
efektivitas komunikasi.

BAB III

PENUTUP

12
3.1Kesimpulan

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan, informasi, ide, pikiran, fakta
dan pendapat untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku secara
keseluruhan baik langsung dengan lisan maupun tidak langsung melalui media dengan
menyertakan kode atau lambang-lambang agar lebih mudah dimengerti oleh lawan
komunikasi.

Fungsi dan manfaat komunikasi adalah untuk membangun/menciptakan


pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti
harus menyetujui, tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap,
pendapat, perilaku, ataupun perubahan secara sosial.

Terdapat jenis-jenis komunikasi yaitu komunikasi searah, komunikasi dua arah dan
komunikasi dua arah dan komunikasi berantai.

Pengunaan komunikasi dalam pelayanan keperawatan sanagatlah penting agar


dalam proses perawatan dapat berjalan dengan lancar.

3.2SARAN

Makalah ini tidak membhas secara keseluruhan mengenai tingkat ketidaksadaran atau
dengan kata lain makalah ini masih banyak kekurangan untuk itu mengajak membaca
dari sumberlain sesuai materi dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/28694901/Model-model_komunikasi.docx, Diakses pada Senin 23
Maret 2020, Pukul 19.54 WIB

13
http://komunikasidibidangkeperawatan.blogspot.com/2014/10/komunikasi-di-dalam-
keperawatan.html?m=1/KOMUNIKASI DI DALAM KEPERAWATAN Diakses pada Senin 23
Maret 2020, Pukul 21.44 WIB

14

Anda mungkin juga menyukai