Anda di halaman 1dari 9

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap Kimia Analitik I yang berjudul “Ekstraksi Kontinyu


Minyak Nabati “ yang disusun oleh :
Nama : Arin Dayu S
Nim : 1413041004
Kelas / Kelompok : Pendidikan kimia / V
telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisiten dan koordinator asisten, dan dinyatakan
diterima.

Makassar, Mei 2016


Koordinator Asisten Asisten

Heril Hidayat S.Pd Laylah Fiamanillah Ahmad S.Pd

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Drs. H. Alimin, M.Si


NIP: 19600815 198601 1 002

\
A. JUDUL PERCOBAAN
Ekstraksi Kontinyu Minyak Nabati

B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu:
1. Mengekstrak minyak nabati dari sampel (buah jarak, kecang-kacangan) dengan
menggunakan soxhlet.
2. Menentukan kadar minyak dari sampel dengan cara destilasi.

C. LANDASAN TEORI
Destilasi merupakan teknik pemisahan campuran dalam fasa cair yang
homogen dengan cara penguapan dan pengembunan sehingga diperoleh distilat
yang relative banyak mengandung komponen volatile. Cairan mendidih yaitu
cairan yang diuapkan oleh gelembung-gelembung yang terbentuk dalam cairan.
Jika pemberian panas ditambah, kecepatan gelembung yang terbentuk bertambah
dan kalor penguapan diserap. Titik didih suatu cairan sama dengan tekanan uap
yang disebabkan oleh udara atmosfer, uap dan gas lainnya. Titik didih pada
tekanan 760 mmHg dinyatakan sebagai titik didih normal. Jika suatu cairan
dipanaskan dalam labu dengan pembakar bunsen, akan terbentuk gelembung.
Tekanan uap pada suhu jauh lebih besar dari pada tekanan atmosfer dan tekanan
kolom cairan, maka uap mengembang. Kondisi ini menghasilkan pendidihan tak
teratur dan dikatakan “tumbukan” ( Tim Dosen Kimia Analitik, 2016 :25).
Destilasi didefinisikan sebagai sebuah proses dimana campuran dua atau
lebih zat liquid atau vapor dipisahkan menjadi komponen fraksi yang murni,
dengan pengaplikasian dari perpindahan massa dan panas. Umumnya proses
distilasi dalam skala industri dilakukan dalam menara, oleh karena itu unit proses
dari distilasi ini sering disebut sebagai menara distilasi atau kolom distilasi.
Kolom distilasi biasanya berukuran 2-5 meter dalam diameter dan tinggi berkisar
antara 6-15 meter. Masukan dari Kolom Distilasi biasanya berupa cair jenuh
(cairan yang dengan berkurang tekanan sedikit saja sudah akan terbentuk uap) dan
memiliki dua arus keluaran, arus yang diatas adalah arus yang lebih volatil dan
arus bawah yang terdiri dari komponen berat. Dalam anatomi proses industri
kimia, keberadaan Kolom Distilasi dalam tahapan pemisahan atau pemurnian
produk sudah sangat banyak diaplikasikan (Komariah, 2009: 19).
Prinsipnya destilasi merupakan cara untuk mendapatkan air bersih
melalui proses penyulingan air kotor. Pada proses penyulingan terdapat proses
perpindahan panas, penguapan, dan pengembunan. Perpindahan panas terjadi dari
sumber panas menuju air kotor. Jika air terus - menerus dipanaskan maka akan
terjadi proses penguapan. Uap ini jika bersentuhan dengan permukaan yang
dingin maka akan terjadi proses kondensasi pada permukaan dingin tersebut. Pada
proses destilasi yang diambil hanyalah air kondensatnya, kuman dan bakteri akan
mati oleh proses pemanasan, dan kotoran akan mengendap di dasar basin Salah
satunya yang bisa digunakan yaitu energi matahari. Pada sistem destilasi air laut
tenaga surya, plat penyerap sangat berperan penting karena berfungsi sebagai
penyerap sinar radiasi matahari dan mengkonversikannya menjadi energi panas
yang akan memanaskan air laut yang ada di atasnya._Berdasarkan hipotesa awal
dari penulis bahwa plat penyerap tipe datar kurang optimal, penulis akan mencoba
untuk membuat suatu rancang bangun dan membandingkan performansi alat
destilasi air laut yang menggunakan penyerap tipe datar, penyerap tipe
bergelombang, dan penyerap tipe bergelombang yang dilapisi batu kerikil. Atas
dasar pemikiran bahwa penyerap tipe bergelombang memiliki luas bidang
penyerapan panas lebih besar dibandingkan dengan penyerap tipe datar. Pengujian
dilakukan dari pukul 09.00 Wita sampai dengan pukul 17.00 Wita. Volume air
laut yang di uji sebanyak 30 liter. Hasil pengujian menunjukkan penyerap radiasi
tipe bergelombang yang dilapisi batu kerikil lebih banyak menghasilkan
kondensat yaitu sebesar 1295 gram dengan efisiensi rata-rata mencapai 12,33%,
dan penyerap radiasi tipe bergelombang menghasilkan kondensat sebesar 1250
gram dengan efisiensi rata-rata mencapai 12,55%. Sedangkan penyerap radiasi
tipe datar hanya bisa menghasilkan sebesar 795 ml dengan efisiensi rata-rata
mencapai 8,48% (Astawa, 2011: 7).
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara
dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk
pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik.
Cara ini dapat juga digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk
kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga digunakan untuk analisis makro
maupun mikro. Eksraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan
preparative dalam bidang kimia organic, biokimia, dan anorganik. Alat yang
digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet,
sampai yang paling rumit berupa alat “counter current craig’’. Dalam analisis
kimia penentuan suatu ion logam yang lainnya akan menggagu identifikasi dan
penentuan kadarnya. Melalui proses ekstraksi, ion logam dalam pelarut air ditarik
keluar dengan suatu pelarut organik. Secara umum, ekstraksi ialah proses
penarikan suatu zat terlarut dari larutannya didalam air oleh suatu pelarut lain
yang tidak dapat bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi ialah untuk memisahkan
suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai
(Soebagio, 2002: 34).
Zat-zat tertentu lebih mudah larut dalam pelarut tertentu dibandingkan
dengan pelarut-pelarut lain. Jadi iod lebih mudah larut dalam karbondisulfida atau
karbontetraklorida daripada dalam air. Lagi pula, bila cairan-cairan tertentu
sepertikarbon disulfide dan air dan juga eter dan air, dikocok bersama-sama dalam
suatu bejana dan campuran kemudian dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah
membentuk dua lapisan. Cairan semacam itu dinamakan zat tak saling campur
(Svehla, 1986: 139).
Minyak nabati adalah senyawa minyak terbuat dari tumbuhan.
Digunakan dalam makanan dan untuk memasak. Beberapa minyak nabati yang
biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit pafrika, jagung, zaitun, minyak lobak,
kedelai, kemiri dan bunga matahari. Minyak nabati yang sangat tak jenuh
dikonveksi menjadi lemak nabati padat, seperti merek krista, lewat hidrogenasi
katalitik sebagian atau semua ikatan rangkapnya. Proses ini yang disebut
pengerasan. Diilustrasikan dngan hidrogenasi gliseril trioleat menjadi gliseril
stearate (Hart, 2003: 461-465).
Menurut Soebagio (2002:48-50) teknik eksraksi dapat dibedakan menjadi
3 cara yaitu:
1. Ekstraksi bertahap
Ekstraksi bertahap merupakan metode eksraksi paling sederhana. Zat yang
akan di ekstrak dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan kedalam corong
pemisah. Pelarut pengekstrak (biasanya pelarut organik) ditambahkan pada larutan
air agar zat terlarut dapat di ekstrak kedalam cairan pengekstrak. Campuran dalam
corong pemisah tersebut harus dikocok berulang kali.
2. Ekstraksi Kontinyu (ekstraksi sampai habis – ekstraksi serba terus)
Teknik ekstraksi kontinyu ini khususnya bagi zat dengan harga D sangat
kecil atau sama dengan 1. Jika keadaan ini terjadi maka ekstraksi bertahap dengan
corong pisah menjdi tidak efektif karena dilakukan ratusan kali.
3. Ekstraksi dengan arah berlawanan menurut craig
Ekstraksi dengan carav “counter current” ini menurut craig merupakan
salah satu cara dari berbagai cara untuk memisahkan dua zat atau lebih apabila
angka banding distribusi dari zat-zat tersebut sangat kecil.

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Mortar dan alu
b. Soxhlet
c. Alat destilasi
d. Pipet tetes
e. Botol semprot
f. Gelas ukur 50 mL
g. Lab kasar dan lap halus
2. Bahan
a. Buah kemiri
b. Petroleum eter
c. Aquades
d. Aluminium foil
e. Kertas saring
E. PROSEDUR KERJA
1. Ditimbang 50 gram buah kemiri yang telah ditumbuk. Dibungkus dengan
kertas saring dan dibentuk sesuai dengan ukuran labu soxhlet yang digunakan.
Ditutup bagian atas dan bawah kertas saring dengan kapas kemudian masukkan
dalam labu perendaman dalam alat soxhlet.
2. Petroleum eter dimasukkan dalam labu godog alat soxhlet sebanyak kurang
lebih 60% dari volume labu dan beberapa butir batu didih. Dirangkaikan kealat
labu soxhlet.
3. Dilakukan ekstraksi dengan memanaskan perlahan labu godog sampai terjadi
sirkulasi pelarut (labu godog-labu perendaman-labu godog) 4 sampai 5 kali
selam kurang lebih 2 jam.
4. Labu perendaman dan pendingin soxhlet diganti dengan pendingin destilasi.
Dilakukan proses destilasi untuk memisahkan petroleum eter.
5. Residu dipindahkan kedalam cawan porselin dan diuapkan sampai bebas dari
bau petroleum eter.
6. Residu didinginkan, ditimbang dan diukur volumenya untuk menentukan berat
jenisnya.

F. HASIL PENGAMATAN
No Perlakuan Hasil
1 Buah kemiri dihaluskan lalu 25 gram
ditimbang
2 Dibungkus dengan kertas saring Sampel terendam petroleum
kemudian dimasukkan kedalam
soxhet + petroleum eter
3 Diekstraksi ±4-5 kali selama ±2 Larutan bertambah sedikit dan
jam berwarna kuning bening
4 Didestilasi Larutan berwarna kuning bening

G. ANALISIS DATA
Dik : m kemiri = 50,00 garam
m minyak = 13,555 gram
Dit :kadar minyak ?
Massa jenis ?
1. Kadar minyak kemiri
mminyak
Kadar= x 100 %
mkemiri
13,555 gram
¿ x 100 %
50,00 gram
¿ 27,11 %
2. Massa jenis minyak yang diperoleh
m minyak
ρ=
volume minyak
13,5555 gram
¿
16,00 mL
¿ 0,8472 gram/ml

H. PEMBAHASAN
Ekstraksi merupakan salah satu teknik pemisahan, dimana dalam ekstraksi
pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair yang
tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara
cepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini dapat juga
digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Alat yang digunakan dapat
berupa corong pemisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet, dan yang paling
rumit berupa alat “counter current craig’’ (Soebagio, 2003: 34).
Percobaan ekstraksi yang dilakukan kali ini merupakan jenis ekstraksi
kontinyu. Pada prinsipnya di dalam peralatan yang digunakan dalam ekstraksi
kontinyu ini, terjadi aliran kontinyu (terus menerus) dari pelarut melalui suatu
larutan zat yang akan diekstrak. Pelarut yang telah membawa zat yang terekstrak
diuapkan kemudian didinginkan sehingga dapat digunakan lagi (Soebagio,
2003:49). Pada percobaan ini zat yang diekstrak yaitu kemiri, adapun larutan yang
digunakan yaitu petroleum eter. Sebelumnya kemiri yang akan diekstrak terlebih
dahulu digerus hingga halus, hal ini bertujuan untuk memperluas permukaan
kemiri sehingga ekstraknya akan mudah terpisah. Penggunaan larutan petroleum
eter dalam percobaan ekstraksi ini dikarenakan petroleum eter memiliki sifat yang
sama dengan minyak nabati yaitu bersifat non polar, selain itu petroleum eter juga
merupakan pelarut yang mudah menguap sehingga akan mudah memisahkan
minyak dengan petroleum eter. Sebelum melakukan proses ekstraksi, kedalam
labu godok yang berisi pelarut petroleum eter dimasukkan juga bebrapa butir batu
didih. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya letupan pada saat proses
pemanasan, juga untuk menghomogenkan suhu atau panas dalam larutan. Sesaat
setelah dilakukan proses ekstraksi, larutan minyak hasil ekstrak yang diperoleh
diuapkan kembali dengan menggunakan cawan penguap untuk menghilangkan
kandungan petroleum eter yang terdapat di dalam minyak. Penggunaan cawan
penguap ini, akan mempermudah proses penguapan petroleum eter karena
memiliki permukaan yang lebar.
Proses destilasi yang dilakukan dalam percobaan ini ditujukan untuk
menghilangkan sisa-sisa pelarut yang masih terdapat/tertinggal didalam minyak
nabati hasil ekstraksi. Adapun hasil yang diperoleh yang diperoleh pada
percobaan ini yaitu kadar minyak sebesar 27,11 % dan massa jenisnya sebasar
0,8472 gram/ml. Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori bahwa massa jenis

minyak nabati 0,81 gram/mL.

I. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
a. Minyak nabati dapat diperoleh dengan jalan ekstraksi menggunakan soxhlet
dan alat destilasi dengan pelarut eter
b. Kadar minyak dalam sampel 27,11 %.dengan ρ = 0,8472 g/mL
2. Saran
Disarankan kepada praktikan, dalam melakukan percobaan tetap hati-hati
dan harus benar-benar paham mengenai apa yang akan dilakukan didalam lab
sehingga hasil yang diperoleh tidak menyimpang/sesuai dari teori.
DAFTAR PUSTAKA

Astawa, Ketut. 2011. Analisa Performansi Destilasi Air Laut Tenaga Surya
Menggunakan Penyerap Radiasi Surya Tipe Bergelombang Berbahan
Dasar Beton. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol. 5, No. 1.

Hart, Harold. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Komariah, Leily Nurul. 2009. Tinjauan Teoritis Perancangan Kolom Destilasi


Untuk Pra-Rencana Pabrik Skala Industri. Jurnal Teknik Kimia. Vol.4,
No.16.

Soebagio,dkk.2002. Kimia Analitik II.Malang :JICA.


Svehla,G.1986. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT.
Kalman Media Pustaka.
Tim Dosen Kimia Analitik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Analitik II.
Makassar: UNM

Anda mungkin juga menyukai