Anda di halaman 1dari 7

Nama : Herda Pundhi Saputra

Nim : A2R19019
Kelas : Sarjana Keperawatan Semester 2-A

A. PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan secara umum adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi
kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsure-unsur input (sasaran dan pendidik dari
pendidikan), proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan output
(melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang diharapkan dari suatu promosi atau
pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan.
Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan dalam bidang
kesehatan. Secara opearasional pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk
memberikan dan meningkatkan pengetahuan, sikap, praktek baik individu, kelompok atau
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan kesehatan adalah segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan.

2. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kesehatan

Tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan secara umum yaitu untuk mengubah
perilaku individu atau masyarakat dalam bidang kesehatan. Selain hal tersebut, tujuan
dan manfaat pendidikan kesehatan ialah:
a. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.
b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan
untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan
yang ada.
d. Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan
(dirinya).
e. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah terjadinya sakit,
mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan mencegah penyakit menular.
f. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga dan
masyarakat umum sehingga dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap derajat
kesehatan masyarakat.
g. Meningkatkan pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan terhadap berbagai
penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup
dan perilaku sehat sehingga angka kesakitan terhadap pnyakit tersebut berkurang

3. Dimensi Perilaku
 Perubahan Perilaku
Perilaku tidak sesuai dengan nilai kesehatan menjadi sesuai nilai kesehatan
 Pembinaan Perilaku
Mempertahankan perilaku hidup sehat
 Pengembangan Perilaku
Mebiasakan hidup sehat
Dari poin poin diatas dapat disimpulkan pada diri seorang harus melakukan kesehatan pribadi.
Kesehatan pribadi adalah segala usaha atau tindakan yang dilakukan setiap orang sehingga
kesehatan badan dan rohani akan terpelihara, dan merupakan kebutuhan sehari- hari. Jadi
kesehatan pribadi merupakan usaha atau perilaku manusia untuk menjaga kesehatannya sendiri.
Adapun faktor yang mempengaruhi ada 8 aspek yaitu : kebersihan pribadi,
kebersihan lingkungan, makanan, hidup teratur, daya tahan tubuh, pencegahan terhadap
penyakit, fasilitas penunjang kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan.
4. Hubungan Status Kesehatan, Perilaku dan Pendidikan Kesehatan

Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi 3
faktor pokok yakni :
1) Faktor-faktor prediposisi (predisposing factors)
2) Faktor-faktor yang mendukung (enabling factors)
3) Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors)
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan pendidikan kesehatan
adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu kelompok atau
masyarakat sesuai dengan nila-nilai kesehatan. Dengan kata lain pendidikan kesehatan
adalah suatu usaha ntuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka
berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.

5. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Status Kesehatan


 Faktor keturunan
Merupakan kondisi yang ada pada manusia serta organ manusia
 Faktor pelayanan kesehatan.
Mutu pelayanan yang profesional akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
 Faktor perilaku
Dipengaruhi dari luar misalnya pengaruh dari budaya, nilai-nilai ataupun keyakinan
yang ada dalam masyarakat
 Faktor lingkungan.
Kondisi atau keadaan lingkungan yang menggambarkan kehidupan manusia yang
dihubungkan dengan status kesehatan.

B. PROMOSI KESEHATAN
1. Pengertian
Promosi Kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang untuk
meningkatkan kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan dan dengan demikian
meningkatkan kesehatan mereka. Promosi kesehatan berarti : Membangun kebijakan
publik yang sehat menciptakan lingkungan yang mendukung, memperkuat aksi
komunitas, mengembangkan keterampilan pribadi, dan mengorientasikan layanan
kesehatan. 
Program promosi kesehatan dan pencegahan penyakit fokus pada menjaga orang sehat.
Promosi kesehatan melibatkan dan memberdayakan individu dan masyarakat untuk
terlibat dalam perilaku sehat, dan membuat perubahan yang mengurangi risiko
pengembangan penyakit kronis dan morbiditas lainnya.

2. Sejarah Promkes

a. 1956 Dimulai Kegiatan pengembangan masyarakat  Dr. J SULIANTI mendirikan


proyek bekasi sebagai model pelayanan bagian pengembangan kesehatan masyarakat
Indonesia  PUSAT PELATIHAN TENAGA KES.
b. 1967 Dirumuskan program Kesehatan Masyarakat Terpadu sesuai kondisi dan
kemampuan rakyat Indonesia. Konsep Puskesmas oleh DR. AHMAD
DIPODILOGO  Sistem Puskesmas Type A,B,C.
c. 1984 Tanggung jawab puskesmas di tingkatkan POSYANDU
d. 1990 AN  PKM  SALAH SATU DARI 13 PROGRAM PUSKESMAS
e. PEND.KES  PROMKES , karena perubahan perilaku hidup sehat sangat lamban 
Dampak perbaikan kesehatan sangat kecil Pengetahuan tentang kesehatan
tinggi,tapi praktek rendah
f. Dari Pengalaman  PENKES hanya mementingkan perubahan perilaku dan
pemberian informasi / penyuluhan kesehatan tetapi kurang melihat bahwa perubahan
perilaku perlu fasilitas. 1984 WHO merefitalisasi PENKES menjadi PROM KES
3. Konsep Promkes

I. Bagian tingkat pencegahan Level & Clark ada 5 tk :

a. Peningkatan kesehatan (health promotion)

Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan


proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga dapat menguntungkan
manusia dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki
lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat.

Contoh :

a. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)


b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air
bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya untuk kalangan
menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.
d. Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
e. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.
f. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
g. Rekreasi atau hiburan untuk perkembangan mental dan social

b. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit


tertentu (general and specific protection)

Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit,


menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap
prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini
dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit
tertentu.

Contoh :

a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah


penyakit dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN )
b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya yang terkena flu
burung ditempatkan di ruang isolasi.
c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja
dengan menggunakan alat perlindungan diri.
d. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan
racun maupun alergi.
e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan kegiatan jumsih “
jum’at bersih “ untuk mebersihkan sungai atau selokan bersama – sama.
f. Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS.
c. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan
tepat (early diagnosis and prompt treatment)

Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan


penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.

Contoh :

a. Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda – tanda anemia diberikan tablet
Fe dan dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi
b. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya
pemeriksaan darah, rontgent paru.
c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat
segera diberikan pengobatan.
d. Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker

d. Pembatasan kecacatan (dissability limitation)

Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien


dengan penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih
berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya
kecacatan yang akan timbul.

Contoh :

a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak
terjadi komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat
b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak
melakukan gerakan – gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan
pada kaki yang cacat.
c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan
pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.

e. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)

Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke


masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak
menjadi beban orang lain.

Contoh :
a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat. Misalnya, lembaga untuk rehabilitasi mantan PSK, mantan
pemakai NAPZA dan lain-lain.
b. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan
memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk
bertahan.  Misalnya dengan tidak mengucilkan mantan PSK di lingkungan
masyarakat tempat ia tinggal.
c. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita
yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
d. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang
setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

II. Promkes memasarkan, menjual, atau memperkenalkan pesan- pesan


kesehatan kepada masyarakat dan masyrakat menerima atau membeli.
oleh sebab itu, promosi kesehatan dalam konteks ini adalah peningkatan
kesehatan. Sedangkan pengertian yang kedua ; promosi kesehatan diartikan
upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan atau “menjual” kesehatan.
Dengan perkataan lain, promosi kesehatan adalah “memasarkan” atau “menjual”
atau “memperkenalkan” pesan-pesan kesehatan atau “upaya-upaya” kesehatan,
sehingga masyarakat “menerima” , atau “membeli” (dalam arti menerima
perilaku kesehatan) atau “mengenal” pesan-pesan kesehatan tersebut, yang
akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat. Dari pengertian promosi
kesehatan yang kedua ini, maka sebenarnya sama dengan pendidikan kesehatan
(Health Education), karena pendidikan kesehatan pada prinsipnya bertujuan agar
masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Memang, promosi
kesehatan dalam konteks kesehatan masyarakat pada saat ini dimaksudkan
sebagai revitalisasi atau pembaruan dari pembagian kesehatan pada waktu yang
lalu. 

Anda mungkin juga menyukai