PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) secara global pada tahun 2030
definisi WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari
setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan yang
Indonesia yaitu sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup.2 AKI menurut
Profil Kesehatan Jawa Barat pada tahun 2015 untuk wilayah Jawa Barat
terbesar kematian ibu di Jawa Barat adalah Kabupaten Bogor dimana terjadi
terjadi karena hipertensi dan pre eklamsi berat (PEB) (27,1%), infeksi
darah) dan ruptur uteri. Pada pasca persalinan dapat terjadi karena atonia
uteri, robekan serviks, vagina, dan perineum, sisa plasenta, perdarahan pasca
plasenta.10
hingga atau melebihi 30 menit setelah bayi lahir.5 Retensio plasenta dapat
terjadi karena usia kehamilan yang kurang bulan, kontraksi rahim yang
lemah, dan tindakan manajemen aktif kala III yang tidak benar.6 Adapun
faktor penyebab lain terjadinya retensio plasenta yaitu usia ibu < 20 tahun dan
bayi besar, partus lama atau persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam
pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi, partus presipitatus, kotiledon
Retensio plasenta juga dapat dipengaruhi oleh paritas ibu. Hasil penelitian
Khotijah dan Tri Anasari menunjukkan bahwa ibu bersalin yang paritasnya
dapat terjadi plasenta inkarserata, infeksi karena sebagai benda mati, dan
perdarahan pasca partum yang dapat mengancam jiwa ibu serta perdarahan
Menurut data yang diperoleh dari Bidan Praktik Mandiri (BPM) Bidan
Eka pada bulan 1 Januari 2016 – 31 Desember 2016 angka kejadian Retensio
Plasenta yaitu sebanyak 38 orang dari 360 kelahiran hidup atau sebesar
10,6%.
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam
Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny.N usia 34 tahun
1. Rumusan Masalah
2. Lingkup Masalah
Ruang lingkup dalam penulisan laporan tugas akhir ini ditujukan pada Ny.
BPM Bidan Eka pada tanggal 6 Maret 2017 sampai dengan 10 April 2017.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
tepat baik pada masa intranatal maupun postnatal pada kasus Retensio
Plasenta.
2. Tujuan Khusus
intranatal pada klien dengan retensio plasenta dengan cepat dan tepat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan
keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai,
ibu bersalin.
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri).12
plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap
normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
a. Timbul rasa sakit atau nyeri abdomen oleh adanya his yang bersifat
intermiten datang lebih kuat, sering, dan teratur.
membran yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi
pada 12% wanita, dan lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan
1) Nulipara
2) Multipara
penipisan.
c. Keregangan otot-otot
d. Pengaruh janin
dari biasa.
e. Teori prostaglandin
setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar
persalinan.
a. Power
dari:
1) His
uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba falopii
memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari
b. Passage
utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena
kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
d. Psikis (Psikologis)
e. Penolong
a. Kala I
1) Diagnosis
2) Penanganan
palsu/ belum
inpartu
Serviks berdilatasi
kurang dari 4 cm
I Laten
cm : kecepatan
pembukaan 1 cm atau
kepala dimulai
I Aktif
Serviks membuka
penurunan kepala
II Awal
(nonekspulsif)
Serviks membuka
meneran
II Akhir
(ekspulsif)
b. Kala II
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada
multi.10
1) Diagnosis
rektum terbuka.11
2) Penanganan
c. Kala III
plasenta lahir dan segera setelah itu. Manajemen aktif kala III
yaitu palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang kedua
meliputi:
3) Masase uterus.14
d. Kala IV
1) Diagnosis
bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik
yang luar biasa. Petugas atau bidan harus tinggal bersama ibu dan
2) Penanganan
menit pada jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus
sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus
dan bayi.
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.10 Istilah retensio
Retensio plasenta adalah bila plasenta tidak lepas atau keluar lebih
Plasenta yang sukar dilepas dengan pertolongan aktif kala tiga bisa
disebabkan oleh adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus. Bila
sebagian kecil dari plasenta masih tertinggal di dalam uterus disebut rest
a. Fungsional:
fisiologis.
uterus.
Gejalanya:
b. Plasenta inkarserata
Gejalanya:
4) Perdarahan sedang
c. Plasenta akreta
Gejalanya:
Gejala Separasi/akreta
parsial
Plasenta
Inkarserata
Plasenta
akreta
Konsistensi
uterus
Tinggi
fundus
Bentuk
uterus
ada
Separasi
plasenta
seluruhnya
kecuali akibat
inversion oleh
tarikan yang
pusat.
5. Patofisiologis
plasenta lahir.
17
kala III) dan harus diantisipasi dengan segera melakukan plasenta
a. Schulze
b. Duncan
18
7. Faktor Predisposisi
bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.
a. Grandemultipara
b. Usia
besar.
d. Partus lama
Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih
e. Partus presipitatus
f. Kotiledon tertinggal
b. Plasenta previa
c. Kebiasaan merokok
d. Multiparitas grande.20
19
8. Diagnosa
a. Data subjektif
b. Data objektif
uterus tidak teraba bulat dan keras, kontraksi kurang baik, TFU 1 jari
diatas pusat dan vesika urinaria teraba agak menonjol serta terjadi
9. Penatalaksanaan
plasenta belum lahir dalam satu setengah jam sampai satu jam setelah
Jika plasenta tetap melekat, tidak ada tindakan lain yang harus
upaya terakhir, jika ibu tidak mampu mengejan secara efektif, tekanan
berkontraksi dengan baik. Ibu harus rileks saat bidan member tekanan ke
Metode ini dapat menyebabkan nyeri yang cukup berat dan disstres
inverse akut dapat terjadi. Hal ini merupakan prosedur yang sangat
berbahaya jika dilakukan oleh tangan yang tidak trampil dan tidak
umum ibu. Jika anestetik epidural efektif sudah diberikan dan masih
dilakukan.21
kecuali jika terdapat kedaruratan yang memaksa, tindakan ini tidak boleh
sesuai arah tali pusat. Setelah letak plasenta ditemukan, tali pusat
sepenuhnya.
Pada situasi yang sangat khusus, yaitu ketika tidak ada dokter yang
lebih besar jika anestetik tidak diberikan. Di Negara maju, bidan jarang
penegangan tali pusat untuk terakhir kalinya, jika plasenta tetap tidak
a. Memasang infus set dan cairan infuse NaCl 0,9% atau RL dengan
f. Menjepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva,
(ibu jari merapat ke jari telunjuk dan jari-jari lain saling merapat).
sebelah atas tali pusat dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara
kanan dan kiri sambil digeser ke atas (cranial ibu) hingga semua
dahulu.
meregangkan.
perlahan-lahan.
k. Pastikan plasenta keluar lengkap dan tidak ada yang tersisa (jika
rumah sakit).
berhenti.
c. Lakukan tarikan tali pusat terkendali.
d. Bila tarikan tali pusat tidak berhasil, lakukan plasenta manual secara
hati-hati.
f. Segera atasi atau rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terjadi
1. Pengertian
13,5gr/dl pada laki-laki dewasa dan kurang dari 11,5 g/dl pada wanita
dewasa.
antikostomiasis.22
laki dewasa dan kurang dari 11,5 gr/dl pada wanita dewasa.
2. Tanda dan gejala
berikut:
c. Malaise
d. Sakit kepala
h. Konsentrasi hilang
a. Kulit pucat
3. Klasifikasi
sebagai berikut:
4. Diagnosis
5. Pengaruh anemia
b) Persalinan premature
f) Mola hidatidosa
g) Perdarahan antepartum
terlantar
postpartum
1) Abortus
2) Kematian intrauteri
8) Intelgensis rendah.22
a. Pengertian
membentuk sel drah merah (hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga
800 mg. kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk
dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap
Efek samping dari pil atau tablet tambah darah ini adalah kadang
dapat terjadi mual, muntah, perut tidak enak, susah buang air besar,
Tablet Fe dapat diminum dengan air putih atau air jeruk yang
malam hari sebelum tidur, karena mengurangi efek mual yang akan
timbul setelah meminumnya. Jika diminum pada pagi hari, maka ibu
f. Penyimpanan tablet Fe
atau dekat dengan sumber panas dan setelah bungkus dibuka ditutup
1. Subjektif
2. Objektif
(Pemeriksaan Fisik):
c. Suhu meningkat
a. Diagnosa
plasenta.
b. Masalah
c. Potensial masalah
4. Planning
klien, tindakan segera dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang
manual)
BAB III
TINJAUAN KASUS.
A. DATA SUBJEKTIF
Golongan darah : A -
Bogor
Ibu mengaku hamil 9 bulan, mengeluh mulas sejak pukul 07.00 WIB
pengeluaran lendir darah tetapi belum keluar air-air dari vagina. Gerakan janin
Ini merupakan kehamilan ketiga dan ibu tidak pernah keguguran. HPHT: 15-
posyandu, 3 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga. Ibu
jarang minum Fe yang diberikan oleh bidan mulai dari trimester kedua
kehamilan. Ibu sudah imunisasi TT5 pada tanggal 19-11-2016. Ibu tidak
ini ibu tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya kehamilan. Ibu pernah
HbsAg negatif.
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Anak
ke-
Usia
Jenis
kelamin
Tempat
bersalin
Ditolong
oleh
Jenis
persalinan
Usia
Kehamilan
BB saat
lahir
1. 15th Laki-
laki
Rumah
Sakit
th Laki-
laki
3. Hamil ini
5. Riwayat Kesehatan
diabetes, malaria, HIV/AIDS, ginjal, asma, dan penyakit menular lainnya. Ibu
6. Riwayat Kontrasepsi
memiliki anak lagi. Ibu hamil saat implant sudah dicabut selama 2 bulan.
a. Biologis
Ibu terakhir makan pukul 06.30 WIB dengan nasi dan lauk pauk.
Terakhir minum pukul 10.00 WIB air putih kurang lebih 250 ml.
b. Kesehatan
8. Riwayat Psikososial
mendukung kehamilannya. Status ibu dan suami menikah sudah 16 tahun. Ini
merupakan pernikahan yang pertama bagi ibu maupun suami. Ibu dan
keluarga senang atas kehamilannya yang ketiga ini. Ibu dan keluarga berharap
oleh suami, terkadang keputusan berdua. Ibu ingin bersalin di BPM ditolong
oleh bidan. Ibu memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS). Ibu sudah menyiapkan
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Antropomentri
a. Lila : 25 cm
f. IMT : 21,6kg/m2
3. Tanda-tanda Vital
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,3
d. Pernapasan : 22x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
kelenjar tiroid
pengeluaran kolostrum
terdapat varises.
C. ANALISA
Ny. N 34 tahun G3P2A0 usia kehamilan 37 minggu 3 hari inpartu kala I fase aktif
dengan anemia ringan, janin tunggal hidup, presentasi kepala, keadaan janin baik.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
meneran. Ibu mengatur napas dengan baik dan ibu mengerti untuk
tidak meneran.
hangat ± 200 cc, dan ibu makan nasi dengan lauk pauk.
11.50 Membantu ibu memilih posisi yang nyaman. Ibu memilih posisi
miring kiri.
resusitasi set.
A. DATA SUBJEKTIF
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 82x/menit
c. Suhu : 36,10C
d. Pernapasan : 24x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
C. ANALISA
Inpartu kala I fase aktif dengan anemia ringan, janin tunggal hidup, presentasi
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
meneran. Ibu mengatur napas dengan baik dan ibu mengerti untuk
tidak meneran.
12.38 Membantu ibu memilih kembali posisi yang nyaman. Ibu memilih
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bahwa mulasnya semakin kuat dan sudah ada dorongan untuk
meneran.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital
b. Nadi : 85x/menit
c. Suhu : 36,10C
d. Pernapasan : 24x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
berwarna jernih.
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
mendengarkan.
posisi litotomi.
13.48 Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar diantara
benar.
A. DATA SUBJEKTIF
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Fisik
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
14.19 Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain yang hangat lalu
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak terasa mulas, ibu khawatir karena ari-arinya belum
lahir.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
d. Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Fisik
kemih kosong.
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
belum lahir.
bersedia.
lepas.
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu tidak merasa mulas, ibu khawatir ari-arinya belum juga lahir.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Fisik
kemih kosong.
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
30 menit.
bayi.
diberikan.
dekontaminasi.
14.52 Inform consent untuk tindakan yang akan dilakukan kepada ibu.
Ibu bersedia.
48
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa lega ari-arinya sudah lahir dan ibu merasa mulas.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
b. Nadi : 82x/menit
c. Pernapasan : 20x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
±20cc.
C. ANALISA
49
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
mendengarkan.
15.27 Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu tidak boleh turun dari tempat
15.28 Mengajarkan ibu dan keluarga masase uterus agar rahim tetap
pembalut.
50
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa keluar darah tetapi tidak banyak. Ibu sudah meminum 1 tablet Fe,
Setelah melahirkan ibu sudah mengonsumsi nasi dengan lauk pauk, dan satu gelas
air putih 250 ml pukul 17.00 WIB. Ibu belum tidur setelah melahirkan. Bayinya
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital
b. Nadi : 76x/menit
c. Suhu : 360 C
d. Pernapasan : 18x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
kolostrum.
51
kemih kosong.
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
18.10 Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa pada saat ini ibu
18.12 Memberitahukan kepada ibu untuk tidak takut saat BAK dan BAB.
Ibu mengerti,.
18.15 Mengantarkan ibu ke kamar mandi untuk BAK. Ibu sudah BAK.
52
CATATAN PERKEMBANGAN
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu masih merasa sedikit mulas dan darah yang keluar terasa tidak banyak.
Ibu sudah makan cemilan biscuit dan 1 gelas teh manis hangat pukul 21.00 WIB
ibu sudah BAK 2 kali dan sudah BAB 1 kali. Ibu sudah ke kamar mandi untuk
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital
b. Nadi : 88x/menit
c. Pernapasan : 18x/menit
d. Suhu : 36,20 C
3. Pemeriksaan Fisik
kolosrum.
kemih kosong.
53
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
22.15 Menyarankan ibu untuk istirahat, dan memberitahu ibu tidak ada
makanan apapun yang dipantang selama nifas.
terdapat sisa plasenta atau tidak dengan USG oleh dokter pada hari
CATATAN PERKEMBANGAN
A. DATA SUBJEKTIF
54
Ibu merasa tidak ada keluhan, dan ibu akan segera pulang. Ibu sudah
mengonsumsi nasi dengan lauk pauk, dan satu gelas air putih 250 ml pukul 07.00
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital
b. Nadi : 74x/menit
c. Suhu : 360 C
d. Pernapasan : 18x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
kosong.
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
08.10 Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa pada saat ini ibu
55
dengan baik.
08. 20 Mengingatkan ibu untuk:
dengan baik.
CATATAN PERKEMBANGAN
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu datang ingin USG seperti yang sudah di jadwalkan sebelumnya, ibu tidak
mengalami salah satu dari tanda bahaya nifas. Ibu belum ke puskesmas atau ke
56
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital
b. Nadi : 78x/menit
c. Suhu : 35,80 C
d. Pernapasan : 18x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
kemih kosong.
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
57
17.12 Memberitahukan hasil USG kepada ibu oleh dr. Alex Chandra
SpOG bahwa keadaan ibu saat ini baik-baik saja.
17.20 Memberitahu ibu asupan nutrisi yang baik dan sehat saat masa
CATATAN PERKEMBANGAN
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu tidak ada keluhan dan ibu tidak mengalami salah satu dari tanda bahaya
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital
58
b. Nadi : 74x/menit
c. Suhu : 360 C
d. Pernapasan : 18x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Hb : 11 gr%
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
07.03 Memberitahu ibu asupan nutrisi yang baik dan sehat saat masa
CATATAN PERKEMBANGAN
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa bahwa ASInya sangat banyak dan ibu merasa senang, tidak ada
keluhan lain.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital
b. Nadi : 74x/menit
c. Suhu : 360 C
d. Pernapasan : 18x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
kemih kosong.
kering.
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
15.11 Meminta ibu untuk melakukan senam nifas di waktu luang ibu. Ibu
mengerti.
15.23 Memberitahu ibu asupan nutrisi yang baik dan sehat saat masa
CATATAN PERKEMBANGAN
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu tidak ada keluhan dan ibu tidak mengalami salah satu dari tanda bahaya
nifas.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-Tanda Vital
b. Nadi : 74x/menit
c. Suhu : 360 C
d. Pernapasan : 18x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
kemih kosong.
d. Ekstremitas : Kuku tidak pucat. Tanda homan: negatif.
62
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
Jam Penatalaksanaan
17.20 Meminta ibu untuk melakukan senam nifas di waktu luang ibu.
Ibu mengerti.
63
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas mengenai apa saja yang dilakukan selama
melaksanakan asuhan kebidanan Intranatal Care (INC) dan Postnatal Care (PNC).
Kegiatan asuhan kebidanan ini dilakukan pada Ny. N 34 tahun dengan Retensio
Plasenta di BPM Bidan Eka Kota Bogor, yang dilaksanakan mulai tanggal 6 Maret
A. Kala I
1. Subjektif
tanggal 06-03-2017, ibu mengaku hamil 9 bulan, HPHT: 15-06-2016. TP: 22-
minggu 3 hari. Ibu mengatakan mulas sejak pukul 07.00 WIB, mulas
dirasakan semakin kuat dan teratur, sudah ada pengeluaran lendir darah tetapi
bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. Mulas juga dapat
terjadi karena pengaruh janin, dan juga teori prostaglandin yang dihasilkan
oleh decidua, hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang
tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil
Menurut teori, data subjektif yang didapatkan yaitu akan timbul rasa sakit
atau nyeri abdomen oleh adanya his yang bersifat intermiten datang lebih
kuat, sering, dan teratur, keluar lendir bercampur darah (bloody show).14 Pada
64
pengkajian yang diperoleh, ibu sudah ada tanda-tanda persalinan yang sesuai
dengan teori.
Pada riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu ditemukan ibu hamil
anak ketiga, tidak pernah keguguran dan riwayat persalinan lalu secara vacum
dan spontan ditolong oleh dokter di RS. Persalinan terakhir 7 tahun yang lalu
ditolong oleh bidan normal, tidak ada penyulit, tidak ada riwayat perdarahan.
Ibu periksa ke bidan di posyandu. Ibu jarang minum Fe yang diberikan oleh
bidan mulai trimester kedua. Ibu pernah periksa kadar Hb tanggal 24-10-16 =
anemia ringan, Hb 7-8 gr% = anemia sedang, Hb <7 gr% = anemia berat.
Pengaruh anemia pada saat persalinan salah satunya yaitu kala tiga dapat
diikuti retensio plasenta.22 Dari data yang didapatkan ibu dan teori yang ada
persalinan. Hal ini terjadi pada 12% wanita, dan lebih dari 80% wanita akan
memulai persalinan secara spontan dalam 24 jam.13 Data yang didapat sudah
2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik pada Ny. N pukul keadaan umum ibu tampak
normal. Pada pemeriksaan fisik, wajah tampak sedikit pucat. Pada ibu hamil
Berdasarkan data dan teori yang ada, ibu mengalami salah satu tanda gejala
65
terdapat luka bekas operasi. Palpasi: TFU pertengahan pusat dan Prosesus
Xifoideus, Mc. Donald: 30 cm. teraba bagian keras, bulat, tidak melenting di
Kandung kemih kosong. Auskultasi: DJJ 140x/menit, teratur dan kuat. TBJ:
skene dan kelenjar bartholin, portio tebal lunak, pembukaan 5 cm, ketuban
positif, ubun ubun kecil kanan depan, Hodge-II, tidak ada moulage. Menurut
minimal 2 kali dalam 10 menit). 14 Dari teori dan data yang didapatkan bahwa
Catatan perkembangan ibu pukul 12.30 WIB bahwa ketuban sudah pecah,
ketuban negatif, Hodge-III, ubun ubun kecil depan, tidak ada moulage.
Hasil pemeriksaan fisik pada Ny. N pukul keadaan umum ibu tampak
normal. His semakin kuat. Pemeriksaan abdomen dalam batas normal. Dari
teori dan data yang didapatkan bahwa ibu sudah memasuki tanda-tanda
3. Analisa
66
3 hari inpartu Kala I fase aktif dengan anemia ringan, janin tunggal hidup,
Mengajarkan ibu teknik rileksasi dan menganjurkan ibu untuk mengatur napas
diantara his dan tidak memperbolehkan ibu untuk meneran. Memberikan ibu
ibu untuk memenuhi nutrisi dan hidrasinya, dan untuk tidak menahan BAK
pada partograf.
Menurut teori Bantulah ibu dalam persalinan jika ibu tampak gelisah,
keluhannya dan cobalah untuk lebih sesitif terhadap perasaannya. Jika ibu
memilih posisi yang diinginkan, tetapi jika ibu ingin ditempat tidur sebaiknya
dianjurkan tidur miring kiri, selain itu ajarkan kepadanya teknik bernapas
seperti ibu diminta untuk menarik napas panjang, menahan napasnya sebentar
kontraksi.
67
B. Kala II
1. Subjektif
Pada pukul 13.30 ibu memasuki kala II, ibu mengeluh mulasnya semakin
kuat dan sudah ada dorongan untuk meneran. Menurut teori, data subjektif
yang didapatkan dari tanda gejala kala II yaitu his, menjadi lebih kuat, pasien
mulai mengejan.11 Data subjektif yang diperoleh dari ibu sudah sesuai dengan
teori bahwa ibu sudah memasuki kala II dan segera dipimpin persalinan.
Selanjutnya, bayi lahir spontan pukul 14.15 WIB menangis kuat, tonus otot
2. Objektif
mulasnya semakin kuat dan sudah ada dorongan untuk meneran. Saat
teraba, pembukaan 10 cm, ketuban negatif, Hodge-IV, ubun ubun kecil depan,
tidak ada moulage, terdapat tekanan anus/anus terbuka. Sesuai teori yang ada
bahwa tanda gejala kala II yaitu memastikan pembukaan sudah lengkap atau
kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.13 His menjadi
lebih kuat, kontraksinya selama 50-100 detik, datangnya tiap 2-3 menit,
pasien mulai mengejan, pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah
terbuka.11 Ibu sudah ada tanda gejala yang ada. Selanjutnya ibu dipimpin
bersalin. Selanjutnya, bayi lahir spontan pukul 14.15 WIB menangis kuat,
tonus otot aktif, warna kulit kemerahan. Kala II tidak ada penyulit, normal.
3. Analisa
ditegakkan analisa “Ny. N usia 34 tahun inpartu kala II, janin hidup”.
68
4. Penatalaksanaan
untuk meneran. Memeriksa DJJ untuk mengetahui keadaan janin baik atau
tidak, memberitahukan keadaan janin kepada ibu dan suami bahwa keadaanjanin saat ini dalam batas
normal. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk
handuk bersih di atas perut ibu, meletakkan kain segitiga di bawah bokong
ibu, dan mendekatkan partus set. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik
dan benar diantara kontraksi. Ibu dapat mengikuti dan meneran dengan baik
dan benar. Memimpin persalinan, bayi lahir spontan pukul 14.15 WIB,
menangis kuat, tonus otot aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin
yang kering. Memberi selamat kepada ibu dan bapak atas kelahiran putrinya.
C. Kala III
1. Subjektif
Dari data yang didapatkan bahwa ibu tidak mengalami mulas. Ibu
mengeluh masih merasa mulas pada bagian perut. Hal ini tidak sesuai dengan
teori menurut Kenneth bahwa kontraksi yang dialami ibu adalah tidak normal,
seharusnya ibu mengalami mulas karena hal itu merupakan tanda akan segera
lahirnya plasenta.
2. Objektif
Dari data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik yaitu dengan
melakukan palpasi apakah ada janin kedua atau tidak. Menurut teori,
pengkajian awal pada kala III yaitu palpasi uterus untuk menentukan apakah
ada bayi yang kedua lalu melakukan manajemen aktif kala III.16
69
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
pada 1/3 paha bagian luar 2 menit setelah bayi lahir, selanjutnya menjepit tali
pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding perut bayi, menjepit
umbilical klem 2 cm dari klem pertama dan memotong tali pusat. Meletakkan
bayi secara tengkurap di dada ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini.
Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain yang hangat lalu memakaikan topi
bayi. Menurut teori, penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif
aktif kala III sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
D. Retensio Plasenta
1. Subjektif
Ibu merasa tidak mulas dan merasa takut karena ari-arinya belum lahir 30
lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.
Salah satu gejalanya yang dirasakan oleh ibu yaitu uterus tidak
berkontraksi.10 Ibu merasa tidak mulas sama dengan uterus yang tidak
berkontraksi. Data yang didapatkan tidak ada kesenjangan antara teori yang
ada.
70
2. Objektif
setelah bayi lahir. Pukul 14.45 WIB, 30 menit plasenta belum juga lahir.
plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.9 Pada
composmentis, dan pada pemeriksaan fisik yaitu pada abdomen TFU sepusat,
dengan teori.
3. Analisa
ditegakkan analisa “Ny. N usia 34 tahun P3A0 dengan retensio plasenta dan
anemia ringan”.
4. Penatalaksanaan
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif serta analisa yang
menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami bahwa plasenta belum
lahir. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin kedua karena
plasenta belum juga lahir. Menurut teori, Menurut Claire Banister, oksitosin
otot polos uterus, pada dosis rendah dapat menyebabkan kontraksi berirama
kontinu.24
71
menit dan inform consent untuk pemasangan infus. Memasangkan infus 500
Tangan kiri menahan fundus uteri dan tangan kanan berada di dalam
salam (ibu jari merapat ke pangkal jari telunjuk. Menggerakkan tangan dalam
ke kiri dan kanan sambil bergeser dengan menggunakan sisi ulna untuk
bawah rahim dan melahirkan plasenta. Plasenta lahir pukul 15.05 WIB secara
manual.
Menurut teori, melakukan penatalaksanaan aktif kala tiga pada semua ibu
yang melahirkan melalui vagina. Bila plasenta tidak lahir dalam waktu 15
menit, berikan 10 IU oksitosin IM dosis kedua. Periksa kandung kemih, jika
lahir dalam waktu 30 menit. Pada menit ke 30 coba lagi melahirkan plasenta
dengan melakukan penegangan tali pusat untuk terakhir kalinya, jika plasenta
tetap tidak lahir, rujuk segera. Jika plasenta belum lahir kemudian mendadak
72
Memasang infus set dan cairan infuse NaCl 0,9% atau RL dengan tetesan
cepat, jarum berlubang besar (16 atau 18 G) untuk mengganti cairan yang
kosong. Menjepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva,
tegangkan dengan satu tangan sejajar lantai. Secara obstetrik, masukan tangan
menelusuri sisi bawah tali pusat. Setelah mencapai bukaan servik, minta
menjadi datar seperti member salam (ibu jari merapat ke jari telunjuk dan
pusat tetap disebelah atas dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta
ibu). Bila di korpus depan maka pindahkan tangan ke sebelah atas tali pusat
dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan dinding uterus
ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding uterus maka perluas pelepasan
plasenta dengan jalan menggeser tangan ke kanan dan kiri sambil digeser ke
atas (cranial ibu) hingga semua perlekatan plasenta terlepas dari dinding
uterus, sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan eksplorasi
untuk menilai tidak ada sisa plasenta yang tertinggal, memindahkan tangan
73
luar dari fundus ke supra simfisis (tahan segmen bawah uterus) kemudian
penekanan (dengan tangan yang menahan supra simfisis) uterus kearah dorso-
sarung tangan dan peralatan lainnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit, mencuci tangan dengan saun dan air bersih mengalir, mengeringkan
vital ibu.23
Hasil asuhan kebidanan pada Ny. E, yaitu keadaan umum, perubahan
penanganan kasus ini sebagian besar sudah sesuai dengan teori yang ada dari
beberapa referensi.
E. Kala IV
1. Subjektif
Pada 2 jam pasca persalinan ibu masih merasa mulas pada bagian
perutnya. Hal ini sesuai dengan teori menurut Kenneth bahwa ibu akan
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu
dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa.
Petugas atau bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi dan memastikan
bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang
74
2. Objektif
Data yang didapatkan dari pemeriksaan fisik yaitu keadaan umum ibu
82x/menit, pernapasan 20x/menit. Wajah ibu tampak pucat tetapi tidak ada
tanda-tanda syok. TFU 2 jari dibawah pusat, uterus teraba bulat, kandung
rupture pada bagian kulit perineum dan mukosa vagina. Jumlah perdarahan
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
masase uterus agar rahim tetap berkontraksi dengan baik. Menurut teori,
periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada
jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras.
Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk
75
menangani dan juga mencegah terjadinya infeksi. Jenis obat ini bekerta
diberikan dengan teori yang ada. Penanganan asuhan kebidanan dengan retensio
plasenta di BPM Bidan Eka sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang ada. Ny. N sudah mendapat asuhan yang cepat dan juga tepat, serta Ny.N
dapat melalui masa nifasnya dengan keadaan baik dan juga sehat.
karena ibu memiliki riwayat anemia ringan. Anemia adalah kekurangan sel darah
termasuk ke uterus sehingga kontraksi uterus lemah. Hal ini menyebabkan uterus
tidak cukup kuat untuk melepaskan plasenta. Jaringan penyokong plasenta tidak
berkontraksi maka plasenta plasenta sulit terlepas dari dinding uterus sehingga terjadi
retensio plasenta.
BPM Bidan Eka ini penulis menemukan faktor yang mendukung dan
76
1. Faktor Pendukung
a. Klien dan keluarga sangat terbuka dan kooperatif dalam menerima asuhan
yang diberikan
bidan di BPM Bidan Eka dalam melakukan asuhan dan juga dalam
2. Faktor Penghambat
hambatan yang berarti terjalinnya kerjasama yang baik antara penulis dengan
Ny,N dan keluarga serta kerjasama penulis dengan bidan yang ada di BPM
Bidan Eka.
77
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang terjadi pada pasien serta penatalaksanaan yang telah diberikan. Asuhan
yang diberikan untuk masalah retensio plasenta telah sesuai dengan pelayanan di
1. Data subjektif yang diperoleh dari Ny. N dapat dikaji dengan fokus dan
akurat. Tidak terdapat kesenjangan antara data yang diperoleh dengan teori.
2. Data objektif yang didapat dengan melakukan pemeriksaan fisik, dan data
3. Analisa yang ditegakkan berdasarkan data subjektif yang lengkap serta data
yang didapat ibu tidak mengalami komplikasi dan juga ibu dapat melewati
5. Faktor pendukung yang didapatkan yaitu klien dan keluarga sangat terbuka
kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan khususnya bidan di BPM Bidan
Eka dalam melakukan asuhan dan juga dalam memberikan masukan sehingga
berjalan dengan baik dan optimal dalam pemberian asuhan pada Ny. N. dan
78
B. Saran